Anda di halaman 1dari 8

wwwww e-ISSN: 2550-0813 | p-ISSN: 2541-657X | Vol 10 No 1 Tahun 2023 Hal.

: 438-445
-

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial


available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

PERAN P2TP2A DALAM PELAYANAN PENGADUAN KASUS


KEKERASAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN & ANAK
DI KABUPATEN BANYUWANGI 1

Harjianto, Cindy Tri Rahmadhani

Progran Studi PPKn FKIP Universitas PGRI Banyuwangi Indonesia

Abstrak

Munculnya kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak di Kabupaten Banyuwangi
menjadikan perhatian pemerintah daerah untuk mengoptimalkan peran Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak atau (P2TP2A). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran P2TP2A, faktor pendukung, dan penghambat pelayanan pengaduan kasus
kekerasan seksual pada perempuan dan anak dalam pelayanan pengaduan kasus kekerasan
seksual pada perempuan dan anak di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif dengan metode interviewguide. Hasil penelitian
menunjukan bahwa peran P2TP2A adalah sebagai pemberi akses terhadap pelayanan kesehatan,
psikis, hukum hingga pemulihan sesuai Standar Operasional Produce (SOP) P2TP2A. Pelayanan
pengaduan dapat dilakukan secara langsung, tidak langsung dan rujukan. Adapun faktor
pendukung pelayanan pengaduan di P2TP2A adalah adanya mitra kerja dengan Ruang Rindu,
Banyuwangi Children Center (BCC), LSM KKBS, Bengkel Sakinah yang mempermudah
penjangkauan sebagai perujuk untuk melakukan rujukan pengaduan kasus kekerasan seksual
kepada P2TP2A. Penghambat pelayanan pengaduan P2TP2A adalah terbatasnya tenaga ahli
dibidang psikolog sehingga korban yang membutuhkan pelayanan konseling psikis perlu dirujuk
ke psikolog yang ada di rumah sakit.

Kata Kunci: P2TP2A, Peran, Pelayanan, Pengaduan

*Correspondence Address : hr.bwin@gmail.com


DOI : 10.31604/jips.v10i1.2023.438-445
© 2023UM-Tapsel Press
438
Harjianto, Cindy Tri Rahmadhani
Peran P2tp2a Dalam Pelayanan Pengaduan Kasus Kekerasan Seksual Pada Perempuan..………...(Hal 438-445)

