Anda di halaman 1dari 19

ETIKA BISNIS DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI

Dosen Pengampu: Supriadi, S.E.I., M.E.I.

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah "Etika Bisnis Syariah"
Oleh:
KELOMPOK 7

AMALIYAH YUSUF
(90500122108)
IMAM HABIBIE
(90500122055)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya bagi kami
melalui ilmunya yang maha luas dan tak terkira sehingga atas kemudahannya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul“etika bisnis dalam manajemen sumber daya insani” tak
lupa shalawat serta salam kita selalu mengiringi baginda Rasulullah Muhammad SAW karena atas
berkat beliau kita mampu mengenal agama yang benar yaitu adinul Islam.
Kemudian kami juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Dosen
pengampuh: Supriadi, SE.I.,M.E.I yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Etika bisnis
syariah, sehingga saya mampu mengerjakan makalah ini dengan baik. Makalah ini saya buat bukan
hanya semata-mata untuk memenuhi tugas yang diberikan, akan tetapi kami berharap makalah ini
dapat dijadikan pembelajaran khususnya dalam Etika Bisnis Syariah. Dengan kesadaran bahwa
masih banyak kekeliruan dan kekurangan dalam makalah yang telah kami buat maka
kamimengharapkan untuk mendapatkan kritikan dan saran yang membangun bagi siapa saja yang
membacanya demi kesempurnaan makalah yang kami buat. Dan kami sangat berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan juga bagi kami.

Gowa, 4 november 2023

penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Pengertian MSDI ............................................................................................................... 2
B. Peran Etika Bisnis dalam Manajemen Sumber Daya Insani .................................... 2
C. Tanggung Jawab Sumber Daya Insani dalam Organisasi Bisnis .............................. 3
D. Membangun Budaya Organisasi dan Budaya Etos Kerja Muslim ........................... 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber
daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya manusia
merupakan sektor sentral dan penting dalam rangka pencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena
dengan adanya kemampuan skill para pekerja dan kualitas sumber daya manusia dapat
menggerakan perusahaan dengan baik dan benar.
Kemampuan teknologi juga merupakan unsur penunjang penting dalam menggerakan
perusahaan, karena dengan adanya kelengkapan teknologi dan kecanggihan teknologi akan
memudahkan berjalannya suatu perusahaan. Dari keempat sumber tersebut aspek yang terpenting
yaitu manusia, karena manusia merupakan penggerak terpenting dalam perusahaan. Maju dan
tidaknya perusahaan tergantung pada pengelolaan sumber daya manusia ini dapat dilakukan dalam
suatu perusahaan itu atau oleh suatu departemen tertentu.
Maka dari itu etika dalam manajemen sumber daya manusia dalam berbisnis diperlukan
karena salah satu kunci keberhasilan dalam berbisnis atau menjalin kerjasama dalam bisnis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian MSDI (Manajemen sumber daya insani)?
2. Apa peran etika bisnis islam dalam manajemen sumber daya insani?
3. Apa tanggung jawab sumber daya insani dalam organisasi?
4. Bagaimana membangun budaya organisasi dan budaya etos kerja muslim?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Pengertian MSDI (Manajemen sumber daya insani).
2.Untuk mengetahui peran etika bisnis islam dalam manajemen sumber daya insani.
3. Untuk mengetahui Apa tanggung jawab sumber daya insani dalam organisasi.
4. Untuk mengetahui Bagaimana membangun budaya organisasi dan budaya etos kerja muslim
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian MSDI (Manajemen sumber daya insani)


Manajemen Sumber Daya Insani, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara mengatur
hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan
efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan,
karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Sumber Daya Insani merupakan kekuatan terbesar
dalam pengolahan seluruh sumber daya yang ada di muka bumi. Manusia diciptakan oleh Allah
swt. sebagai khalifah di bumi untuk mengelola bumi dan sumber daya yang ada di dalamnya demi
kesejahteraan manusia sendiri, makhluk dan seluruh alam semesta, karena pada dasarnya seluruh
ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat
manusia.

