Kutipan (APA Style): Yulianto, Agus., Alfina., Fitriani., Anggraeni, Pransiska., dan Agustina, Tria. (2022)
Analisis Struktur Batin dan Struktur Fisik dalam Puisi Mengejar Mimpi Karya Mohhamad Sya’roni. Jurnal
Bistara: Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya. 1(1) 2022. https://ojs.stitmablitar.ac.id/
PENDAHULUAN
Bahasa dapat digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk komunikasi, menyampaikan
pendapat, atau menghibur. Salah satu hal yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya adalah
karya sastra. Karya sastra merupakan cerminan atau abstraksi dari sebuah pengalaman,
pemikiran, konsep baik secara khayal atau nyata yang disajikan dalam bentuk tulisan dan
disajikan dengan media tertentu. (Sariasih & Yulianto, 2019). Di Indonesia, karya sastra sangat
beragam. Terdiri dari beberapa hal seperti puisi, pantun, dongeng, dan lainnya. Sastra di ciptakan
untuk memberikan hiburan, informasi, nasihat, maupun pendidikan bagi penikmatnya. Salah satu
karya sastra adalah puisi. Puisi sering kali digunakan sebagai bentuk ekspresi dalam sastra,
seperti puisi cinta, puisi tentang alam, puisi politik, dan lain-lain. Puisi juga dapat digunakan
sebagai bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai kepada pembaca.
Barnet (Tiarina, 2012) mengungkapkan bahwa puisi secara etimologi berasal dari bahasa
Yunani poeima yang berarti ‘membuat’ atau poeisis yang berarti “pembuatan”. Di dalam bahasa
Inggris disebut sebagai poem atau poetry, yang berarti karya seni yang menghibur dan
mempunyai fungsi. Puisi seringkali disebut sebagai sastra yang cukup tinggi karena
menggunakan diksi pilihan. Selain itu, Puisi dapat mempengaruhi emosi dan pemikiran pembaca
dengan cara yang mendalam dan personal. Kegiatan menulis mampu mengasah cara berpikir
kreatif, kritis, dan inovatif (Yulianto dkk., 2021)
Puisi merupakan salah satu bagian dari karya sastra. Puisi menggunakan makna kiasan dan
makna lambang. Saat menganalisis puisi terdapat dua struktur dalam puisi yaitu struktur fisik
dan struktur batin (Susilowati, 2021). Struktur fisik terdiri dari wujud puisi, diksi, kata kongkret,
gaya bahasa, dan citraan. Setiap karya sastra mempunyai unsur pembangun yang secara
bersama-sama membentuk kesatuan dan susunan yang indah sehingga dapat dinikmati pembaca.
Analisis struktural merupakan kajian kesusastraan yang menitikberatkan pada hubungan
antarunsur pembangun sebuah karya sastra. Artinya, struktur karya sastra yang hadir dihadapan
pembaca harus dipandang sebagai sebuah totalitas yang saling berhubungan (Wirawan, 2017).
Memahami puisi membutuhkan sarana khusus karena puisi adalah struktur kalimat yang
tersusun dari pelbagai unsur-unsur (Yulianto, 2022). Salah satu cara dalam memahami sastra
adalah menggunakan pendekatan structural. Wirawan (Ramadhani dkk., 2020) mengungkapkan
bahwa pendekatan struktural dinamakan pendekatan objektif, pendekatan formal, atau
pendekatan analitik, bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra kreatif memiliki otonomi
yang penuh yang harus dilihat sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain
yang berada di luar dirinya. Teori struktural merupakan teori yang secara teoritis mendukung
sebuah penelitian. Dengan adanya teori struktural maka penulis dengan mudah melakukan
proses identifikasi dan mengkaji teori yang diangkat oleh penulis(Muslim, 2019).
Semi (Muslim, 2019) mengungkapkan bahwa pendekatan objektif (struktural) adalah
pendekatan karya sastra itu sendiri, terlepas dari sosial pengarang atau pembaca. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa dalam hal ini kritikus memandang karya sastra sebagai suatu kebutuhan makna
akibat perpaduan isi dengan pemanfaatan bahasa sebagai alatnya. Dengan kata lain, pendekatan
ini memandang dan menelaah karya sastra dari segi intrinsik yang membangun suatu karya
sastra.
