Anda di halaman 1dari 16

Dibuat oleh:

Nama: Fahriza Septian Aditya

Nim :5231131015

Kelas : PTE A

Prodi : Pendidikan teknik elektro

UJIAN TENGAH SEMESTER


MATAKULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
KELAS A, PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Petunjuk.

1.Kerjakan seluruh soal ujian ini. Setiap jawaban mesti ada referensi yang dirujuk dan
pendapat anda. Tuliskan referensi yang dirujuk seperti penulisan daftar pustaka pada
tulisan ilmiah.

2.Jawaban boleh diketik maupun ditulis tangan dan dikumpulkan secara kolektif oleh
Komting dengan membuat list nama-nama pengumpul UTS paling lambat hari Selasa/10
Oktober 2023 pukul 16.00 WIB. (tempat pengumpulan menyusul)

3.Jawaban ujian tidak boleh ada yg sama. Bila ada yang sama, dianggap tidak
mengumpul UTS.

Soal:

1.Jelaskan ruang lingkup dari peraturan yang mencakup tentang K3 kelistrikan!

2.Sebutkan dan jelaskan APD khsusus yang digunakan oleh petugas listrik! Berikan
contoh gambar pada setiap APD.

3.Jelaskan secara teoristis sedikitnya 3 contoh kecelakaan kerja di bidang kelistrikan


dan cara penncegahan serta penanggulangan kecelakaan tersebut!.

4.Carilah 3 contoh kasus pelanggaran K3 Kelistrikan? Jelaskan dengan waktu, tempat


kejadian, korban, penyebab dan tanggapan Anda tentang kejadian tersebut serta
cantumkan sumber beritanya!

- Selamat mengerjakan -
Ruang lingkup

(1) Pelaksanaan K3 listrik merupakan pelaksanaan persyaratan K3 yang meliputi:


a. perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, pemeliharaan;
b. pemeriksaan dan pengujian

(2) Persyaratan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada kegiatan:
a. pembangkitan listrik;
b. transmisi listrik;
c. distribusi listrik; dan
d. pemanfaatan listrik;
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima puluh) volt arus bolak balik atau 120
(seratus dua puluh) volt arus searah.

Perencanaan, Pemasangan, Penggunaan, Perubahan dan Pemeliharaan

(1) Kegiatan perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan yang


dilaksanakan pada kegiatan pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik
wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap instalasi,
perlengkapan, dan peralatan listrik.
(3) Standar bidang kelistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Standar Nasional Indonesia;
b. Standar Internasional; dan/atau
c. Standar Nasional Negara lain yang ditentukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Listrik.

Pendapat saya adalah: dalam kelistrikan untuk melindungi pekerja dan masyarakat.Di buat nya
peraturan ini agar memastikan pekerja melakukan pekerjaan nya dengan selamat karna resiko
dalam pekerjaan ini sangatlah tinggi

Sumber:http://dutaselarassolusindo.com
1.Helm Pengaman (Safety Helmet)

Tujuan menggunakan helm adalah untuk menghindari


benturan benda tajam dan berat yang dapat melukai
kepala. Selain itu, kepala juga terlindung dari api,
percikan listrik, suhu ekstrem, dan radiasi panas.

Helm digunakan utamanya pada pekerjaan konstruksi,


karena kemungkinan dari bahaya material-material yang
jatuh dari atas bangunan.
2.Penutup Telinga (Ear Muffs)

Penggunaan ear muffs sangat tepat apabila Anda terpapar


suara 40 hingga 50 dB dan 100–8000Hz. Ukurannya pun
dapat mengakomodasi segala ukuran telinga karena
umumnya dibuat dengan bantalan cukup besar untuk
menutup seluruh daun telinga.

Meski begitu, sebaiknya hindari penggunaan ear muffs


dalam jangka waktu yang terlalu lama karena
dikhawatirkan akan membuat bantalan mengerut dan
mengeras.
3.Penyumbat Telinga (Ear Plug)

Menggunakan ear plug dapat menghalau suara


bising yang dapat merusak organ dalam telinga
hingga kurang lebih 30 dB.

Anda dapat menemukan dua jenis ear plug, yaitu


yang dapat digunakan berkali-kali (non disposable)
dan sekali pakai (disposable). Disposable ear plug
umumnya berbahan dasar kapas sedangkan non
disposable ear plug berbahan dasar plastik cetak atau
karet.
4.Kacamata Pengaman (Safety Glasses)

Mata adalah organ vital yang sangat rentan karena


teksturnya yang lunak dan hanya dilapisi oleh kulit
tipis, yaitu kelopak mata. Sehingga, penggunaan
APD untuk melindungi fungsi mata adalah hal yang
wajib dilakukan.

Kacamata dapat menjaga mata, baik dari paparan


debu maupun asap yang dapat membuat mata iritasi,
percikan listrik yang umumnya terjadi di dalam
laboratorium, atau cahaya yang sangat terang dan
panas.
5.Tali Pengaman (Safety Harness)

Safety harness pada dasarnya adalah bagian dari sabuk


keselamatan yang wajib digunakan orang yang harus
berhadapan dengan ketinggian.

Ada dua macam safety harness: full body harness dan non-full.
Sesuai SK Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kerja,
penggunaan full body harness wajib untuk di tempat tinggi yang
rawan terjatuh.

Supaya fungsinya dapat dirasakan secara maksimal, umumnya


penggunaan harness juga dilengkapi dengan berbagai peralatan
lain, seperti decender, rope clamp, dan karabiner.
6.. Sabuk Pengaman (Safety Belt)

Sama seperti poin sebelumnya, alat ini juga digunakan


ketika pekerja bekerja di ketingian. Perbedaan antara
safety harness dan safety belt bisa dilihat dari bentuk
ikatan dan fungsinya. bentuk ikatan full safety harness
adalah menyelimuti seluruh tubuh.

Sedangkan safety belt hanya mengikat pada bagian


pinggang saja. Alat pelindung diri ini digunakan ketika
resiko jatuh dari ketinggian minim, berkebalikan dengan
safety harness.
7.Sarung Tangan (Gloves)

Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan kimia, proses


pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya mengharuskan
pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya risiko
cedera.Beberapa jenis sarung tangan yang paling banyak digunakan
adalah:

Rubber gloves (sarung tangan karet), berfungsi untuk melindungi kulit


dari kontak langsung dengan tegangan tinggi listrik.
8.Coverall atau Wearpack

Wearpack adalah pakaian khusus yang dipakai oleh orang-orang yang memiliki risiko pekerjaan
tinggi. Model pakaian ini umumnya menutupi leher hingga mata kaki sehingga dapat
mengamankan seluruh tubuh.

Pekerja bengkel, tambang, dan pemadam kebakaran adalah orang-orang yang hampir selalu
menggunakan wearpack demi keselamatan mereka. Menggunakan APD ini diharapkan tubuh
terlindung dari percikan minyak, bensin, panas, api, sengatan listrik

Bahan yang digunakan pun bervariasi. Ada yang menggunkan bahan drill dan katun untuk
pekerjaan yang tak bersentuhan dengan api. Namun ada juga katun anti api yang mengurangi
kemungkinan tubuh melakukan kontak fisik dengan api.

Garis terang yang ada pada wearpack, umumya berwarna hijau kekuningan, bernamascotch light
supaya terhindar baik dari risiko tertabrak kendaraan maupun kelalaian manusia lainnya.
9.Sepatu Pengaman (Safety Shoes)

Serupa dengan boot, sepatu pengaman ini membantu kaki Anda terlindung dari
bahaya sengatan listrik, tusukan benda tajam, benturan benda berat, dan lain-lain.

Sepatu jenis ini umumnya lebih tahan lama dibandingkan dengan macam sepatu
yang lain, sehingga dapat tetap berfungsi optimal dalam periode waktu yang
panjang.

Anda dapat memilih material pembuat sepatu pengaman sesuai dengan kebutuhan.
Ada yang memang didesain supaya tahan selip, tahan bahan panas, tahan listrik,
dan tahan bahan kimia.