PENDAHULUAN 2019). Pada kasus kekerasan,


Kekerasan merupakan salah perempuan dewasa dan anak
satu tindak kejahatan yang melanggar perempuan atau anak laki-laki rentan
aturan hak asasi manusia (HAM) dengan mengalami tindakan kekerasan
melukai seseorang baik disengaja khususnya kekerasan seksual. Kasus
maupun tidak disengaja. Berdasarkan kekerasan seksual pada perempuan dan
Deklarasi Universal HAM yang diterima anak dapat terjadi dilingkungan
dan diumumkan oleh Majelis Umum keluarga, taman bermain anak, sekolah,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada kampus, tempat kerja, tempat wisata,
10 Desember 1948, hak yang dilindungi dan tempat umum lainnya.
dalam deklarasi mencakup banyak hal Kekerasan seksual merupakan
yakni, hak untuk hidup, hak bebas dari bentuk kontak seksual atau bentuk lain
perbudakan, hak bebas dari penyiksaan yang tidak diinginkan secara seksual
dan kekejaman, hak persamaan dan (Fadilah, 2014). Perempuan dan anak
bantuan hukum, hak pengadilan yang yang menjadi korban kekerasan seksual
adil, hak perlindungan urusan pribadi berisiko mengalami gangguan psikis atau
dan keluarga, hak memasuki dan gangguan emosional. Kondisi ini sering
meninggalkan suatu negara dan hak ditandai dengan munculnya rasat takut,
sebagainya. cemas, khawatir, bahkan depresi. Selain
Pelanggaran hak asasi manusia berpengaruh pada psikis, perempuan
sering terjadi saat ini. Kemajuan ilmu dan anak yang mengalami kekerasan
pengetahuan dan teknologi, globalisasi, seksual akan berpengaruh juga pada
dan kemajuan industri telah interaksi sosialnya.
melunturkan nilai-nilai kasih sayang dan Peraturan Menteri
penghormatan serta penghargaan Pemberdayaan Perempuan dan
seseorang terhadap nilai-nilai etis, etika, Perlindungan Anak Republik Indonesia
moral, dan agama, sehingga seseorang Nomor 6 Tahun 2015 tentang Sistem
dengan mudah menyakiti orang lain Pemberdayaan Perempuan dan
dengan tujuan-tujuan tertentu Perlindungan Anak menetapkan aturan
(Rinawati, 2015). Kekerasan berupa yang berisi pasal-pasal terkait
perundungan, penyerangan fisik, pemberdayaan dan perlindungan pada
pelecehan seksual, bahkan pembunuhan perempuan dan anak. Peraturan Menteri
merupakan pelanggaran yang Pemberdayaan Perempuan dan
bertentangan dengan aturan yang Perlindungan Anak (PERMENPPPA)
tertuang pada pembukaan Undang- adalah upaya negara yang memiliki
undang Dasar 1945 alinea keempat. Pada kewajiban memberi penghormatan,
Undang-undang Dasar 1945 terdapat perlindungan dan pemenuhan hak asasi
aturan yang membahas tentang HAM manusia setiap warga negara termasuk
yang diatur dalam pasal 27, pasal 28A- perempuan dan anak. Untuk
28J hingga pasal 34. Pasal-pasal tersebut mewujudkan tujuan dari pemberdayaan
berisi hak-hak dasar yang dimiliki perempuan dan perlindungan anak baik
manusia yang bertujuan untuk mengatur di pusat ataupun di daerah diperlukan
hak hidup manusia, sehingga masyarakat suatu sistem sebagai wadah penyedia
dapat menghormati hak asasi orang lain. layanan pemberdayaan perempuan dan
Kekerasan merupakan tindakan perlindungan anak di tiap-tiap daerah.
agresi dan pelanggaran (penyiksaan, Unit kerja yang dimaksud
pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) berupa unit pelayanan terpadu yang
yang menyebabkan penderitaan atau selanjutnya disingkat UPT adalah unit-
menyakiti orang lain, dan hingga batas unit layanan di daerah yang
tertentu (Krisdyawati & Yuniningsih, menyelenggarakan fungsi pelayanan
439
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10 (1) (2023): 438-445

