Panduan
Tata Cara Menghubungi Dosen
Tim Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN
Buku Panduan Tata Cara Menghubungi Dosen ini disusun oleh Tim Penulis yang terdiri dari:
disahkan oleh :
Firmansyah Bin abd Jabbar, S.Pi., M.Si. Dr. Ir. Salmin, M.P.
NIP. 198806112019031005 NIP. 19670313 199403 1 001
4
DAFTAR ISI
halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR
halaman
KATA PENGANTAR
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab. Etika diartikan sebagai suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman
dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk. Ada juga
yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu ilmu tentang kesusilaan dan perilaku manusia
di dalam pergaulannya dengan sesama yang menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku
yang benar. Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang
dalam berperilaku di masyarakat.
Bagi seorang mahasiswa, etika juga menyangkut sikap mahasiswa dalam hal berperilaku
selama menjalani pendidikan di sebuah institusi penyelenggara bidang pendidikan. Nilai perilaku
mahasiswa dapat terukur secara langsung bagi dosen jika ada masa kontak langsung dengan
dosennya, misalnya dalam masa bimbingan. Persentase pertemuan antara mahasiswa dengan
dosen akan lebih besar pada saat masa pembimbingan tersebut. Dalam panduan ini, akan secara
khusus membahas mengenai tata cara mahasiswa berperilaku termasuk dalam hal ini adalah tata
cara menghubungi dosen untuk melakukan bimbingan (bimbingan akademik, PKL, dan skripsi),
yang kesemuanya merujuk pada kode etik UNSULBAR. Harapan kami, semoga dengan adanya
Buku Pedoman Kode Etik Mahasiswa ini, maka para mahasiswa sebagai unsur civitas akademika
memiliki pedoman atau rambu-rambu dalam hal bersikap berperilaku dan bertindak selama masa
pembimbingan dengan dosennya.
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Harapan kami, semoga dengan adanya Buku Pedoman Kode Etik Mahasiswa ini, maka
para mahasiswa sebagai unsur civitas akademika memiliki pedoman atau rambu-rambu dalam
hal bersikap berperilaku dan bertindak selama masa pembimbingan dengan dosennya.
8
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. PENGERTIAN UMUM
2. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945,
3. Memiliki moralitas yang tinggi,
4. Memiliki ketaatan terhadap norma-norma lainnya yang hidup dalam lingkungan kampus,
5. Menghormati hak asasi manusia,
6. Memiliki integritas dan rasa tanggungjawab yang tinggi,
7. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta menjunjung tinggi kebudayaan
nasional,
8. Mengutamakan kepentingan negara, bangsa, dan Universitas di atas kepentingan diri
sendiri, seseorang atau kelompok,
9. Menjaga dan menjunjung citra Universitas,
10. Memiliki jiwa kemandirian dan kemampuan meningkatkan kualitas secara terus-
menerus,
11. Secara aktif ikut memelihara sarana dan prasarana Universitas serta menjaga
kebersihan, ketertiban, dan keamanan kampus,
12. Mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di Universitas serta unit di bawahnya,
13. Berpenampilan sopan dan rapi,
14. Beretika ramah, dan menjaga sopan santun terhadap orang lain,
15. Menghargai dan menghormati orang lain tanpa diskriminatif,
16. Menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat dan/atau bertentangan dengan norma
hukum atau norma kehidupan kampus.
10
BAB III
RINCIAN ISI
A. Dasar Pemikiran
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain
dengan menggunakan sarana tertentu guna mempengaruhi atau merubah perilaku penerima
pesan. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pengiriman pesan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mencapai kesamaan makna.
