Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Abstrak
Kejadian Gempa Palu pada tanggal 28 September 2018 telah menimbulkan korban jiwa dan
kerugian besar dengan kerusakan pada infrastruktur dan bangunan di tiga daerah Palu, Sigi dan
Donggala. Tragedi ini diakibatkan oleh magnitudo gempa yang sangat kuat M 7.4 diikuti oleh
tsunami dan peristiwa likuifaksi yang sangat dahsyat. Karena itulah perlu dilakukan survey berikut
assesmen data kerusakan bangunan yang terjadi di Palu sekaligus penyuluhan terkait teknis
bangunan rumah tinggal tahan gempa. Sesuai hasil survei, likuifaksi terjadi di tiga lokasi yaitu
Petobo, Balaroa dan Sigi. Sedangkan tsunami terjadi di pesisir pantai Donggala akibat terjadinya
keruntuhan massa tanah yang besar saat terjadi likuifaksi. Beberapa bangunan dan infrastruktur
yang mengalami kerusakan disebabkan oleh sifat teknis bangunan yang tidak mampu menahan
beban gempa. Secara umum para warga warga Palu dan Sekitarnya di Sulawesi Tengah belum
sepenuhnya memahami konsep bangunan tahan gempa khususnya untuk rumah tinggal sederhana.
Abstract
The Palu earthquake on 28 September 2018 caused heavy casualties and losses with damage to
infrastructure and buildings in three areas which are Palu, Sigi and Donggala. This tragedy was an
impact of a very strong earthquake magnitude 7.4 followed by a tsunami and a very terrible
liquefaction. It was necessary to conduct a survey following the assessment of building damage data
that occurred in Palu as well as technical assistance to understand the earthquake resistant
residential buildings concept. Based on the survey results, liquefaction occurred in three locations
namely Petobo, Balaroa and Sigi. While the tsunami occurred on the coast of Donggala due to large
land mass collapse during liquefaction. Some buildings and infrastructure that were damaged due to
the lack of technical requirement of the earthquake loads resistancy building. In general, the society
of Palu and the surrounding areas were not having adequate knowledable for the concept of
earthquake resistant buildings, especially for simple residential buildings.
Keywords:. liquefaction, tsunami, building damage, surveys, assessments
serta 1.309 hilang menurut data BNPB resiko akibat Gempa. Salah satunya
(21/10/2018). Selain itu bangunan dan adalah cara membuat bangunan tahan
infrastruktur yang juga hancur atau rusak gempa. Hal ini adalah sudah menjadi
akibat bencana diantaranya 68.451 unit kebutuhan penting di Palu dan sekitarnya
rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit Dengan pemahaman dan pengertian
sekolah, 78 unit perkantoran, 362 unit bangunan tahan gempa yang benar
toko, 168 titik jalan rusak/retak serta 7 unit dengan sendirinya masyarakat akan lebih
jembatan hancur (kaltim tribunnews, trampil untuk membuat bangunan tahan
21/10/2018). Peristiwa ini meninggalkan gempa untuk keperluan mereka.
duka yang sangat mendalam bukan saja
Karena itu FT UKI melihat penting
bagi masyarakat Indonesia tapi juga bagi
untuk mengirimkan Tim yang di
dunia. Kejadian gempa yang diikuti oleh
koordinasikan oleh Pusat Studi
peristiwa likuifaksi bukanlah sesuatu hal
Kebencanaan Program Studi Teknik Sipil
yang sering terjadi baik di Indonesia
FT UKI untuk bekerja sama dengan Prodi
ataupun di belahan dunia lain.
Teknik Sipil Universitas Tadulako dan
Akibat Gempa tersebut banyak Pemda Setempat melakukan Survey data
bangunan rusak bahkan runtuh di Palu kerusakan bangunan yang terjadi di Palu
dan di Donggala serta beberapa serta melakukan asesmen tingkat
bangunan tenggelam akibat adanya kerusakan pada beberapa bangunan
Likuifaksi. Beberapa Bangunan bertingkat pasca gempa sekaligus juga memberikan
seperti bangunan Hotel Roa roa rubuh penyuluhan terkait teknis bangunan rumah
total. Bandar Udara juga rusak, sehingga tinggal tahan gempa bagi warga gereja
tdak bisa beroperasi untuk beberapa HKBP Palu.