terpadu bagi perempuan dan anak yang sebagai pusat informasi pemberdayaan
menjadi korban dari kejahatan atau perempuan dan perlindungan anak.
kekerasan sebagai pusat informasi Peraturan Menteri
pemberdayaan perempuan dan Pemberdayaan Perempuan dan
perlindungan anak. Pelayanan Terpadu Perlindungan Anak Republik Indonesia
adalah kegiatan yang bertujuan Nomor 6 Tahun 2015 Pasal 13
memberikan perlindungan bagi korban menjelaskan, (1) P2TP2A berada di
kekerasan termasuk tindak pidana bawah koordinasi satuan kerja
perdagangan orang yang dilaksanakan perangkat daerah (SKPD) atau unit-unit
secara bersama-sama oleh lembaga lainnya yang menangani pemberdayaan
pemerintah atau swasta sebagai perempuan dan perlindungan anak.
penyelenggaraan penyedia layanan P2TP2A dapat berkonsultasi dan
rehabilitasi, kesehatan fisik, psikis, berkoordinasi dengan Kementerian yang
bantuan hukum hingga pemulihan menyelenggarakan urusan di bidang
reintegrasi kehidupan sosial. Pemberdayaan Perempuan dan
Kasus-kasus kekerasan seksual Perlindungan Anak dengan terlebih
yang terjadi terhadap perempuan dan dahulu berkoordinasi dengan satuan
anak bisa terjadi di rumah korban atau kerja perangkat daerah (SKPD) atau unit-
pelaku, dan pelakunya pun tidak jarang unit lainnya yang menangani
masih ada hubungan keluarga maupun pemberdayaan perempuan dan
kerabat korban yang ada di lingkungan perlindungan anak di daerah. P2TP2A
rumah korban. Tindakan yang mendasari ialah singkatan dari Pusat Pelayanan
terjadinya kekerasan seksual terhadap Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
anak disebabkan adanya faktor dari Anak yang memiliki tugas untuk
pelaku yaitu kejiwaan, atau kebutuhan melakukan pemberdayaan dan
biologis yang tidak terpenuhi (Fadilah, perlindungan terhadap perempuan dan
2014). Munculnya permasalahan kasus anak seta merupakan unit kerja dari
kekerasan seksual pada perempuan dan Dinas Sosial yang dipimpin oleh Kepala
anak di Kabupaten Banyuwangi bidang dan memiliki kepengurusan dan
menjadikan perhatian pemerintah devisi-devisi diberbagai bidang.
daerah untuk mengoptimalkan peran Pemerintah daerah memiliki
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan kepala daerah sebagai pemberi tugas
Perempuan dan Anak atau disingkat pelaksana Pusat Pelayanan Terpadu
P2TP2A yang merupakan lembaga yang Pemberdayaan Perempuan dan Anak
berwenang untuk memberikan (P2TP2A). Peraturan Menteri
perlindungan kepada perempuan dan Pemberdayaan Perempuan dan
anak dari tindak kekerasan dan tindak Perlindungan Anak Republik Indonesia
kejahatan lainnya. Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Sistem
Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pasal 2 menyebutkan
Perlindungan Anak Republik Indonesia tugas P2TP2A dalam rangka
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Sistem mewujudkan tujuan P2TP2A.
Pemberdayaan Perempuan dan Sebagaimana dimaksud maka dilakukan
Perlindungan Anak menyebutkan bahwa melalui:
unit pelayanan terpadu yang selanjutnya 1. Memberikan akses kepada
disingkat UPT adalah unit-unit layanan perempuan dan anak
teknis di daerah yang menyelenggarakan terhadap layanan pendidikan,
fungsi pelayanan terpadu bagi kesehatan, dan bidang
perempuan dan anak korban kejahatan strategis lainnya
atau kekerasan, termasuk didalamnya
440
Harjianto, Cindy Tri Rahmadhani
Peran P2tp2a Dalam Pelayanan Pengaduan Kasus Kekerasan Seksual Pada Perempuan..………...(Hal 438-445)

2. Mendorong keterlibatan
perempuan dan anak dalam METODE PENELITIAN
proses pembangunan Pendekatan yang digunakan
3. Memberikan pengetahuan, dalam penelitian ini adalah pendekatan
keterampilan, nilai-nilai Kualitatif deskriptif. Pendekatan
karakter, budi pekerti, dan kualitatif bertujuan menggali atau
ketahanan keluarga membangun suatu proposisi atau
4. Mendorong program- menjelaskan makna dibalik realita.
program yang dapat Penulis berpijak dari realita atau
meningkatkan kemandirian peristiwa yang berlangsung di lapangan.
perempuan di bidang Subjek dalam penelitian ini adalah
ekonomi, politik, hukum, kepala bidang P2TP2A, pengurus
sosial, budaya, serta bidang P2TP2A, pengurus Ruang Rindu,
strategis lainnya pengurus Banyuwangi Children Center
(BCC), ketua Lembaga Swadaya
Berdasarkan informasi yang Masyarakat (LSM), dan kader Bengkel
diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Sakinah yang menjadi mitra kerja
Banyuwangi sesuai data yang dilaporkan P2TP2A, serta lima orang dari korban
P2TP2A tercatat pada tahun 2019 terjadi yang mengalami kekerasan seksual yang
50 jumlah kasus kekerasan dengan 23 telah mendapat pelayanan dari P2TP2A.
kasus KDRT, 27 kasus non KDRT. Pada Teknik pengumpulan data primer
tahun 2020 terdapat 46 jumlah kasus diperoleh melalui wawancara langsung
dengan 16 kasus KDRT, 28 kasus non dengan informan yang berkaitan dengan
KDRT dan 2 kasus traficking. Pada tahun peranan pusat pelayanan terpadu
2021 terjadi penurunan pengaduan pemberdayaan perempuan dan anak
kasus kekerasan dengan 38 jumlah dalam memberikan pelayanan
kasus, 23 kasus kekerasan KDRT dan 15 pengaduan terhadap korban kekerasan
kasus non KDRT. Dan untuk tahun 2022, seksual dengan menggunakan teknik
terhitung sampai bulan Juni tahun 2022 wawancara bebas dan menggunakan
terjadi 20 jumlah kasus dengan 12 kasus sebuah pedoman wawancara (interview
KDRT, 8 kasus kekerasan seksual dengan guide). Untuk menghasilkan dan
kasus pencabulan, dan kasus memperoleh data yang akurat dan
persetubuhan (Data Dinas Sosial objektif sesuai dengan apa yang menjadi
Kabupaten Banyuwangi, 2022). tujuan dalam penelitian, maka data yang
Kekerasan seksual merupakan di peroleh dari lokasi baik data primer
permasalahan serius yang perlu maupun data sekunder akan diolah
mendapat penanganan dengan dengan 3 (tiga) prosedur analisis data
mengajukan pengaduan kepada lembaga yaitu: 1) Reduksi data, 2) Penyajian, dan
terkait yakni P2TP2A. Setelah 3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi.
pengaduan diterima oleh P2TP2A, maka
P2TP2A akan memberikan penanganan HASIL DAN PEMBAHASAN
berupa perlindungan serta pemulihan Pusat Pelayanan Terpadu
kepada perempuan atau anak yang Pemberdayaan Perempuan dan Anak
mengalami tindak kekerasan seksual. Hal (P2TP2A) Kabupaten Banyuwangi
ini menarik minat penulis untuk dibentuk setelah dikeluarkannya
melakukan penelitian yang berjudul Peraturan Daerah Kabupaten
“Peranan P2TP2A dalam pelayanan Banyuwangi Nomor 1 tahun 2011
pengaduan kasus kekerasan seksual Tentang Perlindungan Perempuan dan
pada perempuan dan anak di Kabupaten Anak Korban Kekerasan dan
Banyuwangi”. Perdagangan Orang. P2TP2A Kabupaten
441
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10 (1) (2023): 438-445

Banyuwangi merupakan unit kerja pelaporan sesuai dengan Standard


dibawah Dinas Sosial yang memberikan Operating Procedure (SOP) P2TP2A,
perlindungan, pemberdayaan dan langkah-langkah dalam memberikan
pelayanan kepada perempuan dan anak laporan atau pengaduan sebagai berikut:
yang mengalami kasus kekerasan atau 1. Penerimaan pengaduan
diskriminasi. secara tidak langsung dengan
Sesuai Peraturan Daerah melalui online, atau
Kabupaten Banyuwangi Nomor 1 tahun pengaduan secara langsung
2011 Tentang Pusat Pelayanan Terpadu dengan cara datang sendiri,
Pemberdayaan Perempuan dan Anak atau melalui penjangkauan
Korban Kekerasan dan Perdagangan dan rujukan.
Orang. P2TP2A memberikan banyak 2. Setelah mengisi buku tamu,
pelayanan utamanya pelayanan pendamping melakukan
pengaduan bagi perempuan dan anak screening/ wawancara
yang mengalami kasus tindak kekerasan. tentang penyebab
Pembedayaan Perempuan dan permasalahan dan hasil.
Perlindungan Anak adalah keseluruhan 3. Pendamping P2TP2A
proses penyelenggaraan pemberdayaan melakukan assessment kasus
perempuan dan perlindungan anak untuk melihat status kasus
berupa pelayanan laporan atau yang terjadi tentang KDRT,
pengaduan, penanganan berupa non KDRT atau traficking atau
pelayanan kesehatan, layanan psikologi, kekerasan lainnya.
pemberdayaan ekonomi, bantuan hukum 4. Selanjutnya, pendamping
atau pendampingan advokasi sampai P2TP2A melakukan
reintegrasi sosial dengan pemulangan pengkajian kebutuhan
korban ke lingkungan sosialnya. korban dengan iventarisasi
Pelayanan pengaduan di dan penelusuran dan
P2TP2A memiliki peran sebagai pemberi penyebab kebutuhan korban.
akses terhadap pelayanan kesehatan, 5. Dibuatkan informasikan
psikis, hukum hingga pemulihan sesuai persetujuan atau
pada Permen Pemberdayaan Perempuan kesepakatan tertulis dan
dan Perlindungan Anak Republik hukum.
Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 pasal 2 6. Memberikan rekomendasi
yaitu sebagai unit yang memberikan pelayanan berupa medis,
akses kepada perempuan dan anak phsycosocial, bantuan hukum
terhadap layanan pendidikan, kesehatan, dan reintegrasi.
dan bidang strategis lainnya dengan 7. Jika dibutuhkan, maka
mekanisme yang sesuai dengan SOP P2TP2A melakukan rujukan
P2TP2A. Pelayanan secara umum adalah di Rumah Aman atau bisa
rasa menyenangkan yang diberikan kembali ke keluarga
kepada orang lain disertai kemudahan- 8. Melakukan pencatatan
kemudahan dan memenuhi segala pelaporan kasus.
kebutuhanya. Pelayanan adalah suatu
bentuk sistem, prosedur atau metode Estimasi waktu yang dibutuhkan
tertentu yang diberikan kepada orang untuk penyelesaian aduan kurang lebih
lain agar memenuhi kebutuhannya sekitar 2 (dua) minggu sesuai dengan
sesuai dengan harapan (Suwardi, 2011). tabel 1 berikut ini:
P2TP2A akan melakukan
penanganan apabila ada korban yang
melapor. Prosedur pengaduan atau
442
Harjianto, Cindy Tri Rahmadhani
Peran P2tp2a Dalam Pelayanan Pengaduan Kasus Kekerasan Seksual Pada Perempuan..………...(Hal 438-445)