B. Peran etika bisnis dalam manajemen sumber daya insani


Etika manajemen sumber daya insani' merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama
lain. Keduanya bersinggungan erat dengan organisasi dan manusia sebagai penggerak sebuah
bisnis. Manajemen sumber daya insani merupakan bagian dari konsep manajemen secara umum,
yang berkaitan dengan organisasi bisnis. Beberapa sumber daya dalam bisnis adalah 6M, yaitu,
man (manusia), material (bahan), method (cara kerja), money (uang), machine (mesin/alat). dan
market (pasar). Maka manajemen sumber daya insani mempunyai peran yang cukup besar dalam
sebuah organisasi bisnis, karena manusia merupakan salah satu kunci terbesar dalam
mensukseskan sebuah organisasi.
Pengertian dari sumber daya manusia menurut Handoko adalah suatu proses dalam
penarikan, seleksi, pengembangan, pemelihara dan penggunaan sumber daya manusia, demi
mencapai tujuan tujuan individu maupun tujuan organisasi. Simamora menjelaskan bahwa
manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian
12
balas jasa dan pengelolaan individu dalam anggota organisasi ataupun kelompok. Mangkunegar
menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian,

1
H. Ali Hardana,”MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI”,Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2015, h1.
2
Ika Yunia Fauzia, ETIKA BISNIS ISLAM ERA 5.0, (Depok,PT RajaGrafindo Persada, 2021) , h187.

2
pelaksanaan, pengoordinasian pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dalam rangka untuk mencapai
tujuan dalam sebuah organisasi. "Bohlander da Snell menjelaskan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah yang mempelajari tentang bagaimana memberdayakan karyawan dalam sebuah
perusahaan, bagaimana membuat pekerjaan, kelompok kerja dan mengembangkan para karyawan
yang mempunyai kemampuan Manajemen sumber daya manusia adalah proses identifikasi suatu
pendekatan, untuk dapat mengembangkan kinerja karyawan dan memberikanimbalan kepada
mereka atas usaha yang mereka telah lakukan.
Beberapa fungsi manajemen sumber daya manusta, yaitu, planning. organizing actuating,
dan controlling (POAC). Adapun penjelasan dari beberapa fungsi tersebut adalah, pertama,
planning (perencanaan), merupakan seperangkat kegiatan yang difokuskan untuk merencanakan
bagaimana sumber daya manusia dalam sebuah organisasi Perencanaan yang tepat akan
memengaruhi jalannya organisasi bisnis dengan baik, sehingga proses yang ada bisa berjalan
dengan efektif dan efisien; kedua, organizing (pengorganisasian) yang dilakukan setelah
menetapkan visi, misi, tujuan, dan program-program dalam sebuah perusahaan. Pengorganisasian
merupakan suatu alat dalam mencapai sebuah tujuan, maka seorang manajer yang profesional
harus senantiasa membentuk satu organisasi dengan merancang struktur yang menggambarkan
hubungan antara tugas-tugas antarpegawai irtiga actuating (pengarahan) merupakan pemberian
motivasi ataupun komando, untuk menumbuhkan kemauan agar para pegawai bekerja secara
efektif. Pengarahan membutuhkan skill memimpin yang baik ini merupakan peran yang sangat
penting demi mempersatukan semua elemen untuk bisa bekerja sama secara tim dengan baik,
keempat. controlling (pengendalian) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengontrol proses
perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan Pengendalian juga berkaitan dengan kontrol
manajemen, dari adanya penyimpangan dan ketidaktaatan para pegawai terhadap kesepakatan
yang telah dibuat sebelumnya.

C. Tanggung jawab sumber daya insani dalam organisasi bisnis


Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan terkait dengan hak dan kewajiban Sumber Daya
Insani (SDI) dalam organisasi bisnis, yang dimulai dengan paparan tentang hak dan kewajiban
karyawan. Memahami hak dan kewajiban tenaga kerja yang menggerakkan organisasi bisnis, akan
sangat penting bagi keberlangsungan organisasi tersebut. Karyawan merupakan salah satu tonggak

3
produksi dan jika tonggak ini hilang maka proses produksi akan terhambat. Sangat penting bagi
semua kalangan untuk mengetahui hak dan kewajiban karyawan perspektif bisnis Islam, sebagai
salah satu bahan dalam merumuskan kebijakan terkait hak dan kewajiban karyawan dalam
organisasi bisnis.
Penjelasan selanjutnya adalah terkait kewajiban para pelaku bisnis dalam membangun
hubungan bisnis baik, dengan pihak internal maupun eksternal perusahaan. Beberapa kewajiban
yang terkait dengan membangun hubungan baik mempunyai tujuh pilar, seperti yang akan
dijelaskan di subbab kedua di bawah ini. Untuk lebih jelasnya simak terkait hak dan kewajiban
karyawan, serta kewajiban SDI dalam membangun hubungan bisnis.
1. Hak dan Kewajiban Karyawan
Karyawan merupakan salah satu SDI yang mempunyai peran besar pada pengembangan
sebuah organisasi bisnis. Dalam faktor produksi karyawan (labour/tenaga kerja) merupakan
salah satu dari empat faktor produksi selain tiga lainnya (tanah, modal dan manajemen skill),
yang perannya sangat dominan dalam memproses input menjadi sebuah output berupa
produk/jasa. 3
a. Kewajiban karyawan
Jika bisnis mendapatkan profit yang bagus, maka siklus keuangan akan terjaga dan
karyawannya akan bisa mendapatkan gail deogam layak. Laba diperoleh dari
penjualan produk/jasa yang berulang ulang Maka karyawan juga harus mengetahui
siklus kehidupan perusahaan karena keberlangsungan perusahaan berkaitan craf
dengan kemampuan perusahaan dalam penggajian karyawan Kewajiban yang harus
dilakukan oleh karyawan adalah ketaatan konfidenalitas dan loyalitas. Kewajiban
karyawan untuk taat selalu. dikaitkan dengan ketaatan pada segala aturan, yang ada
dalam organisasi bisnis. Seorang karyawan tidak berhak untuk menaat atasannya jika
berurusan dengan perilaku yang tidak bermoral jika ada perlakuan yang tidak wajar
dan juga untuk penugasan yang tidak sesuai dengan kesepakatan.
Berikut beberapa hal yang harus perhatikan oleh pemilik usaha terkait dengan
kewajiban karyawan agar ia bisa mengedukasi karyawannya menjadi karyawan yang
loyal:

3
Ika Yunia Fauzia, ETIKA BISNIS ISLAM ERA 5.0, (Depok PT RajaGrafindo Persada, 2021) , h191

4
1) Seorang karyawan wajib bekerja secara profesional (Rasulullah
memerintahkan umatnya untuk profesional), dengan cara menempatkan
mereka di divisi-divisi yang sexasi dengan kemampuan masing-masing. Ada
baiknya untuk meng gairahkan profesionalitas mereka, maka diberikan komiss
dan juga reward atas kerja yang bagus, agar budaya kerja bisa semakin
meningkat dari waktu ke waktu.
2) Seorang karyawan haruslah menekuni pekerjaannya, dan meniatkan
pekerjaannya dalam rangka untuk beribadah merah tida Allah. Jika ia
mendapatkan pekerjaan, maka jika keadaan baik-baik saja, hendaknya ia tidak
meninggalkan pekerjaan tersebut. Berikut makna beberapa hadis yang
membahas tentang hal tersebut.
a) Rasulullah Saw bersabda: Allah sesungguhnya menyukao orang yang
beriman yang profesimal (al-Muhtarif). (Musnad Zaid bin Ali).
b) Dari Anas R Malik bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Siapa yang
mendapatkan sesuatu (pekerjain untuk mencari rezeki). maka
hendaklah ia menduniya (HR Ibn Majah) 4
c) Rasulullah Saw bersabda: "Bila Allah menyebabkan salah satu dari
kalian mendapatkan rezeki dari sebuah pekerjaan, maka janganlah ia
meninggalkan pekerjaan itu, kecuali apabila keadaan telah berubah
baginya atau keadaan menjadi buruk(HR Ibn Majah).
b. Hak karyawan
Secara umum ada beberapa hak pekerja yang dianggap mendasar dan harus
dijamin, kendati dalam penerapannya bisa sangat ditentukan oleh perkembangan
ekonomi dan sosial-budaya dan masyarakat atau negara di mana suatu perusahaan
beroperasi, diantaranya:
1) Hak atas pekerjaan. Hak atas pekerjaanmerupakan suatu hak asasi manusia.
Karena demikian pentingnya Indonesia dengan jelas mencantumkan, dan
menjamin sepenuhnya, hak atas pekerjaan ini dapat dilihat pada Pasal 27, ayat

