Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM PERCOBAAN 1

KELOMPOK KE- 3
KELAS XI.B1

Chika Agna Almeira (06) Sherly Regita Cahyani (27)

Dewangga Ramadhani Andrianto (08) Yanti Puspita Dewi (30)

Lesya Fariza Alzahra (14)

Mulyadi Pratama (18)

Riskiyah Kholifatul Jannah (23)

ALAT dan BAHAN

1. Tabung Reaksi 1. Naftalena (kapur barus)


2. Termometer 2. Akuades (air)
3. Gelas Beaker
4. Pembakar Bunsen
5. Kaki Tiga
6. Statif
7. Pencatat Waktu (Stop-watch)

LANGKAH PERCOBAAN 1

1. Masukkan naftalena (kapur barus) ke dalam tabung reaksi menggunakan spatula


hingga bagian tabung reaksi.
2. Isi gelas beker dengan akuades.
3. Rangkai alat seperti Gambar di bawah.
4. Nyalakan api. Ketika suhu 60°C, nyalakan stopwatch dan catat kenaikan suhu tiap 30
detik dalam tabel percobaan 1).
HASIL

Waktu (detik) Suhu (°C)


0 detik 60°C
30 detik 61°C
60 detik 63°C
90 detik 64°C
120 detik 65°C
150 detik 66°C
PEMBAHASAN
1. Grafik Percobaan 1

2. - Perbandingan titik leleh KI dengan Naftalena


KI titik leleh = 681°C
Naftalena = 80,2°C
- Penyebab perbedaan tersebut terjadi karena disebabkan oleh perbedaan dalam
struktur molekul, gaya antarmolekul, dan interaksi kimia yang terlibat. Naftalena
memiliki struktur cincin aromatik yang kuat, sedangkan KI terdiri dari ion-ion kalium
(K+) dan iodida (I-). Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi energi yang diperlukan untuk
mengatasi gaya antarmolekul dan menyebabkan perbedaan titik leleh.
3. Kesimpulan-nya adalah Berdasarkan percobaan pelelehan naftalena, dapat kami
simpulkan bahwa titik leleh naftalena adalah sekitar 80,2 derajat Celsius. Ini
menunjukkan pada suhu tersebut, naftalena berubah dari keadaan padat menjadi cair.
Hal ini memberikan informasi tentang sifat fisik naftalena dan dapat digunakan dalam
berbagai aplikasi seperti dalam industri dan ilmu kimia.
LAMPIRAN
PRAKTIKUM PERCOBAAN 2

KELOMPOK KE- 3

KELAS XI. B1

1. Chika Agna Almeira (06)

2. Dewangga Ramadhani Andrianto (08)

3. Lesya Fariza Alzahra (14)

4. Mulyadi Pratama (18)

5. Riskiyah Kholifatul Jannah (23)

6. Sherly Regita Cahyani (27)

7. Yanti Puspita Dewi (30)

ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Gunting 4. Penggaris

2. Cutter 5. Gelas Baker

3. Gunting Kabel

Bahan :

1. Kabel 5. Stick

2. Lampu 6. Kardus

3. Baterai 7. Lem G

4. Lakban

Larutan:

1. NaCl 3. Garam Kasar

2. I2 4. Garam Halus

LANGKAH PERCOBAAN 2

1. Siapkan masing-masing 50 ml. larutan I2, larutan NaCl, larutan garam kasar dan larutan garam halus
dalam gelas beker.
2. Rangkai alat seperti Gambar dibawah.

3. Uji satu per satu larutan yang sudah kamu siapkan dengan memasukkan elektroda karbon ke dalam
larutan. Amati yang terjadi lalu catat hasil pengamatanmu dalam tabel percobaan 2).

HASIL

No. Larutan Nyala Lampu (Terang/Redup/Tidak Menyala)

1. Larutan NaCl Redup

2. Larutan I2 Tidak Menyala

3. Larutan Garam Terang


Kasar

4. Larutan Garam Terang


Halus

PEMBAHASAN

1. Larutan yang dapat menyalakan lampu, yaitu Larutan Garam Kasar, Larutan Garam Halus, dan Larutan
NaCl sedangkan Larutan yang tidak dapat menyalakan lampu, yaitu Iodine (I2).

2. Adanya larutan yang dapat menyalakan lampu dan ada larutan yang tidak dapat menyalakan lampu
karena Larutan yang dapat menyalakan lampu atau menghantarkan listrik biasanya mengandung
senyawa yang terionisasi atau terdisosiasi menjadi ion-ion di dalam larutan. Ini biasanya terjadi pada
senyawa ionik, di mana elektron dari satu atom atau molekul dipindahkan ke atom atau molekul lain,
sehingga membentuk ion positif dan ion negatif. Karena adanya ion-ion yang bergerak bebas di dalam
larutan, larutan ini dapat menghantarkan listrik dan menyebabkan arus listrik mengalir.
Di sisi lain, larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik biasanya terdiri dari senyawa kovalen
nonpolar atau senyawa molekuler. Dalam senyawa ini, elektron tidak dipindahkan secara signifikan
antara atom-atomnya, sehingga tidak ada ion-ion yang bergerak bebas untuk menghantarkan arus
listrik. Karenanya, larutan semacam ini tidak dapat menyalakan lampu karena mereka tidak
memungkinkan aliran listrik melalui larutan tersebut.

3. Kesimpulan-nya adalah Berdasarkan hasil percobaan tersebut, dapat kami simpulkan bahwa larutan
yang mengandung senyawa ionik, seperti NaCl (garam halus) dan larutan garam kasar, memiliki
kemampuan untuk menghantarkan listrik. Kehadiran ion-ion positif (kation) dan ion-ion negatif (anion)
dalam larutan ini memungkinkan aliran listrik melalui larutan, sehingga larutan tersebut dapat
menyalakan lampu.

Namun, larutan yang mengandung senyawa kovalen nonpolar atau senyawa molekuler, seperti larutan
iodin, tidak memiliki ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Elektron dalam senyawa tersebut tidak
dipindahkan secara signifikan antara atom-atomnya, sehingga larutan iodin tidak dapat menghantarkan
arus listrik dan tidak bisa menyalakan lampu.

Perbedaan kemampuan konduktivitas listrik ini terjadi karena karakteristik ikatan kimia yang berbeda
dalam senyawa-senyawa tersebut. Senyawa ionik memiliki ikatan ionik yang menyebabkan pemisahan
muatan dan pembentukan ion-ion, sementara senyawa kovalen nonpolar atau molekuler memiliki
ikatan kovalen yang tidak menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai