Anda di halaman 1dari 13

Sasaran :

Mahasiswa dapat mampu menghitung ukuran pemusatan,pengukuran letak dan menentukan


pemakaiannya sesuai keperluan

Tujuan :
Mhs memahami rumus dan mampu menghitung serta menafsirkan nilai pemusatan dan pengukuran
letak terutama untuk analisis : peringkasan dan perbandingan data.

MATERI : PENGUKURAN NILAI SENTRAL DAN PENGUKURAN LETAK

PENGUKURAN NILAI SENTRAL

A. PENGERTIAN NILAI SENTRAL


Nilai sentral adalah suatu nilai yang dapat mewakili/bersifat representatif dari sekumpulan
data.Jadi pengukuran nilai sentral atau gejala pusat adalah pengukuran dan ukuran yang digunakan
untuk menunjukkan nilai sentral atau gejala pusat dari suatu distribusi frekuensi yang dapat mewakili
keseluruhan data/populasi.
Pengukuran nilai sentral dikatakan baik jika mempunyai syarat sebagai berikut:
a) Bersifat representatif terhadap sekumpulan data atau populasi.
b) Mempunyai formulasi dan prosedur/langkah-langkah yang jelas sehingga mudah dipahami.
Data-data yang dicari nilai sentral/gejala pusat banyaknya sangat bervariasi tergantung
kebutuhan dan kemampuan si peneliti/pengukur. Akibat banyak sedikitnya data yang akan diukur,
maka guna memudahkan perhitungan dan pemahaman dalam pengukuran nilai sentral/gejala pusat,
data dibagi dua yaitu:
1. Data yang tidak dikelompokkan, adalah data yang nilainya diperhitungkan secara individual dan
tidak perlu menyusun tabel distribusi frekuensi.
2. Data yang dikelompokkan, adalah data yang nilainya diperhitungkan secara berkelompok dengan
interval tertentu dan perlu menyusun tabel distribusi frekuensi.

B. MACAM PENGUKURAN NILAI SENTRAL


Nilai sentral dapat diukur melalui enam cara yaitu: rata-rata hitung/Arithmetic Mean atau
hanya disebut Rata-rata (Mean), Modus/Mode (Mo), Median (Me), Rata-rata Kuadrat/Quadratic
Mean (RK), Rata-rata Harmoni/Harmonic Mean (RH), dan Rata-rata ukur/Geometric Mean (RU).
Berikut ini akan dibahas satu persatu dari keenam cara pengukuran nilai sentral tersebut:
1. Rata-rata Hitung / Arithmetic Mean / Mean
Dalam penerapan istilah rata-rata hitung/arithmetic mean dapat juga disederhanakan menjadi
rata-rata / mean saja, karena maksudnya sama. Simbol/notasi rata-rata/mean yang dipergunakan
adalah X (baca: eks bar) jika itu sampel dan µ (baca: myu) jika populasi.
a. Data yang tidak dikelompokkan
Data ini berarti nilainya diperhitungkan secara individual dan tidak diperlukan tabel distribusi
frekuensi. Misal ada sejumlah data yaitu X1, X2, X3, X4, X5, ……., Xn, maka rata-rata dapat
dihitung dengan formulasi (rumus):
X 1+X 2+ X 3+ X 4+ X 5+.. .+ Xn
X=
n
Dimana: X1 = nilai data kesatu
X2 = nilai data kedua
X3 = nilai data ketiga
X4 = nilai data keempat
X5 = nilai data kelima
Xn = nilai data ke-n
n = banyak data

Formulasi di atas dapat disederhanakan lagi menjadi:

∑ Xi 1
X=
n
X=
n
∑ Xi
………………..ATAU

1
Dimana: Xi = nilai data ke 1, 2, 3, 4, 5 ….. n
n = banyak data

CONTOH :
CV KEDELAI EMAS yang bergerak dalam bidang pembuatan tempe kemasan plastik merk “kedelai emas”
memiliki omset penjualan selama tahun 2009 sebagai berikut :

tahun 2009
1 1 1
penjuala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
n (juta 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 3 3
Rp) 0 7 9 4 5 0 0 2 1 0 5 9
                       