4
Ika Yunia Fauzia, ETIKA BISNIS ISLAM ERA 5.0, (Depok PT RajaGrafindo Persada, 2021) , h192-h193.

5
2, UUD 45: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.”
2) Hak atas upah yang adil. Upah sesungguhnya adalah perwujudan atau
kompensasi dari hasil kerjanya. Setiap orang berhak untuk memperoleh upah
yang adil, yaitu upah yang sebanding dengan tenaga yang telah
disumbangkannya.
3) Hak untuk berserikat dan berkumpul. Untuk bisa memperjuangkan
kepentingannya, khususnya hak atas upah yang adil, pekerja harus diakui dan
dijamin haknya untuk berserikat dan berkumpul. Mereka harus dijamin haknya
untuk membentuk serikat pekerja dengan tujuan bersatu memperjuangkan hak
dan kepentingan semua anggota mereka. Dengan berserikat dan berkumpul,
posisi mereka menjadi kuat dan karena itu tuntutan wajar mereka dapat lebih
diperhatikan, yang pada gilirannya berarti hak mereka akan lebih bisa dijamin.
4) Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan. Dasar dan hak atas
perlindungan keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja adalah hak atas
hidup. Jaminan ini mutlak perlu sejak awal sebagai bagian integral dari
kebijaksanaan dan operasi suatu perusahaan. Resiko harus sudah diketahui
sejak awal, hal ini perlu untuk mencegah perselisihan dikemudian hari bila
terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
5) Hak untuk diproses hukum secara sah. Hak ini terutama berlaku ketika seorang
pekerja dituduh dan diancam dengan hukuman tertentu karena diduga
melakukan pelanggaran atau kesalahan tertentu. Ia wajib diberi kesempatan
untuk membuktikan apakah ia melakukän kesalahan seperti dituduhkan atau
tidak.
6) Hak untuk diperlakukan secara sama.Artinya, tidak boleh ada
diskriminasidalam perusahaan apakah berdasarkan warna kulit, jenis kelamin,
etnis, agama, dan semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji, maupun
peluang untuk jabatan, pelatihan atau pendidikan lebih lanjut.
7) Hak atas rahasia pribadi. Kendati perusahaan punya hak tertentu untuk
mengetahui riwayat hidup dan data pribadi tertentu dari setiap karyawan,
karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya itu. Bahkan

6
perusahaan harus menerima bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh
diketahui oleh perusahan dan ingin tetap dirahasiakan oleh karyawan.
8) Hak atas kebebasan suara hati. Pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan
tindakan tertentu yang dianggapnya tidak baik: melakukan korupsi,
menggelapkan uang perusahaan, menurunkan standar atau ramuan produk
tertentu demi memperbesar keuntungan, menutup-nutupi kecurangan yang
dilakukan perusahaan atau atasan.
c. Kewajiban Pelaku Bisnis dalam Membangun Hubungan Bisnis
1) Berbicara apa adanya dan menciptakan transparansi.
Berbicara apa adanya merupakan salah satu ajaran dalam bianis Islam,
karena dalam hubungan bisnis keberkahan bisa didapatkan apabila transaksi
dilakukan dengan jelas tanpa menyembunyikan sesuatu. Hal ini akan
melahirkan adanya transparansi, sehingga muncul keterbukaan yang bermuara
pada keadilan. Keterbukaan dilandasi oleh bisnis yang dilakukan dengan suka
sama suka ( taraadhin) di antara para pelaku bisnis tersebut Maka jika ada
kejujuran, 5transparansi dan keadilan dalam sebuah hubungan bisnis, Allah
akan mengikuti kerja sama tersebut.
2) Menunjukkan Penghormatan dan Loyalitas
menunjukkan loyalitas kepada organisasi bisnis, dengan berkontribusi di
dalamnya ataupun menghormati dan mengakui segala kontribusi yang
diberikan oleh orang lain dalam organisasi bisnis tersebut. Menjelek-jelekkan
orang lain merupakan satu hal yang tidak menunjukkan loyalitas yang baik,
dan ini perilaku buruk dalam dunia bisnis. Salah satu cara untuk menunjukkan
loyalitas kepada orang lain adalah dengan menyambung hubungan baik
dengan mantan partner bisnis. partner bisnis dan calon partner bisnis. Seperti
yang telah dilakukan oleh Rasulullah kaitannya dalam menyambung tali
silaturrahimi dengan pihak lain.
3) Meluruskan Kesalahan dan Memenuhi Komitmen

5
Niru Anita Sinaga dan Tiberius Zaluchu, “PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK PEKERJA DALAM HUBUNGAN
KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA” , volume 2, 2011, h9.

7
Untuk menghindari adanya kesalahan dengan mitra bisnis dan menjaga
hubungan bisnis dengan pihak lainnya, maka ketika seseorang membuat suatu
komitmen dengan rekan bisnisnya diharapkan untuk realistis dan tidak
berlebihan. Jika komitmen dilakukan dengan rasional, maka kerja sama akan
bisa berjalan dengan baik dan semua pihak akan merasa puas dengan kerja
sama yang ada. Etika bisnis Islam sangat mendukung upaya-upaya yang
mendukung sarana menuju kebaikan, apalagi jika diiringi dengan komitmen
yang baik.
4) Mendengarkan terlebih dahulu dan memberikan kepercayaan
Ketika suatu kegiatan bisnis dilakukan dengan mengedepankan asumsi saja,
tanpa memahami program yang ada, maka akan sia-sia karena membuang
tenaga waktu dan biaya operasional. Pemberian kepercayaan kepada orang
lain, berhenti di titik pemberian kepercayaan yang proporsional sehingga bisa
menimbulkan potensi yang sangat baik Kepercayaan yang proporsional selalu
diiringi oleh pertimbangan pertimbangan akan catatan prestasi yang dimiliki
oleh SDI tersebut.
5) Mengklarifikasi ekspektasi dan memberikan hasil-hasil
Harapan adalah tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang, ketika lingkup
dalam sebuah organisasi bisnis luas, maka harus ada kejelasan dan kesepakatan
untuk mencapai harapan yang diinginkan bersama. Dengan adanya
keseragaman harapan, maka visi, misi dan tujuan organisasi bisnis akan bisa
dilakukan dengan baik. Pertanda bahwa harapan bisa dicapai dengan baik
adalah dengan adanya hasil-hasil yang datang dari harapan tersebut, Maka dari
itu hasil merupakan kredibilitas, kemauan dan kemampuan seseorang dalam
bekerja, demi menggapai harapan bersama yang telah disepakati dalam
organisasi bisnis tersebut.

D. Membangun Budaya Organisasi dan Budaya Etos Kerja Muslim


1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai yang harus dipegang oleh anggota
organisasi tersebut, sehingga bisa menjadi pembeda antara organisasi tersebut dengan

8
organisasi lainnya. Sistem nilai tersebut meliputi tujuh eisence (sari) dari budaya
organisasi, yang mana ketujuh essence tersebut adalah sebagai berikut:
a. annevotion and risk taking (inovasi dan pengambilan risiko)
merupakan budaya di mana para karyawan menjadi terdorong untuk melakukan
inovasi-inovasi dengan cara mengambil resiko yang mungkin saja ada.
b. Attention to detail (perhatian yang rinci)
merupakan suatu tingkatan di mana para karyawan memperlihatkan kecermatan,
analisis dan perhatian kepada hal hal yang terperinci.
c. Outcome orientation (orientasi pada hasil)
merupakan tingkatan di mana manajemen di dalam suatu organisasi memusatkan
perhatiannya pada hasil, dan bukan pada teknik ataupun proses yang digunakan untuk
mencapai hasil.
d. People orientation ( orientasi pada manusia) 6
merupakan suatu tingkatan holistik di mana keputusan manajemen
mempertimbangkan efek hasil dari masing-masing individu yang berada dalam
organisasi tersebut.
e. Team orientation ( orientasi pada tim)
merupakan suatu tingkatan di mana kegiatan kerja masing-masing individu di
organisasi oleh tim dan bukan individu.
f. Aghressiveness (keagresifan)
merupakan satu tingkatan di mana anggota dalam organisasi tersebut memiliki
sikap agresif dan kompetitif, dengan menjauhi budaya santai di dalam organisasi
tersebut.
g. Stability (stabilitas)
merupakan satu tingkatan di mana kegiatan organisasi menekankan adanya status
quo dari pertumbuhan yang diawali dengan menancapnya filosofi pendirinya.
2. Budaya Organisasi Perspektif Etika Bisnis Islam
Budaya organisasi yang digerakkan oleh semangat spiritual menjadi penting untuk
dikaji, sebab terjadi pergeseran-pergeseran trend, dari awalnya semua bermuara pada aspek

6
Ika Yunia Fauzia, ETIKA BISNIS ISLAM ERA 5.0, (Depok PT RajaGrafindo Persada, 2021) , h202-h205.

9
rasional kemudian bergeser ke arah emosional dan terakhir terjadi pergeseran menuju arah
spiritual.
Adapun budaya organisasi perspektif etika bisnis islam (the celestial management)
menurut A. Riawan Amin (2010) adalah sebagai berikut:
a. Zikr
ZIKR adalah pemaknaan dari life is a place of worship, di mana zikr
menerjemahkan bahwa organisasi adalah tempat untuk peribadatan tempat untuk
beribadah serta tempat untuk menyembah. zikr merupakan singkatan dari empat hal,
yaitu:

1) Zero based yaitu bersih, jernih dan apa adanya


2) Iman, yaitu SDI haruslah yakin pada Allah Maha Besar
3) Konsisten, yaitu SDI haruslah fokus pada tujuan awal dalam menjalankan
tujuan organisasi
4) Result oriented, yaitu SDI harus mampu menyeimbangkan antara tujuan dunia
dan tujuan akhirat
b. Pikr
PIKR adalah pemaknaan dari life is a place wealth, yang beras organisasi bisnis
ataupun perusahaan dimaknai sebagai tempig untuk menciptakan, mencari
kemakmuran. Adapun PIKR adalah singkatan dari empat hala bawah ini, yaitu:
1) Power sharing, merupakan pembagian wewenang yang haru jelas, dan setiap
anggota haruslah memiliki power.
2) Information sharing merupakan adanya transparansi informa kepada seluruh
anggota organisasi, sehingga tidak ada lag penghalang adanya informasi yang
bisa dimanfaatkan oleh sebagian orang.
3) Knowladge sharing, merupakan transfer pengetahuan, keterampilan, serta
pengalaman kepada seluruh organisas Kegiatan ini meliputi kalangan atas dan
bawah, seperti kegiatan yang bersifat koordinasi, focuss group discussion,
pelatihan- pelatihan, pengembangan, brainstorming, hingga benchmarking
Organisasi pada akhirnya dijadikan sebagai media knowledge oleh para SDI

10
di dalamnya, sehingga ada value added berupa knowledge bagi SDI di
dalamnya.
4) Reward sharing, dengan adanya distribusi kesejahteraan dengan sistem yang
jelas dan transparan.

c. Mikr
MIKR adalah pemaknaan dari life is a place of welfare, yang maru organisasi
menjadi tempat untuk berjuang, bersaing dan mengalahkan strategi kompetitor,
sehingga asumsi bahwa organisasi adalah medan perjuangan dan bisnis adalah
pertempuran.
Adapun MIKR adalah singkatan dari:
1) Militan, yang dimaknai sebagai salah satu modal utama untuk mendorong
motivasi SDI dalam bekerja dalam sebuah organisasi. Anggota yang militan
akan mempunyai gairah. dalam bekerja, semangat yang tinggi, siap dan terlatih
dalam menghadapi kondisi apa pun.
2) Intelek, yang dimaknai dengan menunjukkan cara berpikir dan memandang
bahwa semua harus didasarkan oleh akal sehat. 7
3) Kompetitif, yang dimakna sebagai kemampuan dan kesiapan untuk selalu
bersaing dalam kebaikan, sehingga mendapatkan hasil kinerja yang optimal.
4) Regeneratif yang dimaknai sebagai pemberian kesempatan yang sama kepada
seluruh SDI dalam sebuah organisasi, untuk bisa bekerja keras sehingga
memperoleh posisi yang ideal sehingga organisasi tidak hanya terpaku pada
satu orang saja.
3. Etos Kerja Muslim
Etos kerja terdiri dari dua kata, yaitu etos dan kerja, etos berasal dan bahasa Yunani
yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter dan leyakinan atas sesuatu. Sedangkan arti
kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan melakukan sesuatu ataupun
sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian, dan lain sebagainya.
Dalam Islam, ada banyak sekali ajaran-ajaran tentang etos kerja yang baik dan juga sikap
profesional dalam bekerja. Rasulullah sangat membenci budaya meminta-minta, dan