Tabel 1. Waktu Penyelesaian Aduan dikoordinasikan kepada para


No Keterangan Waktu pendamping yang ada di P2TP2A atau
1 Penerimaan Pengaduan dengan 1 Hari
koordinator dengan beberapa pihak
cara datang sendiri penjangkauan
dan rujukan yang menjadi mintra pelayanan P2TP2A
2 screening / wawancara tentang 2 s/d 3 yaitu salah satunya Ruang Rindu.
penyebab permasalahan dan Jam Adapun kendala yang terjadi
akibatnya dilapangan yang dialami oleh P2TP2A
3 Melihat Status Kasus yang terjadi 1 Jam Pada saat screening atau assessment
tentang KDRT atau kekerasan
lainnya kasus, beberapa perempuan atau anak
4 assesment kebutuhan korban 2 Jam yang mengalami kekerasan seksual
dengan iventarisasi dan rentan mengalami gangguan psikis yang
penyaringan dan penyebab mengakibatkan kurang terbukanya
kebutuhan korban korban untuk memberikan informasi
5 Dibuatkan inform consent 1 Jam
atau kesepakatan tertulis dan
kepada pendamping P2TP2A. Korban
legal secara hukum mengenai yang mengalami gangguan psikis
status penyebab masalah membutuhkan konseling psikis dari
6 Memberikan rekomendasi 30 menit tenaga psikolog. Mengingat bahwa
pelayanan berupa medis, P2TP2A kabupaten Banyuwangi belum
phsycosocial, hukum dan
memiliki tenaga psikolog, maka P2TP2A
reintegrasi
7 Melakukan rujukan apabila 2 Minggu melakukan rujukan pelayanan psikis
dibutuhkan di Rumah Aman dan (2 x 24 kepada Rumah Sakit Blambangan
bisa juga kembali ke keluarga Jam) dikarenakan P2TP2A belum memiliki
8 Melalukan pencatatan dan 30 menit tenaga ahli di bidang psikologis atau
pelaporan psikiater.
Sumber : P2TP2A Banyuwangi
Dalam melaksanakan tugas
pelayanan pengaduan kasus kekerasan,
Adapun syarat dalam melakukan
P2TP2A Banyuwangi tidak bekerja
pengaduan yakni sesuai SOP P2TP2A
sendiri melainkan dibantu oleh beberapa
dengan membawa kartu identitas
mitra kerja diantaranya yaitu Ruang
pelaporatau korban bisa berupa fotocopy
Rindu, Banyuwangi Children Center
KTP, atau kartu pelajar jika masih
(BCC), LSM KKBS, Bengkel Sakinah yang
dibawah umur dan membawa fotocopy
mempermudah penjangkauan sebagai
KK. Kartu identitas korban dibutuhkan
perujuk untuk melakukan rujukan
untuk akses rujukan pelayanan diluar
pengaduan kasus kekerasan seksual
dari P2TP2A seperti pelayanan medis di
kepada P2TP2A. Ruang Rindu
Rumah Sakit, konseling dengan psikolog,
merupakan re-branding dari layanan
dan sebagai kelengkapan berkas jika
P2TP2A Kabupaten Banyuwangi yang
kasus diajukan kepada pihak kepolisian
kemudian dilengkapi dengan
atau pengadilan.
konseling online melalui website
Pendamping P2TP2A akan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan
melakukan assesment terkait dengan
pemberdayaan ekonomi bagi penyintas
kasus apakah kategori KDRT, non KDRT,
kekerasan. Banyuwangi Children Center
atau traficking. Assesment kasus adalah
(BCC) adalah pusat perlindungan anak
pengumpulan data yang dilakukan
yang ada di Kabupaten Banyuwangi
pendamping P2TP2A dengan tujuan
sebagai pusat pengaduan tentang
menggali informasi dari korban. Dari
masalah anak oleh orang tua ataupun
hasil assessment, data akan dianalisis dan
anak itu sendiri. Bengkel sakinah adalah
dikoordinasikan kepada pihak yang
program konsultasi yang dimanfaatkan
bersangkutan terkait dengan
oleh ibu-ibu posyandu disetiap
penanganan. Salah satunya yaitu
443
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10 (1) (2023): 438-445