Teeuw (Muslim, 2019) mengatakan bahwa struktural prinsipnya hanya bertujuan
membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan sedalam mungkin keterjalinan semua
pendapat atau paham-paham dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan
menyeluruh. Karena analisis struktural bukanlah penjumlahan unsur-unsur yang membangun
karya sastra, melainkan melihat hubungan atau dukungan dari unsur dalam kaitan dan
kejeliannya, sehinggamakna keseluruhan karya terungkap.
METODE
Metode yang digunakan dalam mengkaji puisi berjudul “Mengejar Mimpi” adalah
pendekatan atau teori struktural yaitu terdiri dari analisis struktur batin dan struktur fisik.
Struktur batin puisi terbagi menjadi empat yaitu tema, rasa, nada, dan amanat. Melalui sebuah
tema seorang penyair menyampaikan gagasan yang dikembangkan melalui sajak-sajaknya baik
berupa makna setiap bait maupun secara keseluruhan(Ramadhani dkk., 2020).
Kamilah dkk (Ramadhani dkk., 2020) menjelaskan bahwa struktur batin puisi merupakan
struktur pembangun puisi yang membangun dari dalam. Struktur batin puisi dapat dikatakan
sebagai isi atau makna yang mengungkapkan apa yang hendak dikemukakan oleh penyair.
Struktur fisik puisi adalah struktur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak dalam
bentuk susunan kata-katanya atau bisa dikatakan sebagai sarana yang digunakan oleh seoarang
penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi (Ramadhani dkk., 2020).
Waluyo (Kamilah, Gede Gunatama, 2016)Struktur fisik dan struktur batin tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Adanya jalinan antara struktur fisik dan batin yang begitu kuat,
menyebabkan perlunya pembaca memahami kedua struktur ini secara bersama-sama.
hasil
Mengejar Mimpi
Karya Mohhamad Sya’roni
Pembahasan
Struktur Batin
Struktur batin dalam puisi terdiri dari tema, nada, perasaan dan amanat. Tema yang
digunakan pada puisi yang berjudul “Mengejar Mimpi”adalah tentang mengejar impian. Yang
mendasari adanya tema tersebut yaitu dapat kita lihat mulai dari judulnya selain itu dapat kita
lihat bahwa tema tersebut ditunjukkan dalam bait 5 dan 6 “ku tak menyerah mengejar mimpi,
namun ku bangkit lagi mengejar mimpi, dengan doa dan usaha ku kejar mimpi, dan ku jadikan
pelecut tuk mengejar mimpi”.
Nada yang digunakan untuk membacakan puisi tersebut adalah nada optimis dan
bersemangat yang terdapat dalam baris diantaranya kata “ ku tak menyerah pada diri ini, ku tak
menyerah mengejar mimpi. Perasaan yang digambarkan yaitu penuh dengan semangat terdapat
dalam kata “ku tak menyerah mengejar mimpi walau badai kehidupan melempar diri, walau tugas
menumpuk tanpa henti, tak kenal lelah ku kerjakan semua ini, semakin kilat lari ini”.
Amanat yang hendak disampaikan dalam karya berjudul “Mengejar Mimpi” adalah jangan
pantang menyerah dalam mewujudkan impian terdapat dalam kata “ku tak menyerah mengejar
mimpi walau badai kehidupan melempar diri,
Struktur Fisik
Struktur fisik dalam puisi terdiri dari tipografi, diksi, pencitraan, gaya bahasa, majas, rima,
dan kata konkret. Tipografi puisi mengejar mimpi terdiri atas 6 bait dan setiap bait terdiri atas 4
baris. Baris paling pendek berisi 3 kata sedangkan baris paling panjang berisi 6 kata.
Diksi dalam puisi “Mengejar Mimpi”, Mohhamad Sya’roni menggunakan pilihan kata atau
diksi yang lugas dan tegas.