7
Ika Yunia Fauzia, ETIKA BISNIS ISLAM ERA 5.0, (Depok PT RajaGrafindo Persada, 2021) , h208.

11
Beliau selalu memotivasi umatnya agar selalu bekerja dengan tangannya untuk
mendapatkan rezeki. Kemudian Rasulullah juga selalu memuji umatnya yang gemar
bersedekah.Etos kerja merupakan modal keimanan yangmengantarkan hamba-Nya
menjadi hamba pilihan untuk sukses di dunia dan akhirat dengan usaha yang dibangun dan
dibesarkan olehnya.
Etos kerja seorang muslim merupakan suatu hal yang mendominasi niat dan
tujuannya dalam bekerja, mengapa dan untuk apa dia bekerja, yang tidak lain hanyalah
untuk meraih kesejahteraan di dunia dan akhirat.
a. Usaha dan Kerja Keras
Usaha merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara mengeratkan tenaga,
pikiran serta badan untuk mencapai satu maksud dan tujuan tertentu. Melakukan suatu
usaha merupakan menggerakkan diri untuk melakukan suatu perubahan, ikhtiar,
dengan cara memanfaatkan da dan upaya demi menghasilkan satu keuntungan.
Sedangkan kerja keras adalah melakukan suatu pekerjaan, misalnya dengan tujuan
muk mencari nafkah dengan cara yang gigih dan bersungguh-sungguh sehingga
memegang prinsip yang sangat teguh untuk tidak mengubah keyakinan sehingga
sampai pada kesuksesan. Usaha dan kerja kera adalah satu hal yang harus senantiasa
menyertai kinerja seorang Muslim sehingga bisa menjadi satu ciri khas yang positif
8
untuk mencapai tujuan bersama.
b. Motivasi dan Produktivitas Kerja
Motivasi adalah sebuah dorongan yang timbul pada diri seseorang dengan secara
sadar ataupun tidak sadar untuk bisa melakukan suat tindakan agar bisa mencapai
suatu tujuan. Motivasi dan produktivitas kerja merupakan satu hal yang harus berjalan
beriringan, karena tanpa adanya motivasi yang baik, produktivitas kerja tidak akan
bisa meningkat dengan baik.
c. Perubahan Sosial
Motivasi akan sangat memengaruhi produktivitas dalam bekerja dan hal ini akan
menjadi salah satu pemicu bagi perubahan sosial. Proses perubah sosial dalam sebuah
masyarakat ada tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:

8
Ika Yunia Fauzia, ETIKA BISNIS ISLAM ERA 5.0, (Depok PT RajaGrafindo Persada, 2021) , h209-h214.

12
1) Invention, yaitu proses perubahan sosial dikarenakan satu ide baru diciptakan
dan dikembangkan dalam masyarakat. Produktivitas kerja yang diiringi
dengan leadership yang baik akan menggerakkan perubahan sosial di dalam
masyarakat.
2) Difussion, yaitu adanya proses di mana ide-ide baru tersebut disampaikan
melalui suatu sistem-sistem dan hubungan sosial tertentu, dengan adanya
komunikasi antarindividu yang baik dan teamwork yang kuat maka ide-ide
yang ada akan menjadi dasar yang kuat dalam perubahan sosial.
3) Consequence, yaitu proses perubahan yang terjadi dalam sistem masyarakat,
sebagai hasil dari penerimaan (adoption) ataupun penolakan (rejection),
terhadap ide-ide baru yang datang.

4. Peran Etika Bisnis Islam dalam Membentuk Etos Kerja Muslim


a. Hidup Sederhana
Muslim selalu hidup dengan cara sederhana, serta larangan untuk tidak melampaui
batas dan berlebih-lebihan. Ketika manusia menjadi sosok yang sederhana, maka
dengan mudah akan bisa mendapatkan modal untuk usahanya, sehingga kemudian
usaha tersebut akan bisa berkembang dengan baik. Dengan adanya usaha, maka
manusia akan bisa banyak melakukan amal baik, dengan profit dan benefit yang
dihasilkan dari usaha tersebut.
b. Jujur, Amanah dan dapat Dipercaya
manusia harus bekerja dengan memperhatikan norma-norma yang baik agar
kepercayaan antarmanusia bisa dijaga dengan baik.
c. Bekerja dengan Ilmu dan Pengetahuan
Anjuran untuk selalu mempunyai pengetahuan dalam melaksanakan sebuah
pekerjaan yaitu maknanya dalam Al-Qur'an "Dan janganlah kamu mengikat sesuatu
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan mengenainya. Dalam sebuah hadis juga
disebutkan yang maknanya adalah. "Apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan
ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya." (Hadis Shahih riwayat al-Bukhari).
d. Tolong menolong dan berlomba-lomba dalam kebaikan

13
Seseorang yang bekerja harus mempunyai kecerdasan sosial yang baik, dengan cara
saling menolong dalam kebaikan dengan sesamanya, agar kepercayaan dari orang lain
meningkat sehingga produktivitas dalam bisnis bisa berjalan dengan baik. Al-Qur'an
juga menjelaskan bahwa selain tolong-menolong dalam kebaikan, ada juga perintah
untuk berlomba-lomba dalam kebaikan seperti yang dijelaskan dalam QS Al-Baqarah
[2]: 148 dan Al-Maidah [5]: 48.
e. Bekerja Keras dan Disiplin
Pekerjaan manusia akan selalu diawasi oleh Allah dan Rasul- Nya, seperti yang
termaktub dalam QS Al-Taubah [9]: 105 yang maknanya adalah. "Katakanlah:
Bekerjalah kamu, maka Allah, Rail dan orang-orang beriman akan melihat
pekerjaanmu."
f. Berhati-hati dalam mengambil keputusan
keputusan akan berpengaruh pada keberlangsungan usaha Misalnya tidak boleh
memutuskan suami perkara dalam keadaan emosi dan marah, sampai keadaan
berlangsung lebih baik dan kemarahan hilang.
g. Berorientasi pada hasil dan Kualitas
Orientasi bukan hanya pada proses, akan tetapi juga pada hasil dan kualitas, seperti
yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang maknanya, "Dialah Tuhan yang telah
menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa di antara kalian yang dapat
melakukan amal (pekerjaan) yang terbaik, kamu akam dikembalikan kepada Yang
Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu
tentang apa yang telah kamu herjahan.“ (QS Al-Mulk [67]:2).
h. Imbalan yang baik
semua pekerjaan yang dilakukan oleh manusia berhak untuk mendapatkan imbalan
yang baik, maka bekerja untuk mendapatkan imbalan merupakan suatu hal yang wajar.
i. Kesadaran akan keberlangsungan alam
Etos kerja yang dimotivasi oleh nilai-nilai keberlangsungan alam, shodaqah jariyah
dan amal yang tidak akan terputus pahalanya. 9

9
Ika Yunia Fauzia, ETIKA BISNIS ISLAM ERA 5.0, (Depok PT RajaGrafindo Persada, 2021) , h216-h217.

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sumber Daya Insani merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan seluruh sumber daya
yang ada di muka bumi. Manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai khalifah di bumi untuk
mengelola bumi dan sumber daya yang ada di dalamnya demi kesejahteraan manusia sendiri,
makhluk dan seluruh alam semesta, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada di
muka bumi ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia.
Etika manajemen sumber daya insani' merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama
lain. Keduanya bersinggungan erat dengan organisasi dan manusia sebagai penggerak sebuah
bisnis. Manajemen sumber daya insani merupakan bagian dari konsep manajemen secara
umum, yang berkaitan dengan organisasi bisnis. Beberapa sumber daya dalam bisnis adalah
6M, yaitu, man (manusia), material (bahan), method (cara kerja), money (uang), machine
(mesin/alat). dan market (pasar). Maka manajemen sumber daya insani mempunyai peran yang
cukup besar dalam sebuah organisasi bisnis, karena manusia merupakan salah satu kunci
terbesar dalam mensukseskan sebuah organisasi.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini disusun untuk memberikan manfaat kepada semua orang dan
terkhusus kepada pembaca, apabila ada kekurangan mohon dimaafkan dan penulis harap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan bernilai amal jariah. penulis
juga mengharap adanya kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fauzia, Ika Yunia, Etika Bisnis Islam Era 5.0, (Depok: PT. RajaGrafindo:2021)
Hardana, Ali H. Manajemen Sumber Daya Insani,Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2015,
h1.
Niru Anita Sinaga dan Tiberius Zaluchu, Perlindungan Hukum Hak-Hak Pekerja Dalam
Hubungan Ketenagakerjaan Di Indonesia” , volume 2, 2011, h9.

16

Anda mungkin juga menyukai