Pendapat saya adalah pekerja wajib menggunakan APD dikarenakan sangat


penting untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja di dalam bidang kelistrikan

Sumber:Salamadian.com
Kebanyakan kecelakaan listrik terjadi karena individu:
 bekerja pada atau di dekat peralatan yang dianggap mati tetapi yang, pada
kenyataannya, hidup
 bekerja pada atau di dekat peralatan listrik hidup, tetapi mereka yang terlibat
tidak dibekali pelatihan yang memadai atau peralatan yang sesuai, atau
mereka tidak mengambil tindakan pencegahan yang memadai
 penyalahgunaan atau menggunakan peralatan listrik secara salah.

Cara mencegah kecelakaan kelistrikan:

 menjaga semua instalasi listrik dalam keadaan baik


 memberikan cukup socket-outlet untuk peralatan yang digunakan
 menghindari kelebihan kotak kontak
 memberikan saklar akses dan jelas diidentifikasi ( ‘Emergency Off’ atau
tombol ‘EMO’) dekat mesin untuk memotong daya dalam keadaan darurat
 untuk peralatan portabel, terhubung ke soket-outlet terdekat sehingga dapat
dengan mudah terputus dalam keadaan darurat.

Pendapat saya adalah agar selalu berhati-hati dan selalu memperhatikan sesuatu
tegangan yang sedang di kerjakan itu sedang mati atau mengunakan alat APD
untuk mengurangi resiko kecelakaan dalam pekerjaan tersebut.

Sumber:https://indonesiasafetycenter.com

Liputan6.com, Palu - Penyelidikan polisi terhadap kasus itu untuk


mengungkap adanya dugaan maladministrasi hingga standar keselamatan kerja
yang diabaikan pihak perusahaan kontraktor yang membuat 3 pekerja tewas
tersetrum.
Penyelidikan mulai dari bagaimana kejadiannya, apa kesalahannya, dan
apakah administrasi lengkap. sekarang masih diproses oleh Polresta Palu," ujar
Kasat Reskrim Polresta Palu, AKP Ferdinand Nomberi, Senin (5/9/ 2022).

Tiga orang yang tewas tersengat listrik itu diketahui merupakan pekerja
perusahaan CV Wahyu Tunggal Jaya yang mengerjakan pengadaan dan
pemasangan rambu jalan, proyek Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah.

Sementara itu, pihak PLN Area Palu menyebut pengerjaan traffic light di
Jalan Sukarno Hatta, Kota Palu tersebut tidak dikoordinasikan ke PLN. Bahkan,
temuan di lokasi kejadian, para pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri
yang sesuai standar atau mengabaikan keselamatan pekerja.

"Bahkan ada yang hanya menggunakan sendal jepit. Pekerjaan itu sepihak
tanpa pemberitahuan kepada kami (PLN)," Ika Safitri, Kepala Seksi Penerangan
Jalan Umum PLN Area Palu, mengatakan, Senin pagi (5/9/2022).

Setiap pekerjaan yang bersentuhan dengan listrik atau mendekati tiang listrik,
kata Ika, harus disampaikan ke pihak PLN karena memiliki risiko tinggi.

Sebelumnya, 8 pekerja kontraktor pemeliharan penerangan jalan menjadi


korban tersetrum listrik di Jalan Sukarno Hatta, Palu, Senin (5/9/2022). Tiga di
antaranya bahkan tewas. Para korban menderita luka bakar dan tengah dirawat di
RSUD Undata, Palu.
AMBON,MRNews.com,- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero
Wilayah Maluku-Maluku Utara segera melakukan investigasi di lapangan terkait
kasus Mualif (25), salah seorang petugas dari mitra kerja (bukan pegawai PLN) PT
63 yang terkena sengatan listrik jaringan tegangan menengah (JTM) di kawasan
jalan Dr Latumeten, Jumat (10/5/19) pagi. Mualif pun kemudian diselamatkan oleh
seorang polisi yang bertugas di Humas Polres Pulau Ambon dan Pp Lease, Bripda
Angga. Saat ini Mualif dirawat di RST Ambon.