Pencitraan dalam puisi “Mengejar mimpi” yaitu citraaan penglihatan ditandai dengan
adanya kata “bilamana mentari bangun pagi,”mentari tersenyum menyemangati”,citraan
pendengaran ditandai dengan kata”diiringi syahduhnya merpati bernyanyi”,citraan gerak
ditandai dengan adanya kata”semakin kilat lari ini”,citraan perabaan ditandai dengan adanya
kata”walau angin menusuk tulang ini”
Gaya bahasa dalam puisi “Mengejar Mimpi” yaitu gaya bahasa perbandingan yang
ditunjukkan oleh majas personifikasi. Selain itu, dalam puisi “Mengejar Mimpi” juga
menggunakan gaya bahasa pertentangan yang ditunjukkan oleh majas hiperbola.
Majas yang digunakan dalam puisi “Mengejar Mimpi” adalah majas Personifikasi dan majas
hiperbola. Majas persnifikasi contohnya terdapat dalam kata “mentari bangun pagi, mentari
tersenyum, merpati bernyanyi, angin pagi menusuk, hujan memandikan diri, badai kehidupan
melempar diri ini”.Majas hiperbola contohnya terdapat dalam kata “ ransel membebani raga,
tugas menumpuk tanpa henti, semakin kilat lari ini, ke lautan putus asa dan malas diri”.
Rima dalam puisi “Mengejar mimpi” yaitu rima terus {AA,AA},rima datar {ii,ii},rima aliterasi
[i,i] dalam bait 2 dan 4,rima awal [w,w,w,w],rima akhir pada semua bait[i,i,i,i].
Kata konkrit dalam puisi “ Mengejar Mimpi” yaitu pada kata hujan, mentari, merpati, ransel,
kerikil, sekolah, dan lautan.
DAFTAR PUSTAKA
Kamilah, Gede Gunatama, I. B. S. (2016). Puisi Siswa Kelas VIII A MTS Al-Khairiyah Tegallinggah:
Sebuah Analisis Struktur Fisik dan Batin Puisi. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 4(2).
Muslim. (2019). Analisis Struktural Puisi Buton, Ibu Dan Sekantong Luka Karya Irianto Ibrahim.
3(2), 36–45.
Ramadhani, L. P., Kartika, R., Madani, Y. I., Guru, P., Dasar, S., Keguruan, F., Pendidikan, I., Unggul,
U. E., & Barat, J. (2020). Puisi Anak “ Teman Terhebat ” Karya Asidik Al Jafar.
prosiding.esaunggul.ac.id, 285–290.
Sariasih, Y., & Yulianto, A. (2019). Analysis of the Meaning of Mantra Ajian Jaran Goyang
(Riffaterre semiotic study). Proceedings of the Second Conference on Language, Literature,
Education, and Culture (ICOLLITE 2018). Proceedings of the Second Conference on
Language, Literature, Education, and Culture (ICOLLITE 2018), Bandung, Indonesia.
https://doi.org/10.2991/icollite-18.2019.14
Susilowati, S. (2021). Analisis Puisi “Tanah Air” Karya Muhammad Yamin Dengan Pendekatan
Struktural. Jurnal Literasi: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, 5(1),
38–48.
Tiarina, Y. (2012). Pengajaran Puisi dengan Metode Discovery-Inquiry. Komposisi: Jurnal
Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni, 10(2).
https://doi.org/10.24036/komposisi.v10i2.61
Wirawan, G. (2017). Analisis Struktural Antologi Puisi Hujan Lolos di Sela Jari Karya Yudhiswara.
JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 1(2), 39–44.
https://doi.org/10.26737/jp-bsi.v1i2.89
Yulianto, A. (2022). Strata Norma Roman Ingarden dalam Puisi “Secercah Rindu” Karya Thomas
Willie P. Patria Eduacational Journal (PEJ), 2(3), 24–27.
https://doi.org/10.28926/pej.v2i3.540
Yulianto, A., Izzuddin, A., & Ansori, R. W. (2021). Pelatihan Penyusunan Makalah dan Salindia
Berkualitas Bagi Mahasiswa Baru Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Tahun Akademik
2021/2022. Jurnal Indonesia Mengabdi, 3(2), 44–47. https://journal.stkipnurulhuda.a
c.id/index.php/JIMi/article/view /1440