Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KECEPATAN KELAJUAN PANJANG BUSUR

OLEH :
KELOMPOK 7
NUR MADINAH
HENDRO SUGANDA
SYAHRIL NASUTION

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) BUDIDAYA BINJAI
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA (PM)
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak, dengan judul “KECEPATAN KELAJUAN
PANJANG BUSUR”. Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami
konsep dasar dari bentuk matriks dan matriks transpose. Kami sadar materi kuliah ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi. Kami berharap semoga
tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama mahasiswa, agar
kita bisa lebih bisa menguasai dan memahami materi tentang kecepatan, kelajuan dan panjang
busur.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
2.1. Kecepatan dan Kelajuan................................................................................ 2
2.2.Panjang Busur ............................................................................................... 4
2.3. Hubungan Kecepatan, Kelajuan, Panjang Busur ............................................ 6
BAB III. PENUTUP........................................................................................................ 7
3.1. Kesimpulan................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Konsep kecepatan, kelajuan, dan panjang busur merupakan aspek penting dalam
pemahaman pergerakan benda dalam berbagai konteks. Konsep kecepatan mengukur
perubahan posisi atau pergerakan suatu objek dalam satuan waktu tertentu, seperti meter
per detik atau kilometer per jam. Di sisi lain, kelajuan adalah besaran skalar yang
mencantumkan besarnya kecepatan tanpa memperhatikan arahnya. Kelajuan berguna
dalam berbagai aplikasi praktis, seperti mengukur kecepatan kendaraan atau pergerakan
manusia. Sementara itu, panjang busur adalah konsep geometri yang digunakan untuk
mengukur sebagian kurva, lingkaran, atau busur. Pengetahuan tentang panjang busur
diperlukan dalam berbagai bidang, seperti perhitungan jarak tempuh kendaraan atau
panjang kabel. Konsep ini memiliki aplikasi yang luas dalam fisika, matematika,
rekayasa, dan berbagai disiplin ilmu lainnya, memungkinkan analisis yang akurat dan
pemecahan masalah dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari maupun penelitian
ilmiah. Oleh karena itu, pemahaman dasar-dasar kecepatan, kelajuan, dan panjang busur
merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecepatan?
2. Apa yang dimaksud dengan kelajuan?
3. Apa yang dimaksud dengan panjang busur ?
4. Apa hubungan antar kecepatan, kelajuan, dan panjang busur ?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yaitu untuk menambah wawasan dan mengetahui tentang kecepatan
kelajuan dan panjang busur, serta hubungan ketiganya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kecepatan Dan Kelajuan
Kecepatan vektor, sering disebut sebagai "kecepatan" tanpa menyebutkan "vektor,"
adalah besaran yang memiliki magnitude (besaran atau nilai) dan arah. Dalam konteks
fisika, kecepatan vektor menggambarkan seberapa cepat benda bergerak dan arah
pergerakan benda tersebut. Dalam konteks kecepatan vektor:
1. Magnitude (Besaran): Magnitude kecepatan vektor mengukur seberapa cepat
benda bergerak. Ini diukur dalam satuan jarak per satuan waktu, seperti meter per
detik (m/s) dalam sistem metrik. Jadi, jika magnitude kecepatan adalah 20 m/s, itu
berarti benda tersebut bergerak dengan kecepatan 20 meter per detik.
2. Arah (Vektor): Arah kecepatan vektor menunjukkan arah pergerakan benda.
Dalam fisika, arah kecepatan sering diwakili sebagai vektor, yang berarti ia
memiliki komponen arah yang menunjukkan bagaimana benda bergerak dalam
hubungannya dengan sumbu tertentu. Misalnya, jika benda bergerak ke utara, arah
kecepatan vektor akan menunjukkan arah ke utara.
Kecepatan vektor adalah konsep penting dalam mekanika dan fisika kinematika, dan
sering digunakan untuk menggambarkan gerakan benda. Dalam kasus gerakan dengan
arah yang berubah-ubah atau gerakan tiga dimensi, pemahaman kecepatan sebagai vektor
menjadi sangat relevan, karena membantu dalam pemodelan pergerakan yang lebih
kompleks.
Kelajuan vektor adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan besaran vektor
yang hanya mencakup magnitude (besaran) dari kelajuan tanpa memperhitungkan
arahnya. Dengan kata lain, kelajuan vektor adalah besaran skalar yang hanya
menyatakan seberapa cepat benda bergerak tanpa memperhatikan arah pergerakannya.
Ini berbeda dari kecepatan vektor, yang mencakup magnitude dan arah.
Dalam beberapa kasus, terutama dalam analisis pergerakan dalam satu dimensi atau
dalam kasus di mana arah pergerakan tidak relevan, konsep kelajuan vektor mungkin
tidak digunakan, dan kita dapat menggunakan kelajuan (besaran skalar) untuk mengukur
kecepatan tanpa memperhitungkan arah. Namun, dalam banyak konteks fisika dan
rekayasa, penting untuk mempertimbangkan arah pergerakan, sehingga kecepatan vektor
digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang gerakan benda.