Tentukan : rata-rata penjualan setiap bulannya selama tahun 2009!

b. Data yang dikelompokkan


Biasanya bila data yang diukur relatif banyak, perlu dikelompokkan ke dalam tabel distribusi
frekuensi. Perhitungan rata-rata/mean, data yang dikelompokkan memerlukan frekuensi (F1, F2,
F3, F4, F5, ….., Fn) maka formulasinya:

F 1 M 1+F 2 M 2+F 3 M 3+. .. ..+FnMn


X=
n

Dimana: F1 = frekuensi kelas interval kesatu


F2 = frekuensi kelas interval kedua
F3 = frekuensi kelas interval ketiga
Fn = frekuensi kelas interval ke-n
M1 = titik tengah kelas interval kesatu
M2 = titik tengah kelas interval kedua
M3 = titik tengah kelas interval ketiga
Mn = titik tengah kelas interval ke-n
n = banyak data/total frekuensi

Fornulasi di atas dapat disederhanakan menjadi:

∑ FiMi 1
X=
n
X=
n
∑ FiMi
………………..ATAU

Dimana: Fi = frekuensi kelas interval ke-1


Mi = titik tengah kelas interval ke-1
n = banyak data
contoh :
Selama tahun 2000 total premi pernasabah yang dibayar oleh ke lima puluh sembilan nasabah baru dapat
didistribusikan sebagai berikut :
Nasabah
Total premi (x Rp baru
1000) (f) M F.M U U.F
 14999,
10000 - 19999 6 5 89997   -2  -12
 24999,
20000 - 29999 8 5  199996  -1  -8
 34999,
30000 - 39999 10 5  349995  0  0
 44999,
40000 - 49999 20 5  899990  1  20
 54999,
50000 - 59999 10 5  549995  2  20

2
 64999,
60000 - 69999 5 5  324997,5  3  15
 2414970,
       59   5    35
Tentukan rata-rata premi pernasabah yang dibayar kan para nasabah baru tersebut!
2414970,5 / 59 = 40931,70339

Untuk menentukan besar nilai rata-rata suatu data selain dengan formulasi di atas, juga dapat dicari dengan
formulasi lain yaitu:

X =Mo+
∑ UiFi Ci
n

34999,5+(35/59).10000= 34999,5+5932,20339=40931,70339

Keterangan: Mo = titik tengah kelas interval pada U=0


U = kode kelas interval tertentu (letak bebas)
F = frekuensi
Ci = class interval/panjang kelas interval (P)

Formulasi ini lebih banyak membantu dalam menghitung rata-rata dengan cara memperkecil
angka-angka perkalian bila dibandingkan dengan cara yang biasa dilakukan.
Contoh:
1. Dengan mengunakan formulasi diatas, tentukan rata-rata premi pernasabah yang dibayarkan para
nasabah baru pada soal diatas!
2. Jika hanya diketahui sebagai berikut :
banyak
pedagang U U.F U U.F
10 -3  -30  -2  
9 -2  -18  -1  
12 -1  -12  0  
15 0  0  1  
11 1  11  2  
3 2  6  3  
60    -43      
TENTUKAN :
a. Panjang kelas interval (Ci) jika diketahui rata-rata keuntungan seluruh pedagang perhari Rp
50.000,- dan rata-rata keuntungan suatu kelas interval yang terletak pada skala U = 0 sebesar
Rp 20.000,-
DIKETAHUI:
= 50000
Mo = 20000
50000=20000+(-43/60).Ci
50000 -20000= (-43/60).Ci
30000 = (-43/60).Ci
Ci = 30000/(-43/60)
Ci = 30000x60/-43
Ci = -41860,46512
Ci = 41860,465

b. Rata-rata keuntungan suatu kelas interval pada skala U=0 (Mo), jika panjang kelas interval
(Ci) sebesar Rp 10.000,- dan rata-rata keuntungan seluruh pedagang perhari Rp 30.000,- serta
skala U=0 terletak pada kelas interval kesatu.