kelurahan atau desa yang ada di 2. Pelayanan pengaduan secara


Kabupaten Banyuwangi. tidak langsung atau online
Dari pemaparan diatas penulis Pelayanan pengaduan secara
membuat gambaran alur pelayanan tidak langsung dapat dilakukan melalui
pengaduan sebagai berikut: online via WhatsApp dengan
menghubungi nomor +6282230830610.
Gambar. 1 Alur Pelayanan Pengaduan P2TP2A bermitra dengan Banyuwangi
Children Center (BCC) untuk
memaksimalkan pelayanan pengaduan
kekerasan khususnya kekerasan seksual
dengan pelayanan siap menerima
laporan 24 jam.

3. Pelayanan pengaduan dengan


rujukan
Pelayanan pengaduan dengan
rujukan adalah pengalihan pelayanan
dari perujuk kepada P2TP2A. Perujuk
pengaduan adalah unit kerja atau
lembaga lain yang merupakan mitra
kerja dari P2TP2A. Mitra kerja yang
dimaksud antara lain Banyuwangi
Sumber: Hasil penelitian 2022
Children Center (BCC), Bengkel Sakinah,
Dalam melakukan pengaduan LSM KKBS dan lembaga lain yang
kasus kekerasan Seksual Pada memiliki persamaan bidang dibagian
Perempuan dan Anak kepada P2TP2A di perlindungan dan pemberdayaan
Banyuwangi bisa dilakukan dengan tiga perempuan dan anak.
cara:
1. Pengaduan secara langsung SIMPULAN
Pelayanan pengaduan secara Peran P2TP2A dalam pelayanan
langsung dapat dilakukan dengan datang pengaduan kasus kekerasan seksual
langsung ke kantor P2TP2A yang berada pada perempuan dan anak di Kabupaten
didalam kantor Dinas Sosial Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai pemberi
Banyuwangi yang beralamat di jalan akses terhadap pelayanan kesehatan,
HOS. Cokroaminoto nomor 30, psikis, hukum hingga pemulihan sesuai
lingkungan Cungking, Mojopanggung. pada Permen Pemberdayaan Perempuan
Pelayanan pengaduan dan dan Perlindungan Anak Republik
pendampingan di P2TP2A memiliki lima Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 pasal 2
hari jam kerja yaitu pada hari Senin- dan dengan mekanisme pelayanan
Jumat pukul 07.00-16.00. Sebelum pengaduan telah dilaksanakan sesuai
penerimaan kasus, pelapor atau korban Standar Operasional Produce (SOP)
perlu mengisi buku tamu untuk P2TP2A dan pelayanan pengaduan dapat
kelengkapan administrasi pelayanan. dilakukan secara langsung, tidak
Selanjutnya korban akan diarahkan langsung dan rujukan.
keruangan khusus untuk melakukan Faktor pendukung pelayanan
wawancara kasus oleh pendamping pengaduan di P2TP2A adalah adanya
P2TP2A yang membutuhkan waktu tiga kerjasama yang baik dengan mitra kerja
puluh menit sampai satu jam atau lebih diantaranya yaitu Ruang Rindu,
sesuai dari permasalahan kasus. Banyuwangi Children Center (BCC), LSM
KKBS, dan Bengkel Sakinah yang
444
Harjianto, Cindy Tri Rahmadhani
Peran P2tp2a Dalam Pelayanan Pengaduan Kasus Kekerasan Seksual Pada Perempuan..………...(Hal 438-445)

