Anda di halaman 1dari 10

191

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP MAHASISWA


PRODI FISIKA FMIPA UNIMED PADA MATERI VEKTOR

Winsyahputra Ritonga

Abstrak

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode ini dipilih untuk mencapai tujuan
penelitian yaitu mendeskripsikan analisis penguasaan konsep dan miskonsepsi mahasiswa
pada topik vektor setelah mengikuti mengikuti perkuliahan mata kuliah gelombang. Subjek
penelitian sebanyak 46 orang mahasiswa program studi fisika semester III pada Fakultas
MIPA Universitas Negeri Medan tahun akademik 2014-2015. Data penelitian dikumpulkan
melalui instrumen tes essay sebanyak 5 soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,52%
mahasiswa yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan sangat baik, sebesar 8,70 %
mahasiswa yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan baik dan 34,78 % mahasiswa
yang memiliki penguasaan konsep vektor dengan cukup baik. Dari hasil penelitian
diperoleh informasi bahwa 95,65 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep
penjumlahan dua vektor, 93,48 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep perkalian titik
dua vektor, 84,78 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep arah resultan perkalian titik
dua vektor, 82,61 % mahasiswa telah menguasi tentang konsep perkalian silang dua
vektor. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain 1) Pemahaman
mahasiswa terhadap konsep vektor sudah baik, 2) Letak kesalahan mahasiswa dalam
menyelesaikan permasalahan vektor sebagian besar terletak pada kesalahan tentang konsep
penentuan arah resultan dari perkalian vektor. Baik itu perkalian titik maupun perkalian
silang dua buah vektor.
Kata kunci: Penguasaan Konsep, Vektor

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan perkembangan kajian ilmu Fisika. Dengan
dan teknologi dewasa ini sangat pesat. memanfaatkan teori, hukum, prinsip dan
Perkembangan iptek ini pada hakekatnya kajian fisika, manusia dapat menjelaskan
untuk menjawab perkembangan dan dan mendefinisikan berbagai gejala alam,
kebutuhan kehidupan manusia. Berbagai bahkan dapat memperkirakan gejala alam
komponen sederhana maupun elektronik yang akan terjadi. Sebagai contoh, masalah
telah berhasil dirancang untuk perahu yang akan menyeberangi sungai.
memudahkan pekerjaan manusia. Jika air sungai tenang, dan arusnya
Penemuan dan keberhasilan yang diraih berjalan lambat, perahu dapat dengan
manusia, tidak lepas atau bahkan sangat mudah menyeberangi sungai. Tetapi, jika
bergantung dari keberadaan ilmu arusnya deras, maka perahu akan hanyut.
pengetahuan. Sepintas, masalah ini adalah masalah yang
Perkembangan iptek secara tidak sepele. Namun, dengan fisika, hal ini dapat
langsung sangat dipengaruhi oleh ditelaah, dan menjadi dasar pemikiran
Winstahputra Ritonga adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas negeri Medan
pemecahan masalah-masalah lainnya memiliki besar dan arah
(Rahgunastra, 2012). (Kamajaya,2007:50). Perbedaan dua
Dengan menerapkan konsep besaran di atas secara sederhana dapat
vektor, penyelesaian permasalahan fisika diimplementasikan dalam kehidupan
di atas akan sangat mudah dipahami. sehari-hari. Misalnya, panjang sebuah
Kamajaya (2007:50) menyatakan bahwa batang kayu adalah 5 m. Hal ini tentunya
vektor merupakan besaran yang memiliki sudah cukup menggambarkan apapun
besar dan arah. Vektor dapat tentang besi. Tidak perlu lagi mengetahui
menyederhanakan dan memecahkan arah untuk mengetahui panjang batang
masalah seperti masalah perahu di atas. kayu. Panjang cukup dinyatakan dengan
Jika dimisalkan posisi perahu semula angka dan satuan. Besaran inilah yang
adalah A, dan tujuannya adalah B, perahu dimaksud dengan besaran skalar. Berbeda
yang semula arahnya dari A ke B akan tiba halnya dengan contoh berikut ini. Sepeda
di seberang sungai tidak di tujuan motor berubah posisi sejauh 2 kilometer.
sebenarnya, misalnya C. Akan tetapi, Pernyataan ini belum cukup untuk
dengan mengerti vektor, dapat ditemukan menjelaskan perubahan posisi dari sepeda
solusi agar perahu tetap tiba di B, yakni motor. Kemana sepeda motor akan
dengan mengarahkan perahu ke hulu untuk berubah posisi akan menjadi pertanyaan
mengimbangi aliran sungai. Vektor beriktunya.
merupakan pengetahuan yang sangat Materi selanjutnya dalam konsep
penting, dan banyak diaplikasikan dalam vektor adalah berkaitan dengan vektor
kehidupan sehari-hari (Rahgunastra, 2012). komponen dan vektor satuan. Setiap vektor
Beberapa konsep vektor yang dapat diuraikan menjadi 2 vektor
dipelajari dalam silabus prodi fisika antara yang saling tegak lurus (Kanginan,
lain perbedaan vektor komponen dan 2002:77). Pada koordinat kartesian, vektor
vektor satuan, menentukan vektor resultan, dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y
menentukan hasil kali vektor. dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor
Pembelajaran teori vektor selalu diawali hasil penguraian inilah yang disebut
dengan mendiskusi tentang perbedaan dengan vektor komponen. Vektor yang
besaran skalar dan besaran vektor. Besaran terletak di sumbu x, disebut dengan vektor
Skalar adalah besaran yang memiliki besar komponen sumbu x, dan vektor yang
namun tidak memiliki arah. Sedangkan terletak di sumbu y disebut dengan vektor
besaran Vektor merupakan besaran yang komponen sumbu y. Besar dari vektor