2. Modus / Mode (Mo)

3
Pengertian Modus/Mode (Mo) adalah data yang mempunyai frekuensi kemunculan
tersering/terbanyak dibandingkan dengan frekuensi kemunculan data yang lain atau disebut juga
dapat yang banyak muncul.
Kebaikan dan kelemahan modus:
 Kebaikan: dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kejadian/peristiwa tanpa menghitung
terlebih dulu dan grafiknya mudah dibaca.
 Kelemahan: jumlah data/peristiwa atau kejadian harus relatif banyak jika sedikit
penyimpangannya relatif besar dan tidak semua peristiwa atau kejadian mempunyai modus,
sehingga menimbulkan kesulitan dalam menganalisis/membaca.

a. Data yang tidak dikelompokkan


Nilai modus untuk data yang tidak dikelompokkan dapat ditentukan secara langsung dengan
melihat frekuensi kemunculan tiap data. Sehingga di sini tidak diperlukan formulasi untuk
menghitungnya.
Contoh :
Jenis penodongan pencurian penipuan Pembakaran Penganiayaan
kejahatan rumah
Tingkat 4 kali 10 kali 5 kali 1 kali 6 kali
kejadian

Melihat tingkat terjadinya tindak kejahatan yang terjadi selama sebulan menurut catatan polisi
sektor, dapat ditentukan bahwa modusnya adalah pencurian sebanyak 10 kali terjadi. Jika
dirangking sebagai berikut:
Ranking Jenis kejahatan Frekuensi
1 Pencurian 10 kali
2 Penganiayaan 6 kali
3 Penipuan 5 kali
4 Penodongan 4 kali
5 Pembakaran rumah 1 kali
Berarti dapat disimpulkan bahwa di polsek itu jenis kejahatan yang perlu diwaspadai yaitu
prioritas pertama pencurian, kemudian penganiayaan, penipuan, penodongan dan kejadian
lainnya.Namun dalam prakteknya dapat dilaksanakan secara bersamaan.

b. Data yang dikelompokkan


Modus dicari dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Formulasi modus yaitu:

d1 d1
Mo=TKB+ Ci Mo=TKA− Ci
d 1+d 2 atau d 1+d 2

Dimana: Mo = modus / mode


TKB = tepi kelas bawah
TKA = tepi kelas atas
d1 = selisih frekuensi modus berada dengan modus sebelumnya
d2 = selisih frekuensi modus berada dengan modus sesudahnya
Ci = class interval atau panjang kelas interval
Contoh :
Dengan mengambil contoh total premi pernasabah tahun 1999 didepan, tentukan nilai
modusnya!

3. Median (Me)
Pengertian median (Me) adalah nilai suatu data yang tepat berada di tengah-tengah nilai data yang
lain. Berarti 50% nilai data lebih besar dari median (50%>Me) dan 50% nilai data lebih kecil dari
median (50%<Me).
Kebaikan dan kelemahan median:
 Kebaikan : tidak tergantung banyak sedikitnya data, dan nilai-nilai ekstrim tidak berpengaruh.
 Kelemahan : tidak dapat digunakan untuk menghitung banyak data yang genap secara pasti.

a. Data yang tidak dikelompokkan


4
Pengukuran nilai median bagi data yang tidak dikelompokkan seperti halnya modus untuk
data yang tidak dikelompokkan, tidak memerlukan formulasi khusus akan tetapi langsung dapat
dicari dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Menyusun data secara urut (array) yaitu data diurutkan dari data terkecil sampai dengan data
terbesar.
2. Menentukan letak median dengan formulasi (n+1)/2
3. Menentukan nilai median secara langsung data yang paling tengah.
Contoh :
Tahun 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
Biaya
20 17 18 22 19 25 26 24 20
promosi
Tentukan nilai mediannya!