mempermudah penjangkauan sebagai Pemerintah Indonesia, (2015).


perujuk untuk melakukan rujukan “Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
pengaduan kasus kekerasan seksual Nomor 6 Tahun 2015 pasal 13 Tentang Sistem
kepada P2TP2A. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Sedangkan faktor penghambat Anak”. Jakarta
dalam pelayanan pengaduan P2TP2A
adalah belum tersedianya tenaga ahli Rianawati, (2015). “Perlindungan
Hukum Terhadap Kekerasan Pada Anak”,
dibidang psikologi, sehingga korban Raheema Jurnal Studi Gender dan Anak. 2 (1): 1-
belum bisa terlayani dengan baik dan 13
perlu dirujuk pada psikolog atau
psikiater yang ada di Rumah Sakit. Rizkah N. (2016). “Kinerja P2TP2A
(Studi Kasus: Kekerasan Seksual di Kabupaten
Sinjai)”. Universitas Hasanuddin Makassar.
Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Sosial dan Ilmu Politik.
Fadilah, U., Jumiati, I. E., & Yulianti, R.
(2014). Kinerja Pusat Pelayanan Terpadu Soekanto, Soerjono, 20002. “Teori
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Peranan”. Jakarta: Bumi Aksara
Dalam Penanganan Kasus Kekerasan Seksual
Terhadap Anak Di Provinsi Banten Tahun 2012. Suwardi, 2011. “Menuju Kepuasan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Pelanggan Melalui Penciptaan Kualitas
Pelayanan”. Ragam Jurnal Pengembangan
Haryatmoko, 2007 “Etika Komunikasi: Humaniora Politeknik Negeri Semarang.11 (1):
Manipulasi Media, Kekerasan dan Pornografi”, 51-58
Yogyakarta: Kunisius
Sitorus, W. Mangapul, (2019).
Krisdyawati, A. R., & Yuniningsih, T. “Efektifitas Lembaga UPT P2TP2A Dalam
(2019). “Efektivitas Dinas Pemberdayaan Menghadapi Permasalahan Kekerasan Anak dan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Perempuan Provinsi Sumatera”. Repositori
Kota Semarang dalam Penanganan kasus Universitas Sumatera Utara. Departemen
kekerasan terhadap Anak Di Kota Kesejahteraan Sosial.
Semarang”.Journal of Public Policy and
Management. 8 (2): 1-13 Tim Pustaka Phoenix, 2009. “Kamus
Besar Bahasa Indonesia”, Cet. 3, Jakarta: Pustaka
Mutiawanthi, (2017). Tantangan Phoenix
“Role”/Peran yang Dihadapi oleh Mantan
Perawat IJEPA Setelah Kembali Ke
Indonesia”.Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri
Humaniora. 4 (2): 104-114

Pemerintah Indonesia, (2009).


“Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik. Jakarta

Pemerintah Banyuwangi, (2011).


”Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi
Nomor 1 tahun 2011 Tentang Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan dan Perdagangan Orang.
Banyuwangi

Pemerintah Indonesia, (2015)


“Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2015 pasal 2 Tentang tugas
P2TP2A”. Jakarta

445

Anda mungkin juga menyukai