Rumput laut merupakan salah satu komoditas bahan alam kelautan yang saat ini menjadi primadona di pasar global. Rumput laut juga merupakan salah satu produk dari bahan alam kelautan yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Perairan Indonesia hampir menguasai 65% potensi perairan CTI (Coral Triangle Initial) yang potensial untuk tumbuh kembang berbagai jenis rumput laut (Anggadireja, 2009). Berdasarkan statistik produksi kelautan budi daya menurut komoditas utama pada tahun 2007-2013, produksi rumput laut budi daya Indonesia meningkat 23,00% dari tahun 2007-20014 dengan total produksi pada tahun 2007 sebesar 2.963.556 ton dan pada tahun 2009-2014 meningkat sebesar 4,00% dengan total produksi adalah sebesar 3.082.113 ton (Anon, 2010). Produksi rumput laut di proyeksikan rata-rata meningkat pertahun sebesar 32% (dari tahun 2011-2015) atau meningkat sebesar 39% dari tahun 2009-2015. Data statistik menunjukan bahwa pada tahun 2010 hingga 2015, produksi rumput laut nasional mencapai 3.082.113 ton. Artinya, di Indonesia telah menguasai sekitar 50% produk rumput laut hasil budi daya di dunia untuk jenis Padina australis sp. , Gracilaria sp. dan Eucheuma. Total produksi rumput laut nasional masih didominasi oleh lima provinsi penghasil rumput laut terbesar, yaitu berturut-turut Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Peningkatan produksi rumput laut nasional diiringi pula oleh peningkatan tujuan utama ekspor, seperti China, Filipina, Vietnam, Hongkong dan Korea Selatan (BPPT dan ISS, 2006 dalam Concon, 2011). 2
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa pada sampel 6 jenis
rumput laut, yaitu Boodlea composita, Padina australis, Sargasssum crassifolium, Ulva fasciata, Halimeda gracis dan Chaetomorpha crassa terhadap bakteri Escherichia coli didapatkan hasil daya hambat terhadap bakteri Escherichia coli yang paling tinggi adalah rumput laut jenis Padina australis dengan lama inkubasi 24 jam menghasilkan 5,5 mm daya hambat dan dengan lama inkubasi 48 jam menghasilkan 5,8 mm daya hambat. (Trias Timurmiatiningsih, dkk, Universitas Pakuan Bogor, 2008). Padina australis telah diteliti memiliki banyak manfaat. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa thalus pada Padina australis kaya akan kalsium sebesar 6,15% dan logam bermanfaat lain seperti natrium, kalium, magnesium, dan zat besi. Selain itu, rumput laut juga mengandung vitamin- vitamin, seperti A, B1, B2, B6, B12, dan C, betakaroten, serta mineral, seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat besi, chlor, alumunium, mangan, nitrogen dapat larut, sulfur, silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, kalium, protein, mineral dan iodium. Oleh karena itu, pemanfaatannya sebagai makanan oleh masyarakat pesisir sangatlah bermanfaat untuk memenuhi asupan mineral guna memelihara kesehatan, di industri farmasi (gelling agent, pengemulsi) dan pada industri kosmetik bisa dijadikan sebagai sabun mandi (Wasitaatmadja, S.M., 1997). Salah satu produk kosmetika berbahan dasar rumput laut adalah sabun mandi, merupakan bahan yang di gunakan untuk mandi, membersihkan kotoran pada badan dan menjaga kesehatan kulit tubuh, yang terbuat dari campuran reaksi saponifikasi atau reaksi penyabunan.. Yang salah satunya adalah sabun padat transparan, merupakan sabun bening dengan kandungan tinggi gliserin, sehingga sering disebut sebagai sabun gliserin. Sabun transparan, mirip seperti kaca, dimana objek yang berada dibalik sabun dapat terlihat dengan jelas. Berbeda dengan sabun translosen, walaupun cahaya dapat menembus sabun sehingga menyebabkan cahaya tersebut dapat tersebar dan menghasilkan ukuran kristal yang sangat kecil, namun objek di balik sabun tidak terlihat dengan jelas (Krupa and Hill, 1993). 3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka di dapatkan sebuah
rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah rumput laut Padina australis sp. dapat di jadikan sediaan sabun padat transparan yang memiliki daya hambat bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Apakah rumput laut jenis Padina australis dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun padat transparan. 2. Untuk mengetahui formulasi yang terbaik berdasarkan evaluasi sifat fisik sediaan sabun padat transparan Rumput Laut Padina australis. 3. Untuk mengetahui daya hambat ekstrak rumput laut Padina australis terhadap bakteri Staphylococcus aureus. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara membuat “Formulasi sediaan Sabun Padat Transparan dan Uji Daya Hambat Ekstrak Rumput Laut Padina Australis terhadap Bakteri Staphylococcus aureus” serta pengaplikasian terhadap ilmu yang sudah di dapat selama masa perkuliahan. 2. Bagi Kampus atau Institusi Penelitian ini bisa di jadikan sebagai referensi bagi mahasiswa untuk masa mendatang dan sumber ilmu di Perpustakaan Akademi Farmasi Hang Tuah – Jakarta. 3. Bagi Pembaca atau Masyarakat Memberi informasi kepada pembaca atau masyarakat bahwa Rumput Laut jenis Padina australis mengandung senyawa fenol sebagai antibakteri dalam pembuatan sabun dengan metode yang cukup mudah.