Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PROYEK

Judul : Mengoptimalkan Pembelajaran Fisika di tingkat SMA Melalui


Pendekatan Vektor untuk Memahami Pergerakan Dua Dimensi

Oleh
Kelompok VI

Anggota Kelompok
Nama : Karyn Arme Septia Br Ritonga (Ketua)
NIM : 4223121063
Nama : Shella Veronica Br PA (Anggota-1)
NIM : 4222121001
Nama : Maria Putriguna Sinaga (Anggota-2)
NIM : 4223321014
Nama : Karina Angely Sinaga (Anggota-3)
NIM : 4223321016

Prodi/Kelas : PSPF/ D
Strata : S-1
Mata Kuliah : Matematika Fisika

Diserahkan 17 November 2023

Jurusan Fisika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
Pendahuluan
Dalam melaksanakan tugas Project dengan judul “Mengoptimalkan
Pembelajaran Fisika di tingkat SMA Melalui Pendekatan Vektor untuk Memahami
Pergerakan Dua Dimensi” merupakan rekayasa ide yang dikembangkan melalui
mini riset dapat diimplementasikan dengan menghasilkan sebuah produk seperti
video. Pada penelitian ini, kami memberikan pertanyaan melalui google form
kepada siswa SMA dengan menggunakan metode metode survei online untuk
menguji produk melalui google form. Link google form dibagikan ke beberapa
siswa yang sudah menonton video produk.
Pertanyaan yang kami berikan melalui google form yaitu untuk mengali
sejauh mana siswa SMA tersebut memahami dan mengerti pembelajaran vector.
Dari rekayasa ide sebelumnya, kami menemukan bahwa siswa seringkali
menghadapi kesulitan dalam memahami pergerakan dua dimensi dan konsep
vektor. Mengoptimalkan pembelajaran fisika SMA, terutama dalam konteks
pergerakan dua dimensi, adalah suatu keharusan. Pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran dapat berperan besar dalam memfasilitasi pemahaman yang
mendalam. Dalam konteks ini, pendekatan vektor telah terbukti menjadi alat yang
efektif dalam membantu siswa memahami dan menerapkan konsep pergerakan dua
dimensi.

Tujuan
1. Mengetahui sejauh mana pemahaman siswa SMA mengenai materi vektor
dua dimensi
2. Memaksimalkan pembelajaran fisika dalam materi vektor dua dimensi

Kajian Teori
Pendekatan vektor dapat digunakan untuk memahami pergerakan
dua dimensi. Dalam teori ini, sebuah vektor dua dimensi dapat diuraikan menjadi
dua buah vektor yang saling tegak lurus. Penguraian vektor menjadi dua komponen,
yaitu komponen horizontal dan komponen vertikal. Dalam ilmu matematika,
teorema Green adalah salah satu fondasi dalam analisis numerik, terutama ketika
memecahkan persamaan diferensial parsial. Kemampuan teorema Green untuk
menghubungkan integral garis dengan integral luas memungkinkan kita untuk
mengeksplorasi dan memahami fenomena yang kompleks di dunia nyata dengan
lebih baik. Sedangkan dalam fisika, vektor gaya dapat digunakan untuk memahami
gerak benda dalam dua dimensi. Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua
komponen yang mempunyai garis kerja diketahui dengan menggunakan aturan
jajaran genjang. Komponen-komponen yang bekerja sepanjang garis a dan b, orang
memulainya pada kepala B dan menarik garis yang sejajar terhadap a hingga
memotong b. Dua komponen A dan B kemudian digambarkan sedemikian rupa
sehingga mereka ditarik dari pangkal R ke titik-titik potong.

Fenomena fisika suatu sistem fisis (sistem dengan obyek fisis) dapat
dinyatakan dengan menampilkan dalam suatu besaran-besaran fisis (beserta satuan
yang mengikutinya). Besaran-besaran dapat diklasifikasikan ke dalam besaran
skalar dan besaran vektor. Sebuah besaran fisis disebuh skalar bila cukup dicirikan
hanya dengan sebuah angka atau nilai. Sebagai contoh dari besaran skalar adalah
massa, temperatur, muatan listrik, rapat massa, energi dan tekanan dan masih
banyak yang lainnya. Jadi apabila kita dapat menyatakan bahwa massa sebuah
benda adalah 10kg. angka 10 merupakan nilai besaran massa sedangkan satuan kg
adalah satuannya. Satuan penting digunakan setiap kali menyatakan sebuah
besaran. Sebaliknya, sebuah vektor tidak cukup jika hanya dicirikan oleh nilainya
saja tetapi juga harus diberikan arah ke mana besaran fisis tersebut menunjuk.
Misalnya, benda bergerak dapat diberikan secara skalar atau vektor. Laju adalah
besaran skalar, misalnya sebuah mobil bergerak dengan laju 80 km/jam, hal ini
menyatakan bahwa untuk satu jam perjalanan mobil tersebut dapat menempuh jarak
80 km.

Sebaliknya kecepatan adalah sebuah vektor, misalnya dapat dinyatakan


dalam sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 80 km/jam ke arah barat, yang
berarti bahwa sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 80 km dengan waktu
tempuh 1 jam namun arahnya ditentukan ke barat. Karena memang sebenarnya
gerak benda arahnya dapat berbedabeda. Contoh lain dari besaran vektor adalah
gaya, pergeseran, kecepatan, percepatan, momentum. Oleh karena sebuah vektor
harus dicirikan oleh besar dan arahnya, maka operasi matematika yang melibatkan
vektor-vektor tentu saja lebih rumit dibandingkan dengan operasi matematika pada
skalar.

Pendekatan vektor dapat digunakan untuk memahami pergerakan dua


dimensi dengan cara menguraikan vektor menjadi dua komponen yang saling tegak
lurus. Dalam konteks fisika, vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah.
Penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk
penjumlahan vektor dengan cara grafis, penjumlahan vektor dengan menggunakan
komponen-komponennya, dan penjumlahan vektor dengan menggunakan aturan
jajaran genjang. Hukum Newton juga memainkan peran penting dalam memahami
pergerakan dua dimensi, terutama dalam menjelaskan hubungan antara gaya,
massa, dan percepatan suatu benda.

Untuk menguraikan vektor dua dimensi menjadi dua komponen, kita dapat
menggunakan sistem koordinat kartesian. Vektor tersebut dapat diuraikan menjadi
dua komponen yang tegak lurus, yaitu komponen sumbu x dan komponen sumbu
y. Komponen sumbu x adalah proyeksi vektor terhadap sumbu x, sedangkan
komponen sumbu y adalah proyeksi vektor terhadap sumbu y. Untuk mencari
komponen vektor, kita dapat menggunakan perbandingan trigonometri sin dan cos,
tergantung pada sudut yang dibentuk oleh vektor dengan sumbu x atau sumbu y.

Hukum vektor dalam fisika adalah suatu besaran yang memiliki nilai dan
arah. Vektor dapat dianggap sebagai garis lurus yang memiliki titik tangkap dan
panjang tanda panah, yang menunjukkan nilai vektor, serta arah vektor yang
menunjukkan arah vektor. Vektor memiliki beberapa sifat, seperti dapat dikurangi,
ditambahkan, dikali, dan diuraikan. Contoh besaran vektor dalam fisika meliputi:

➢ Gaya: Sangat ini adalah kekuatan yang menghasilkan pindah daya,


seperti gaya gravitasi dan gaya kelajuan.

➢ Kecepatan: Sangat ini adalah perubahan posisi suatu objek selama satu
waktu tertentu, misalnya kecepatan mobil atau manusia.

➢ Medan magnet: Sangat ini adalah area di spasial yang memiliki


intensitas magnet yang sama, seperti medan magnet dari kompas.