192
komponen tergntung dari vektor Materi juga akan dibahas tentang arah
bersangkutan, tetapi arahnya selalu resultannya. Dalam mempelajari konsep
diketahui dan konstan. Vektor satuan perkalian vektor diperkuliah ketelitian dan
(unit vector) adalah vektor yang besarnya keuletan. Perkalian vektor ada 2 jenis,
satu satuan (Istiyono, 2004:32). Vektor yaitu perkalian silang (cross product) dan
satuan berfungsi untuk menyatakan arah perkalian titik (dot produk). Dalam
dari vektor dalam ruang, dimana vektor perkalian silang Hasil perkalian silang
satuan arahnya sejajar sumbu koordinat, vektor A dan vektor B menghasikan vektor
dan pertambahannya juga sejajar sumbu C (Kamajaya, 2007:62). Vektor C yang
koordinat. Dalam koordinat kartesian xyz, dihasilkkan selalu tegak lurus bidang yang
vektor satuan biasanya dilambangkan dibentuk oleh vektor A dan vektor B,
dengan vektor satuan i untuk sumbu x sehingga vektor C tegak lurus dengan
positif, vektor satuan j untuk sumbu y vektor A dan juga dengan vektor C. Arah
positif dan vektor satuan k, untuk 3 vektor C adalah mengikuti putaran
dimensi. sekrup , dimana jika A diputar ke arah B,
Menentukan vektor resultan dari maka hasil kali vektornya ke arah atas.
penjumlahan dua buah vektor merupakan Sebaliknya, jika B diputar ke arah A, atau
materi selanjutnya dalam konsep vektor. B x A,maka hasil kali vektornya – C ke
Untuk menentukan vektor resultan, arah bawah. Jadi hasil dan arah dari
terdapat 2 metode, yakni metode grafis dan perkalian vektor A x B dengan B x A tidak
metode analitis. Metode grafis dapat dibagi sama.
menjadi 3 metode yakni metode segitiga, Dalam pembelajaran fisika,
metode jajar genjang dan metode polygon. konsep vektor merupakan kemampuan
Metode analitis juga dapat dibagi menjadi prasyarat untuk mengikuti perkuliahan
3, yakni metode sinus, metode kosinus dan beberapa mata kuliah yang lain. Hal ini
metode vektor komponen. Metode vektor disebabkan banyak konsep fisika dalam
yang lazim digunakan adalah metode jajar bidang kajian lain bisa dipahami apabila
genjang untuk menentukan resultan 2 buah telah menguasi konsep vektor. Untuk itu
vektor dan metode vektor komponen untuk perlu dilakukan penelitian tentang
menentukan resultan banyak vektor. pemahaman konsep mahasiswa terhadap
Perkalian Vektor merupakan konsep vektor sebagai masukan dalam
materi selanjutnya dalam konsep vektor. memperbaiki perkuliahan konsep vektor.

