Anda di halaman 1dari 29

Analisis Nilai Ca, Ra, Ma,

dan F0, serta Sound


Enclosure dengan Metode
Transmission Loss
Studi Kasus Pada Panel Wings
Acoustic Untuk Cooling Tower
KELOMPOK 8
Arfielda Putri H. (5001201020)
Fauzan Fakhrizal A. (5001201044)
Vira Okarina (5001201056)
Anindya Ayu Larassaty (5001201101)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Suyatno, M.Si
• Kebisingan pada Sistem Penghawaan
Kebisingan sistem penghawaan sering diabaikan karena fokus pada kenyamanan termal.
Tujuan utama penggunaan sistem penghawaan adalah memberikan kenyamanan termal.

Dilakukan penelitian untuk mereduksi kebisingan dalam sistem penghawaan dengan metode
Passive Noise Control (PNC) melalui penggunaan panel acoustic louvre.

Studi Kasus Pada Panel Wings Acoustic


Untuk Cooling Tower
Tujuan Penelitian
Point A Point B
• Mengetahui cara • Mengetahui cara
mengukur, nilai, dan mengukur dan nilai
pengaruh dari Ca dari sound enclosure
(kompliansi akustik), untuk cooling water
Ra (luas penampang menggunakan
bilah akustik dalam), metode Transmission
dan Ma (massa Loss
akustik)
DASAR TEORI
Cooling Tower Noise
• Mengurangi Kebisingan Cooling Tower:
• Menggunakan Panel Louvre atau Kisi
Saluran Keluar.
• Penyaringan suara dan udara panas.
• Arahkan ke arah berlawanan pada
sudut 45°.
• Mengurangi hambatan angin dan
suara dari menara pendingin.

Closed Type Cooling


Tower
Metode Pengendalian Bising Pada Cooling Tower
Pengurangan Kebisingan Aktif Pengurangan Kebisingan Pasif
• Produksi Cooling Tower: Perhatikan • Metode Pengurangan Kebisingan:
Penyebab dan Karakteristik Kebisingan. • Pemasangan penghalang suara di
• Alat dan Bahan Dioptimalkan: Tekan luar cooling tower.
Kebisingan Tanpa Mengurangi Efek • Tujuannya: Mengurangi tingkat
Pendingin. kebisingan pada batas tertentu.
• Keuntungan Metode: Efektif Tekan • Penutup Kebisingan:
Frekuensi Kebisingan, Desain Praktis, • Ditempatkan di area luas untuk
Pemanfaatan Ruang Lingkungan Lebih efektivitas maksimal.
Luas.
• Pada frekuensi rendah, beberapa
kebisingan tetap terdengar.
Resonator
• Resonator untuk Kontrol Kebisingan:
• Fungsi: Meredam atau mengendalikan
resonansi suara atau kebisingan.
• Prinsip: Gelombang suara masuk, sebagian
diteruskan, sebagian dipantulkan.
• Suara terperangkap dan dipantulkan
melalui lubang-lubang di ruang resonator.

• Penekan Kebisingan dengan Resonator:


• Penyesuaian frekuensi resonans dengan
frekuensi kebisingan.
• Resonator berperan sebagai penghalang
untuk meredam kebisingan.
Komponen Akustik Pada Resonator
• Frekuensi resonansi: 𝑓0 adalah frekuensi resonansi pada 1
resonator (Hz), 𝑀𝐴 adalah massa akustik, dan 𝐶𝐴 𝑓0 =
merupakan kompliansi akustik. 2𝜋 𝑀𝐴 𝐶𝐴

• Massa akustik (MA): MA adalah massa akustik (𝑘𝑔/𝑚4 ), 𝑃0 𝐿


𝜌0 adalah massa jenis medium berupa udara (1,225 𝑀𝐴 =
𝑘𝑔/𝑚3 ), L adalah lebar celah (m), dan A adalah luas 𝐴
penampang pada resonator atau bahan.
• Kompliansi Akustik (CA): 𝐶𝐴 adalah kompliansi akustik (𝑚3 𝑉
𝐶𝐴 =
/𝑃𝑎), 𝑉 adalah volume dari sistem resonator, dan c adalah 𝜌0 𝐶 2
cepat rambat bunyi di udara (340 m/s).
• RA adalah luas kisi berongga dibagi dengan luas 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑖𝑠𝑖 𝐵𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔
permukaan yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi 𝑅𝐴 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛
atau kemampuan struktur kisi berongga dalam menyerap
suara.
Transmission Loss (TL)
Faktor yang dinilai pada karakteristik suatu
bahan akustik adalah nilai Transmission
Loss (TL) material akustik, yaitu kemampuan
bahan untuk tidak meneruskan bunyi atau
mengisolasi bunyi dari suatu ruang sumber
bunyi ke ruang penerima di sebelahnya. Oleh
karena itu, untuk dapat mengisolasi bunyi
100 dB 50 dB
dibutuhkan bahan yang memiliki
Transmission Loss (TL) tinggi. Transmission
Loss (TL) atau rugi transmisi bunyi
menyatakan besarnya energi yang hilang
karena gelombang bunyi melewati suatu
partisi.
METODOLOGI
PENELITIAN
Alat dan Bahan
• Enclosure cooling water (berbentuk
trapesium ruang / perahu)
• 2 Mikrofon dengan tinggi 40 cm dari
permukaan dan di dalam objek ‘perahu’
berjarak 60 cm dari luar objek berjarak 100
cm
• Speaker omniderectional sebagai sumber
suara
• Amplifier
• Soundcard dihubungkan ke laptop
• Laptop dengan Realtime Analyzer dan
Sound Analyzer dari software yoshimasa
electronic (YMEC) Tampilan Alat dan Bahan
Penelitian
• Penggaris atau meteran
Langkah Kerja
Speaker
Speaker dan satu
Alat dan Bahan dihubungkan
Mulai mic ditempatkan di
disiapkan dengan amplifier
dalam
dan soundcard

Soundcard Mic kedua Pengukuran BN


terhubung dengan diletakkan di depan Sumber suara dan tone pada
laptop dan tutup kisi-kisi yg dinyalakan frekuensi 63-8000
panel berlubang (louvre) Hz

Hasil data Volume panel dan Perhitungan dan


Selesai
disimpan kisi lubang diukur analisis data
Hasil dan
Pembahasan
Pembahasan

Analisis Parameter Akustik


1.Performa akustik atau transmisi kebisingan dari sistem Cooling Tower perlu dilakukan sebagai upaya
1. Performa akustik atau transmisi kebisingan dari sistem Cooling Tower perlu dilakukan
untuk mengetahui karakteristik panel louvre terkait kemampuan mengendalikan kebisingan.
sebagai upaya untuk mengetahui karakteristik panel louvre terkait kemampuan
mengendalikan kebisingan.
2.Adapun parameter akustik yang digunakan pada penelitian ini meliputi
a) Frekuensi Resonansi (𝑓0) dari ducting dan panel louvre yang merujuk pada nilai dari
2. Adapun parameter akustik yang digunakan pada penelitian ini meliputi
a) Ca (kompliansi akustik),
a) Frekuensi Resonansi (𝑓0) dari ducting dan panel louvre yang merujuk pada nilai dari
b) Ra (luas penampang bilah akustik dalam), dan
a) Ca (kompliansi akustik),
c) Ma (massa akustik).
b) Ra (luas penampang bilah akustik dalam), dan
b) Transmission Loss (TL)
c) Ma (massa akustik).
pada outlet dari sistem yang digunakan.
b) Transmission Loss (TL)
pada outlet dari sistem yang digunakan.
Hasil Data Perhitungan Komponen Resonator Pada Alat Sebagai Medium
Transmisi

Diketahui:
Panjang (L) Cooling Tower = 140 cm = 1,4 m
Diketahui: Panjang (L) Cooling Tower = 140 cm = 1,4 m
Sisi Atas Trapesium = 61,2 cm
Sisi Atas Trapesium = 61,2 cm
Sisi Bawah Trapesium = 46 cm
Sisi Bawah Trapesium = 46 cm Luas penampang trapesium (A)
Tinggi Trapesium = 82,61 cm
Tinggi Trapesium = 82,61 cm 1
kg
= 2 sisi atas + sisi bawah × t
Massa Jenis Udara = 1,225
kg
Massa Jenis Udara = 1,225 m3 m3 1
m = 61,2 + 46 × 82,61 cm
2
Cepat Rambat Bunyi di Udara =m340 s
Cepat Rambat Bunyi di Udara = 340 s = 4.427,896 cm2
= 0,4427896 m2
Hasil Data Perhitungan Komponen Resonator Pada Alat Sebagai Medium
Transmisi

Nilai MA (Massa Nilai CA (Kompliansi Nilai R A (Resonator


Akustik) Akustik) Kisi Akustik)

P0 L V
CA = Total Luas Kisi Bolong
MA = ρ0 C 2 RA =
A Luas Permukaan
kg 0,4427896 m2 1,4 m2 996 cm2
1,225 3 × 1,4 m CA = RA =
m kg m 2
MA = 1,225 3 × 340 s 4.4276,896 cm2
0,4427896 m2 m
= 0,224938 cm2
kg m3
MA = 3,87317 4 CA = 4,37755 × 10−6 = 0,0000224938 m2
m Pa
Hasil Data Perhitungan Komponen Resonator Pada Alat Sebagai Medium
Transmisi

Nilai f0 (Frekuensi
resonansi)

1
f0 =
2π MA CA
1
f0 =
kg −6 m3
2π (3,87317 4 )(4,37755 × 10 Pa )
m
f0 = 38,65194 Hz
Tinjauan Dari Sistem yang Ditambahkan Wings Panel

Analogi Sistem pada


Rangkaian Akustik

Analogi Sistem pada


Rangkaian Elektronika
Hasil Data Perhitungan Komponen Resonator Pada Alat Ketika Ditinjau Dari
Sistem yang Ditambahkan Panel Wings Akustik

Nilai MA (Massa Nilai MA (𝑛) (Massa Nilai CA (Kompliansi


Akustik) Akustik)per Bilah) Akustik)

𝑀𝐴 A(n × l)
P0 L MA 𝑛 = CA =
MA = 𝑛 ρ0 C 2
A
kg kg CA
1,225 3 × 0,4 m 1,10662 4
m MA 𝑛 = m
MA = 3 0,44278 m2 3 × 0,4 m2
0,4427896 m2 =
kg kg kg m 2
MA 𝑛 = 0,368873 4 1,225 3 × 340 s
MA = 1,10662 4 m m
m
𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑖𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 m 3
CA = 3,75219 × 10−6
Pa
Hasil Data Perhitungan Komponen Resonator Pada Alat Ketika Ditinjau Dari
Sistem yang Ditambahkan Panel Wings Akustik

Nilai f0 (Frekuensi Hasil pengukuran frekuensi resonansi


resonansi) sebagaimana hasil perbandingan
sebelum dan sesudah perhitungan
1
f0 = panel wings akustik tersebut
2π MA CA
1 menunjukkan bahwa semakin banyak
f0 =
kg m3 bilah yang digunakan pada dimensi
−6
2π (0,368873 4 )(3,75219 × 10 Pa )
m panel yang sama, untuk nilai
f0 = 135,28177 Hz
frekuensi resonansinya akan semakin
besar
Data Pengukuran Sound Preasure Level

Tone WN
Hasil Perhitungan STC dan TL Tiap Frekuensi

Tone WN
Hubungan STC dan TL

Tone WN
Pembahasan

Penggunaan jumlah bilah panel yang digunakan pada penelitian ini sebagai acuan untuk
penentuan karakterisasi wings panel sebagai pengendali bising yang lebih efektif berdasarkan
jumlah bilah yang digunakan. Faktor lain pada panel berupa ketebalan bilah, sudut kemiringan,
dimensi, serta bahan yang digunakan dijadikan sama antar panel sehingga hanya terdapat variasi
jumlah bilah serta jarak antar bilahnya yang akan berpengaruh terhadap luas bukaan panel.

