Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE MANUSIA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu:
Ns. Suhaimi, M.Kep

Disusun Oleh :
Hanifa Khairatunnisa (233311348)
Kelas 1B

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PADANG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat disusun hingga selesai. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada keluarga dan
dosen pengampu yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di praktikan
pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Saya merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 21 Januari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Manfaat dan Tujuan Pembahasan ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Eliminasi ................................................................................................ 2
B. Organ-Organ yang Berperan dalam Eliminasi Urine ............................................... 2
C. Proses Berkemih ...................................................................................................... 3
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine ............................................... 3
E. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi ...................................................... 4
F. Gangguan Eliminasi Urine ....................................................................................... 4
G. Tanda dan Gejala pada Sistem Eliminasi ................................................................. 5
H. Pemasangan Kateter ................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik


berupa urin atau bowel (feses). Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi
usus penting untuk fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi
dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang
lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor,
pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda.
Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara
kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka
sesuai dengan program yang teratur. Mereka menjadi tidak mempunyai
kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitas toilet yang normal
lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untuk klien dengan
perubahan mobilitas, perubahan kebutuhan peralatan kamar mandi. Untuk
menangani masalah eliminasi klien, perawatan harus mengerti proses
eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu eliminasi?


2. Sistem tubuh apa yang berperan dalam proses eliminasi urine ?
3. Bagaimana proses berkemih?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi eliminasi urine?
5. Apa saja gangguan eliminasi urine?
6. Apa saja tanda dan gejala gangguan pada sistem eliminasi?
7. Bagaimana prosedur pemasangan kateter?
C. Manfaat dan Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian eliminasi


2. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam eliminasi urine
3. Mengetahui proses berkemih
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
5. Mengetahui gangguan eliminasi urine
6. Mengetahui tanda dan gejala gangguan pada sistem eliminasi
7. Mengetahui prosedur pemasangan kateter

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Eliminasi
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine
adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Eliminasi merupakan proses pembuangan.Pemenuhan kebutuhan terdiri dari
kebutuhan eliminasi urin (berkemih) dan eliminasi alvi (defekasi).(KDPK
kebidanan,2009,hal 39)
Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif
terisi sampai ketegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang
kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut
refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih
atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk
berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis,
refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau
batang otak.
Kandung kemih dipersarafi araf saraf sakral (S-2) dan (S-3). Saraf sensori dari
kandung kemih dikirim ke medula spinalis (S-2) sampai (S-4) kemudian diteruskan
ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirim signal pada
kandung kemih untuk berkontraksi. Pada saat destrusor berkontraksi spinter
interna berelaksasi dan spinter eksternal dibawah kontol kesadaran akan berperan,
apakah mau miksi atau ditahan.
Pada saat miksi abdominal berkontraksi meningkatkan kontraksi otot kandung
kemih, biasanya tidak lebih 10 ml urine tersisa dalam kandung kemih yang
diusebut urine residu. Pada eliminasi urine normal sangat tergantung pada individu,
biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normal miksi sehari 5
kali.

B. Organ-Organ yang Berperan dalam Eliminasi Urine


Organ yang berperan dalam terjadinya eliminasi urine adalah ginjal, ureter,
kandung kemih dan uretra.
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ retro peritoneal yang terdiri atas ginjal sebelah kanan dan
kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume

2
cairan dalam tubuh. Ginjal juga menyaring bagian dari darah untuk dibuang dalam
bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Bagian ginjal terdiri
atas nefron, yang merupakan unit dari struktur ginjal yang berjumlah kurang lebih
satu juta nefron. Melalui nefron, urine disalurkan kedalam bagian pelvis ginjal
kemudian disalurkan melalui ureter ke kandung kemih.
2. Kandung kemih (bladder, buli-buli)
Merupakan sebuah kantong yang terdiri dari otot halus yang berfungsi sebagai
penampung urine. Dalam kandung kemih, terdapat lapisan jaringan otot yang
memanjang ditengah dan melingkar disebut sebagai detrusor dan berfungsi untuk
mengeluarkan urine. Penyaluran rangsangan ke kandung kemih dan rangsangan
motoris ke otot lingkar bagian dalam diatur oleh sistem simpatis.
3. Uretra
Merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar.Pada
pria dan wanita fungsinya berbeda yaitu pada pria sebagai tempat pengaliran urine
dan sekaligus sebagai sistem reproduksi tetapi pada wanita hanya menyalurkan
urine ke bagian luar tubuh.(KDPK kebidanan,2009,39)

C. Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria. Vesika urinaria dapat
menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi kurang lebih 250-450 cc (pada
orang dewasa) dan 200-250 cc pada anak-anak.
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat
menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian
rangsangan tersebut diteruskan melalui mesula spinalis kepusat pengontrol
berkemih yang terdapat di korteks serebra. Selanjutnya, otak memberikan impuls
melalui medula spinalis ke neuromotoris di daerah sakra, kemudian terjadi
koneksasi otot detrusor dan relakssasi otot sphincter internal.
Urine dilepasskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan spinter eksternal.
Jika waktu dan tempat memungkinkan, akan menyebabkan relaksasi spinter
eksternal san urine kemungkinan dikeluarkan (berkemih).

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine


1. Pertumbuhan dan perkembangan
2. Sosial kultural
3. Psikologis
4. Kebiasaan seseorang
5. Tonus otot dan tingkat aktifitas

3
6. Intake cairan dan makanan
7. Kondisi penyakit
8. Pembedahan
9. Pengobatan
10. Pemeriksaan diagnostis

E. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi


a) Usia : Pada usia bayi defiksasi belum berkembang sedangkan pada usia manula
kontrol defiksasi menurun.
b) Diet : Makanan berserat akan mempercepat produksi feses,banyaknya
makanan yang masuk kedalam tubuh juga mempercepat proses defeksasi.
c) Intake cairan : Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi
keras, disebabkan karena absorpsi cairan meningkat.
d) Aktivitas : Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu
proses defekasasi. Gerakan peristaltic akan memudahkan bahan feses bergerak
sepanjang kolon.
e) Fisiologis : Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltic
sehingga menyebabkan diare.
f) Posisi selama defeksasi : Posisi jongkok merupakan posisi yang normal saat
melakukan defeksasi. Toilet modern di rancang untuk memfasilitasi posisi ini,
sehingga memungkinkan individu untuk duduk tegak kearah depan,
mengeluarkan tekanan intra abdomen dan mengeluarkan kontraksi otot – otot
pahanya (Wartonah , 2004)
F. Gangguan Eliminasi Urine
Gangguan eliminasi urin adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau
berisiko mengalami disfungsi eliminasi urine. Biasanya orang yang mengalami
gangguan eliminasi urin akan dilakukan kateterisasi urine, yaitu tindakan
memasukan selangka teter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan
mengeluarkan urine.
Masalah-masalah dalam eliminasi urin :
1. Retensi, yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak
sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.
2. Inkontinensi urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot
sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.
3. Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam hari
(nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
4. Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih.
5. Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.

4
6. Polyuria, Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti
2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan.
7. Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak produksi urine.

G. Tanda dan Gejala pada Sistem Eliminasi


Tanda Gangguan Eliminasi urin
1. Retensi Urin
a. Ketidaknyamanan daerah pubis.
b. Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
c. Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
d. Meningkatnya keinginan berkemih dan resah
e. Ketidaksanggupan untuk berkemih
2. Inkontinensia urin
a. Pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC
b. Pasien sering mengompol
H. Pemasangan Kateter
Pengertian katerisasi adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam
kandung kencing untuk membuang urine. Kateter hendaknya hanya
dilakukan pada pasien bila mutlak perlu, karena dapat menimbulkan bahaya
infeksi.
Tujuan
• Untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi
• Sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.
Alat dan bahan
• Sarung tangan steril
• Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenis)
• Duk steril
• Minyak pelumas/jelly
• Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)
• Spuit yang berisi cairan
• Perlak dan alasnya
• Pinset anatomi
• Bengkok
• Urineal bag
• Sampiran

5
1. Pemasangan kateter pada wanita :
Prosedur Tindakan
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Atur ruangan
• Pasang perlak atau alas
• Gunakan sarung steril
• Pasang duk steril
• Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah kurang
lebih tiga kali hingga bersih
• Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan
bagian dalam
• Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada ujungnya, lalu asupan
pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik napas, asupan (2,5-5 cm) atau
hingga urine keluar
• Setelah selesai isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan
menggunakan spuit untuk dipasang tetap. Bila tidak dipasang tetap,
tarik kembali sambil pasien disuruh napas dalam
• Sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi ke arah samping
• Rapikan alat
• Cuci tangan

2. Pemasangan kateter pada pria :


Prosedur Tindakan
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Atur ruangan
• Pasang perlak atau alas
• Gunakan sarung steril
• Pasang duk steril
• Bersihkan penis dengan kapas sublimat
• Buka penis dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan bagian
dalam
• Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada ujungnya, lalu asupan
pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik napas, asupan (15-25 cm)
atau hingga urine keluar
• Setelah selesai isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan
menggu nakan spuit untuk dipasang tetap. Bila tidak dipasang
tetap,tarik kembali sambil pasien disuruh napas dalam
• Sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi ke arah samping
• Rapikan alat
• Cuci tangan.

6
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Eliminasi merupakan proses pembuangan dan terdiri dari eliminasi


urine eliminasi alvi. Organ yang berperan dalam proses eliminasi urin adalah
ginjal, kandung kemih, uretra. Gangguan eliminasi urin misalnya retensi
urin, inkontinensia urine dan enuresis . Gangguan eliminasi urine dan fecal
dapat dibantu dengan menggunakan pispot dan urinal, memasang kateter
sementara dan memasang kateter menetap.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dan Sunarsih,Tri. 2009,KDPK KEBIDANAN Teori dan Aplikasi,
Jogjakarta, Nuha Medika.

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Eliminasi. Terdapat pada


: http://911medical.blogspot.com/2007/06/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
masalah.html

Harnawatiaj. 2010. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal. Terdapat pada
: http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/14/konsep-dasar-pemenuhan-
kebutuhan-eliminasi-fecal/

Kusmiyati,Yuni, 2007, Ketrampilan Dasar Praktek Klinik, Penerbit fitramaya: Yogyakarta.

Septiawan, Catur E. 2008. Perubahan Pada Pola Urinarius. Terdapat pada: www.kiva.org

Sjamsuhidajat. 2004. Buku Ajar Medikal Bedah. Penerbit Kedokteran EGC: Jakarta.

Supratman. 2000. askep Klien Dengan Sistem Perkemihan

Siregar, c. Trisa , 2004, Kebutuhan Dasar Manusia Eliminasi BAB, Program Studi Ilmu
Keprawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Uliyah,musrifatul dan Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008, KDPK untuk kebidanan. Penerbit
Salemba Medika:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai