PDF Alat Bedah Tulang
PDF Alat Bedah Tulang
LOGIKA KUMULATIF-ATERNATIF
DiSuSun Oleh :
M.Hanif
LOGIKA KUMULATIF
Logika kumulatif adalah logika yang
didasarkan pada aktifitas pembentukan
undang-undang dan aktifitas tersebut memilki
alas an-alasan historis,
sosiologis, yuridis, dan politis. Suatu undang-
undang dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat,
dan pembentukannya didasari oleh “kehendak”
politik parlemen. Tanpa kehendak politik, maka
suatudrijaantcuahnkgaann uunntduakndgi-
Makan tau minum dahulu baru melanjutkan perjalanan.
Maksudnya adalah, jika tidak mau mau makan, minumlah
mdianhumlud. aBheurlbuebdarduejnaglan”baurntyini
yka,limakt;an“mdankamn idnaunm harus dilakukan
baru bisa dijalan.
LOGIKA KUMULATIF-
ALTERNATIF
Selain logika kumulatif yang dihubungkan
dengan kata “dan” dan logika alternatif
yang dihubungkan dengan kata “atau”,
maka logika ketiga yang dimuat dalam
undang-undang adalah kumulatif-
alternatif yang diwakili oleh kata
“dan/atau”.
LOGIKA KUMULATIF
Contoh:
Pasal 5 UU Nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan
Dalam membentuk peraturan perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada asas
pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, yang meliputi:
Kejelasan tujuan;
Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
Dapat dilaksanakan;
Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
Kejelasan rumusan;dan
Keterbulkaan.
Kata “dan” setelah sederet asas yang lain, menunjukkan bahwa “keterbukaan” setelah kata
“dan” adalah satu kesatuan. Maksudnya adalah bahwa suatu rancangan undang-undang yang
yang dibentuk oleh DPR dan pemerintah harus memenuhi ketujuh asas tersebut sekalgus,
sebagai syarat suatu undang-undang dikatakan memenuhi syarat formal dan materiel.
Karena asas adalah prinsip, maka suatu prisip tidak cukup mencakup formalnya saja, tetapi
juga materielnya suatu undang-undang.
LOGIKA ALTERNATIF
Contoh:
negara?
Ketiga macam logika yang diuraikan diatas ditempatkan dalam kontruksi peraturan
perundang-undangan. Oleh karena itu, ketiga macam logika tersebut dapat disebut
sebagai logika praktis atau logika terapan. Hal ini disebabkan oleh penggunaannya
yang semata-mata merujukmpada kegiatan praktis penyusunan peraturan perundang-
undangan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun parlemen. Presiden dalam hal
isneicdaarapaBtemrseanmgaa-jsuakmaan draenncgaanngparnepsirduenndatenr-
kuanidtadnegnagna,nkesupaatduarDaPnRcadnagnanDPpRermateumrabnahas
perundang-undangan.
KESIMPULAN
Logika Kumulatif
Stelsel kumulatif ini ditandai dengan ciri adanya kata”dan”. UU
tindak pidana korupsi merupakan salah satu contoh UU yang
menganut stelsel ini.Dengan adanya kata “dan”, maka hakim harus
menjatuhkan pidana dua-duanya.
Logika Alternatif
Ciri khas suatu UU mengatur stelsel pemidanaan yang alternatif
yaitu norma dalam UU ditandai dengan kata “atau”. Misalnya ada
norma dalam UU yang berbunyi “… diancam dengan pidana penjara
atau pidana denda…”. Contoh UU yang menganut stelsel ini yaitu
KUHP, UU Merek.
Logika Kumulatif-Alternatif