Sehingga untuk mengendalikan kebisingan pada sistem Cooling Tower akan lebih efektif ketika
menggunakan wings dengan dimensi yang sama, tetapi memiliki bilah yang lebih banyak. Adapun
untuk pengendaliannya dengan cara sumber bunyi yang ditransmisi akan diresonansikan oleh
panel. Sehingga dari hal tersebut, untuk fabrikasi wings sebaiknya menggunakan material yang
rigid atau kaku untuk menghindari munculnya sumber bunyi baru dari vibrasi pada panel louvre
dari bagian luar dari sistem Cooling Tower.
Pembahasan

Pengukuran transmission loss dilakukan dengan membandingkan tingkat tekanan suara dari
sumber ke penerima untuk mengevaluasi kemampuan penghalang bunyi pada bagian yang
berlubang. Pengukuran menggunakan sumber suara tone dan white noise dengan rentang
frekuensi tertentu menunjukkan bahwa enclosure cooling tower memiliki transmission loss yang
bervariasi, berkisar antara 3.8 dB hingga 29.2 dB. Hasil ini menunjukkan bahwa enclosure cooling
tower efektif dalam meredam bunyi pada frekuensi menengah dan tinggi. Oleh karena itu,
perhitungan Sound Transmission Class (STC) dan Transmission Loss (TL) difokuskan pada rentang
frekuensi 125 Hz hingga 4000 Hz.

STC, sebagai rating kemampuan peredaman bunyi, memiliki keterkaitan dengan TL. Penelitian ini
menggunakan frekuensi dasar 500 Hz untuk perhitungan STC. Grafik karakteristik STC dan TL dari
enclosure cooling tower dapat diperoleh melalui hasil perhitungan, memperkuat temuan bahwa
transmission loss bervariasi pada setiap frekuensi, terutama pada frekuensi menengah dan tinggi.
Pembahasan

Dalam analisis parameter Transmission Loss (TL) berdasarkan respons pada setiap frekuensi,
terlihat variasi nilai TL yang mengalami fluktuasi. Pada grafik Sound Transmission Class (STC) dan
TL untuk Tone, terdapat peningkatan nilai TL pada frekuensi 160 Hz, 250 Hz, 400 Hz, 800 Hz, dan
3150 Hz. Sebaliknya, terjadi penurunan nilai TL pada frekuensi 200 Hz, 315 Hz, 630 Hz, 2000 Hz,
dan 4000 Hz.

Penurunan dan peningkatan nilai TL pada frekuensi tertentu memberikan petunjuk terkait respons
material enclosure cooling tower terhadap bunyi pada frekuensi yang spesifik. Hal ini menjadi
kunci dalam merancang panel pengendali bising, di mana enclosure cooling tower dapat
diandalkan untuk mengendalikan frekuensi rendah dalam rentang 250 Hz hingga 2000 Hz.
Implikasinya, dalam konteks aplikasi pengendalian bising, enclosure cooling tower memiliki
keunggulan dalam menanggapi dan mengurangi dampak suara pada frekuensi yang umumnya
dianggap mengganggu.
Kesimpulan
1. Desain panel akan optimal dengan lubang wing lebih banyak, ukuran dan sudut
kemiringan yang spesifik, untuk performa akustik lebih baik. Jumlah bilah wings pada
Cooling Tower berpengaruh signifikan; semakin banyak, semakin efektif mereduksi
kebisingan secara optimal.
2. Enclosure cooling tower secara keseluruhan memiliki kemampuan meredam bunyi
dengan transmission loss yang beragam pada setiap frekuensi. Terlebih lagi, enclosure ini
efektif dalam memberikan peredaman yang baik, terutama pada frekuensi menengah dan
tinggi. Dengan demikian, enclosure cooling tower dapat dianggap sebagai solusi yang
efisien untuk mengurangi tingkat gangguan bunyi, khususnya pada rentang frekuensi
tertentu yang sering dianggap sebagai penyebab potensial dari kebisingan lingkungan.
Thank You!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai