Anda di halaman 1dari 12

III.

UKURAN GEJALA PUSAT


3.1. Pengantar
Pada bab II sudah dibicarakan mengenai penyusunan distribusi frekuensi yang
merupakan penyajian data dalam bentuk tabel dan menggambar grafik dengan tujuan agar
data lebih mudah dipahami. Akan tetapi penyajian data seperti itu bagi sebagian orang,
seperti pelaku bisnis dan ekonomi serta pengambil keputusan belum mencukupi. Untuk
keperluan analisis misalnya, mereka perlu mengetahui lebih jauh, yaitu suatu nilai yang
dapat mewakili sekelompok data statistik yang disebut nilai sentral atau nilai pusat data.
Nilai sentral ini biasanya berada disekitar pusat penyebaran datanya, sehingga disebut
ukuran gejala pusat (central tendency). Ukuran gejala pusat (central tendency) atau ukuran
nilai sentral terdiri dari : rata-rata hitung (mean), median, modus, rata-rata ukur, dan rata-
rata harmonis. Sedangkan ukuran letak terdiri dari : kuartil, desil dan persentil.

3.2. Ukuran Nilai Sentral


1. Rata-rata Hitung
a. Untuk Data Yang Tidak Dikelompokkan
Jika hasil pengamatan terdiri dari : x1, x2, x3, .......... ,xn, maka rata-rata hitung untuk data
populasi dinotasikan µ ( dibaca “miu” ) dan bagi data sampel dinotasikan dengan X
(dibaca “X bar”), rumusnya sebagai berikut ;
x1 + x 2 + x 3 +                 +x n
- Data populasi, μ=
N
n

x i

atau μ= i =1
N

- Data Sampel,
n

x i
X= i =1

Keterangan : N = Banyak populasi.


n = Banyak sampel .
Contoh 3.1. Seorang staf produksi dari sebuah pabrik yang menghasilkan produk
daging dalam kaleng, memeriksa sebuah sampel acak 8 kaleng daging sapi untuk
diperiksa berat nettonya. Data diperoleh (dalam gram) adalah : 251 245 255 253
254 247 252 253
Contoh 3.2. Jumlah tamu asing yang menginap di hotel bintang 5 di provinsi NTB
dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 masing-masing (orang) : 10.261, 11.720,
12.079, dan 13.886. Hitunglah rata-rata hitung per tahun dari jumlah tamu yang
menginap di hotel bintang 5 tersebut.

b. Untuk Data Yang Telah Dikelompokkan


Untuk menghitung mean atau rata-rata hitung dari data yang berkelompok atau sudah
disusun distribusi frekuensinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut ;
- Data Populasi,
k

m i  fi
 = i =1

N
- Data Sampel,
k

m i  fi
X = i =1

Keterangan : mi = Titik tengah, fi = Frekuensi obsulut tiap-tiap kelas

Contoh 3.3. Tentukan rata-rata hitung hasil penjualan pedagang kaki lima di kota A.

Contoh 3.4. Tentukan rata-rata hitung dari upah mingguan pekerja pabrik A.
Cara lain :
Cara lain untuk menghitung rata-rata hitung yang disebut cara “sandi”, yaitu salah satu
kelas (dengan frekuensi obsulut terbesar) diberi nilai sandi nol (C = 0). Sedangkan untuk
kelas-kelas yang berada dibawah kelas dengan nilai sandi nol (C = 0), diberi nilai sandi
masing-masing : C = -1, C = -2 dan seterusnya. Sedangkan kelas-kelas yang berada
diatas kelas dengan nilai sandi nol (c = 0), diberi nilai sandi masing-masing : C = 1,
C = 2 dan seterusnya. Kemudian menghitung rata-rata hitung dengan rumus :
 k

 f i  Ci 
X = X 0 + p i =1 
 k 


 i =1
fi 

Keterangan :
X0 = Titik tengah dari kelas yang diberi nilai sandi nol
p = Panjang kelas atau interval kelas
fi = Frekuensi obsulut tiap-tiap kelas
Ci = Nilai sandi tiap-tiap kelas