2
Misalkan sebuah partikel bergerak sepanjang kurva C(Gambar 2.1) dengan posisi
awal di titik P pada saat t yaitu r=r(t). Sedangkan posisi akhir di titik Q pada waktu t + ∆t
adalah r+∆r= r(t+∆t). Maka kecepatan dari partikel di P diberikan oleh

𝑑𝑟 ∆𝑟
𝑣= = lim
𝑑𝑡 ∆𝑡→0 ∆𝑡
𝑟(𝑡 + ∆𝑟) − 𝑟(𝑡)
𝑣 = lim (2.10)
∆𝑡→0 ∆𝑡
v merupakan vector tangen dari kurva C di titik P.
Jika r = r(t) = x(t)i + y(t)j + z(t)k = xi + yj + zk, adalah vaktor posisi partikel yang
bergantung kepada waktu t, maka vector posisi partikel yang bergantung kepada waktu t,
maka kecepatan partikel dapat kita tuliskan menjadi
𝑑𝑟 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
𝒗 = 𝒊+ 𝒋+ 𝒌 (2.11)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Magnitudo/besar dari vector kecepatan disebut kekajuan, yang diberikan oleh

𝑑𝑟 𝑑𝑥 2 𝑑𝑦 𝟐 𝑑𝑧 2 𝑑𝑠
| | √
𝒗 = 𝑣 =| | = ( ) +( ) +( ) = (2.12)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dimana s adalah panjang busur sepanjang kurva C yand diukur dari beberapa titik awal
ke titik P.
Jika partikel bergerak dari satu titik ke titik lainnya, kita mungkin perlu tahu seberapa
cepat partikel tersebut bergerak. Kita dapat mendefinisikan 2 kuantitias yang
berhubungan dengan “seberapa cepat” : kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. Namun,
disini kita harus mempertimbangkan kuantitas ini sebagai vector dan menggunakan notasi
vector.
Jika sebuah partikel bergerak melalui perpindahan ∆r pada interval waktu ∆t, itu
disebut dengan kecepatan rata-rata vav
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 ∆𝑟
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝐕𝒂𝒗 = (2.13)
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 ∆𝑡

3
Hal ini memberitahu kita bahwa arah dari vav (vector pada persamaan (2.13)) pasti
sama dengan arah perpindahan ∆r. Dengan menggunakan persamaan ∆r= ∆xi + ∆yj + ∆zk
kita bisa menuliskan persamaan (2.13) dalam vector komponen
∆𝑥𝑖 + ∆𝑦𝑗 + ∆𝑧𝑘 ∆𝑥 ∆𝑦 ∆𝑧
𝐕𝒂𝒗 = = 𝒊+ 𝒋+ 𝒌 (2.14)
∆𝑡 ∆𝑡 ∆𝑡 ∆𝑡
Ketika kita membicarakan kecepatan partikel, biasanya yang kita maksud adalah
kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat ini adalah nilai kecepatan rata-rata yang mendekati
batas saat kita mengecilkan interval waktu ∆t ke 0. Menggunakan bahasa kalkulus, kita
dapat menuliskannya seperti pada persamaan (2.10).
Differensisasi vektor mengikuti langjah-langkah yang sama seperti mendifferensiasi
fungsi skalar biasanya. Kita bisa memperluas aturan-aturan ini menjadi hal hal tertentu
berikut.
𝑑 𝑑𝑨 𝑑𝑩
(𝑨 ± 𝑩) = ± (2.15)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑 𝑑𝑓 𝑑𝑨
[𝑓(𝑡)𝑨(𝒕)] = 𝑨+𝑓 (2.16)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑 𝑑𝑨 𝑑𝑩
(𝑨 ∙ 𝑩) = ∙𝑩+𝑨 (2.17)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑 𝑑𝑨 𝑑𝑩
(𝑨 × 𝑩) = ×𝑩+𝑨× (2.18)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Penting untuk dicatat bahwa dipersamaan terakhir urutan dari faktor-faktor di cross
product tidak dapat diubah.

2.2. Panjang Busur


Panjang busur dalam vektor dapat dihitung dalam berbagai konteks, tergantung pada
situasi dan pergerakan benda. Berikut adalah beberapa contoh panjang busur dalam
vektor:
1. Panjang Busur dalam Pergerakan Lurus:
Misalkan sebuah benda bergerak lurus dengan kecepatan konstan, seperti mobil
yang bergerak sepanjang jalan lurus. Panjang busur vektor dalam kasus ini adalah
jarak yang ditempuh oleh benda sepanjang jalur tersebut. Panjang busur (S) dapat
dihitung dengan rumus:
𝑆 = 𝑣. 𝑡

Dimana:

4
S adalah panjang busur (dalam meter atau kilometer),
v adalah kecepatan benda (dalam meter per detik atau kilometer per jam),
t adalah waktu perjalanan (dalam detik atau jam).
2. Panjang Busur dalam Pergerakan Melingkar:
Misalkan sebuah benda bergerak dalam lintasan melingkar, seperti roda yang
berputar. Panjang busur vektor dalam kasus ini adalah panjang jalur yang ditempuh
oleh benda dalam derajat atau radian. Panjang busur (S) dalam derajat dapat dihitung
dengan rumus:
𝜃
𝑆= ∙ 2𝜋𝑟
360
di mana:
S adalah panjang busur dalam derajat,
θ adalah sudut dalam derajat,
r adalah jari-jari lingkaran.
Panjang busur (S) dalam radian dapat dihitung dengan rumus:

𝑆 = 𝜃. 𝑟
S adalah panjang busur dalam radian,
θ adalah sudut dalam radian,
r adalah jari-jari lingkaran.
3. Panjang Busur dalam Vektor Kecepatan:
Dalam pergerakan vektor, panjang busur dapat didefinisikan sebagai panjang
lintasan yang ditempuh oleh benda berdasarkan kecepatan vektor. Ini dapat menjadi
perhitungan yang lebih kompleks dan membutuhkan integrasi untuk menghitung
panjang busur dalam situasi vektor yang lebih rumit.
Contoh-contoh ini hanya merupakan ilustrasi sederhana. Perhitungan panjang
busur dalam vektor dapat menjadi lebih kompleks tergantung pada situasi yang
spesifik, seperti pergerakan dua dimensi atau tiga dimensi, atau pergerakan dengan
arah yang berubah-ubah. Dalam kasus pergerakan vektor, seringkali perlu
mempertimbangkan perubahan arah dan magnitude kecepatan selama perjalanan
untuk menghitung panjang busur yang akurat.

5
2.3. Hubungan Antara Kecepatan, Kelajuan, Panjang Busur
Hubungan antara ketiganya adalah sebagai berikut:
Kecepatan Vektor (Speed Vector) dan Panjang Busur (Arc Length): Kecepatan vektor
adalah besaran yang mengukur seberapa cepat benda bergerak tanpa memperhitungkan
arah. Panjang busur mengukur panjang lintasan yang ditempuh oleh benda. Hubungan
antara kecepatan vektor dan panjang busur adalah sederhana. Panjang busur (S) adalah
hasil kali dari kecepatan vektor (V) dengan waktu (t):

𝑆=𝑉⋅𝑡

Kelajuan Vektor (Velocity Vector) dan Panjang Busur (Arc Length): Panjang busur
adalah besaran skalar yang mengukur jarak yang ditempuh oleh benda. Kelajuan vektor
adalah besaran vektor yang mencakup magnitude dan arah. Panjang busur terkait dengan
kelajuan vektor, tetapi tidak mencakup arah. Panjang busur sama dengan kelajuan vektor
ketika benda bergerak dalam garis lurus tanpa perubahan arah. Namun, jika benda
bergerak dalam jalur berliku, panjang busur hanya mencakup jarak fisik yang ditempuh
tanpa memperhitungkan arah pergerakan yang kompleks.

Contoh Soal:
Sebuah pesawat terbang dalam rute berikut: pertama-tama, ia terbang selama 2 jam
dengan kecepatan 800 km/jam ke arah timur. Kemudian, ia mengubah arah dan terbang
selama 3 jam dengan kecepatan 600 km/jam ke arah utara. Hitunglah panjang total busur
yang ditempuh oleh pesawat selama perjalanan tersebut.
Penyelesaian:

1. Komponen Kecepatan:
- Kecepatan awal (ke timur) = 800 km/jam
- Kecepatan setelah berbelok (ke utara) = 600 km/jam
- Waktu perjalanan ke timur (t₁) = 2 jam
- Waktu perjalanan ke utara (t₂) = 3 jam

2. Menghitung Jarak yang Ditempuh:


Jarak yang ditempuh ke timur = Kecepatan timur × Waktu timur
= 800km/jam×2jam=1600km
Jarak yang ditempuh ke utara = Kecepatan utara×Waktu utara
=600km/jam×3jam=1800km
3. Menghitung Panjang Busur Total:
- Panjang busur total adalah panjang perjalanan pesawat dari awal hingga akhirnya,
yang bisa digambarkan sebagai sisi miring dari sebuah segitiga dengan kedua sisi tegak
lurus (jarak ke timur dan jarak ke utara).
- Menggunakan Teorema Pythagoras, kita dapat menghitung panjang busur total \( S \)
sebagai berikut:
𝑆 = √(𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑢𝑟)2 + (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒 𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎)2

6
𝑆 = √(1600𝑘𝑚)2 + (1800𝑘𝑚)2
𝑆 = √2560000𝑘𝑚2 + 32400002
𝑆 = √5800000𝑘𝑚2
𝑆 ≈ 2408.96 𝑘𝑚
Jadi, panjang total busur yang ditempuh oleh pesawat selama perjalanan tersebut adalah
sekitar 2408.96 kilometer.

7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep kecepatan, kelajuan, dan panjang busur adalah konsep dasar yang penting
dalam pemahaman pergerakan objek, terutama dalam konteks melingkar atau berkelok-
kelok. Kecepatan mengukur perubahan posisi objek per satuan waktu, sedangkan kelajuan
adalah besaran skalar yang hanya mencerminkan besarnya kecepatan tanpa
memperhatikan arahnya. Sementara itu, panjang busur digunakan untuk mengukur jarak
yang ditempuh oleh objek dalam pergerakan melingkar atau berkelok-kelok. Hubungan
matematis antara ketiga konsep ini memungkinkan kita untuk menghitung salah satu
besaran jika kita memiliki informasi tentang dua besaran lainnya, yang sangat berguna
dalam analisis pergerakan objek dalam berbagai konteks fisika, matematika, dan teknik.
Pemahaman yang baik tentang kecepatan, kelajuan, dan panjang busur membantu kita
merencanakan, mengukur, dan memahami pergerakan objek dalam berbagai aplikasi,
mulai dari transportasi, ilmu olahraga, hingga eksperimen fisika. Dalam kehidupan
sehari-hari, pengetahuan ini dapat digunakan untuk menghitung waktu tempuh dalam
perjalanan, mengukur kecepatan kendaraan, atau merencanakan rute tercepat. Di dunia
ilmiah, konsep ini menjadi dasar untuk pemodelan dan analisis pergerakan dalam
berbagai bidang penelitian, seperti mekanika, astronomi, dan biologi. Sebagai hasilnya,
pemahaman yang kuat tentang kecepatan, kelajuan, dan panjang busur memiliki relevansi
yang luas dan mendalam dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Saputri, N. Y., Putri, R. I. I., & Santoso, B. (2016, November). Desain Pembelajaran
Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas Juring Lingkaran Menggunakan
Pemodelan Martabak. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika.

Sihombing, Y. A. (2022). Mekanika Klasik: Jilid 1. Merdeka Kreasi Group.

Ismaimuza, D., & Puluhulawa, I. (2016). Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Sudut Pusat Dengan
Panjang Busur Dan Luas Juring Lingkaran Pada Kelas Viii Smp Negeri 10 Palu.
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, 3(4), 427-439.

Pujianto, A. (2013). Analisis konsepsi siswa pada konsep kinematika gerak lurus. JPFT
(Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 1(1), 16-21.

Khoiri, H., Wijaya, A. K., & Kusumawati, I. (2018). Identifikasi miskonsepsi buku ajar fisika
SMA kelas X pada pokok bahasan kinematika gerak lurus. JIPF (Jurnal Ilmu
Pendidikan Fisika), 2(2), 60-64.

Anda mungkin juga menyukai