Proses komunikasi adalah langkah-langkah menggambarkan terjadinya komunikasi atau
penyampaian dan penerimaan informasi. Dalam kenyataannya, kita tidak pernah menyadari akan
proses komunikasi tersebut, karena kegiatan komunikasi berjalan secara rutin dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga tidak diperlukan penyusunan langkah-langkah melakukan sebuah
komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi digambarkan sebagai berikut:
Melakukan percakapan melalui telepon sangat berpotensi terjadi kegagalan, namun untuk
meminta kesepakatan waktu dengan dosen lebih efektif dari segi waktu. Percakapan melalui
telepon sering kali menyebabkan kesalah pahaman antara dosen dengan mahasiswa sehingga
bukannya menyelesaikan masalah justru menambah masalah baru. Penyebabnya tak lain adalah
etika menelpon yang masih kurang diperhatikan. Etika berkomunikasi melalui telepon harus tetap
diperhatikan, walaupun komunikasi tersebut tidak secara langsung bertatap muka antara dosen
dengan mahasiswa, karena etika bertelepon sangat mempengaruhi kualitas komunikasi yang
akan dilakukan, dan akan berimbas pula pada output/ hasil komunikasi tersebut. Berikut
beberapa poin etika melakukan percakapan melalui telepon ke dosen, antara lain :
1. Pegang gagang telepon dengan baik. Hal ini penting untuk menghindarkan suara yang
kita keluarkan tidak jelas, sehingga menyebabkan penyampaian informasi tidak efektif.
2. Perhatikan jarak telepon, jangan terlalu dekat ataupun terlalu jauh dengan mulut kita. Jika
jarak telepon terlalu dekat, maka akan menimbulkan suara menggumam dan jika terlalu
jauh akan menyebabkan suara kurang kedengaran bagi penerima telepon.
14
3. Pastikan memilih tempat yang tidak ramai, agar pembicaraan terfokus. Tempat yang
ramai berpotensi akan menimbulkan kebisingan, sehingga informasi yang disampaikan
tidak berfokus.
4. Usahakan nafas kita pada saat berbicara tidak terdengar seperti mendengus di telepon.
Sebab akan menyebabkan suara menjadi tidak jelas.
5. Gunakan “Smiling Voice” selama pembicaraan berlangsung, bahkan sejak pertama
mengucapakan salam. Maksudnya adalah membuat agar kesan suara yang dihasilkan
terdengar seperti sedang tersenyum. Salah satu kuncinya adalah tersenyum selama
berbicara dan buat nada suara kita berada pada posisi suara rendah (jangan melengking)
dan menggunakan suara perut.
6. Selama pembicaraan jaga kecepatan bicara kita (pitch control) agar tidak terlalu cepat dan
terlalu lambat. Sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
dosen.
7. Simak baik-baik pesan atau kalimat yang diucapkan lawan bicara. Agar informasi yang
disampaikan oleh dosen dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa.
8. Jangan memotong pembicaraan. Memotong pembicaraan akan menyebabkan dosen
merasa tidak dihargai olehmahasiswa yang menghubunginya.
9. Bila perlu siapkan alat tulis di dekat anda, untuk mencatat poin-poin penting selama
melakukan komunikasi tersebut. Hal ini dilakukan agar informasi yang disampaikan oleh
dosen tidak terlewatkan oleh mahasiswa.
10. Apabila tidak mengerti, tidak ada salahnya kita melontarkan pertanyaan kembali kepada
dosen untuk memastikan informasi yang diterima tidak keliru atau kurang lengkap.
11. Simpulkan hal-hal penting sepanjang pembicaraan sebelum mengakhiri pembicaraan.
12. Akhiri pembicaraan dengan pertanyaan yang dapat memastikan bahwa tidak ada lagi
informasi yang akan disampaikan oleh dosen, misal "apakah ada lagi yang akan
disampaikan bu/pak?" atau “apakah ada hal-hal penting yang terlewat untuk disampaikan
bu/pak?”. Bila tidak maka, ucapkan terima kasih dan jangan lupa ucapkan kembali salam
13. Pastikan dosen menutup telepon terlebih dahulu dari pada mahasiswa. Hal ini untuk
menghindarkan adanya hal penting yang mungkin belum disampaikan sepanjang
pembicaraan dan telepon keburu ditutup atau berkesan kita menutup/membanting telepon
padahal lawan bicara belum selesai berbicara.
15
Untuk mendukung “Panduan Tata Cara Menghubungi Dosen” ini, maka dibutuhkan
kelengkapan dokumen lainnya berupa SOP pelayanan mahasiswa oleh dosen, baik pelayanan
dosen sebagai pembimbing akademik, maupun pembimbing PKL dan/atau pembimbing skripsi.
Agar ada timbal balik (fedback) sikap mala’bi’ dari mahasiswa dan dosen di lingkungan Fapetkan
16
DAFTAR PUSTAKA
Ferdinand Putra. 2018. Etika Komunikasi Mahasiswa Kepada Dosen Melalui Aplikasi Pesan Teks
dalam Urusan Akademik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Serang. (skripsi).
17