PLN segera lakukan investigasi di lapangan terkait kasus ini dan telah
berkomunikasi dengan korban setelah siuman di rumah sakit. Korban bernama
Mualif, petugas dari mitra kerja yaitu PT 63. Kami juga sudah lakukan koordinasi
dengan mitra kerja untuk bagaimana pun secara laporan kami akan investigasi
terhadap musibah tersebut,” tandas Manager Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah
Maluku dan Maluku Utara, Ramli Malawat kepada media di kantornya, Jumat
(10/5) sore.

Diakui Ramli, kegiatan yang dilakukan korban sudah sesuai perintah kerja
yang telah diberikan PLN ULP Ambon Kota untuk pekerjaan penyambungan baru
kepada PT 63, bagi pelanggan atas nama Poen Roberth Purwanto dengan daya
3500 VA pada tanggal 10 Mei 2019 dan itu sudah hal biasa dilakukannya dan
merupakan batasan kerjanya, sesuai kontraknya. Entah bagaimana secara langsung
korban naik diatas travo, yang bukan kewenangannya dan saat itulah lebah (niri)
menyerangnya.

“Itu sebenarnya bukan wilayah kerjanya, tapi di ring yang sudah diatur secara
SOP di JTR. Sehinga secara tidak langsung dia sudah membuat satu kesalahan.
Saat lakukan penyambungan baru pada jaringan tegangan rendah (JTR) eksisting,
ada gangguan dari lebah kecil (Niri) diatas Gardu. Korban merasa terganggu lalu
mengibaskan tangannya untuk mengusir niri. Namun tanpa disengaja tangan
korban itu tersentuh JTM dan tersengat listrik bertegangan 20 kV/20.000 Volt. Kita
sesalkan kejadian itu,” paparnya.

Kelalaian korban juga diakui Ramli, karena tidak menggunakan peralatan


kerja misalnya tangga kerja (K2), alat pelindung diri (APD). Padahal di PLN sudah
komitmen untuk menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
maupun keselamatan ketenagalistrikan (K2) dalam setiap pekerjaan yang
dilakukan, baik bagi pegawai PLN dan mitra kerja yang bersentuhan dengan
tegangan langsung dan tidak langsung. Apalagi setiap pekerjaan sudah memiliki
standar operation prosedur (SOP).
GRESIK, KOMPAS.com - Nasib tragis dialami RBS (29) warga Desa Mojolebak, Kecamatan
Jetis, Mojokerto.

Pegawai PT PBBP yang berada di Desa Lebaniwaras, Kecamatan Wringinanom, Gresik, ini
meregang nyawa setelah mengalami kecelakaan kerja akibat tersengat listrik.

Kejadian tersebut dialami RBS, saat menjalankan tugas melakukan pengolahan


peleburan besi di tungku masak, dengan dibantu alat tongcel yang terbuat dari besi
sekitar 2 meter.

Tidak disangka, badan korban bersentuhan dengan cerobong samping kanan tungku
yang menghantarkan listrik bertegangan tinggi.

Tubuh korban sempat tersengat listrik hingga kemudian terpental.

Kawan korban di lokasi kejadian sempat menolong, dengan membawa korban ke rumah
sakit terdekat untuk mendapatkan bantuan medis.

Namun, nyawa korban tidak tertolong, dengan luka akibat sengatan listrik pada bagian
jari tangan kanan dan dada.

"Betul tadi pagi, petugas sudah mendatangi lokasi juga," ujar Kapolsek Wringinanom
AKP Christian Bagus Yulianto, kepada awak media, Jumat (5/2/2021).

Insiden kecelakaan kerja yang dialami korban RBS, diperkirakan terjadi sekitar pukul
09.45 WIB.

Korban sendiri baru bekerja selama enam bulan di pabrik tersebut, dengan korban
meninggalkan istri dan satu orang anak.

Pendapat saya tentang kecelakaan yang sering terjadi di karena kelalaian seorang
pekerja yang tidak mematuhi peraturan tentang pentingnya menggunakan APD
untuk keselamatan diri sendiri dan selalu menganggap sepele akan hal yang blm
terjadi dan dari situ saya paham akan pentingnya untuk menggunakan APD dalam
pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai