E Catalog
E Catalog
PRINSIP TRANSPARANSI
Oleh:
JAKARIA
20.741010.34
PRINSIP TRANSPARANSI
TESIS
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum Pada
Oleh:
JAKARIA
20.741010.34
ii
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrahmannirrahiim”.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan hukum/tesis yang berjudul “ Kontrak Pengadaan Barang Dan Jasa
Berbasis Sistem Elektronik Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Malinau Dalam Mewujudkan Prinsip Transparansi “ pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung telah memberi segala bantuan,dukungan serta
doa kepada penulis sehingga penulisan hukum/tesis ini dapat di selesaikan.
Tarakan.
Tarakan.
Kabupaten Malinau.
vii
9. Dr. Basri,S.H,M.Kn Selaku Pembimbing II yang telah mengarahkan dan
10. Seluruh Dosen dan staf administrasi pada Program Megister Universitas
Borneo Tarakan yang secara langsung atau tidak langsung telah membantu
11. Kedua orang tua al. Ayahanda dan alm. Ibunda yang telah membesarkan
dan memberikan doa selama hidupnya, jasa jasa beliau tak akan pernah
Penulis menyadari bahwa segala sesuatu tidak lah luput dari kesalahan, hasil
karya penulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya penulis
hukum/thesis ini. Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan hukum/tesis ini
Penulis
JAKARIA
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
BAB I
PENDAHULUAN
swasta/privat merupakan bisnis dengan ukuran yang sangat besar. Mulai dari
kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor
publik merupakan salah satu pembelian barang dan jasa yang terbesar dalam
pembangunan fisik dan non fisik, tidak menyimpang maka diperlukan perangkat
pedoman bertindak dan berprilaku bagi para pihak dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya.
1
2
mendapatkan barang/jasa yang terbaik dengan harga murah. Dalam kaitan dengan
swasta merupakan jalan keluar atau upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah,
maka oleh karena itu untuk memperoleh pemahaman dan pengetahuan mengenai
substansi kontrak yang melibatkan pemerintah sebagai pihak, atau yang lazim
kontraktor. Dalam proses pengadaan itu terdapat syarat, prosedur dan standar
1
Yohanes Sogar Simamora, Hukum Perjanjian, Prinsip Hukum Kontrak Pengadaan
Barang Dan Jasa Oleh Pemerintah, Laksbang PRESSindo, Yogyakarta, 2009, h. 1.
3
karena itu harus dipenuhi. Batasan kontrak pengadaan dapat kita telusuri dari
Indonesia Tahun 2021 Nomor 4765 (selanjutnya disebut Perpres Nomor 12 Tahun
kontrak pengadaan barang dan jasa yang dimaksud oleh Perpres Nomor 12 Tahun
2021 adalah perjanjian antara pengguna barang dan jasa dengan penyedia
(APBD), baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang
dan jasa.
oleh pemerintah. Melalui Pasal 106 ayat (1) Perpres Nomor 4 Tahun 2015,
barang dan jasa. Pelelangan secara elektronik bukanlah sebagai pilihan lagi tetapi
menjadi suatu keharusan. Hal ini untuk menunjang pelelangan secara elektronik
sederhana dapat dikatakan bahwa proses pelelangan pengadaan barang dan jasa
mengurangi persaingan usaha yang tidak sehat dan fraud (kecurangan) yang bisa
pelayanan yang diterima dari pemerintah. Meskipun telah diatur dengan aturan
hukum yang jelas dan mengikat, pada kenyataannnya ada beberapa penyimpangan
2
Maria Avilla Cahya Arfanti, “Pelaksanaan Sistem E-Procurement dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Untuk Mencegah Terjadinya Persekongkolan Tender”, diunduh dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=188095&val=6466&title=Pelaksanaan%2
0sistem%20e- pada tanggal 20 Agustus 2021 Pukul 08.31
5
dan data lain yang terkait dalam bentuk cetak hard copy kepada offeree. Akseptasi
dan Jasa (SKPPBJ) yang menunjuk salah seorang peserta lelang/offeror sebagai
physical form (bentuk nyata dan konkret) atau paper based transaction yaitu
3
Susan Andriyani , “Analisis Efektivitas Dalam Penerapan Pengadaan Barang Dan Jasa
Secara Elektronik (E-Procurement) Serta Peranan Lembaga Pengawas Terhadap Pengadaan
Barang Dan Jasa Pemerintah”, diunduh dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20302458-
T30642%20 %20Analisis%20efektivitas.pdf, pada tanggal 20 April 2017 Pukul 08:31.
6
biaya 4
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik telah diberi ruanggerak
4
Indrajit at. al, Electronic Government, ANDI, Yogyakarta, 2002 , h. 151.
7
menghasilkaninformasi.
untuk5 :
mudah danmempercepat proses pengadaan barang dan jasa tersebut. Selain itu
Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa, maka dalam suatu
5
LKPP, http://www.lkpp.go.id/v2/content.php?mid=8474545499 (di akses pada tanggal
6 Agustus 2021, pukul 21.00 Wita)
8
persaingan usaha yangsehat dapat dijalankan sesuai dengan prinsip awalnya. Jika
procurement ini sia-sia karenatidak sesuai dengan tujuan yang dicapai. Sehingga
barang/pekerjaan.7
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka isu hukum utama
yang dikaji dalam penelitian ini adalah: “Kontrak Pengadaan Barang Dan Jasa
6
Yohanes Sogar Simamora, Prinsip Transparansi Dan Akuntabilitas Dalam Kontrak
Pemerintah Di Indonesia, Disampaikan Pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang
Hukum Perdata Pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga Di Surabaya Pada Hari Sabtu,
Tanggal 8 November 2008, Universitas Airlangga, Surabaya, 2008, h. 4.
7
Ibid.
9
B. Rumusan Masalah
rumusanmasalah yaitu :
C. Tujuan Penelitian
(dua), yakni;
Kabupaten Malinau
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
swasta dalam peraturan pengadaan barang dan jasa dipemerintahan yang berbasis
keadilan
E. Kerangka Konseptual
1. Kontrak Pemerintah
yang sama.
lama. Dalam skala sempit hubungan hukum itu hanya dalam batas jual beli. Ini
hukum antara pemerintah dan swasta semakin beragam dan kompleks. Alasan
dalam hal-hal tertentu lebih mudah dan efisien dalam mencapai tujuan
pemerintah. Suatu kegiatan atau program pemerintah yang mungkin cukup sulit
salah satu cara dalam menjalankan fungsinya ini, bahkan telah menjadi fenomena
yang mengubah budaya dalam dunia administrasi Negara seperti yang di katakana
akan selalu terdapat unsur hukum publik. Inilah alasan mengapa kontrak
yang di dalamnya terkandung hukum publik karena salah satu pihak bertindak
8
Hugh Collins, Regulating Contracts, Oxford University Press, Oxford, 2002, h. 303
9
Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
(Buku I Beberapa Pengertian Dasar Hukum Tata Usaha Negara), Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
2002, h. 112- 113
12
menyangkut prosedur dan kewenangan pejabat publik, elemen hukum publik juga
kerja hukum publik berlaku dalam semua fase ini. Adanya unsur hukum publik
inilah yang menjadi alasan mengapa kontrakpemerintah ada yang menilai bukan
terkandung dalam kontrak pemerintah pada dasarnya adalah kemauan sepihak dari
hanya mempunyai dua pilihan, yaitu setuju atau tidak setuju. Sama sekali tertutup
gunakan dalam praktek kontrak pemerintah, hanya menyisakan sedikit hak bagi
itu, tercemin dalam kontrak baku yang tergolong ke dalam kontrak adhesi.
istimewa. Situasi ini pada akhirnya akan membawa kompleksitas pada hubungan
tidak tertutup kemungkinan timbulnya persoalan hukum yang cukup rumit. Hal
tersebut dapat diakibatkan, antara lain karena tidak memadainya aturan yang
10
Yohanes Sogar Simamora I, Op. Cit., h. 81.
11
Ibid, h.82
13
berkedudukan seperti subjek hukum privat, di sisi lain dalam kedudukan sebagai
12
Indroharto, Op. Cit., h. 113-114
13
Ibid, h. 337-338
14
kaitan ini maka di samping pemerintah terikat pada ketentuan yang terdapat dalam
adalah murni hukum perdata. Keabsahan kontrak yangterbentuk diukur juga oleh
Pasal 1320 BW sebagai aturan awal untuk menentukan keabsahan suatu kontrak.
kewenangan peradilan tata usaha negara, melainkan peradilan umum. Hal ini
sebagai akibat dari tindakan pemerintahan yang dilakukan oleh badan atau pejabat
tata usaha negara selaku pelaku hukum keperdataan yang melakukan perbuatan
hukum keperdataan
dilakukan dalam kapasitasnya sebagai subjek hukum privat (civil actor) dan
contract namun demikian dalam kontrak komersial oleh pemerintah, bekerja pula
15
prinsip dan norma hukum publik berdampingan dengan prinsip dan norma hukum
dalam hubungan kontraktual itu terdapat baik pada fase pembentukan, fase
pelaksanaan.
pembelian atas barang/ jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Haltersebut sama
barang yang berwujud, akan tetapi juga barang yang tidak berwujud. Barang
umumnyaberupa jasa tersebut merupakan asal usul pengadaan jasa konsultasi dan
jasalainnya.
14
Yohanes Sogar Simamora I, Op. Cit., h. 308.
16
lebih luas dari hal tersebut. Diawali dari adanya transaksi pembelian
(pembeli dan penjual), dan pada akhirnya melalui pengadaan dan proses
pelelangan.
belanja negara(APBN) dan atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
secara yuridis salah satunya pada ketentuan undang-undang No.1 tahun 2004
15
Agus Yusuf Arianto, Panduan Praktis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jenggala
Pustaka Utama, Surabaya, 2013, h.. 2.
17
tentang Perbendaharaan Negara. Hal ini dapat dipahami karena dalam kegiatan
dan jasa di pemerintahan secara umum adalah sebagaimana yang diatur dalam
dengan serah terima hasil pekerjaan dan pembayaran. Pengadaan barang/ jasa
tawar lebih tinggi, kontrak yang dibentuk negara merupakan kontrak komersial
kontrak.
sistem e-purchasing pasti tidak akan bisa terlaksana dengan baik dan
maksimalapabila tidak di dukung oleh layanan elektronik yang baik dan memadai.
16
Amiruddin, Op. Cit., h. 46-47.
19
pengertiansebagai berikut:
negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itulah, Indonesia menganut
sistem pemerintahan yang sesuai dengan falsafah negara. Dalam penjelasan resmi
UUD 1945, yang umum, mengenai pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945,
yang terbentuk dalam Undang-Undang dasar harus berdasar kedaulatan rakyat dan
18
C.S.T. Kansil, Pemerintahan Daerah Di Indonesia (Hukum Administrasi Daerah), ,
Cet. Ke-3, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h. 1-2.
19
Ibid, h. 3.
21
bahwa daearah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi dan daerah provinsi
akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Di daerah-daerahyang bersifat
Perwakilan Daerah. Oleh karena itu, di daerah pun pemerintahan akan bersendi
sebagai berikut:20
amanat UUD Negara RI Tahun 1945 maka kebijakan politik hukum yang
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, menurut asas otonom dan tugas
administratif di suatu daerah yang lebih kecil dari sebuah negara dimana negara
20
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2006, h. 1-2.
21
Ibid.
22
Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota.
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
Setiap pemerintah daerah dipimpin oleh Kepala Daerah yang dipilih secara
Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Kepala daerah dibantu oleh
satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk
22
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan-daerah-di-Indonesia. Diakses pada tanggal
10 Agustus 2021, pukul 17.31 wita.
23
The Liang Gie, Pertumbuhan Daerah Pemerintahan Daerah di Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Gunung Agung, Jakarta, 1968, h. 44.
23
kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala
dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan.
daerah sepenuhnya. Dalam hal ini sepenuhnya diserahkan ke daerah, baik yang
pembiayaan, demikian juga perangkat daerah itu sendiri, yaitu terutama dinas-
dinas daerah.24
24
Daan Suganda, Sistem Pemerintahan Republik Indonesia, Pemerintahan di Daerah,.
Sinar Baru, Bandung, 1992, h. 87.
24
komersial oleh pemerintah diperlukan untuk menjamin kepastian hukum baik bagi
barang dan jasa oleh pemerintah. Penerapannya meliputi 2 (dua) hal, yakni pada
25
Rianto Nugroho D, Otonomi Daerah (Desentalisasi Tanpa Revolusi, Elekmedia
Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2000, h. 90.
25
efektif.28
26
P. Loina Lalolo, Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabiitas, Transparansi dan
Partisipasi. Jakarta, 2003, h. 13
27
Mustopa Didjaja ,Transparansi Pemerintah. Rineka Cipta, Jakarta, 2003, h. 261
28
Kristianten, Transparansi Anggaran Pemerintah. Rineka Cipta , Jakarta , 2006, h. 31
26
tujuan yang jelas, supaya dalam pelaksanaan dari suatu pengadaan barang dan
barang danjasa yang dibutuhkan instansi pemerintah dalam jumlah yang cukup,
dengankualitas dan harga yang dapat dipertanggung jawabkan serta dalam waktu
F. Metode Penelitian
1. Tipe penelitian
Ilmu hukum sebagai ilmu yang bersifat preskriptif (nilai) dan terapan
dalam ilmu memiliki karakteristik yang sui generis dan tidak dapat diintegrasikan
yang dapat digunakan untuk menjawab isu hukum. Penelitian hukum ini
29
Indra B. Akuntansi Sektor Publik. Cetakan pertama, Erlangga. Jakarta, 2010, h. 57.
30
Peter Mahmud Marzuki (I), Karakteristik Ilmu Hukum, Yuridika,-Jurnal Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, Volume 23, No. 2, Mei – Agustus 2008, h. 331.
27
perkembangan ilmu hukum melalui temuan teori hukum, argumentasi baru, atau
konsep baru terhadap hal-hal yang dipandang telah mapan dalam ilmu hukum.
penelitian hukum adalah penelitian terhadap norma baik yang tertulis (peraturan
perundang-undangan) maupun yang tidak tertulis (hukum adat) baik hukum yang
1. Pendekatan Masalah
hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.32 Penelitian hukum dilakukan
untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam
31
Peter Mahmud Marzuki(11), Penelitian Hukum, , Yuridika,- Jurnal Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, Volume 16, No. 2, 2002, h. 14
32
Peter Mahmud Marzuki,(III)Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2007, h. 35.
28
nilai.33
pengadaan barang/jasa pemerintah yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
sedang dikaji, hasil dari telaah tersubut merupakan suatu argumen untuk
publikasi tentang hukum yamg bukan merupakan dokumen resmi yang meliputi
33
Ibid
34
Ibid., h.95.
35
Ibid.
29
Indonesia).
dipecahkan.
bahan hukum serta inventarisasi bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum
pendekatan penelitian dan disimpan (save) dalam bentuk digital file. Setiap file
36
Ibid.
37
Ibid.
30
berupa digital file yang senada dikumpulkan dalam satu folder dan diberi nama.
dilakukan klasifikasi secara sitematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
berdasarkan kriteria yang cermat dan ketat sesuai dengan perumusan masalah
(legal reasoning) yang logis sistematis. Penalaran hukum juga bertumpu pada
aturan berfikir yang dikenal dalam logika. Namun demikian penggunaan logika
dalam ilmu hukum mengandung ciri khas yang berkenaan dengan hakikat hukum
(the nature of laws), sumber hukum (the sources of laws) dan jenis hukum (the
kinds of laws).38
38
Irving M. Copi, Intreduction to Logic dalam PM. Hadjon, Pengkajian Ilmu Hukum
Dogmatik (Normatif), Yuridika , No.6 Tahun XI November-Desember 1994.
31
hukum.
G. Pertanggungjawaban Sistematika
memaparkan secara singkat masalah yang merupakan pokok batasan dalam bab
penulisan tesis ini secara garis besar. Penelitian ini diawali dengan menguraikan
pemerintah Kabupaten Malinau” Bab ini beranjak dari pemikiran bahwa hukum
kontrak merupakan bingkai aturan main bagi para pihak dalam pengadaan barang
dan jasa oleh pemerintah. Keterkaitan para pihak dalam berkontrak. Oleh karena
itu, dalam bab ini akan dibahas keabsahan kontrak pengadaan barang dan jasa
Pada Bab III Perlindungan hukum bagi para pihak dalam kontrak
uraian Bab II sampai dengan bab III. Dari kesimpulan tersebut dapat diketahui
jawaban atas permasalahan yang ada dalam Bab I. Selain itu diharapkan dapat
memberikan saran baik kepada pemerintah maupun semua pihak dalam usaha
Barang/Jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai dengan tata kelola
yang baik, sehingga dapat menjadi pengaturan yang efektif bagi para pihak yang
Presiden No. 70 Tahun 2012 dibanding Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003.
Perbedaan tersebut yakni memberikan ruang kepada para pihak penerima dan
Presiden ini dengan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang berlaku bagi pemberi
PHLN. Namun apabila perbedaan tersebut dipandang tidak prinsipil oleh para
pihak, maka peraturan dalam Peraturan Presiden ini tetap berlaku. Berdasarkan
33
34
rumusan sanksi yang terdapat dalam Perpres Nomor 70 Tahun 2012 ini maka
terjadi di masa yang akan datang merupakan tujuan utama pemidanaan. Dan
jalan akhir tampak bahwa pembentuk aturan berpandangan bahwa pidana itu
dapat membawa kebaikan karena dapat mencegah kejadian yang lebih buruk serta
berpikir bahwa tidak ada alternatif lain yang setara baiknya dalam
ide atau konsep-konsep dan usaha untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadi
kenyataan.
sejak tahap persiapan pengadaan sampai dengan selesainya kontrak dalam hal
umum. Hukum Pidana bersifat publik artinya walaupun pihak korban tidak
menuntut, negara tetap berhak untuk menghukum orang yang melakukan perbutan
pidana tersebut. Tuntutan pidana masih tetap berlaku meskipun para pihak telah
35
membuat perjanjian untuk tidak saling menuntut atas perbuatan pidana yang
Pemerintah Malinau
Tendering adalah tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara
terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada
mengeluarkan Peraturan Kepala LKPP Perka No. 1 Tahun 2011 yang telah diubah
dengan Perka No. 1 Tahun 2015 tentang e-tendering Adapun pengadaan yang
Pengadaan barang dan jasa merupakan salah satu tahapan siklus proyek yang
dan jasa antara dua pihak sesuai dengan perjanjian atau kontrak. Berikut ini dapat
manfaat seperti yang dijelaskan oleh Teo & Lai yang membagi keuntungan dari e-
proses aplikasi yang lebih cepat, mengurangi biaya operasional juga administrasi)
39
Adrian Sutedi. . AspekHukumPengadaanBarang&JasadanBerbagaiPermasalahannya.
Jakarta: SinarGrafika, 2012, h.224
40
PurnomoEdyMulyono,AnalisisPelaksanaanPengadaanBarang/JasaSecaraElektronikPa
daPemerintahKabupaten Gresik, SekolahPascasarjanaUniversitasAirlangga
JalanAirlangga, h.37
37
barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/jasa yang terdaftar pada sistem elektronik dengan cara menyampaikan satu
kali penawaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan. Ruang lingkup e-
syarat- syarat bagi peserta lelang. Pada tahap pendaftaran, peserta lelang harus
mengacu kepada dokumen lelang yang telah ditetapkan panitia. Peserta dapat
mengajukan pertanyaan secara online tanpa tatap muka melalui aplikasi SPSE.
oleh peserta lelang. Dokumen penawaran disampaikan dalam bentuk file yang
diunggah melalui aplikasi SPSE. Surat penawaran yang disampaikan oleh peserta
lelang secara elektronik ini tidak memerlukan tanda tangan basah dan stempel.
perusahaan atau kuasa yang ditunjuk dengan surat kuasa. Setelah jangka waktu
yang tersedia pada aplikasi SPSE. Panitia atau Pokja ULP kemudian melakukan
evaluasi (administrasi, teknis dan harga) serta kualifikasi dan klarifikasi terhadap
pemenang lelang tersebut secara online. Aplikasi SPSE secara otomatis akan
sebagai berikut”
Pengadaan )
secara elektronik
dilakukan oleh Panitia atau Pokja ULP Kabupaten Malinau dengan menyiapkan
masyarakat umum dan calon penyedia sesuai dengan jadwal yang telah
korupsi dalam pengadaan barang/jasa. Seperti yag dinyatakan oleh OECD, 2007
dan Schapper, 2009 bahwa transparansi merupakan faktor kunci untuk mencegah
Malinau berupa pengadaan barang/jasa, konstruksi dan jasa konsultan. Dari hasil
akuntabel atau sangat baik. Hal ini dimungkinkan karena indikator akuntabilitas
41
menekankan pada aturan dan ketentuan yang terkait pada setiap tahapan
Pemerintah
bertujuan untuk: a. rnenghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan
peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah; d. meningkatkan
dan/atau Penyedia (Pasal 3 ayat 3 Perpres No. 16 Tahun 2018). Swakelola adalah
sebab perencanaan yang baik menjadi penentu berhasil atau tidaknya pelaksanaan
Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (1) Perpres No. 12 Tahun 2021, bahwa
cara, jadwal, dan anggaran Pengadaan Barang/Jasa. Para pihak yang terlibat dalam
41
Grasia Kurniati, 2017:314)
43
(RAB). Selanjutnya pada Pasal 18 ayat 6 disebutkan bahwa tipe terdiri atas: a.
RUP adalah daftar rencana Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilaksanakan oleh
adalah dalam persiapan pengadaan baik melalui swakelola dan melalui penyedia
ditetapkan oleh PA/KPA. Selain itu Perpres No. 12 Tahun 2021 berkaitan dengan
Penyelenggara Swakelola ditetapkan oleh PA/ KPA; b. Tipe II Tim Persiapan dan
Tim Pengawas ditetapkan oleh PA/KPA, serta Tim Pelaksana ditetapkan oleh
Tim Persiapan dan Tim Pengawas ditetapkan oleh PA/KPA serta Tim Pelaksana
pelaksana Swakelola.
oleh PPK dengan memperhitungkan tenaga ahli/ peralatan/ bahan tertentu yang
melalui Swakelola dituangkan dalam kerangka acuan kerja (KAK) kegiatan/ sub
Sendiri (HPS) adalah perkiraan harga barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK. Pada
Pasal 26 Perpres No. 12 Tahun 2021, dimana HPS dihitung secara keahlian dan
46
terbuka dan tidak bersifat rahasia. Yang pada intinya total HPS merupakan hasil
harga satuan; b. dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah
lebih rendah 80% (delapan puluh persen) dari nilai HPS. Namun HPS tidak
rancangan kontrak, Menurut Pasal 27 ayat (1) Perpres No. 16 Tahun 2018 terdapat
Kerja (SPK); d. surat perjanjian; dan e. surat pesanan. Uang muka dapat diberikan
bahwa paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak untuk usaha kecil.
Kemudian paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak untuk usaha
non-kecil dan Penyedia Jasa Konsultansi. Untuk. paling tinggi 15% (lima belas
persen) dari nilai kontrak untuk Kontrak Tahun Jamak. Pemberian uang muka
konsultansi, dan jasa lainnya. Adapun pengadaan jasa Konsultansi adalah jasa
keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir. Pengadaan jasa lainnya adalah
dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
Berdasarkan ketentuan Perpres No. 16 Tahun 2018 dan Peraturan LKPP Nomor 8
Daerah lain dan/atau tenaga ahli; b. Penggunaan tenaga ahli tidak boleh melebihi
50% (lima puluh persen) dari jumlah Tim Pelaksana; dan c. Dalam hal dibutuhkan
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah ditetapkan oleh
PPK; b. pengajuan kebutuhan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau
sesuai dengan rencana kegiatan; c. penggunaan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga
ahli, tenaga terampil atau tenaga pendukung) berdasarkan daftar hadir pekerja atau
pekerjaan dan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada PPK melalui Berita Acara
Pemilihan dapat dibantu oleh Tim Teknis, Tim/Tenaga Ahli, atau Tim
Pendukung. PPK dapat juga dibantu oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
50
undangan
DPR atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh DPRD. Untuk Pengadaan
Pagu Anggaran K/L atau persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai ketentuan
apakah barang/jasa yang akan diadakan termasuk dalam kategori barang/jasa yang
Pemilihan.
52
purchasing dengan nilai pagu paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah); atau Jasa Konsultansi yang bernilai paling
pengadaan khusus diatur lebih lanjut dalam Peraturan LKPP terkait Pengadaan
Khusus.
Pemerintah
adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan untuk
hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang
bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain
perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum., yaitu konsep
42
CST. Kansil dan Christine S.T.Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta, 1997, h. 11.
54
55
terhadap suatu perbuatan hukum yang dilakukannya. Begitu juga halnya bagi para
Keadilan berarti bahwa apa yang dilakukan penyelenggara PBJP yang sudah
dan prosedur yang telah ditetapkan dan begitu juga sebaliknya, bahwa para pihak
yang berkepentingan dapat berperan sesuai dengan hak dan kewajiban masing-
pihak/penyelenggara PBJP.
termasuk ke dalam aspek perdata. Hubungan antara para pihak di dalam proses ini
43
Julianda B. Manalu”Perlindungan Hukum Terhadap Penyelenggara Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah”Jurnal Hukum Samudra Keadilan, Volume 12, Nomor 2, Juli-Desember
2017, h. 300
56
Salah satu yang mengindikasikan ketidak sejajaran hubungan ini adalah dalam hal
sanksi atas keterlambatan pembayaran. Dalam hal pelaku usaha atau penyedia
menyatakan dalam hal PPK cidera janji maka PPK akan membayar kompensasi
kepada penyedia.
yang dialami penyedia dikarenakan Kontrak Mnier dan Perpres 54/2010 tidak
pencairan anggaran juga termin waktu dalam proses pencairan anggaran. Termin
57
waktu dalam PP 58/2005 adalah 5 hari. Kontrak Mnier yang mengacu pada
Perpres 54/2010 secara tidak langsung juga mengacu pada PP 58/2005. Ganti rugi
sebagaimana yang dimaksud Pasal 122 Perpres 54/2010 mewajibkan PPK dalam
hal cidera janji untuk membayar ganti rugi kepada penyedia. Penyelesaian dengan
cara pembayaran ganti rugi atau sifatnya perdata mustahil dilakukan karena
kontrak Mnier merupakan akibat dari perbuatan publik pemerintah yang bersegi
dua. Untuk Itu perlu penyelesaian secara publik dari pihak-pihak yang
Barang/Jasa Pemerintah
tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara
terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada
adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik. Dimana
informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga
dan tujuan dari pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik ini ialah
58
persaingan usaha yang sehat, mendukung proses monitoring dan audit, dan
adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) juga termasuk ke dalam Aparatur Sipil
Negara (ASN), maka seharusnya PPK dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak mengatur secara jelas terkait dengan
memiliki fungsi perlindungan sebagaimana tercantum dalam Pasal 126 Ayat (3)
tidak dijelaskan secara mendetail dalam Undang undang ini, bahkan tidak ada
Pasal satupun yang menjelaskan secara eksplisit bentuk perlindungan hukum yang
seharusnya didapatkan. Hal inilah yang mengakibatkan ketika ASN dalam hal ini
yang terjadi selama ini, bahwa pelaku pengadaan barang/jasa pemerintah yang
atau penasehat hukum sendiri.Selama ini belum ada perlindungan yang diberikan
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Pasal 308 huruf d yaitu
pengadaan barang/jasa pemerintah dalam hal ini ialah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dalam hal ini termasuk juga
dimaksud, sehingga saat ini masih dirasakan oleh Pegawai Negeri Sipil (pelaku
60
perlindungan hukum.
Barang/Jasa Pemerintah
perlindungan hukum terhadap pelaku pengadaan barang/jasa dalam hal ini ialah
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu
bentuk pelayanan yang wajib diberikan oleh aparat penegak hukum atau aparat
keamanan untuk memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada
korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak
hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu
gambaran dari fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan
jaminan akan adanya perlindungan secara hukum terhadap suatu perbuatan hukum
yang dilakukannya. Begitu juga halnya bagi pelaku pengadaan dalam tugasnya
dilakukannya.
pelaksanaan kontrak sulit atau tidak dapat dijalankan, maka dapat diambil
terjadi perbuatan yang mengarah kepada tindak pidana korupsi dan kerugian
Selanjutnya, yang harus mendapat atensi dari semua pihak yang terkait
Presiden Jokowi dalam rapat dengan Kajati dan Kapolda se- Indonesia pada
tanggal 19 Juli 2016 , yaitu sebagai berikut: 1) Kebijakan dan diskresi pemerintah
dengan yang memang berniat korupsi. Aturan BPK jelas, mana yang
hari. Sebelum waktu itu habis, penegak hukum tidak boleh masuk dulu; 4)
44
Grasia Kurniati”Akibat Hukum Pelanggaran Prosedur Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan Perlindungan Hukum Terhadap Organisasi Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah”Jurnal Hukum POSITUM Vol. 1 No. 2, Juni 2017, h. 321-325
45
Ibid, h 325
63
Perintah ada pengecualian untuk kasus dugaan korupsi yang berawal dari operasi
tangkap tangan (OTT); dan 8) Setelah perintah itu, jika masih ada kriminalisasi
pertama kali sampai dengan sekarang Perpres terbaru, tidak sama sekali mengatur
Seharusnya di era otonomi daerah seperti sekarang ini, Pemerintah daerah lebih
aktif dalam memberikan perlindungan hukum dan bantuan hukum kepada ASN
Sejauh ini, belum ada perhatian khusus dari pemerintah khususnya bagi
hal ini adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang terkena masalah hukum,
lebih aktif dalam memberikan perlindungan hukum dan bantuan hukum. Selama
ini para pelaku pengadaan barang jasa yang terlibat kasus hukum berjalan sendiri
bantuan hukum dari Pengacara yang ia bayar dengan uang sendiri. Padahal di
Namun sampai sejauh ini hal tersebut tidak pernah didapatkan oleh mereka yang
Seperti contoh kasus yang terjadi pada Pejabat Pembuat Komitmen Kantor
Wilayah (Bea Cukai) Jawa Timur Agus Kuncoro yang telah divonis hukuman
penjara satu tahun dan diwajibkan membayar denda 50 (lima puluh) juta rupiah
subsider kurungan tiga bulan karena dinilai tidak cermat dalam mencairkan
tidak ada sedikitpun bantuan hukum yang diberikan oleh pemerintah, padahal
Tidak hanya kasus yang menimpa PPK Bea Cukai Jawa Timur saja, masih
dalamnya juga meliputi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Disamping itu, di era
otonomi daerah seperti sekarang ini juga penting peran pemerintah daerah dalam
prosedur penanganan masalah hukum secara terpadu, mengatur tentang siapa yang
undang undaga ini yang mengatur dengan jelas pihak-pihak yang berwenang
selama ini.
