Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ARIEF HAMBALI

NPM : 231531011
MATERI : PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN

10.1 Latar Belakang


Anggaran sebagai kegiatan penting bagi perusahaan untuk memperkirakan biaya-biaya
yang akan dikeluarkan untuk tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada periode mendatang
yang digunakan sebagai alat pengendalian dan perencanaan.
Konsep anggaran sudah berusia hampir 100 tahun, memunculkan pertanyaan apakah masih
relevan untuk kondisi bisnis saat ini. Fokus kali ini, pada cara penyusunan anggaran tanpa
membahas teknis penyusunannya.

10.2 Arti dan Tujuan Penyusunan Anggaran


Anggaran sebagai rencana jangka pendek bersifat kuantitatif. Biasanya periode anggaran
adalah satu tahun. Terdapat perbedaan yang mendasar antara anggaran, rencana (plan), target dan
forecast. Target merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai perusahaan sedangkan, Anggaran
adalah biaya yang diperlukan untuk menjalankan rencana (plan) tersebut sehingga target dapat
tercapai.
Anggaran disusun berdasarkan asumsi apa yang akan terjadi pada periode mendatang,
misalkan asumsi mengenai tingkat inflasi, kurs dollar, dan sebagainya. Masalahnya adalah, sering
sekali terjadi perbedaan antara asumsi yang dibuat perusahaan dengan kenyataan yang terjadi.
Perbedaan antara anggaran dengan forecast adalah, segala sesuatu yang ada pada forecast harus
didasarkan pada asumsi yang terkini.
Tujuan penyusunan anggaran: rencana yang di pada periode mendatang yang dibuat
manajemen untuk meminta persetujuan dari pemilik perusahaan; memberikan informasi untuk
pengambilan keputusan, pengendalian kinerja, dan alat komunikasi serta koordinasi.

10.3 Kelemahan-Kelemahan Anggaran

1
1. Waktu penyusunan yang lama, Penyusunan anggaran yang lama lebih banyak dikarenakan
dilakukannya proses bottom-up, yang menyebabkan banyaknya negosiasi yang dilakukan.
2. Sulit disesuaikan dalam lingkungan yang cepat berubah.
3. Kecenderungan "slack" dalam penyusunan anggaran, terjadi saat orang-orang dalam
perusahaan tidak mengatakan yang sesungguhnya, dan cenderung untuk mempertinggi
biaya yang diminta dibandingkan dengan yang seharusnya,
4. Kecenderungan "gaming" terjadi apabila orang-orang yang bekerja pada perusahaan
berusaha untuk mencapai angka-angka yang ada dianggaran dengan segala macam cara,
termasuk dengan cara-cara yang sebenarnya merugikan perusahaan.

10.4 Cara Penyusunan Anggaran


1. Authoritative budgeting dengan cara ini, proses penyusunan anggaran sepenuhnya
dilakukan oleh manajemen tingkat atas, dan bawahan hanya diberikan angka-angka
anggaran yang telah ditetapkan.
2. Participative budgeting, dalam pendekatan ini semua orang yang ada dalam perusahaan
terlibat dalam penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran dimulai dari bawah, dan
kemudian diakumulasikan pada tingkatan yang lebih atas untuk dinegosiasikan dan
dimintakan persetujuannya.
3. Consultative budgeting, cara ini mirip dengan authoritative budgeting, hanya dalam proses
penyusunan anggaran, atasan melakukan konsultasi dan meminta pendapat dari bawahan.

2
10.5 Penyusunan Anggaran dengan Mempergunakan Konsep Three Wheels of Profit Plan

Gambar 10.1. Three Wheel of Profit Planning

3
Terdapat tiga tahapan yaitu:

4
1. Profit wheel, dalam profit wheel, perusahaan akan membuat anggaran penjualan, semua
anggaran biaya dan anggaran asset untuk menentukan besarnya anggaran laba perusahaan.
2. ROE wheel, anggaran laba yang diperoleh harus dapat memenuhi target ROE perusahaan.
Jika tidak harus melakukan ROE wheel dengan pengulangan profit wheel, dengan
melakukan revisi, Meningkatkan utilitas aset perusahan, dan Mengubah struktur
permodalan (capital structure) perusahaan.
3. Cash wheel, Tujuan dari cash wheel adalah untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki
arus kas yang positif untuk mendanai semua kegiatan yang dianggarkan yang
menghasilkan tingkat laba yang sesuai dengan target ROE perusahaan, dan memiliki
jumlah kas yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.

10.6 Penyusunan Anggaran Induk (Master Budget)

Gambar 10.2. Anggaran Induk

5
Terbagi menjadi tiga yaitu
1. Anggaran operasional berisi anggaran penjualan dan anggaran biaya yang
dikeluarkan perusahaan
2. Anggaran finansial, anggaran ini berisi konsekuensi dari anggaran operasional yang
disusun.
3. Anggaran modal, anggaran ini berisi mengenai perkiraan investasi asset tetap yang
akan dilakukan perusahaan pada periode anggaran.
Kali ini, akan berfokus pada anggaran operasional.

6
10.7 Penyusunan Anggaran Penjualan
Penyusunan anggaran induk biasanya dimulai dengan menyusun anggaran penjualan,
meskipun dalam beberapa industri terdapat pengecualian misalnya industry pertambangan yang
dimulai dengan anggaran produksi.
Terdapat dua hal yang harus diperkirakan perusahaan dalam menyusun anggaran penjualan,
yaitu harga jual per unit dan unit terjual.
Metode memprediksi:
1. Sales Department Estimates, dalam metode ini masing-masing tenaga penjualan akan
disuruh membuat perkiraan unit yang mereka bisa jual pada periode mendatang.
2. Customer Survey, metode ini kebanyakan dipakai untuk perusahaan yang tidak memiliki
pelanggan dalam jumlah yang banyak (Business to Business).
3. Share of the Market, dalam metode ini perusahaan akan menentukan besarnya target
pangsa pasar yang akan dicapai pada periode mendatang, dan perusahaan akan menentukan
jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai target pangsa pasar tersebut.
4. Survey of Executive Opinion, dalam metode ini, anggaran penjualan akan disusun
berdasarkan opini dari dewan direksi perusahaan.
5. Delphi Process, dalam metode ini perusahaan akan menanyakan kepada ahli-ahli
dibidangnya untruk membentuk asumsi-asumsi yang akan terjadi di periode mendatang.
6. Analisis Regresi, dalam model ini perusahaan membentuk model statistic untuk
menentukan factorfaktor apa saja yang secara significant akan mempengaruhi penjualan
perusahaan.
Perusahaan dengan banyak jenis produk atau berbasis pesanan memiliki tantangan tersendiri.
Penyusunan anggaran penjualan tanpa merinci hanya menetapkan target peningkatan dari
tahun sebelumnya, bukan merupakan cara yang benar, karena tanpa adanya informasi unit terjual,
maka perusahaan tidak dapat membuat anggaran produksi, dan tanpa adanya anggaran produksi,
perusahaan tidak dapat memperkirakan anggaran biaya produksi, kecuali semua biaya produksi
tersebut juga dianggarkan secara total.

7
10.8 Anggaran Produksi:
Setelah menyusun anggaran penjualan, langkah berikutnya adalah menyusun anggaran
produksi. Rumus yang digunakan adalah anggaran penjualan ditambah target persediaan barang
jadi akhir dikurangkan persediaan barang jadi awal. Dengan asumsi target persediaan akhir sebesar
10% dari target penjualan berikutnya, persediaan awal 10,000 unit, dan target penjualan kuartal I
tahun 20X4 sebesar 180,000 unit, dapat disusun anggaran produksi.

10.9 Anggaran Biaya


Penyusunan anggaran biaya perusahaan manufaktur dibagi menjadi anggaran biaya
produksi dan anggaran biaya periode.
Beberapa cara penyusunan anggaran biaya termasuk menggunakan standar, incremental
budget, zero-based budgeting, kaizen budget, dan activity-based budgeting. Standar kuantitas dan
standar harga digunakan untuk menyusun anggaran biaya bahan mentah langsung dan anggaran
biaya buruh langsung.

10.9.2 Penyusunan Anggaran dengan Mempergunakan Standar


Perusahaan saat ini menghadapi ketidakpastian, membuat asumsi-asumsi dalam anggaran
menjadi tidak realistis. Untuk mengatasi ini, perusahaan perlu menyusun anggaran biaya yang
fleksibel dengan mengaitkannya pada anggaran penjualan atau produksi melalui standar kuantitas
dan standar harga. Standar harga menjadi kunci untuk menghubungkan anggaran biaya dengan
unit yang diproduksi atau dijual, memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan dengan lebih efektif.
`
10.9.2 Penyusunan Anggaran Biaya Bahan Mentah Langsung:
Anggaran ini dibuat berdasarkan standar kuantitas bahan mentah langsung dan standar
harga per kilogram. Anggaran ini dapat disesuaikan secara otomatis dengan perubahan jumlah
produksi.

10.9.3 Penyusunan Anggaran Biaya Buruh Langsung:

8
Anggaran ini dapat dibuat sebagai biaya variabel atau tetap. Standar kuantitas jam buruh
langsung diperlukan, dan anggaran dibuat dengan mengalikan jumlah buruh dengan biaya gaji per
bulan.

10.9.4 Anggaran Biaya Overhead Pabrik:


Biaya overhead pabrik yang tidak dapat memiliki standar kuantitas langsung disusun
menggunakan metode incremental budgeting. Berbagai komponen biaya overhead pabrik
dijelaskan dalam anggaran.

10.9.5 Activity-Based Budgeting:


Konsep ini menggantikan metode incremental budgeting dengan membuat standar melalui
aktivitas. Dengan contoh aktivitas inspeksi barang jadi, anggaran biaya buruh langsung dibuat
berdasarkan aktivitas yang terkait dengan produksi.

10.10 Proses Penyusunan Forecast:


Penyusunan forecast menjadi lebih mudah dengan penggunaan standar kuantitas dan harga.
Forecast yang baik harus memenuhi lima persyaratan, yaitu:
1. timely, berarti perusahaan harus menentukan waktu yang tepat bagi forecast tersebut.
2. actionable, banyak dari forecast yang dilakukan perusahaan hanya didasarkan pada forecast
biayayang terdapat dalam chart of account perusahaan.
3. reliable, berarti hasil dari forecast tersebut harus dapat dipercaya.
4. aligned, berarti proses penyusunan forecast harus dilakukan dengan selaras, sehingga tidak
terjadi adanya perbedaan forecast antara satu departemen dengan departemen lainnya
5. cost-effective, berarti proses penyusunan forecast dilakukan dimana biaya yang
dikeluarkan tidak boleh melebihi manfaat (benefit) yang diperoleh.
untuk memberikan informasi yang baik kepada perusahaan.

10.11 Beyond Budgeting:

9
Beberapa perusahaan menerapkan konsep beyond budgeting yang menghapus penggunaan
anggaran tradisional. Meskipun dalam konsep ini anggaran dihilangkan. Namun fungsi-fungsi
anggaran tetap ada dan dijalankan dengan mempergunakan metode-metode lainnya. Contohnya,
salah satu fungsi anggaran adalah untuk perencanaan keuangan dan pajak. Jika tidak ada anggaran,
maka konsep ini mempergunakan rolling forecast untuk melakukan fungsi tersebut. Contoh
lainnya adalah, jika anggaran dipergunakan untuk penentuan target, maka jika tidak ada anggaran,
maka penentuan target akan dilakukan dengan mempergunakan balanced scorecard.

REFERENSI
Atkinson, Anthony A., Kaplan, Robert S., Matsumura, Ellen Mae, and Young, Mark S.,
Management
Accounting; Information for Decision Making and Strategy Execution, 6th edition, Pearson
Education Limited, 2012.
Modul CA IAI

10

Anda mungkin juga menyukai