1 SM
1 SM
ABSTRAK
Sekitar 70% dari total kunjungan pasien di RSUD Kota Semarang merupakan
pasien JKN yang wajib melengkapi persyaratan JKN sebelum memperoleh
pelayanan. Verifikasi dokumen klaim JKN adalah hal penting karena FKTL
(Fasilitas Kesehatan rujukan Tingkat Lanjutan) wajib memenuhi kelengkapan
administrasi klaim kepada BPJS Kesehatan untuk mendapatkan penggantian
atas biaya pelayanan sesuai tarif INA-CBG’s (Indonesia Case Base Groups).
Namun, pengajuan klaim di RSUD Kota Semarang selalu melebihi batas waktu
yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan yakni maksimal tanggal 10 bulan
berikutnya serta banyak dokumen klaim yang tidak lolos proses verifikasi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis tahapan alur pelaksanaan administrasi
klaim JKN rawat jalan di RSUD Kota Semarang menurut aspek input, proses dan
output. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan studi
deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan metode
wawancara mendalam dan observasi yang bersifat partisipasi aktif. Hasil
penelitian menunjukkan banyak pasien yang kurang memahami persyaratan
untuk memperoleh pelayanan dengan JKN, kurangnya jumlah petugas, tidak
adanya diklat untuk petugas, keterbatasan sarana untuk menunjang kelengkapan
dokumen klaim, software bermasalah saat jam pelayanan, tidak adanya SOP
khusus pelayanan pasien JKN, tidak semua petugas mengecek ulang dokumen
klaim, tidak adanya indikator keberhasilan, monitoring dan evaluasi untuk menilai
kinerja petugas. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat beberapa kendala
dalam proses administrasi klaim JKN rawat jalan di RSUD Kota Semarang
sehingga penting untuk dilakukan perbaikan pada tiap tahapan administrasi klaim
JKN rawat jalan demi terjaminnya kelengkapan dokumen klaim sehingga RSUD
Kota Semarang dapat mengajukan klaim tepat waktu.
1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kolektif oleh fasilitas kesehatan kepada dalam administrasi klaim JKN rawat
BPJS Kesehatan maksimal tanggal 10 jalan dalam menjaga kelengkapan
bulan berikutnya menggunakan aplikasi dokumen pada saat melalui serangkaian
INA-CBG’s Kementerian Kesehatan proses administrasi klaim. Namun
yang berlaku.6 faktanya, saat pengajuan klaim JKN
Berdasarkan hasil studi rawat jalan ke pihak BPJS Kesehatan
pendahuluan yang dilaksanakan di masih terdapat beberapa kendala, yang
RSUD Kota Semarang pada tanggal 19- pertama adalah pengajuan klaim
23 Maret 2016, ditemukan sekitar 400 melebihi batas waktu yang ditentukan
dokumen klaim JKN rawat jalan bulan oleh BPJS Kesehatan, yang menurut
Februari yang seharusnya diajukan peraturan BPJS Kesehatan adalah
klaimnya maksimal tanggal maksimal tanggal 10 bulan berikutnya.
10 Maret belum selesai melewati proses Hal tersebut menegaskan
administrasi sehingga belum dapat pentingnya untuk dilakukan perbaikan
diserahkan kepada petugas verifikator pada tiap tahapan administrasi klaim
BPJS Kesehatan untuk diverifikasi. JKN rawat jalan demi terjaminnya
Semakin banyak dokumen klaim yang kelengkapan dokumen klaim sehingga
tidak dapat diajukan klaimnya pada RSUD Kota Semarang dapat
waktu yang ditentukan BPJS Kesehatan, mengajukan klaim tepat waktu dengan
maka akan semakin membengkak pula kelengkapan administrasi klaim yang
biaya pelayanan RSUD yang tertunda lengkap.
untuk mendapatkan penggantian biaya
dari BPJS Kesehatan dan apabila Tujuan Penelitian
berlangsung dalam waktu yang lama 1. Menggambarkan dan
dikhawatirkan berpotensi mendeskripsikan tahapan alur
mengganggu keberlangsungan administrasi klaim JKN rawat jalan
pelayanan pasien. Masalah lain adalah di RSUD Kota Semarang.
ditemukannya sejumlah dokumen yang 2. Menganalisis tahapan alur
belum memenuhi standar BPJS pelaksanaan administrasi klaim JKN
Kesehatan untuk klaim. Selama bulan rawat jalan di RSUD Kota Semarang
Januari 2016 terdapat 108 dokumen menurut aspek input (man,
rawat jalan Jaminan Kesehatan Nasional material, method, machine).
yang tidak dapat terklaim, dengan 3. Menganalisis tahapan alur
nominal kerugian sebesar Rp. pelaksanaan administrasi klaim JKN
18.909.082,00.7 rawat jalan di RSUD Kota Semarang
menurut aspek proses.
Rumusan Masalah 4. Menganalisis tahapan alur
Dalam pelayanan rawat jalan, pelaksanaan administrasi klaim JKN
umumnya kunjungan pasien dan rawat jalan di RSUD Kota Semarang
kepulangan pasien terjadi pada hari yang menurut aspek output.
sama. Dokumen persyaratan dan proses
verifikasi klaim JKN untuk pelayanan Manfaat Penelitian
rawat jalan juga tidaklah serumit 1. Bagi pemerintah
pelayanan rawat inap. Hal tersebut Sebagai informasi dan bahan
seharusnya dapat mempermudah petugas pertimbangan dalam pemecahan
yang terlibat masalah penyelesaian
3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kasir tidak mengecek kesesuaian antara cukup tinggi, terlebih sarana seperti
jumlah dokumen klaim yang diserahkan computer yang digunakannya
dan yang dituliskan di buku serah merupakan computer lama, printer dan
terima. Dokumen klaim yang diserahkan software SIMRS juga kerap kali
oleh pihak poliklinik hanya diletakkan bermasalah saat sedang perlu untuk
dalam kantong plastik besar dan tidak digunakan sehingga menghambat
adanya penataan khusus. Masalah lain pekerjaan petugas kasir. Peneliti tidak
adalah petugas administrasi ruang menemukan adanya SOP khusus tentang
poliklinik tidak selalu menyerahkan pembayaran pelayanan pasien JKN
seluruh dokumen pasien JKN pada hari rawat jalan melainkan hanya ada SOP
itu juga ke kasir, terkadang berkas “Pembayaran Pelayanan Rawat Jalan”.
ditunda untuk diserahkan keesokan
harinya. Analisis Tahap Coding Atas
Menurut peneliti, Diagnosis Dan Prosedur Pada
permasalahan tersebut dapat teratasi Formulir Kendali
apabila RSUD Kota Semarang Proses coding diagnosis di RSUD
menyediakan map untuk menyimpan Kota Semarang
masing-masing menggunakan ICD-10 (International
dokumen klaim pasien sebagai Statistical Classification of Diseases
pengganti kantong plastik, selain itu and Related Health Problems)
apabila RSUD Kota Semarang sedangkan untuk coding prosedur
menerapkan indikator keberhasilan menggunakan ICD-9-CM. Hal tersebut
untuk menilai kinerja petugas telah sesuai dengan Permenkes Nomor
administrasi ruang poliklinik dengan 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
cara menghitung apakah dokumen klaim Sistem INA- CBG’s yang menjelaskan
yang diserahkan kepada petugas kasir bahwa dasar pengelompokan dalam
sesuai dengan jumlah kunjungan di INA- CBG’s menggunakan sistem
poliklinik pada hari tersebut maka hal kodifikasi dari diagnosis akhir dan
tersebut dapat memacu petugas prosedur yang menjadi output
poliklinik untuk lebih bertanggungjawab pelayanan, dengan acuan ICD-10 untuk
terhadap kuantitas dan kelengkapan diagnosis dan ICD-9-CM untuk
dokumen klaim. prosedur. Pengelompokan
Petugas kasir yang berperan untuk menggunakan sistem teknologi
mencetak kwitansi pasien JKN rawat informasi berupa aplikasi INA-CBG’s
jalan hanya berjumlah 2 petugas saja, sehingga dihasilkan 1.077 kelompok
padahal setiap harinya kedua petugas kasus yang terdiri dari 789 kelompok
tersebut bertanggung jawab untuk kasus rawat inap dan 288 kelompok
mencetak 700-800 kwitansi yang harus kasus rawat jalan. Setiap kelompok
diselesaikan dalam 6 jam kerja yakni dilambangkan dengan kode kombinasi
dari pukul 16.00-22.00 WIB. Petugas alfabet dan numerik.9
kasir tersebut hanya memiliki waktu Proses coding atas diagnosis dan
sekitar 1 menit untuk mencetak 1 prosedur di RSUD Kota Semarang
kwitansi dengan tetap menjalankan dilakukan oleh petugas dari Rekam
tugas pokoknya untuk melayani Medik yang berjumlah 3 orang yang
pembayaran kepulangan pasien rawat memiliki latar belakang pendidikan
inap. Menurut peneliti, petugas kasir profesi rekam medik, oleh karena itu
memiliki beban kerja yang meskipun tidak
7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
8
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
9
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
43