lama. Pada lokasi episentrum gempa,
METODE
mengalami kerusakan terparah. Ribuan
rumah rusak Kerusakan ini diperparah Berdasarkan hal tersebut diatas maka
oleh tidak adanya peraturan bangunan dengan adanya kejadian gempa Palu,
dan pengetahuan teknis tentang Prodi sipil FT UKI merencanakan kegiatan
ketahanan terhadap gempa serta Pengabdian Kepada Masyarakat ini
kemampuan ekonomi yang rendah. dengan cara:
terhadap gempa
210
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
Gambar 4. Tenda pengungsian korban gempa di subduksi di Utara Sulawesi, sesar Palu Koro,
HKBP Palu
Sesar Matano dan subduksi Lempeng laut
Maluku di Timur. Sesar Palu Koro adalah sesar
HASIL DAN PEMBAHASAN
terpanjang di pulau Sulawesi yang menjadi
Selama kegiatan PKM berlangsung dari struktur utara terbentang mulai Sulawesi
tanggal 21 s.d 26 Oktober 2018, telah Tengah hingga Selat Karimata (Pusat Studi
dilakukan survei serta asessemen juga Gempa Nasional, 2017). Aktifitas Sesar Palu
dilakukan terhadap beberapa rumah warga Koro inilah yang seringkali menyebabkan
jemaat rusak akibat gempa baik yang tingkat terjadinya gempa. Topografi wilayah Palu dan
kerusakan ringan sampai dengan berat. Hal sekitarnya berada pada suatu lembah dengan
tersebut dirasakan sangat membantu bagi ketinggian sampai dengan 500 m di atas
pemilik rumah yang secara psikologis masih permukaan laut. Wilayah bagian barat yang
sangat ketakutan jika sewaktu-waktu terjadi lebih tinggi memiliki potensi rawan terhadap
gempa susulan maka akan sangat keruntuhan lereng. Sedangkan bagian yang
membahayakan dengan kondisi rumahnya merupakan pesisir pantai dan pinggir sungai
saat ini.Dengan demikian masyarakat perlu Palu juga rawan terhadap bencana liquifaksi
memahami pengetahuan tentang penyebab dan tsunami (Ramadhani S, 2011).
gempa yang terjadi di Palu terkait sesar Palu- Peristiwa gempa sudah seringkali terjadi di
Koro berikut masalah goeteknis dan akibat Palu sejak sekitar lebih dari 100 tahun
liquifaksi yang ditimbulkannya serta sebelumnya. Tercatat pada 1907, retakan
timbulnya gelombang tsunami di pesisir sesar yang berarah tegak lurus Sesar Palu-
pantai akibat gempa yang terjadi. Koro sekitar wilayah Kulawi hingga Lindu
menyebabkan terjadi gempabumi. Dua tahun
(a) Kegempaan di Sulawesi dan Sesar Palu
berikutnya, terjadi gempabumi dengan
Koro
kekuatan lebih besar yang menghancurkan
Pulau Sulawesi merupakan pertemuan dari
seluruh wilayah itu. Berikutnya pada tahun
tiga lempeng besar yang bergerak dalam arah
1927 bahkan terjadi gempa yang diikuti
yang berlawanan satu dengan lainnya yaitu
tsunami, dilanjutkan gempa bumi di
Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke
211
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
sepanjang pantai kampung Mamboro pantai 2018). Dalam periode 2009-2015 gempa
barat Kabupaten Donggala tahun 1938 terdalam yang berkaitan dengan Sesar
menyapu bersih seluruh rumah dan pohon Matano adalah 50 km dan untuk Sesar Palu
kelapa di wilayah tersebut. Disusul gempa Koro adalah 40 km (Pusat Studi Gempa
dahsyat dengan magnitudo 7,3 dan pusat di Nasional, 2017).
Laut Sulawesi pada tanggal 10 Agustus 1968
menghancurkan rumah-rumah di sepanjang
pesisir Tambu dengan tinggi gelombang
tsunami 8-10 m serta menyapu bersih seluruh
pantai sejauh 300 m. Gempa susulan dengan
magnitudo 7,4 menghasilkan tsunami yang
menenggelamkan pulau Tuguan. Pada tahun
2012 karakteristik gempa yang hampir sama
kembali terjadi. Secara geologis, Sigi,
Gambar 5. Sesar Palu Koro (sumber USGS)
Donggala dan Palu adalah lintasan dari Sesar
Palu Koro yang membentang sepanjang arah
utara selatan dengan panjang 500 km secara
keseluruhan dimana setengahnya berada di
daratan mulai dari teluk Palu sampai utara
teluk Bone. Dengan adanya pertemuan tiga
lempeng tektonik utama diatas, wilayah ini
rawan akan bencana alam yang diakibatkan
oleh pergerakan lempeng-lempeng tersebut
sehingga mendorong pergerakan Sesar Geser
Palu Koro. Inilah penyebab gempabumi Gambar 6. Episenter gempa Sulawesi
dengan kekuatan 7,4 M yang meluluhlantakan (sumber Pusat Studi Gempa Nasional, 2017)
Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota tersebut bersifat masif dan telah
sangat banyak. Untuk itu perlu diberikan dengan air, suatu kondisi yang sering
pemahaman apa yang disebut dengan terjadi ketika tanah berada di bawah
likuifaksi. Fenomena likuifaksi menurut permukaan air tanah atau permukaan laut,
sumber Wikipedia mulai menarik para maka air mengisi kesenjangan di antara
peneliti setelah gempa bumi Niigata di butir-butir tanah (rongga atau pori tanah).
Jepang tahun 1964 dan Alaska tahun Sebagai respon terhadap tanah yang
1964. Pencairan tanah ini juga menjadi memampat, air ini meningkatkan tekanan
faktor utama kerusakan di Distrik Marina dan mencoba untuk mengalir keluar dari
San Fransisko setelah gempa bumi Loma tanah ke zona bertekanan rendah
Prieta tahun 1989 dan di Pelabuhan Kobe (biasanya ke atas menuju permukaan
akibat gempa bumi Hanshin tahun 1995. tanah). Tapi, jika peningkatan
Pencairan terakhir yang mengakibatkan tegangan berlangsung cepat dan cukup
kerusakan besar menimpa perumahan di besar, serta diulangi berkali-kali (contoh
timur pinggiran kota dan kota getaran gempa bumi dan gelombang
satelit Christchurch, Selandia Baru setelah badai), maka air tidak sempat mengalir
gempa bumi Canterbury 2010 dan 2011. keluar sesuai waktunya sebelum siklus
pembebanan berikutnya terjadi.
Pencairan tanah atau likuifaksi
tanah (soil liquefaction) adalah fenomena Tekanan air pori ekses tersebut dapat
yang terjadi ketika tanah yang jenuh air bertambah melebihi tekanan kontak
atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan antara butir-butir tanah yang menjaga
kekakuan akibat adanya peningkatan mereka tetap saling bersentuhan satu
tegangan yang sangat besar secara tiba- sama lain. Kontak antara butir-butir ini
tiba, misalnya getaran akibat gempa bumi merupakan media pemindahan berat
dengan magnitude yang cukup besar atau bangunan dan lapisan tanah di atas dari
perubahan tegangan lain secara permukaan tanah ke lapisan tanah atau
mendadak, sehingga tanah yang padat batuan pada lapisan yang lebih dalam.
berubah perilakunya menjadi seperti fluida Hal ini menyebabkan tanah kehilangan
atau cairan dan kehilangan kekuatan semua kekuatannya (kemampuan untuk
dukukungnya. Fenomena ini paling sering memindahkan tegangan geser) dan
diamati pada tanah berpasir yang jenuh fenomena ini terlihat seperti mengalir
dan tidak padat (loose). Ini karena pasir menyerupai cairan maka disebut
lepas merupakan jenis tanah yang tidak pencairan tanah (likuifaksi tanah).
memiliki ikatan antar butiran Kejadian likuifaksi di Palu merupakan
(cohesionless) serta memiliki penyebab utama kerusakan rumah dan
kecenderungan untuk memampat ketika infrastruktur di atasnya. Umumnya
mengalami tegangan. Jika tanah jenuh kejadian likuifaksi didahului oleh
213
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
peristiawa yang disebut dengan sand boil mencapai beberapa meter seperti yang
atau naiknya lapisan pasir ke permukaan terjadi di Sigi dan Balaroa (Tim Peneliti
tanah. Unpar, 2019). Di beberapa lokasi dimana
tegangan geser pada lapisan tanah di
(a) Naiknya Lapisan Pasir (Sand Boil)
permukaan justru selalu naik terhadap
Sand boil atau keluarnya pasir dari bawah
regangan geser ketika terjadi likuifaksi
permukaan tanah tidak selalu
maka yang terjadi adalah cyclic mobility
menyebabkan keruntuhan tanah tetapi
dan bukan lateral spread. Pada cyclic
mengindikasikan bahwa di bawah
mobility semakin besar regangan geser
permukaan tanah terjadi likuifaksi. Hal ini
maka tegangan geser juga semakin besar
terjadi karena air yang naik ke permukaan
dan kondisi tanah makin kuat.
tanah akibat peningkatan tegangan air
Deformasi yang ditimbulkan oleh cyclic
pori ekses tersebut membawa material
mobility umumnya terbatas dan serupa
pasir dari bawah. Air bertekanan tinggi
dengan perpindahan lateral.
yang muncul di lapisan permukaan tanah
yang tidak mengalami likuifaksi dan
membawa tanah sedimen untuk kemudian
diendapkan seperti kerucut berkawah
yang terbentuk dalam jumlah yang besar.
Sehingga seringkali terjadi perpindahan
secara lateral di bagian permukaan tanah.
Gambar 7. Liquifaksi yang
menghancurkan jalan di wilayah Sigi
(b) Perpindahan Lateral (Lateral Spread)
215
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
216
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
L. Manullang/ Br. Sektor V 1) Kasus retak pada lantai karena tanah naik dan turun
Situmorang (urugan) menggunakan tanah merah dan tanah
timbunan, urugan tanah 1 meter lebih, tanah dasar
adalah tanah rawa. Solusinya: di bongkar dan di
padatkan kembali dengan menggunakan alat pemadat
(vibrating plate compactor) per 20 cm.
2) Retak pada sambungan kolom dengan balok (Beam -
column joint). Solusinya: tembok di bobol dan di beri
sambungan antara kolom dengan dinding. Steknya
kurang lebih 40 cm dengan jarak per 20 cm.
3) Sambungan antara kolom dengan balok deberi
bengkokan tulangan / stek tulangan (40d).
P. W Sinambela/ Br. Jl. Ramba 1 No. 1) Kasus retak pada lantai karena tanah naik dan turun
Sitorus 25 A (urugan) menggunakan tanah merah dan tanah
timbunan, urugan tanah 1 meter lebih, tanah dasar
adalah tanah rawa.Solusinya: di bongkar dan di padatkan
kembali dengan menggunakan alat pemadat per 20 cm.
2) Retak pada sambungan kolom dengan balok (beam-
colunm joint).
3) Solusinya: tembok di bobol dan di beri sambungan antara
kolom dengan dinding. Steknya kurang lebih 40 cm
dengan jarak per 20 cm.
4) Sambungan antara kolom dengan balok deberi
bengkokan tulangan/ stek tulangan (40d).
P. W Sinambela/ Br. Jl.Dewi sartika 1) Kasus retak pada lantai karena tanah naik dan turun
Sitorus lorong ramba 1 (urugan) menggunakan tanah merah dan tanah
No. 56 D timbunan, urugan tanah 1 meter lebih, tanah dasar
adalah tanah rawa. Solusinya: di bongkar dan di
padatkan kembali dengan menggunakan alat pemadat
per 20 cm.
2) Retak pada sambungan kolom dengan balok. Solusinya:
tembok di bobol dan di beri sambungan antara kolom
dengan dinding. Steknya kurang lebih 40 cm dengan
jarak per 20 cm.
3) Sambungan antara kolom dengan balok deberi
bengkokan tulangan (stek tulangan).
M. Simanjuntak/ Br. Jl.Dewi sartika 1) Kasus retak pada lantai karena tanah naik dan turun
218
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
219
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
220
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
assemen ke rumah mereka para warga d) Struktur bangunan (slof, kolom, dan ring
221
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 208 - 222
222