2. Median
Median dari sekelompok data adalah nilai yang terletak paling tengah dalam kelompok
data tersebut. Dengan demikian median membagi sekelompok data menjadi dua bagian,
yaitu 50% dari seluruh nilai data berada dibawah median dan 50% dari seluruh nilai
data berada diatas median.

a. Untuk Data Yang Tidak Dikelompokkan


Bila data banyaknya ganjil maka mediannya adalah nilai data paling tengah
Bila data banyaknya genap maka mediannya adalah dua nilai data paling tengah
dijumlah kemudian dibagi 2

Contoh 3.5. Sebuah sampel acak yang terdiri dari gaji bulanan (dalam jutaan rupiah) 5
orang karyawan tetap sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perbankan sebagai
berikut : 3 9 2 5 4
Tentukan mediannya.

Contoh 3.6. Nilai deposito (dalam jutaan rupiah) dari sepuluh deposan sebuah Bank
Umum sebagai berikut : 9 6 2 25 7 3 12 10 8 11
Tentukan mediannya.
b. Untuk Data Yang Telah Dikelompokkan

Untuk menentukan median dari data yang sudah disusun distribusi frekuensinya
menggunakan rumus sebagai berikut :

 n  
 2  − F 
Md = B +     i
 Fm − F 
 
 
Keterangan : Md = Median
B = Tepi bawah dari kelas median
F = Frekuensi kumulatif yang sejajar atau bersesuaian dengan tepi
bawah dari kelas median (B)
Fm = Frekuensi kumulatif yang sejajar atau bersesuaian dengan tepi
atas dari kelas median
n = Banyak data

Contoh 3.7. Hitunglah median hasil penjualan pedagang kaki lima di kota A.

Contoh 3.8. Tentukan median dari upah mingguan pekerja pabrik A.

3. Modus
Modus dari sekelompok data adalah nilai yang paling banyak muncul dalam kelompok
data tersebut.
a. Untuk Data Yang Tidak Dikelompokkan
Jika sekelompok data tidak disusun kedalam distribusi frekuensi, maka langkah-langkah
untuk menentukan modus dari kelompok data antara lain :
- Nilai-nilai data disusun dari nilai yang terkecil ke nilai yang terbesar.
- Hitung frekuensi munculnya nilai data.
- Menentukan modus, yaitu nilai data dengan frekuensi yang paling banyak muncul.

Contoh 3.9. Tentukan modus dari nilai tabungan 15 orang nasabah sebuah Bank (dalam
jutaan rupiah) sebagai berikut :
50 60 100 250 75 100 300 80 100 75 50
100 300 100 250

b. Untuk Data Yang Telah Dikelompokkan

Untuk menentukan modus dari data yang sudah disusun distribusi frekuensinya
menggunakan rumus sebagai berikut :


Mo = B + 
(f 0 − f −1 ) 
 i
 (f 0 − f −1 ) + (f 0 − f1 ) 

Keterangan :
Mo = Modus
B = Tepi bawah dari kelas modus
f 0 = Frekuensi obsulut dari kelas modus

f -1 = Frekuensi obsulut sebelum kelas modus


f 1 = Frekuensi obsulut setelah kelas modus

Contoh 3.10. Hitunglah modus hasil penjualan pedagang kaki lima di kota A.

Contoh 3.11. Tentukan modus dari upah mingguan pekerja pabrik A.

Hubungan Rata-rata Hitung, Median dan Modus


a. Jika kurva dari distribusi frekuensi berbentuk simetris, maka berlaku X = Md = Mo,
seperti contoh diatas.

