Makalah Kebutuhan Eliminasi
Makalah Kebutuhan Eliminasi
Disusun Oleh :
Hanifa Khairatunnisa (233311348)
Kelas 1B
Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat disusun hingga selesai. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada keluarga dan
dosen pengampu yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di praktikan
pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Saya merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Eliminasi
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine
adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Eliminasi merupakan proses pembuangan.Pemenuhan kebutuhan terdiri dari
kebutuhan eliminasi urin (berkemih) dan eliminasi alvi (defekasi).(KDPK
kebidanan,2009,hal 39)
Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif
terisi sampai ketegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang
kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut
refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih
atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk
berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis,
refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau
batang otak.
Kandung kemih dipersarafi araf saraf sakral (S-2) dan (S-3). Saraf sensori dari
kandung kemih dikirim ke medula spinalis (S-2) sampai (S-4) kemudian diteruskan
ke pusat miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi mengirim signal pada
kandung kemih untuk berkontraksi. Pada saat destrusor berkontraksi spinter
interna berelaksasi dan spinter eksternal dibawah kontol kesadaran akan berperan,
apakah mau miksi atau ditahan.
Pada saat miksi abdominal berkontraksi meningkatkan kontraksi otot kandung
kemih, biasanya tidak lebih 10 ml urine tersisa dalam kandung kemih yang
diusebut urine residu. Pada eliminasi urine normal sangat tergantung pada individu,
biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normal miksi sehari 5
kali.
2
cairan dalam tubuh. Ginjal juga menyaring bagian dari darah untuk dibuang dalam
bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Bagian ginjal terdiri
atas nefron, yang merupakan unit dari struktur ginjal yang berjumlah kurang lebih
satu juta nefron. Melalui nefron, urine disalurkan kedalam bagian pelvis ginjal
kemudian disalurkan melalui ureter ke kandung kemih.
2. Kandung kemih (bladder, buli-buli)
Merupakan sebuah kantong yang terdiri dari otot halus yang berfungsi sebagai
penampung urine. Dalam kandung kemih, terdapat lapisan jaringan otot yang
memanjang ditengah dan melingkar disebut sebagai detrusor dan berfungsi untuk
mengeluarkan urine. Penyaluran rangsangan ke kandung kemih dan rangsangan
motoris ke otot lingkar bagian dalam diatur oleh sistem simpatis.
3. Uretra
Merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar.Pada
pria dan wanita fungsinya berbeda yaitu pada pria sebagai tempat pengaliran urine
dan sekaligus sebagai sistem reproduksi tetapi pada wanita hanya menyalurkan
urine ke bagian luar tubuh.(KDPK kebidanan,2009,39)
C. Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria. Vesika urinaria dapat
menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi kurang lebih 250-450 cc (pada
orang dewasa) dan 200-250 cc pada anak-anak.
Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat
menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian
rangsangan tersebut diteruskan melalui mesula spinalis kepusat pengontrol
berkemih yang terdapat di korteks serebra. Selanjutnya, otak memberikan impuls
melalui medula spinalis ke neuromotoris di daerah sakra, kemudian terjadi
koneksasi otot detrusor dan relakssasi otot sphincter internal.
Urine dilepasskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan spinter eksternal.
Jika waktu dan tempat memungkinkan, akan menyebabkan relaksasi spinter
eksternal san urine kemungkinan dikeluarkan (berkemih).
3
6. Intake cairan dan makanan
7. Kondisi penyakit
8. Pembedahan
9. Pengobatan
10. Pemeriksaan diagnostis
4
6. Polyuria, Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti
2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan.
7. Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak produksi urine.
5
1. Pemasangan kateter pada wanita :
Prosedur Tindakan
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Atur ruangan
• Pasang perlak atau alas
• Gunakan sarung steril
• Pasang duk steril
• Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah kurang
lebih tiga kali hingga bersih
• Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan
bagian dalam
• Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada ujungnya, lalu asupan
pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik napas, asupan (2,5-5 cm) atau
hingga urine keluar
• Setelah selesai isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan
menggunakan spuit untuk dipasang tetap. Bila tidak dipasang tetap,
tarik kembali sambil pasien disuruh napas dalam
• Sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi ke arah samping
• Rapikan alat
• Cuci tangan
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dan Sunarsih,Tri. 2009,KDPK KEBIDANAN Teori dan Aplikasi,
Jogjakarta, Nuha Medika.
Harnawatiaj. 2010. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal. Terdapat pada
: http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/14/konsep-dasar-pemenuhan-
kebutuhan-eliminasi-fecal/
Septiawan, Catur E. 2008. Perubahan Pada Pola Urinarius. Terdapat pada: www.kiva.org
Sjamsuhidajat. 2004. Buku Ajar Medikal Bedah. Penerbit Kedokteran EGC: Jakarta.
Siregar, c. Trisa , 2004, Kebutuhan Dasar Manusia Eliminasi BAB, Program Studi Ilmu
Keprawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Uliyah,musrifatul dan Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008, KDPK untuk kebidanan. Penerbit
Salemba Medika:Jakarta.