b. Data yang dikelompokkan


Nilai median untuk data yang dikelompokkan juga perlu tabel distribusi frekuensi karena data
relatif banyak. Formulasi yang dipergunakan mencari nilai median ada beberapa dan digunakan
salah satu saja yaitu:

n
− FKKDB
2
Me=TKB + Ci
FKKDA −FKKDB

n
−( n−FKKDA )
2
Me=TKA− Ci
FKKDA−FKKDB

n
− FKKDA
2
Me=TKA + Ci
FKKDA−FKKDB
n
−F
2
Me=Lmd + Ci
Fmd
n
FKLDB−
2
Me=TKB + Ci
FKLDB−FKLDA
n
FKLDA −
2
Me=TKA + Ci
FKLDB−FKLDA

Dimana: Me = median
TKB = tepi kelas bawah
TKA = tepi kelas atas
n = banyak data
FKKDA = frekuensi komulatif kurang dari atas
FKKDB = frekuensi komulatif kurang dari bawah
C = Ci = class interval = panjang kelas = jarak kelas interval
Lmd = limit of median = batas bawah/atas interval median
F = jumlah frekuensi interval sebelum interval median
Fmd = frequencies of median = frekuensi interval median
CONTOH :
PT KERAMIK KALBAR adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan keramik, memperkerjakan 75
karyawan untuk bagian produksi. Gaji yang mereka terima perbulan selama tahun 1999 sebagai berikut :
Tentukan berapa median gaji karyawan diterima perbulan selama tahun 1999!
Gaji
80 s/d 89 90 s/d 99 100 s/d 109 110 s/d 119 120 s/d 129 130 s/d 139
(x Rp 1000)
Jml. Kary 5 15 13 25 10 7 5
1. Rata-rata Kuadrat (Quadratic Mean)
Rata-rata kuadrat merupakan pengembangan dari data-data hitung (arithmetic mean) melalui
pengkuadratan dan peng-akaran data-data.
a. Data yang tidak dikelompokkan
Formulasi yang dipergunakan:

Atau lebih disederhanakan menjadi:

Dimana: n = banyak data


Xi = data ke-i
Contoh :
Jumlah produksi mesin PT SUKSES selama 6 bulan terakhir (dalam ribuan unit) sebagai berikut:
 Januari sebanyak 12 unit
 Febuari sebanyak 12 unit
 Maret sebanyak 11 unit
 April sebanyak 14 unit
 Mei sebanyak 13 unit
 Juni sebanyak 14 unit

b. Data yang dikelompokkan


Formulasi yang dipergunakan:

Atau lebih disederhanakan menjadi:

CONTOH :
Diketahui profit perhari dari sejumlah pedagang makanan lesehan di kawasan jalan agus salim
sebagai berikut :
Profit (xRp 10.000) 5- 10-14 15-19 20- 25-29 30-34
9 24
Jml. pedagang 5 15 20 25 20 10
Tentukan rata-rata kuadrat dari profit perhari seluruh pedagang makanan lesehan di kawasan jalan
agus salim!
2. Rata-rata Harmoni (Harmonic Mean)

6
Pada umumnya rata-rata harmoni digunakan untuk menghitung data tentang rata-rata tingkat
pertumbuhan (kecepatan).
a. Data yang tidak dikelompokkan
Misalkan ada data: X1, X2, X3, X4, X5, ……, Xn, maka rata-rata harmoninya dapat diperoleh
sebagai berikut:
n
HM=
1 1 1 1 1 1
+ + + + +. . .. ..+
X1 X2 X3 X4 X5 Xn
Atau disederhanakan:
n
HM=
1
∑ Xi
b. Data yang dikelompokkan
Formulasinya sebagai berikut:
n
HM=
F1 F 2 F3 F4 F 5 Fn
+ + + + +. . .. ..+
M1 M 2 M3 M 4 M 5 Mn
Atau disederhanakan:
n
HM=
Fi
∑ Mi
3. Rata-rata Ukur (Geometric Mean)
Nilai sentral yang terakhir ini biasanya (khusus) untuk menghitung rata-rata indeks atau tingkat
perubahan yang terjadi pada suatu data tertentu.
a. Data yang tidak dikelompokkan
Misalkan ada data: X1, X2, X3, X4, X5, ……, Xn, maka rata-rata ukurnya dapat diperoleh sebagai
berikut:

GM= √( X 1)( X 2)( X 3 )( X 4)...( X n )


n

Atau:
1
GM=[( X 1)( X 2 )( X 3 )( X 4 ).. .( X n )]
n
Jika datanya relatif besar dapat digunakan formulasi:
Log GM = 1/n [log X1 + log X2 + log X3 + ……. + log Xn]
Log GM = 1/n  log Xi
Mencari rata-rata ukur (geometric mean) merupakan antilog dari log GM yaitu:
1
GM=anti log(
n
∑ log X i )
Contoh :
Selama 5 tahun diketahui perkembangan omset penjualan sepeda motor honda di pontianak dan hitunglah
rata-rata ratio perubahan atas perkembangan omset penjualan sepeda motor honda di pontianak tersebut :
Tahun Omset (unit) Ratio Perubahan
1995 7.500 -

7
1996 8.300 8.300/7.500 = 1,106 kali
1997 9.200 9.200/8.300 = 1,108 kali
1998 7.200 7.200/9.200 = 0,783 kali
1999 6.500 6.500/7.200 = 0,923 kali

b. Data yang dikelompokkan


Formulasinya:
1
log GM= [ F1 log M 1 +F 2 log M 2 +F 3 log M 3 +. .. ..+F n log M n ]
n

1
log GM=
n
∑ Fi log M i
GM=anti log[ log GM ]

1
n∑ i
GM=anti log[ F log M i

Dimana : Fi= Frekuensi kelas interval ke-i


Mi= Mid point kelas interval ke-i

Contoh :

Tabel data profit/keuntungan perhari dari sejumlah pedagang makanan lesehan di jalan agus salim
dihitung rata-rata ukurnya adalah :

Profit F M LogM FilogMi


i
5-9 5 7 0,845 4,225
10-14 15 12 1,079 16,185
15-19 20 17 1,230 24,600
20-24 25 22 1,342 33,550
25-29 20 27 1,431 28,620
30-34 10 32 1,505 15,050
jumla 95 122,23
h

PENGUKURAN LETAK
Yang dimaksud pengukuran letak distribusi data adalah menentukan letak nilai data yang tepat pada
suatu distribusi data. Untuk menentukan letak dan nilai data ini ada tiga macam pengukuran letak yaitu:
Kuartil (Quartil), Desil, dan Persentil (Percentil).
A. Kuartil (Quartil)
Adalah penentuan letak dan nilai suatu data dengan membagi distribusi data menjadi empat bagian
yang sama besar. Persyaratan utama pada kuartil adalah minimal data berjumlah 4 atau lebih.
Pembagian distribusi data menjadi empat bagian yang sama besar dapat dilakukan pemotongan
sebanyak tiga kali yaitu di K1, K2, dan K3 atau Q1, Q2, dan Q3.