0 X = Md = Mo
b. Jika kurva dari distribusi frekuensi berbentuk miring kekiri, maka berlaku :
X > Md > Mo,

0 Mo Md X

c. Jika kurva dari distribusi frekuensi berbentuk miring kekanan, maka berlaku
Mo > Md > X

0 X Md Mo

3. Rata-rata Ukur

a. Untuk Data Yang Tidak Dikelompokkan


Jika hasil pengamatan terdiri dari : x1, x2, x3, .......... ,xn, maka rata-rata ukur untuk data
tidak berkelompok sebagai berikut ;

Gm = n√x1 ⋅ x2 ⋅ x3 ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅ xn
1
⇒ Gm = (x1 ⋅ x2 ⋅ x3 ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅ xn )n
1
⇒ log Gm = log(x1 ⋅ x2 ⋅ x3 ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅ xn )n
1
⇒ log Gm = log(x1 ⋅ x2 ⋅ x3 ⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅ xn )
n
1
⇒ log Gm = (log x1 + log x2 + log x3 +⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅ + log xn )
n

n
1
⇒ log Gm = ∑ log xi
n
i=1

Contoh 3.12. Tingkat bunga (% per tahun) deposito 5 tahun terakhir sebesar : 10, 12,
15, 17, dan 18. Hitunglah rata-rata ukur tingkat bunga deposito tersebut.

- Untuk Fenomena Pertumbuhan digunakan rumus sebagai berikut :

t
 X 
Pt = P0 1 + 
 100 
Keterangan : Pt = Pertumbuhan Tahun ke-t (tahun tertentu)
P0 = Pertumbuhan Tahun ke-nol (tahun awal)
X = Rata-rata Pertumbuhan Per Tahun
t = Tahun
Contoh 3.13. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 137 juta jiwa,
sedangkan pada akhir tahun 2018 sebanyak 265 juta jiwa. Berapa persen rata-rata
pertumbuhan penduduk Indonesia pertahun.

b. Untuk Data Yang Telah Dikelompokkan

Bila data sudah disusun distribusi frekuensinya maka untuk menghitung rata-rata
ukurnya menggunakan rumus sebagai berikut :
k

 (log m ) f i i
log Gm = i =1
k

f
i =1
i

Contoh 3.14. Hitunglah rata-rata ukur hasil penjualan pedagang kaki lima di kota A.

Contoh 3.15. Tentukan rata-rata ukur dari upah mingguan pekerja pabrik A.

3. Rata-rata Harmonis

a. Untuk Data Yang Tidak Dikelompokkan

Jika hasil pengamatan terdiri dari : x1, x2, x3, .......... ,xn, maka rata-rata harmonis

sebagai berikut :

n
H=
1 1 1 1
+ + +  +
x1 x 2 x 3 xn

n
H= n
1
x
i =1 i

Contoh 3.16. Manajer produksi sebuah perusahaan asing menugas 3 orang karyawannya
untuk membeli bahan mentah. Masing-masing diberikan dana sebesar $ 45000. Bila
karyawan A dapat membeli bahan mentah dengan harga $30 per unit, karyawan B dapat
membeli bahan mentah dengan harga $10 per unit, dan karyawan C dapat membeli
bahan mentah dengan harga $5 per unit. Hitunglah rata-rata harga per unit bahan mentah
yang dibeli perusahaan tersebut.

b. Untuk Data Yang Telah Dikelompokkan

Bila data sudah disusun distribusi frekuensinya maka untuk menghitung rata-rata
harmonis menggunakan rumus sebagai berikut :
k

f i
H= i =1
k
fi
m
i =1 i

Contoh 3.17. Hitunglah rata-rata harmonis dari hasil penjualan pedagang kaki lima di
kota A.

Contoh 3.18. Tentukan rata-rata ukur dari upah mingguan pekerja pabrik A.

3.3. Ukuran Letak

1. Kuartil

Apabila data dibagi 4 bagian sama banyaknya, maka pembaginya ada 3 dan disebut
“Kuartil”. Jadi kuartilnya ada 3, yaitu kuartil 1 (K1), kuartil 2 (K2) dan kuartil 3 (K3).
Nilai K1 diartikan 25% dari seluruh data berada dibawah K1 dan 75% dari seluruh data
berada diatas K1.
Nilai K1 diartikan 50% dari seluruh data berada dibawah K2 dan 50% dari seluruh data
berada diatas K2. Jadi K2 sama dengan median.
Nilai K3 diartikan 75% dari seluruh data berada dibawah K3 dan 25% dari seluruh data
berada diatas K3.