➢ Momentum: Sangat ini adalah kemampuan suatu objek untuk melakukan


pembenggerakan atau perpindahan, yang disebabkan oleh kombinasi massa dan
kecepatan objek tersebut.
Dalam fisika, vektor dapat ditemukan dengan menggunakan rumus serta
cara menyatakan besaran vektor, seperti menentukan besaran resultan dua vektor
dengan rumus:

R = √𝑽𝟏 𝟐 + 𝑽𝟐 𝟐 + 𝟐−𝟏𝑽𝟐

𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 ∝. Selain itu, vektor juga dapat dikurangi, ditambahkan, dan dikali
dengan skalar. Vektor dalam fisika adalah "sesuatu" yang memiliki besar (nilai) dan
arah. Vektor digunakan untuk menyatakan besaran atau kuantitas fisis yang
memiliki arah, seperti kecepatan, gaya, tekanan, dan momentum. Berikut adalah
beberapa poin penting tentang vektor dalam fisika:

1) Vektor memiliki dua sifat, yaitu besar dan arah.

2) Besaran-besaran atau kuantitas dalam fisika dapat berupa vektor atau skalar.
Contoh besaran atau kuantitas yang bersifat skalar meliputi panjang, massa, dan
waktu.

3) Vektor dapat diperlakukan dalam operasi matematis, seperti penjumlahan,


pengurangan, dan perkalian.

Postulat Vektor dalam Mekanika Kuantumantara lain; Dalam mekanika


kuantum, vektor digunakan untuk menggambarkan keadaan sistem fisika. Beberapa
postulat vektor dalam mekanika kuantum antara lain:

1) Ketidakpastian: Dalam mekanika kuantum, tidak mungkin untuk


menentukan secara pasti nilai suatu besaran fisika pada suatu waktu tertentu.
Sebagai gantinya, kita hanya dapat menentukan kemungkinan nilai-nilai besaran
fisika tersebut. Hal ini dinyatakan dalam bentuk vektor ketidakpastian, yang
menggambarkan sejauh mana kita tidak dapat menentukan nilai suatu besaran
fisika.

2) Superposisi: Dalam mekanika kuantum, suatu sistem fisika dapat berada


dalam keadaan superposisi, yaitu keadaan di mana sistem tersebut memiliki
kemungkinan untuk berada dalam dua atau lebih keadaan yang berbeda secara
bersamaan. Keadaan superposisi ini dapat digambarkan dalam bentuk kombinasi
linier dari vektor-vektor keadaan yang mewakili keadaankeadaan yang mungkin.
3) Pemantulan dan Pemantulan: Dalam mekanika kuantum, ketika suatu
sistem fisika mengalami pengamatan, keadaan sistem tersebut akan berubah secara
acak menjadi salah satu dari keadaan-keadaan yang mungkin dengan probabilitas
tertentu.

Produk yang Dihasilkan

Berikut adalah link video produk yang kami hasilkan

https://www.youtube.com/watch?v=gYATnJcGsbI

Metode Pengujian Produk


Metode yang digunakan untuk menguji produk adalah dengan metode survei
online dengan menggunakan google form. Link google form dibagikan ke beberapa
siswa yang sudah menonton video produk.

Mulai

Mengamati Video

Menjawab Survei Paham/Tidak

Selesai

Data dan Analisis Data Uji Produk


No. Pertanyaan Jawaban Jawaban
(Ya) (Tidak)
1. Apakah Anda dapat menjelaskan 15 Orang 1 Orang
apa itu vektor posisi dalam gerak
dua dimensi?
2. Apakah Anda tahu mengapa kita 14 Orang 2 Orang
membagi vektor kecepatan
menjadi komponen horizontal
dan vertikal dalam analisis gerak
dua dimensi?
3. Apakah Anda bisa menguraikan 14 Orang 2 Orang
langkah-langkah untuk
menghitung vektor resultant dari
dua vektor dalam gerak dua
dimensi?
4. Apakah Anda mengetahui 12 Orang 4 Orang
perbedaan antara gerak parabola
dan gerak melingkar dalam
analisis vektor?
5. Apakah Anda bisa menggunakan 11 Orang 5 Orang
trigonometri untuk membagi
vektor ke dalam komponen
horizontal dan vertikal dalam
gerak dua dimensi?