paling krusial untuk diatur secara khusus ialah mengenai hal-hal berikut ini: 1)
pidana, hukum administrasi dan hukum pidana. Hal ini dimaksudkan agar terdapat
kepastian mengenai jalur mana yang harus ditempuh oleh para pihak bila terjadi
yang harus dilaksanakan adalah adanya political will dari para stakeholders dalam
memberikan.
Salah satu aplikasi dari tugas dan tanggung jawab tersebut adalah
kerja dan tugas dalam pemerintahan tersebut melalui proses pengadaan barang
dan jasa yang dimulai dari transaksi pembelian/penjualan barang dipasar secara
2018 tentang Pengadaan Barang & Jasa ( Perpres 16/2018) Pasal 3 menyebutkan
penyedia. Dari pasal ini jelas bahwa hanya ada dua cara pengadaan barang/jasa
pemerintah yang seperti tersebut, swakelola dan pemilihan penyedia, dengan kata
melalui proses lelang/ tender yang melibatkan para pihak, yaitu pihak
barang dan jasa adalah pihak yang meminta dan memberi tugas kepada pihak
46
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Pengadaan Barang & jasa dan Berbagai
Permasalahannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, h 1
47
Ramli & Fahrurrazi, Swakelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Visi Media,
Jakarta, 2014 h2
68
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, dengan ditetapkan electronic tender (e-
selama ini dijalankan secara manual di dunia nyata. Kecanggihan dalam teknologi
tanpa batasan tempat & waktu kini menjadi hal yang biasa.E-Tendering adalah
harus mengacu pada peraturan perundang-undangan, dalam hal ini diawali dengan
ditetapkan kedudukan, susunan organisasi, tugas fungsi dan uraian tugas serta tata
cara kerja yang salah satunya menetapkan Bagian Pengadaan Barang & Jasa.
69
Bagian Pengadaan Barang & Jasa sebagai salah satu lembaga pemerintah daerah
Semua pihak yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa, tidak
pengadaan barang/jasa
48
Sinaga, Analisis Rendahnya Penyerapan Anggaran Kementrian/Lembaga(K/L) dan
Pemerintah Daerah, Jurnal RechtsVinding, Volume 5 No. 2, Agustus 2016 h 262
70
memberi & menerima hadiah,imbalan, komisi, rabat atau apa saja dari atau
pengadaan barang/jasa
proses dalam pengadaan barang dan jasa, yang butuh kajian tertentu antara PPK
dan Unit Pengadaan barang dan jasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Malinau Tahapan proses
a. Tahap perencanaan (fisik) pengadaan barang dan jasa yang dipublish dan
Elektronik (SPSE).
d. Tahap kajian Kerangka Ajuan Kerja (KAK) antara PPK dan Unit
ditanda tangani oleh Kabag Pengadaan Barang dan Jasa, yang menjadi
tidak hanya ditentukan oleh peranan pemerintah sebagai pengguna barang dan
jasa saja tapi juga dipengaruhi oleh kontribusi Penyedia Barang dan Jasa. Hal ini
pengadaan barang dan jasa tersebut tetap pada koridor dan tujuan awal yang ingin
dicapai. Dalam Perpres 16/2018 diuraikan tanggung jawab para pihak dalam
pengadaan barang dan jasa, PPK sebagai bagian dari pemerintah memiliki
tanggung jawab :
72
sebagai berikut ;
a. Pelaksanaan kontrak
b. Kualitas barang/jasa
Kontrak e-tender pengadaan barang dan jasa yang memuat hak dan
Pengadaan Secara Elektronik), hal ini berarti kontrak yang digunakan adalah
kontrak baku/standar yang tidak disusun atas dasar kesepakatan bersama, dimana
pihak penyedia hanya bisa menerima/menolak isi kontrak tersebut yang artinya
pengguna barang dan jasa. Sesuai syarat sahnya perjanjian pada pasal 1320 KUHP
Pada umumnya tahapan kontrak pengadaan barang dan jasa terdiri atas tiga
tahap yaitu:
yang merupakan bahasan dari tulisan ini, Kontrak pengadaan barang dan jasa,
sesuai wawancara Kabag Pengadaan Barang dan Jasa, Toto Setiawan, ST.,M.Si.
a. Waktu pelaksanaan
b. Nilai kontrak
c. Jenis pekerjaan
d. Cara pembayaran
f. Syarat umum
g. Syarat khusus
hukum dan tanggung jawab hukum bagi para pihak dalam kontrak tersebut.
kontrak pengadaan barang dan jasa yang sudah ditandatangani, mempunyai daya
74
harus diiringi dengan itikad baik sebagaimana Pasal 1338 KUH Perdata ayat (3)
yang menyebutkan, bahwa kontrak harus dilaksanakan dengan itikad baik. Itikad
baik yang dimaksudkan itikad baik pada waktu pelaksanaan hak-hak dan
kewajiban yang tercantum dalam kontrak atau itikad baik dalam arti objektif.
b. Penandatangan kontrak
e. Perubahan kontrak
f. Penyesuaian harga
h. Pemutusan kontrak
tanggung jawab para pihak, baik pemerintah maupun penyedia, dibutuhkan upaya
pengadaan barang dan jasa untuk kepentingan negara yang merupakan salah satu
pengadaan barang dan jasa terutama di sektor publik terkait erat dengan
Procurement)
dasarnya pengadaan barang dan jasa dimulai sejak adanya pasar, tempat, dimana
Nomor.16 tahun 2018. Menurut Arsana (2016:109) sistem pengadaan barang dan
jasa pemerintah yang baik diperlukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
49
Arsana, Manajemen pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, CV Budi Utama,
Cetakan Pertama :November 2016, h.46
76
(2) Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, (3) Memperbaiki
tingkat efisiensi proses pengadaan, (4) Mendukung proses monitoring dan audit,
beraroma korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini dalam sistem e-procurement
mencega terjadinya kontrak fisik secara langsung antara panitia pengadaan dan
penyedia, semua aktifitas yang terjadi tercatat dalam sisten record sehingga
50
Jamila Lestyowati Analisis Permasalahan E-Purchasing dalam Pengadaan Barang dan
Jasa Satuan Kerja, Balai Diklat Keuangan Yogyakarta, 2018, h.325.
77
kepala lembaga, atau kepala daerah. tidak diperlukan jaminan penawaran dan
memuat informasi berupa: (1) daftar, jenis, spesifikasi teknis, TKDN, produk
dalam negeri, produk SNI, produk industri hijau, negara asal, harga,Penyedia, dan
peran serta usaha kecil dengan mencantumkan barang/jasa produksi usaha kecil
dan produk dalam negeri pada katalog elektronik (Perpres No.12 tahun 2021 ).
pilihan terbaik. 2. Efisiensi biaya dan waktu proses pemilihan barang/jasa dari sisi
2. Efisiensi biaya dan waktu proses pemilihan barang/jasa dari sisi penyedia
menayangka daftar barang beserta spesifikasi dan harganya pada sistem katalog
elektronik. Sedangkan prosedur pengadaan barang dan jasa secara elektronik atau
e-purchasing dalam Peraturan LKPP Nomor 9 tahun 2018, adalah sebagai berikut:
elektronik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
proses yang singkat dan dapat terhindar dari masalah hukum. Oleh karena itu,
baik pejabat pengadaan maupun PPK akan mencari data barang dan jasa yang
Ditemukan fakta bahwa tidak semua kebutuhan barang dan jasa satuan kerja
tersedia di katalog elektronik. Ada barang/jasa tertentu yang belum ada di katalog
di katalog elektronik belum tentu menjadi harga sampai barang/jasa itu siap
dimungkinkan untuk melakukan negosiasi atas harga dan biaya lain di katalog
elektronik. Negosiasi ini terutama untuk biaya diluar harga barang/jasa. Hasil lain
dari penelitian ini adalah terdapat kemungkinan harga diluar katalog elektronik
79
80
B. Saran
untuk dapat menambah jenis produk dalam katalog elektronik sehingga menjamin
ketersediaan dan harga barang. Jenis barang dan jasanya juga bervariasi sehingga
tidak didominasi oleh barang saja, namun juga jasa lainnya, jasa konsultasi dan
katalog elektronik tersebut dapat lebih murah lagi. Sebagaimana pada ecommerse
lainnya yang juga mengadakan program promo baik promo harga barang maupun
promo ongkos kirim. Agar dimunculkan dalam katalog elektronik biaya tambahan
yang diperlukan dan besarannya. Hal ini untuk memudahkan satuan kerja dalam
proses penganggaran.
baik secara perdata, hukum administrasi dan hukum pidana; perlunya keseriusan
para pihak terkait nota kesepahaman (kepolisian, kejaksaan dan BPKP) dalam
melaksanakan isi nota kesepaham yang mereka sepakati bersama yang dirasakan
Buku
Lalolo,P. Loina Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabiitas, Transparansi dan
Partisipasi. Jakarta, 2003.
M Hadjon, Philipus dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Gaja Mada
University Press, 2005.
Muljadi, Kartini & Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
Jurnal
Internet