8
K1 adalah nilai kuartil kesatu suatu distribusi data, sebesar 25% frekuensi berada di bagian atas dan 75%
frekuensi di bagian bawah distribusi.
K2 adalah nilai kuartil kedua suatu distribusi data, sebesar 50% frekuensi berada di bagian atas dan 50%
frekuensi di bagian bawah distribusi.
K3 adalah nilai kuartil ketiga suatu distribusi data, sebesar 75% frekuensi berada di bagian atas dan 25%
frekuensi di bagian bawah distribusi.
a. Data yang tidak dikelompokkan
Langkah-langkah:
1) Mengurutkan data dari data terkecil ke data terbesar.(array)
2) Menentukan letak kuartil dengan formulasi:
i(n+1)
Q i=
Kuartil ke-i terletak pada angka ke : 4
i=1, 2 dan 3
contoh :
tentukan Q1, Q2 dan Q3 dari data upah bulanan 13 guru (ribuan Rp/Bln) :
40, 30, 50, 65, 45, 55, 70, 60, 80, 35, 85, 95, 100
Diurutkan (array): 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 80, 85, 95, 100
1(13+1 )
=3,5
Q1 angka ke = 4
Q1 angka ke 3 dan ke 4, jadi
Q1=40+0,5(45−40 )
Q1=40+0,5(5)
Q1=40+2,5
Q1=42 ,5
b. Data yang dikelompokkan
Jika datanya relatif banyak sebaiknya dikelompokkan agar lebih mudah mengidentifikasikannya.
Langkah-langkah pengukuran nilai sentral sebagai berikut:
1) Membuat tabel distribusi frekuensi.
2) Menentukan letak kuartil.
LK1 = n/4, LK2 = 2n/4, LK3 = 3n/4
Dimana: n = banyak data yang dikelompokkan.
3) Menentukan nilai kuartil
[ LKi−FKKDB ]
Qi=TKB+ Ci
FKKDA−FKKDB
Dimana: i = 1, 2, 3
Contoh :
Ada 100 pedagang nasi goreng di jalan iman bonjol, Pontianak.Pada suatu hari setelah selesai
berjualan dihitung jumlah keuntungannya. Hasilnya dikelompokan sebagai berikut:
Jml. Keuntungan/perhari (xRp 1.000) Banyak pedagang
25-34 10
35-44 12

9
45-54 20
55-64 27
65-74 18
75-84 13
Hitunglah:
Keuntungan tertinggi dari 25% pedagang yang mendapat keuntungan terendah!
Keuntungan tertinggi dari 50% pedagang yang mendapat keuntungan terendah!
Keuntungan terendah dari 25% pedagang yang mendapat keuntungan tertinggi!

jlh keuntungan
perhari F M TK FKKD
          24,5 0
25 - 34 10 29,5    
          34,5 10
35 - 44 12 39,5    
          44,5 22
45 - 54 20 49,5    
          54,5 42
55 - 64 27 59,5    
          64,5 69
65 - 74 18 69,5    
          74,5 87
75 - 84 13 79,5    
          84,5 100
      100      

100
LK 1= =25
4
25−22
K 1=44 ,5+ 10
42−22
3
K 1=44 ,5+ 10
20
K 1=46
K1=46xRp 1000=Rp46000

B. Desil
Adalah penentuan letak dan nilai suatu data dengan membagi distribusi data menjadi sepuluh yang
sama besar. Agar data dapat dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama besar, persyaratannya minimal ada 10
data atau lebih.
Pembagian distribusi data menjadi sepuluh bagian yang sama besar dapat dilakukan dengan sembilan
kali pemotongan yaitu: D1, D2, D3, ….., D9. Jadi setiap bagian mempunyai 1/10 bagian dari seluruh bagian
yang ada atau jika dinyatakan dalam bentuk persentase sebesar 10% dari (1/10 * 100%).
Pengertian dari nilai-nilai desil sebagai berikut:
 Desil kesatu (D1) adalah nilai dari distribusi yang membagi 10% frekuensi di bagian atas distribusi dari
90% frekuensi di bagian bawah distribusi.

10
 Desil kelima (D5) adalah suatu nilai dari distribusi yang membagi 50% frekuensi di bagian atas distribusi
dari 50% frekuensi di bagian bawah distribusi. Untuk desil kelima ini nilainya sama dengan nilai median
sehingga dapat dituliskan D5=Median.
 Desil kesembilan (D9) adalah suatu nilai dari distribusi yang membagi 90% frekuensi di bagian atas
distribusi dari 10% frekuensi di bagian bawah distribusi.
a. Data yang tidak dikelompokkan
Langkah-langkah:
1. Mengurutkan data dari data terkecil ke data terbesar.
2. Menentukan letak desil (LD):
i(n+1)
D i=
Desil ke-i terletak pada angka ke : 10

i=1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
3. Menentukan nilai desil.
Contoh :
Data sampel : 49, 30, 40, 35, 67, 50, 60, 50, 45, 70, 39, 58, 63
Tentukan nilai desilnya!
Array : 30, 35, 39, 40, 45, 49, 50, 50, 58, 60, 63, 67, 70
1( n+1 ) 13+1
LD 1= = =1,4
10 10
D1=30+0,4 (35−30 )=30+2=32

b. Data yang dikelompokkan


Langkah-langkah:
1) Menyusun tabel distribusi frekuensi.
2) Menentukan letak desil (LD).
i(n)
LDi=
10
3) Menentukan nilai desil dengan formulasi umum:
LD i −FKKDB
Di=TKB + Ci
FKKDA−FKKDB
Contoh :
Dengan soal pedagang nasi goreng di iman bonjol
Tentukan :
Keuntungan tertinggi dari 10% pedagang yang mendapat keuntungan terendah!D1
Keuntungan tertinggi dari 50% pedagang yang mendapat keuntungan terendah!D5
Keuntungan terendah dari 10% pedagang yang mendapat keuntungan tertinggi!D9
D8
C. Persentil

11
Persentil adalah penentuan letak dan nilai suatu data dengan membagi distribusi data menjadi seratus
bagian yang sama besar. Persyaratannya, minimal ada 100 data atau lebih.Dikarenakan persyaratan data yang
relatif sangat besar inilah maka untuk data-data yang tidak dikelompokkan tidak bisa dicari nilai
persentilnya.Jadi persentil hanya untuk data yang dikelompokkan dan disusun tabel distribusi frekuensi. Di
samping itu guna membagi 100 bagian yang sama besar diperlukan pemotongan sebanyak 99 kali yaitu: P1,
P2, P3, ….., P99 sehingga setiap bagian besarnya hanya 1%.
a. Data tidak dikelompokkan
i(n+1)
P i=
Persentil ke-I terletak pada angka ke : 100
I=1,2,3,4,5,…99
b. Data dikelompokkan
Langkah-langkah menghitung nilai persentil:
1. Menyusun tabel distribusi frekuensi.
2. Menentukan letak persentil.
i(n )
LPi=
100 i=1,2,3,4,5,….99
Menentukan nilai persentil.
[ LPi−FKKDB ]
Pi
FKKDA−FKKDB
Contoh:
Dengan soal pedagang nasi goreng di iman bonjol
Pertanyaan?
 Berapakah tingkat keuntungan tertinggi dari 23% pedagang pecel lele yang mendapat keuntungan
terendah!
 Berapa tingkat keuntungan terendah dari 14% pedagang pecel lele yang mendapat keuntungan
tertinggi!

LATIHAN:
Menurut laporan suatu bank. Diketahui besar deposito dan jumlah nasabah yang mendepositokan uangnya di
bank adalah sbb:
JUMLAH
DEPOSITO NASABAH
(JUTA Rp) (F) M TK FKKD  
          4,995 0  
5 - 19,99 20 12,495     P1
          19,995 20  
20 - 34,99 23 27,495     LD1
          34,995 43  
35 - 49,99 57 42,495     LK1
          49,995 100  
50 - 64,99 60 57,495     LK2
          64,995 160  
65 - 79,99 44 72,495     LK3
          79,995 204  

12
80 - 94,99 26 87,495     LD9
          94,995 230  
109,9 102,49
95 - 9 10 5      
109,99
          5 240  
11 124,9 117,49
0 - 9 10 5     P99
124,99
          5 250  

a. Hitung nilai K1 & K2

b. Hitung nilai D1, D7, &D9

c. Hitung P1 & P99

d. Buktikan K2=D5=P50

13

Anda mungkin juga menyukai