Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Negara Hukum

Menurut Immanuel Kant dalam Darusman (2013) keberadaan suatu negara


dilandaskan aturan atau hukum, bukan berlandasakan kekuasaan. Sementara itu,
menurut Kant dalam Siallagan (2016) negara hukum dalam pengertian khususnya
merupakan alat perlindungan hak individual dan kekuasaan negara secara pasif
memiliku tugas untuk memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat.1

Menurut Kant, sifat negara hukum pada abad ke-19 berlandaskan pada liberty
yang berarti suatu kondisi yang dapat mewujudkan kehendak secara bebas dan
dibatasi seperlunya, serta asas demokrasi pada abad ini berlandaskan pada equality.

Maka dalam perkembangannya, ciri negara hukum yaitu memiliki Undang-


Undang Dasar atau konstitusi yang mengatur ketentuan tertulis terkait hubungan
antara masyarakat dan pemerintah, mengatur terkait pemisahan kekuasaan, serta
tindakan pemerintah yang harus berlandaskan pada undang-undang serta menjamin
hak dasar serta hak kebebasan masyarakat.

2. Undang-Undang Dasar 1945

Sebagai negara yang berlandaskan hukum, Indonesia memiliki dasar hukum


yang mengikat seluruh aktivitas dan keberlangsungan hidup masyarakat dan tata
negaranya. Hal ini karena Undang-Undang dasar merupakan landasan dari berbagai
peraturan yang berlaku di Indonesia. Dikutip dari (Rahma & Thalib, 2019) undang-
Undang Dasar 1956 atau singkatnya UUD 1945 merupakan dasar hukum tertulis
dan konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar
1945 juga merupakan dasar hukum yang mengikat pemerintah, lembaga negara,
lembaga masyarakat, dan mengikat seluruh penduduk.2

Dikutip dari Astawa (2017) dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Dasar


1945 poin I, disebutkan bahwa: “Undang-undang Dasar suatu negara ialah hanya
sebagian dari hukumnya dasar Negara itu. Undang-undang Dasar ialah hukum dasar
yang tertulis, sedang disampingnya Undang-undang dasar itu berlaku juga hukum
1
Haposan Siallagan, Penerapan Prinsip Negara Hukum di Indonesia, Sosiohumaniora, 2016.
2
Adewiyatun Rahma, Ahmad Arsyad Thalib, Undang-Undang Dasar 1945, Preprints, 2019.
dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar
yan timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak
tertulis.”

Selain itu, sebagai dasar hukum, Undang-Undang Dasar menjadi sumber hukum
tertinggi dari keseluruhan produk hukum yang ada di Indonesia. Produk hukum
yang dimaksud ialah produk hukum seperti peraturan pemerintah, ketetapan
presiden, undang-undang, dan aturan lainnya. Segala tindakan atau kebijakan dari
pemerintah juga tak lepas dari keterkaitan dengan Undang-Undang Dasar sebagai
landasan serta sumber aturan yang kedudukannya lebih tinggi dan harus dapat
dipertanggungjawabkan.3

Pengertian lain disebutkan oleh Prof. Kusumadi Pudjosewojo, Undang-Undang


Dasar merupakan induk dari semua peraturan perundang-undangan yang ada di
negara tersebut. Undang-Undang Dasar adalah aturan pokok yang menentukan
segala jenis peraturan perundang-undangan yang harusnya ada, lembaga instansi
mana yang dapat membuat hingga merubah aturan yang ada, hingga menentukan
terkait siapa yang berwenag dalam melakukan pembuatan hingga perubahan
tersebut.4

Selain itu, dikutip dari Henri (2018) yang mengutip dalam buku Constitutional
Law, E.C.S Wade menyebutkan bahwa Undang-Undang Dasar merupakan naskah
yang memaparkan kerangka serta menentukan dasar serta cara kerja suatu lembaga
pemerintahan negara.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang Dasar merupakan


aturan atau landasan hukum suatu negara yang mengatur terkait kerangka kerja,
hubungan masyarakat dengan pemerintah, menjadi landasan pembuatan hingga
perubahan aturan lain yang terdapat di suatu negara, serta menjadi sumber hukum
tertinggi di suatu negara.