193
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan adalah tes tertulis (tes diagnostik) berupa
metode deskriptif. Metode penelitian tes essay sebanyak 5 soal. Materi soal
deskriptif adalah salah satu metode berkaitan dengan konsep vektor yaitu
penelitan yang banyak digunakan pada penjumlahan vektor, perkalian vektor dan
penelitian yang bertujuan untuk arah resultan perkalian vektor. Penskoran
menjelaskan suatu kejadian. Seperti yang tes essai dilakukan dengan metode analisa
dikemukakan oleh Sugiyono (2011) dimana jawaban dianalisa menjadi
“penelitian desktiptif adalah sebuah beberapa elemen yang terpisah dan untuk
penelitian yang bertujuan untuk tiap item ditetapkan skor tertentu.
memberikan atau menjabarkan suatu Jawaban mahasiswa akan
keadaan atau fenomena yang terjadi saat dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan
ini dengan menggunakan prosedur ilmiah skor yang diperolehnya. Jawabannya
untuk menjawab masalah secara aktual”. diskor dengan menggunakan pedoman
Sedangkan, Sukmadinata (2006) penskoran yang dimodifikasi berdasarkan
menyatakan bahwa metode penelitian tahapan-tahapan pemecahan masalah yang
deskriptif adalah sebuah metode yang ditemukan oleh Dianne M. Bunce dan
berusaha mendeskripsikan, Heikkeinen (dalam Tanjung, 2003). Skor
menginterpretasikan sesuatu, misalnya maksimum tiap soal adalah 20.
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat Tingkat penguasaan konsep
yang berkembang, proses yang sedang mahasiswa akan dikelompokkan
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi berdasarkan konsep penilaian yang berlaku
atau tentang kecenderungan yang sedang di Unimed. Tingkat dengan baik jika
berlangsung. mahasiswa memperoleh nilai diatas 80 (B).
Penelitian dilaksanakan pada Pengelompokan nilai mahasiswa
mahasiswa Program Studi Fisika semester dikelompokkan seperti tabel berikut:
III Fakultas MIPA Universitas Negeri Tabel 1. Pengelompokan nilai mahasiswa
No Rentang Nilai Huruf
Medan tahun akademik 2014-2015 sesudah
1 90 - 100 A
mengikuti mata kuliah gelombang materi 2 80 - 89 B
vektor dengan jumlah subjek sebesar 46 3 70 - 79 C
4 0 - 69 E
mahasiswa. Keterangan:
Instrumen yang digunakan untuk A = Sangat Kompeten
B = Kompeten
mengumpulkan data pada penelitian ini C = Cukup Kompeten
D = Tidak Kompeten
194
% Kesalahan Tafsiran
Data yang diperoleh dari hasil tes 0 Tidak
dianalisa secara kuantitatif, kemudiaan 1 – 25 Sebagian kecil
26 – 49 Hampir separuh
menafsirkan jawaban yang dilakukan 50 separuhnya
mahasiswa. Hubungan antara persentase 51 – 75 Sebagian besar
76 – 99 Hampir seluruhnya
kesalahan dengan tafsiran dinyatakan pada 100 Seluruhnya
tabel 2 dibawah ini (Subino, 1987).
Tabel 2. Tafsiran persentase kesalahan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil yang diperoleh dari penelitian 28 20 20 20 20 20 100 A
29 0 20 20 20 20 80 B
adalah sebagai berikut:
30 20 20 10 20 20 90 A
Tabel 1. Rata-rata nilai hasil belajar 31 20 20 20 20 20 100 A
mahasiswa pada materi vektor 32 20 20 20 20 20 100 A
No Nomor Soal/Nilai Jumlah 33 20 20 20 20 20 100 A
Kod 34 20 20 20 20 20 100 A
1 2 3 4 5 A H
e 35 20 20 10 0 20 70 C
1 20 20 20 10 20 90 A 36 20 20 10 20 0 70 C
2 20 10 20 20 0 70 C 37 20 20 10 20 0 70 C
3 20 20 15 15 0 70 C 38 20 20 20 20 20 100 A
4 20 20 10 20 0 70 C 39 20 20 20 20 20 100 A
5 20 20 20 15 20 95 A 40 20 20 20 0 20 80 B
6 20 20 10 10 10 70 C 41 20 20 15 20 0 75 C
7 20 20 20 10 20 90 A 42 20 20 20 20 20 100 A
8 20 20 20 20 20 100 A 43 20 20 0 20 20 80 B
9 20 20 20 20 20 100 A 44 20 20 15 0 20 75 C
10 20 20 20 10 5 75 C 45 20 20 15 15 20 90 A
11 20 20 15 20 20 95 A 46 20 20 20 0 20 80 B
12 20 20 20 10 20 90 A JUMLAH 4000
13 20 10 20 20 0 70 C RERATA 86,96
14 20 20 20 20 20 100 A
15 20 20 10 20 0 70 C Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat
16 20 20 20 10 0 70 C
17 20 20 20 20 20 100 A bahwa rata-rata nilai capaian mahasiswa
18 20 20 20 20 20 100 A prodi fisika pada materi vektor adalah
19 25 25 25 15 10 100 A
86,96. Nilai ini dikategorikan Kompeten
20 20 20 20 20 20 100 A
21 20 20 20 20 20 100 A (Baik). nilai ini menunjukkan secara umum
22 20 10 20 20 0 70 C mahasiswa prodi fisika Unimed telah
23 5 20 20 20 10 75 C
24 20 20 20 10 0 70 C menguasi konsep-konsep vektor dengan
25 20 20 20 20 20 100 A baik.
26 20 20 20 20 20 100 A
27 20 20 20 20 20 100 A

195
Dari data diatas terlihat bahwa menguasai dengan baik materi vektor.
sebagian besar mahasiswa telah Tetapi dari tabel 2 diatas juga diperoleh
memperoleh nilai diatas 80. Ini informasi, masih terdapat 16 orang
menunjukkan bahwa sebahagian besar mahasiswa (34,78) yang memperoleh nilai
mahasiswa telah menguasi konsep vektor. C (nilai 70-79) dalam kategori cukup
Hasil yang diperoleh mahasiswa tentunya kompeten.
sudah cukup menggembirakan. Tetapi dari Untuk meninjau tingkat
data diatas diperoleh informasi masih pemahaman mahasiswa terhadap materi
terdapat beberapa mahasiswa yang vektor dianalisis dengan melihat
memperoleh nilai minimal lulus yaitu 70 kemampuan mahasiswa untuk setiap butir
(C). Ini tentunya akan menjadi perhatian soal. Tingkat kemampuan mahasiswa
dalam perkuliahan selanjutnya. untuk setiap butir soal digambarkan pada
Gambaran nilai diatas merupakan tebel berikut.
rata-rata dari keseluruhan nilai mahasiswa.
Tabel 3. Persentase kemampuan
Secara khusus, dibawah ini disajikan tabel
mahasiswa berdasarkan soal.
rekapitulasi hasil belajar mahasiswa No. Jawaban
tentang materi vektor sebagai berikut. Soal % Benar % Salah
1 95,65 4,35
Tabel 2. Rekapitulasi nilai mahasiswa pada 2 93,48 6,52
materi vektor 3 84,78 15,22
Nilai 4 82,61 17,39
Jumlah Persentase
Rentang Huruf 5 71,74 28,26
90 – 100 A 26 56,52
80 – 89 B 4 8,70 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat
70 – 79 C 16 34,78
0 – 69 D 0 0 dianaliasis hasil belajar siswa berdasarkan
Jumlah 46 100 masing-masing soal sebagai berikut.
1. Soal nomor 1 merupakan
Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat
permasalahan yang berkaitan dengan
bahwa 26 orang mahasiswa (56,52 %)
penjumlahan dua buah vektor posisi
memperoleh nilai A (nilai ≥ 90).
pada sumbu x, y, dan z. Berdasarkan
Selanjutnya terdapat 4 orang mahasiswa
data diatas terlihat bahwa 95,65 %
(8,70 %) memperoleh nilai B (nilai 80 –
menjawab dengan benar permasalah
90). Kedua kelompok nilai ini merupakan
ini. Sementara terdapat 4,35 %
kategori kompeten/baik. Hal ini
mahasiswa yang menjawab salah
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa
permasalahan ini. Sebagaian besar
prodi pendidikan fisika (65,22%) telah
196
kesalahan mahasiswa terletak pada Berdasarkan data diatas terlihat bahwa
kesalahan melihat tanda + (positif) 84,78 % mahasiswa menjawab dengan
atau tanda – (negatif) pada vektor benar permasalah ini. Sementara
posisi, sehingga hasil akhir menjadi terdapat 15,22 % mahasiswa yang
salah. Berdasarkan data diatas menjawab salah permasalahan ini.
diperoleh informasi bahwa hampir Sebagaian besar kesalahan mahasiswa
seluruhnya mahasiswa mampu terletak pada kesalahan menentukan
menjawab permasalahan penjumlahan besar vektor posisi, sehingga hasil
dua buah vektor. akhir menjadi salah. Berdasarkan data
2. Soal nomor 2 merupakan diatas diperoleh informasi bahwa
permasalahan tentang perkalian titik hampir seluruhnya mahasiswa mampu
(dot) dari dua buah vektor posisi pada menjawab permasalahan penjumlahan
sumbu x, y, dan z. Berdasarkan data dua buah vektor.
diatas terlihat bahwa 93,48 % 4. Soal nomor 4 merupakan
menjawab dengan benar permasalah permasalahan tentang perkalian silang
ini. Sementara terdapat 6,52 % (cross) dari dua buah vektor posisi
mahasiswa yang menjawab salah pada sumbu x, y, dan z. Berdasarkan
permasalahan ini. Sebagaian besar data diatas terlihat bahwa 82,61 %
kesalahan mahasiswa terletak pada menjawab dengan benar permasalah
kesalahan pada konsep perkalian titik ini. Sementara terdapat 17,39 %
vektor. Mahasiswa masih memberikan mahasiswa yang menjawab salah
jawaban dalam bentuk vektor. Padahal permasalahan ini. Sebagaian besar
pada konsep perkalian titik vektor, kesalahan mahasiswa terletak pada
hasil dari perkalian titik dari kedua kesalahan pada konsep perkalian
vektor adalah skalar. Berdasarkan data silang vektor. Mahasiswa masih
diatas diperoleh informasi bahwa memberikan jawaban yang sama
hampir seluruhnya mahasiswa mampu seperti perkalian titik vektor. Padahal
menjawab permasalahan penjumlahan pada konsep perkalian silang, hasil
dua buah vektor. dari perkalian silang dari kedua vektor
3. Soal nomor 3 merupakan adalah vektor. Berdasarkan data diatas
permasalahan yang berkaitan dengan diperoleh informasi bahwa hampir
arah resultan dari dua buah vektor seluruhnya mahasiswa mampu
posisi pada sumbu x, y, dan z.

197
menjawab permasalahan penjumlahan menguasai konsep perkalian titil dua
dua buah vektor. vektor.
5. Soal nomor 5 merupakan Persentase tingkat penguasaan
permasalahan tentang arah resultan mahasiswa terhadap konsep vektor sangat
dari perkalian silang (cross) dari dua berkaitan dengan tingkat kesukaran materi
buah vektor posisi pada sumbu x, y, perkuliahan. Materi penjumlahan dua
dan z. Berdasarkan data diatas terlihat vektor tergolong materi yang masih mudah
bahwa 71,74 % menjawab dengan dipahami mahasiswa. Sedangkan materi
benar permasalah ini. Sementara tentang perkalian silang dua vektor
terdapat 28,26 % mahasiswa yang termasuk materi yang sulit dipahami pada
menjawab salah permasalahan ini. perkuliahan vektor.
Sebagaian besar kesalahan mahasiswa Letak kesalahan mahasiswa dalam
terletak pada konsep arah resultan dari menyelesaikan permasalah vektor sangat
perkalian silang dua buah vektor. bervariasi. Dalam penyelesaian masalah
Berdasarkan data diatas diperoleh penjumlahan vektor, kesalahan mahasiswa
informasi bahwa sebagian besar terletak pada kekurang telitian mahasiswa
mahasiswa mampu menjawab dalam melihat tanda plus (+) atau minus (-)
permasalahan penjumlahan dua buah dari nilai vektor. Sementara pada
vektor. penyelesaian perkalian titik dua vektor,
Dari hasil penelitian terlihat kesalahan mahasiswa terletak pada
bahwa hampir seluruhnya mahasiswa bisa pemahaman konsep perkalian titik vektor,
menyelesaikan masalah tentang dimana mahasiswa menuliskan hasil
penjumlahan dua buah vektor. Persentase perkalian titik dua vektor dalam bentuk
mahasiswa yang menguasai tentang besaran vektor. Padahal seharusnya hasil
perkalian titik dua vektor lebih kecil jika perkalian titik dua vektor merupakan
dibandingkan dengan persentase besaran skalar. Berkaitan dengan
mahasiswa yang menguasi penjumlahan penentuan arah resultan hasil perkalian dua
dua vektor. Demikian halnya persentase vektor, letak kesalahan mahasiswa terletak
mahasiswa yang menguasai konsep pada masih lemahnya pemahaman
perkalian silang dua vektor lebih kecil jika mahasiswa terhadap konsep
dibandingkan persentase mahasiswa yang penyelesaiannya.

198
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diperoleh dari harus digunakan dalam menjawab
penelitian ini adalah sebagai berikut: permasalahan yang diajukan dengan
1. Pemahaman mahasiswa terhadap banyak memberikan latihan mengenai
konsep vektor sudah baik. Hal ini pemecahan masalah. Selain itu,
terlihat dari hasil penelitian yang Temuan miskonsepsi pada konsep
menunjukkan bahwa rata-rata nilai vektor menjadi rekomendasi dalam
capaian mahasiswa sebesar 86,96 yang memilih strategi yang tepat untuk
masuk pada kategori kompeten (Baik). mengatasinya pada saat perkuliahan.
2. Letak kesalahan mahasiswa dalam 2. Pada dasarnya, konsep vektor sangat
menyelesaikan permaslahan vektor berguna dalam implementasi
sebagian besar terletak pada kesalahan kehidupan sehari-hari. Tetapi
tentang konsep penentuan arah resultan terkadang peserta didik tidak
dari perkalian vektor. Baik itu perkalian memahami makna mengapa
titik maupun perkalian silang dua buah mempelajari vektor sehingga
vektor. menganggap mempelajarinya
Berdasarkan hasil dan merupakan sebuah kesia-siaan. Untuk
pembahasan penelitian serta kesimpulan itu bagi pengajar fisika diharapkan
yang diperoleh, maka disarankan beberapa memberikan pemahaman kepada
hal sebagai berikut: peserta didik tentang pentingnya
1. Kepada pengajar materi vektor, untuk belajar konsep vektor. Selain itu juga
melihat tingkat pemahaman diperlukan penerapan pembelajaran
mahasiswa terhadap konsep vektor, konstekstual sehingga bisa
diharapkan hendaknya melihat proses menjelaskan bagaimana aplikasi dari
perhitungannya dan konsep apa yang vektor ini dalam kehidupan manusia.

199
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, D, Resnick, R, & Walker, J. Teori Tes dan Pengukuran, Jakarta,


(2011) Prinsciples of Physics, 9th Depdikbud.
Edition. New York : John Wiley & Sugiyono.(2006). Metode Penelitian
Sons. Pendidikan. Pendekatan
Istiyono, Edi (2004). Fisika untuk SMA Kuantitattif, Kualitatif, dan R & D.
Kelas X. Jakarta : Intan Pariwara Bandung: Alfabeta.
Kanginan, Marthen. (2002). Fisika untuk Sukmadinata, Syaodih Nana. (2006).
SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit Metode Penelitian Pendidikan.
Erlangga Bandung : Remaja Rosdakarya.
Kamajaya (2007). Cerdas Belajar Tanjung R. (2003). Diagnosis kesalahan
Fisika.Bandung : Grafindo Media Siswa SMU dalam Memecahkan
Pratama Soal-Soal Fluida Tak Bergerak
Rahgunastra I Nyoman, (2012) dengan Pendekatan Pemecahan
http://www.sharinganswers.blogspo Masalah di SMUN 1 Medan,
t.com. Laporan Penelitian FMIPA
Unimed, tidak diterbitkan.
Subino, (1987), Konstruksi dan Analisis
Tes : Suatu Pengantar Kepada

200

Anda mungkin juga menyukai