a. Untuk Data Yang Tidak Dikelompokkan

Untuk data yang belum dibuat tabel distribusi frekuensinya, kuartil ditentukan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
- Menyusun data dari nilai terkecil ke nilai terbesar
- Menentukan letak kuartil, yaitu :

i ( n + 1)
Letak K i = data ke
4
dimana : i = 1, 2, 3, dan n = Banyak Data

- Menghitung nilai K1, K2, dan K3


Contoh 3.19. Tentukan nilai kuartil ke-1, kuartil ke-2, dan kuartil ke-3 dari data sampel
berikut ini : 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, dan 70

b. Untuk Data Yang Telah Dikelompokkan

Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya, kuartil ditentukan dengan
tahapan sebagai berikut :
i(n )
- Menentukan letak kuartil 1, 2, dan 3, yaitu data
4
- Menghitung nilai kuartil 1, 2, dan 3 dengan rumus,

 i (n ) 
 4 − F
K i = B + p 
 Fm − F 
 

Contoh 3.20. Hitunglah nilai kuartil ke-1, kuartil ke-2, dan kuartil ke-3 dari hasil
penjualan pedagang kaki lima di kota A.

Contoh 3.21. Hitunglah nilai kuartil ke-1, kuartil ke-2, dan kuartil ke-3 dari upah
mingguan pekerja pabrik A.

2. D e s i l
Apabila data dibagi 10 bagian sama banyaknya, maka pembaginya ada 9 dan disebut
“Desil”. Jadi desilnya ada 9, yaitu desil 1 (D1), desil 2 (D2), desil 3 (D3), desil 4 (D4),
desil 5 (D5), desil 6 (D6), desil 7 (D7), desil 8 (D8) dan desil 9 (D9).
Nilai D1 diartikan 10% dari seluruh data berada dibawah D1 dan 90% dari seluruh data
berada diatas D1
Nilai D2 diartikan 20% dari seluruh data berada dibawah D2 dan 80% dari seluruh data
berada diatas D2. Dan seterusnya
Nilai D5 sama dengan Median
a. Untuk Data Tidak Berkelompok
Untuk data yang belum dibuat tabel distribusi frekuensinya, desil ditentukan
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
- Menyusun data dari nilai terkecil ke nilai terbesar
- Menentukan letak desil, yaitu :

i ( n + 1)
Letak D i = data ke
10
dimana : i = 1, 2, 3, ….., 9 dan n = Banyak Data

- Menghitung nilai D1, D2, D3, …….. , D9

Contoh 3.22. Harga per lembar saham (dalam Rp. 000) dari 29 perusahaan yang
diambil sebagai sampel acak, disajikan sebagai berikut : 28, 30, 30, 31,31, 32, 33,
34, 35, 36, 36, 37, 38, 38, 39, 39, 40, 41, 43, 43, 15, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 24, 27.
Tentukanlah ;
i. Letak dan nilai D1 dan interpreasikan
ii. Buktikan D5 sama dengan median
iii. Letak dan nilai D7 dan interpreasikan

b. Untuk Data Telah Berkelompok


Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya, desil ditentukan
dengan tahapan sebagai berikut :
i(n )
- Menentukan letak desil, yaitu data
10
- Menghitung nilai desil dengan rumus,

 i (n ) 
 10 − F 
Di = B + p 
 Fm − F 
 

Keterangan ; Di = Desil (i = 1, 2, 3, …………, 9)


B = Tepi bawah dari kelas desil 1, 2, 3, ….., 9
F = Frekuensi kumulatif yang sejajar tepi bawah dari kelas desil
Fm = Frekuensi kumulatif yang sejajar tepi atas dari kelas desil
p = Panjang/interval kelas,
n = Banyak sampel

Contoh 3.23. Hitunglah nilai desil ke-1, desil ke-5 dari hasil penjualan pedagang
kaki lima di kota A.

Contoh 3.24. Hitunglah nilai desil ke-3, desil ke-6, dan desilk ke-9 dari upah
mingguan pekerja pabrik A.

Anda mungkin juga menyukai