3. Amandemen
3
I Putu Ari Astawa, Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Berdasarkan Pancasila Dan Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945, 2017.
4
Henri, Pengertian UUD 1945 Menurut Para Ahli, 2018.
Secara etimologis, amandemen berasal dari Bahasa Inggris : “To Amend”
diartikan sebagai “To Make Better. To Remove The Faults”. Selanjutnya
amandemen diartikan sebagai A Change For The Better. A Correction Of Error.
Yang mana jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, maka amandemen adalah
proses merubah isi Undang-Undang Dasar atau aturan lain untuk membuatnya
menjadi lebih baik dan membenarkan sesuatu yang salah. Dalam pengertian hukum
ketatanegaraan, amandemen berarti mengubah, menambah, bahkan menghapus
pasal atau ketentuan yang ada dalam perundang-undangan itu sendiri.5

Dikutip dari Pratiwi (2021) Amandemen menurut Shorter Oxfor English


Dictionary ialah tindakan atau hasil dari mengubah. Amandemen juga diartikan
sebagai tindakan menghapus kesalahan atau mereformasi hal terkait hukum, baik
yang tertulis maupun dalam prosesnya.

Sementara itu, menurut Webster’s Third New International Dictionary,


amandemen adalah tindakan merubah untuk mendapat hasil yang lebih baik,
tindakan untuk memperbaiki satu atau beberapa kesalahan. Selain itu, amandemen
juga merupakan proses mengubah RUU, UU, atau Undang-Undang Dasar yang
mengatur terkait amandemennya itu sendiri. Perubahan ini terjadi atas usulan atau
dorongan untuk membuat peraturan menjadi lebih baik.6

Dalam Chmbers, amandemen juga berarti perubahan atau adopsi terhadap suatu
perjanjian, dokumen, atau hal lainnya yang perubahannya diusulkan dalam suatu
Rancangan Undang-Undang yang sedang dipertimbangkan.

Sementara itu, menurut Sujatmiko, amandemen ialah suatu solusi yang


diperlukan untuk menyempurnakan konstitusi yang merupakan aturan tertinggi
dalam kelangsungan kenegaraan yang hingga saat ini masih belum sempurna.

Terjadinya amandemen tentunya memliki alasan, yang antara lain ialah:7

1. Sebagai upaya dalam penyempurnaan dasar hukum atas penyelenggaraan


negara yang sifatnya demokratis serta modern.
5
Yoyon M. Darusman, Kajian Yuridis Urgensi Amandemen Kelima Undang-Undang Dasar 1945 Dalam
Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia, 2013.
6
Pratiwi, BAB III Urgensi Amandemen UUD 1945, Repository UIN Banten, 2021.
7
Litalia, Amandemen UUD 1945: Pengertian, Sejarah, Tokoh & Hasil, 2016.
2. Sebagai upaya untuk menyempurnakan aturan dasar untuk mencapai tujuan
nasional.
3. Sebagai langkah penyempurnaan jaminan dan pelaksanaan kedaulatan
rakyat.
4. Sebagai upaya penyempurnaan jaminan dan perlindungan HAM.
5. Sebagai upaya dalam penyempurnaan konstitusional juga untuk mewujdukan
kesejahteraan social, menegakkan moral, etika, dan solidaritas berbagsa dan
bernegara, serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa amandemen adalah suatu perubahan


yang didalamnya terdapat proses penghapusan, memperbaiki untuk tujuan yang
lebih baik, dan mereformasi suatu hukum yang berlaku. Dimana perubahan ini
terjadi atas usulan atau dorongan agar suatu aturan menjadi lebih baik dengan
pertimbangan penyempurnaan aturan dalam menjamin hak masyarakat,
menegakkan kesejahteraan, dan mencerdasakan bangsa sesuai tujuan nasional.
Daftar Pustaka

Astawa, I. P. (2017). Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Berdasarkan Pancasila


Dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Simdos Unud.

Darusman, Y. M. (2013). Kajian Yuridis Urgensi Amandemen Kelima Undang-Undang


Dasar 1945 Dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. ADIL: Jurnal
Hukum.

Dina. (n.d.). Bab IV. Staff Universitas Negeri Yogyakarta.

Henri. (2018, Mei 23). Pengertian UUD 1945 menurut para ahli. Retrieved November
25, 2022, from Butew: https://butew.com/2018/05/23/pengertian-uud-1945-
menurut-para-ahli/#:~:text=Pengertian%20UUD%201945%20menurut%20para
%20ahli%20yaitu%20%3A&text=Menurut%20E.C.S%20Wade%2Cdalam
%20bukunya,cara%20kerja%20badan%2Flembaga%20negara.

Litalia. (2016). Amandemen UUD 1945: Pengertian, Sejarah, Tokoh & Hasil. Retrieved
November 25, 2022, from Jurnal Ponsel:
https://www.jurnalponsel.com/pengertian-amandemen-uud-1945/

Pratiwi, W. (2021). BAB III Urgensi Amandemen UUD 1945. Repository UIN Banten.

Rahma, A., & Thalib, A. A. (2019). Undang-Undang Dasar 1945. Preprints.

Siallagan, H. (2016). Penerapan Prinsip Negara Hukum di Indonesia. Sosiohumaniora,


131-137.

Anda mungkin juga menyukai