2. Landasan hukum kesehatan bertumpu pada hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai hak
dasar sosial (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua) hak dasar individu, yaitu
A. Informasi dan menentukan nasib sendiri
B. Ekonomi dan menentukan nasib sendiri
C. Ekonomi dan menentukan tindakan medik
D. Informasi dan menentukan tindakan medic
3. Perkembangan hukum kesehatan yang merupakan bidang hukum baru dimulai pada tahun
A. 1982
B. 1983
C. 1987
D. 1967
4. Sumber hukum kesehatan tidak hanya bertumpu pada hukum tertulis tetapi lainya antara
lain
A. Jurisprudensi, Pendapat ahli hukum, ahli bahasa
B. Pendapat ahli hukum, consensus, ahli filsafat
C. Pendapat ahli kedokteran, traktat, jurispridesi
D. Doktrin, jurisprudensi, ahli bahasa
5. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pernyataan tersebut secara tegas terdapat pada peraturan perundang-undangan;
A. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
B. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
C. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
D. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
6. Sesuai dengan pasal 30 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, fasilitas
pelayanan kesehatan menurut jenis pelayanannya terdiri atas;
A. Pelayanan Kesehatan Perseorangan, Pelayanan Kesehatan Masyarakat
B. Pelayanan Kesehatan Modern, Pelayanan Kesehatan Tradisional
C. Pelayanan Kesehatan Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan
D. Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Kesehatan Keluarga
7. Suatu hasil yang tidak diharapkan di bidang medik sebenarnya dapat diakibatkan oleh
beberapa kemungkinan. Manakah pernyataan yang salah?
A. Hasil dari suatu kelalaian medik
B. Hasil dari suatu kesengajaan
C. Hasil dari suatu perjalanan penyakitnya sendiri, berhubungan dengan tindakan medis
yang dilakukan dokter
D. Hasil dari suatu risiko yang tak dapat dihindari, yaitu risiko yang tak dapat diketahui
sebelumnya
10. Bunyi Pasal 58 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah;
A. Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut
B. Setiap orang bertanggung-jawa tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-
hatiannya
C. Seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya
sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang
menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah
pengawasannya
D. Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau
kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya
11. Ketentuan mengenai perjanjian dijelaskan pada KUH Perdata yang tercantum pada:
A. Pasal 1313 KUH Perdata
B. Pasal 1315 KUH Perdata
C. Pasal 1320 KUH Perdata
D. Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata
12. Ketentuan dan syarat sahnya suatu perjanjian telah diatur pada KUH Perdata
A. Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata
B. Pasal 1320 KUH Perdata
C. Pasal 1315 KUH Perdata
D. Pasal 1313 KUH Perdata
13. Asas yang menyatakan bahwa suatu kontrak yang dibuat secara sah oleh para pihak
mengikat para pihak tersebut secara penuh sesuai isi kontrak tersebut, mengikat secara
penuh suatu kontrak yang dibuat para pihak tersebut oleh hukum kekuatannya sama
dengan kekuatan mengikat undang-undang disebut;
A. Asas itikad baik
B. Asas Personalia
C. Asas kebebasan berkontrak
D. Asas Pacta Sunt Servanda
14. Asas ini diatur dan dapat kita temukan dalam ketentuan Pasal 1315 KUH Perdata, yaitu;
A. Asas itikad baik
B. Asas Personalia
C. Asas kebebasan berkontrak
D. Asas Pacta Sunt Servanda
15. Pernyataan yang benar tentang transaksi terapeutik
A. Perjanjian terapeutik merupakan resultaatverbintenis
B. Perjanjian terapeutik merupakan inspaningverbintenis
C. Subyek perjanjian terapeutik adalah dokter
D. Subyek perjanjian terapeutik adalah dokter
16. Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai
tindakan tersebut secara lengkap;
A. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
B. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
C. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008
D. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 Tahun 2008
19. Pihak pasien yang berhak menandatangani persetujuan medis tersebut terdiri dari: pasien
sendiri, istri, suami, anak kandung, ayah/ ibu kandung, ataupun saudarasaudara kandung.
A. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 Tahun 2008
B. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008
C. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
D. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
22. Tidak diperlukan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik, merupakan kriteria isi
rekam medis untuk pasien
A. Dalam keadaan bencana
B. Rawat jalan
C. Rawat inap
D. Gawat darurat
23. Jangka waktu penyimpanan rekam medis pada pasien rawat inap di rumah sakit adalah
A. 25 tahun
B. 10 tahun
C. 5 tahun
D. 2 tahun
24. Jangka waktu penyimpanan rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah
sakit adalah
A. 25 tahun
B. 10 tahun
C. 5 tahun
D. 2 tahun
25. Jangka waktu penyimpanan ringkasan rekam medis pada pasien rawat inap di rumah sakit
adalah
A. 25 tahun
B. 10 tahun
C. 5 tahun
D. 2 tahun
----------------------------------------SELAMAT MENGERJAKAN--------------------------------------
Jawaban:
3) D.1967
10) D.Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadapseseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggarakese
hatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahanatau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya
20) D.Persetujuan atau penolakan tindak medis dapat di berikan oleh pasien atau keluarga
pasien
21) C.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008
Jawaban essay
1)Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum kesehatan merupakan seperangkat
kaidah yang mengatur secara khusus segala aspek yang berkaitan dengan upaya dan pemeliharaan di
bidang kesehatan.
Dengan adanya hukum kesehatan tersebut tidak hanya meluruskan sikap dan pandangan masyarakat,
akan tetapi akan melususkan sikap dan pandangan kelompok dokter yang sering merasa enggan jika
perurusan dengan meja peradialan.
2)adverse event yang disebabkan lebih oleh kesalahan pengobatan (treatment) dan bukan karena
kondisi pasien. Korban Kejadian tidak diharapkan (KTD)/adverse event bervariasi dari yang ringan seperti
mual, gatal-gatal dan diare sehingga harus dirawat lebih lama sampai pada akibat yang fatal seperti
misalnya cacat seumur hidup dan bahkan meninggal. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/adverse event
jelas merugikan pasien, selain mereka harus membayar lebih untuk pengobatan karena suatu kesalahan
namun juga kesehatan fisik dan juga jiwa mereka turut terancam.