16

14

12

10

8 Ya
Tidak
6

0
Soal No.1 Soal No.2 Soal No.3 Soal No.4 Soal No.5

Pembahasan Produk
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, terlihat bahwa sebagian besar
responden memiliki pemahaman dasar mengenai konsep vektor dalam gerak dua
dimensi. Mayoritas dari mereka mampu menjelaskan apa itu vektor posisi
(pertanyaan 1) dan memahami alasan di balik pembagian vektor kecepatan menjadi
komponen horizontal dan vertikal (pertanyaan 2). Namun, terdapat sebagian
responden yang masih memerlukan pemahaman lebih lanjut terutama terkait
dengan penguraian langkah-langkah dalam menghitung vektor resultant dari dua
vektor (pertanyaan 3), perbedaan antara gerak parabola dan gerak melingkar dalam
analisis vektor (pertanyaan 4), serta penerapan trigonometri dalam membagi vektor
ke dalam komponen horizontal dan vertikal (pertanyaan 5).
Dari hasil ini, video pembelajaran yang disusun sebaiknya menyoroti bagian-
bagian yang memerlukan pemahaman tambahan dari responden. Fokus
pembahasan dapat ditempatkan pada penguraian langkah-langkah dalam
menghitung vektor resultant dari dua vektor, membedakan antara gerak parabola
dan gerak melingkar dalam konteks analisis vektor, serta penerapan trigonometri
secara lebih mendalam dalam membagi vektor ke dalam komponen horizontal dan
vertikal. Video dapat menggabungkan penjelasan teoritis dengan contoh kasus atau
simulasi visual yang memperjelas konsep-konsep tersebut, memberikan respons
terhadap kebutuhan pemahaman yang diungkapkan oleh hasil survei.
Simpulan
Dengan mengimplementasikan metode survei online melalui Google Form,
kami berhasil mengumpulkan data mengenai pemahaman siswa SMA terhadap
materi vektor dalam gerak dua dimensi. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian
besar responden memiliki pemahaman dasar, namun terdapat area-area tertentu
yang memerlukan penjelasan lebih mendalam, seperti perhitungan vektor resultant,
perbedaan gerak parabola dan gerak melingkar dalam konteks analisis vektor, serta
penerapan trigonometri dalam membagi vektor. Oleh karena itu, video
pembelajaran yang akan dihasilkan akan difokuskan pada penjelasan mendalam dan
penggalian konsep-konsep tersebut untuk memenuhi kebutuhan pemahaman yang
diidentifikasi melalui survei.
Melalui proyek ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam
mengoptimalkan pembelajaran fisika di tingkat SMA, khususnya dalam memahami
pergerakan dua dimensi melalui pendekatan vektor. Dengan menyajikan materi
secara lebih interaktif, visual, dan mendalam, diharapkan video pembelajaran ini
dapat memberikan dampak positif terhadap pemahaman siswa dan memaksimalkan
pembelajaran fisika dalam materi vektor dua dimensi.

Daftar Pustaka
Abdullah.M. (2007). Fisika Dasar 1:Penerbit ITB. Bandung
Alif, M. F., & Ikhsan, N. (2021). Pencarian Bahan Magnet Kuat Dua Dimensi
Menggunakan Support Vector Machine. eProceedings of Engineering, 8(1).
Ariana, S. A., Mansyur, J., & Supriyatman, S. (2020). Analisis Pemahaman Konsep
Siswa Kelas XII SMA Negeri 6 Palu tentang Vektor. Jurnal Kreatif Online,
8(1).
Putra, I. O. H., & Sugianto, H. (2021). Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap
Hasil Belajar Pembuatan Video Tutorial Desain Kartun Vektor Secara Daring
Pada Siswa Xii Multimedia 1 Smk NEGERI 1 JABON. Racana: Jurnal
Pendidikan Seni Dan Budaya, 2(1), 20-27.
Sari, O. P. D. (2023). Analisis Gestur Berdasarkan Disposisi Matematis Peserta
Didik dalam Memecahkan Masalah Vektor Kelas X SMAN 4 Malang
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Malang).
Setiawan, L. K. (2021). Pengembangan Buku Elektronik Fisika Dasar I Berbasis
Pendekatan Saintifik Pada Materi Vektor dan Kinematika (Doctoral
dissertation, Fisika FKIP).

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai