Anda di halaman 1dari 3

Topik 1.

Eksplosari Konsep
Digital Storytelling

Nama : Indah rofiatussaadah


NIM : 23218690452014
Artikel 1
Judul Artikel : Digital Storytelling Kok Bisa?: Mengubah Keberlimpahan Informasi
menjadi Konten EdukasiCatatan penting :
Platform Digital untuk Edukasi
Youtube dan Instagram merupakan dua platform utama yang dipilih Kok Bisa? Sebagai
medium distribusi konten. Youtube dipilih karena dapat memfasilitasi konten Kok Bisa? yang
disusun dengan format animasi. Salah satu state of the art dari digital storytelling, baik untuk
kepentingan komersil maupun nonkomersil, adalah bercerita menggunakan mobile device serta
keterhubungannya dengan platform-platform dari media lain (Lambert 2018).
Mengolah Keberlimpahan Informasi untuk Dikemas menjadi Digital Storytelling
Dalam enterprise, terdapat empat pembagian ruang berdasarkan tahapan produksi konten.
1) Hayabusa merupakan tempat untuk mengumpulkan topik. Topik berasal dari
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan audiens pada kolom komentar Youtube dan
Instagram Kok Bisa?
2) Apollo merupakan topik-topik yang telah lolos pada tahap scoring pertama.
3) Scarlett merupakan database konten Kok Bisa?
4) Falcon merupakan ruang untuk memproduksi menjadi video dan infografik berbentuk
animasi.
First, Entertaining, Then, Educatin
fokus membuat konten yang menarik terlebih dahulu kemudian baru menyelipkan poin-poin
edukasi. Di antaranya, “avoid jargon” atau menghindari pemakaian bahasa-bahasa yang susah,
“analogy is weapon, so use it” atau menggunakan analogi untuk menjelaskan hal-hal yang sulit
dan tidak familiar bagi masyarakat luas, dan “enthusiasm” sebagai salah satu pola pikir yang
dianggap paling penting dalam menyusun konten edukasi
Artikel 2
Judul Artikel : Menggunakan Digital Storytelling di Kelas
Catatan penting:

Cara Menggunakan Digital Storytelling

Ada banyak cara yang dapat digunakan guru dalam mendongeng digital di kelas mereka, baik
mengajar secara langsung atau jarak jauh. Untuk waktu kerja mandiri, siswa dapat
menggunakan cerita digital untuk menceritakan kembali apa yang terjadi dalam teks yang
dibacakan kepada mereka. Siswa-siswa ini dapat merekam penjelasan audio untuk
menceritakan kembali. Untuk pelajar bahasa Inggris, mendongeng digital dengan cara-cara
ini membantu memberikan kesempatan otentik bagi pelajar untuk mempraktikkan kosakata
mereka dan memberi mereka suara yang setara.

Mendongeng digital juga bisa digunakan dalam mata pelajaran selain membaca. Siswa dapat
menggunakan cerita digital untuk mendokumentasikan eksperimen sains langkah demi
langkah atau membuat jurnal digital yang menjelaskan seperti apa jadinya jika mereka berada
di di suatu tempat. Bahkan di kelas spesialis seperti pendidikan jasmani, siswa dapat
menggunakan cerita digital untuk menjelaskan cara menembak bola basket atau cara
melempar lembing. Pilihan dan peluang bisa seluas imajinasi seseorang.

Aplikasi dan Alat Mendongeng Digital

1) StoryBird adalah alat seni bahasa yang semuanya tentang mendongeng digital. Ini
mengkurasi seni asli dari ilustrator dan menyediakan perpustakaan 10.000+ gambar
untuk menginspirasi penulis untuk membuat apa pun dari buku bergambar, komik,
buku bab, puisi, atau fiksi flash.
2) My Story adalah mengiklankan dirinya sebagai aplikasi mendongeng dan membuat
buku paling sederhana untuk anak-anak di kelas. Dengan antarmuka yang sederhana,
ini cocok untuk anak-anak usia 5-12 tahun. Setiap anak memiliki perpustakaan pribadi
tempat mereka menyimpan kreasi mereka. Format seret dan lepas memungkinkan
penyusunan ulang dan penyesuaian halaman dengan mudah, bahkan untuk pengguna
terkecil. Kreasi buku siswa dapat dengan mudah dibagikan melalui format film ke
tempat-tempat seperti Facebook dan Twitter.
3) Cloud Stop Motion adalah paket animasi stop motion yang menarik yang dapat
dijalankan langsung di browser pada perangkat modern apa pun.
4) Book Creator adalah kreativitas siswa dengan buku digital yang mengagumkan. Siswa
memiliki kemampuan untuk membuat cerita interaktif, portofolio digital, jurnal
penelitian, laporan sains, petualangan komik. Aplikasi ini daftarnya terus bertambah.
Guru dapat membuat sumber daya pengajaran mereka sendiri, atau membiarkan
siswanya memegang kendali. Kemampuan untuk menjadi sederhana atau kompleks
membuat Book Creator menjadi toko serba ada untuk siswa di kelas.
5) Sock Puppets adalah alat mendongeng digital lain yang disukai siswa. Pada aplikasi
ini siswa membuat video lip-sync mereka sendiri menggunakan, Anda dapat
menebaknya, boneka kaus kaki. Siswa dapat memilih properti, pemandangan, dan
latar belakang mereka sendiri. Dengan hanya menekan 'rekam', boneka secara
otomatis selaras dengan suara Anda. Sock Puppets adalah salah satu cara termudah
dan tercepat untuk menyediakan platform mendongeng yang menyenangkan bagi
siswa.
Artikel 3
Judul Artikel : Digital Storytelling: Literasi Digital Pada Siswa Sekolah Dasar
Catatan Penting:

❖ Literasi digital untuk anak usia sekolah dasar akan disajikan dengan digital storytelling
sebagai pemacu minat belajar pada siswa sekolah dasar.
❖ Literasi media menurut National Leadership Conference on Media Education adalah
kecakapan dalam mengakses, mengevaluasi, serta mengkomunikasikan pesan dalam
berbagai bentuk.
❖ Literasi digital penting dipahami oleh anak sejak dini, sebab mereka banyak sekali
menghabiskan waktu di depan layar dan berinteraksi dengan menggunakan internet.
❖ Siswa di sekolah dasar masih tergolong anak-anak, sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropomenti
Anak, Pasal 1 No. 3 yang berbunyi “Anak adalah anak dengan usia 0 bulan sampai
dengan 18 tahun”. Karena siswa kelas atas berumur 10-12 tahun dan masih tergolong
anak-anak, sehingga membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang tua serta guru
mereka dalam penggunaan media digital dengan bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai