Anda di halaman 1dari 10

Pola fungsi kesehatan nutrisi–metabolik dan aktivitas – latihan pada penderita gangren diabetik

Akde Triyoga, Teti Yuliani

POLA FUNGSI KESEHATAN NUTRISI–METABOLIK DAN AKTIVITAS –


LATIHAN PADA PENDERITA GANGREN DIABETIK

PATTERN FUNCTION-METABOLIC NUTRITION HEALTH AND ACTIVITIES -


TRAINING IN PATIENTS DIABETIC GANGRENE

Akde Triyoga, Teti Yuliani


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470
Email stikesbaptisjurnal@ymail.com

ABSTRAK

Gangren adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakit
diabetes mellitus, yang umumnya terjadi pada tungkai. Ditandai dengan pertukaran
selulitis dan timbulnya bula yang hemoragik dengan kuman penyebab streptocococus.
Gangren diabetik memberi dampak perubahan pola fungsi kesehatan. Tujuan penelitian
adalah mempelajari gambaran pola fungsi kesehatan pada penderita gangren diabetik
menurut Gordon. Desain penelitian deskriptif, populasi semua pasien Gangren Diabetik.
Besar sampel 30 responden menggunakan Purposive Sampling. Variabel penelitian
Nutrisi–metabolik dan aktivitas–latihan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner,
pengolahan data dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan penderita
gangren diabetik yang memiliki pola fungsi kesehatan nutrisi-metabolik cukup 25
responden (83,3%), pola fungsi kesehatan aktivitas-latihan cukup 22 responden (73.3%).
Disimpulkan pasien gangren diabetik memiliki perubahan pola fungsi kesehatan nutrisi-
metabolik dan aktivitas-latihan cukup.

Kata kunci : pola fungsi kesehatan, gangren diabetik, konsep Gordon

ABSTRACT

Gangrene is tissue necrosis in peripheral parts of the body due to diabetes mellitus,
which usually occur in the legs. Characterize by celulitis exchanges and the emergence of
hemorhagic bullae with streptocococus causing germs. Diabetic gangrene impact change
patterns of health functions. The purpose of research is to study the picture of patterns of
health function in patients with diabetic gangrene according to Gordon. Descriptif study
design, patient population of all diabetic gangrene. The sample size of 30 respondents
using purposive sampling. Variables Nutrition research-metabolic and activity-exercise.
The research instrument used questionnaires, data processing with the frequency
distribution. The result showed that diabetic gangrene patients have a pattern of
nutritional-metabolic health functions fairly 25 respondents (83.3%), health function-
activity patterns enough exercise 22 respondents (73.3%). Concluded diabetic gangrene
patients have changing patterns of nutritional health-metabolic function and activity-
exercise enough.

Keywords: patterns of health function, diabetic gangrene, the concept of Gordon

50
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

Pendahuluan perkembangan, budaya, dan sosial serta


spiritual.(Gordon.1994). Pola Fungsional
Kesehatan dapat dikaji perkembangannya
Diabetes Melitus selanjutnya sejalan dengan perubahan waktu.
disebut (DM) adalah keadaan Perubahan tersebut meliputi perubahan
hiperglikemi kronik yang disertai persepsi kesehatan yaitu adanya persepsi
berbagai kelainan metabolik akibat negatif contonya seperti kurang
gangguan hormonal yang menimbulkan keyakinan untuk kesembuhan luka
berbagai komplikasi kronik pada mata, ditambah lagi dengan perubahan
ginjal, saraf dan pembuluh darah (Rendy manajemen kesehatan dimana penderita
dan Margareth, 2012). DM dapat kurang aktif untuk kontrol luka
mengakibatkan berbagai komplikasi gangrennya. Gangren diabetik dapat juga
berupa kerentanan berlebih terhadap menyebabkan terjadi perubahan nutrisi-
infeksi yang berakibat mudah terjadi metabolik dimana penderita akan sering
infeksi pada saluran kemih, tuberkulosis makan dan minum, hal ini diakibatkan
paru dan infeksi kaki, kemudian dapat karena defisiensi insulin. Selain itu
berkembang menjadi ulkus atau gangren penderita juga mengalami kelemahan
diabetik. Gangren diabetik ini sering otot yang mengakibatkan aktivitas-
berakhir dengan kecacatan dan kematian. latihan tergantung pada orang lain.
Sampai saat ini, di Indonesia gangren (Bararah dan Jauhar, 2013).
diabetik masih merupakan masalah yang Data dari Amerika Serikat
rumit dan tidak terkelola dengan menyebutkan 6% penduduk Amerika
maksimal, karena sedikit sekali orang Serikat adalah diabetisi (penderita
yang berminat menggeluti perawatan diabetes) dan 15% dari mereka
ganggren diabetik. Pendidikan khusus mengalami luka gangren diabetik
untuk pengelola ganggren diabetik belum (Ekaputra, 2013). Data di Ruang
ada seperti : podiatrist, chiropodist Perawatan Penyakit Dalam Rumah Sakit
(Sudoyo, 2006). Penderita gangren Ciptomangunkusumo tahun 2007
diabetik dapat kehilangan sensasi pada menunjukkan, dari 111 pasien diabetes
bagian-bagian perifer yang memperberat yang dirawat dengan masalah kaki
perkembangan ulkus. Defisiensi sensori diabetik. Berdasarkan data yang
meliputi kehilangan persepsi nyeri, diperoleh dari Rekam Medis Rumah
temperatur, sentuhan ringan dan tekanan. Sakit Baptis Kediri selama bulan
Walaupun beberapa pasien memiliki September- November 2014 dari total
gejala parestesia atau nyeri, kebanyakan keseluruhan yang rawat inap dan rawat
pasien tidak menyadari kalau kehilangan jalan sebanyak 1245 orang dengan DM
sensasi proteksinya (Schaper, Prompers (Diabetes melitus). Berdasarkan hasil pra
& Huijberts, 2007 dikutip dalam penelitian yang telah dilakukan pada
Tarwoto, 2012). Penyakit gangren kaki tanggal 9-10 November 2014 di Rumah
diabetik akan mempengaruhi kehidupan Sakit Baptis Kediri dengan jumlah
individu dalam hal perubahan pola fungsi sebesar 10 responden didapatkan hasil
kesehatan. Pola didefinisikan seperti pola fungsi kesehatan menurut Gordon
pembentukan tingkah laku yang terjadi dari 11 peneliti mengambil 2 pola fungsi
secara berangkai. (Gordon,1994). “Pola kesehatan yaitu Nutrisi-metabolik dan
Fungsional Kesehatan (cara Hidup) klien aktivitas-latihan. Hasil pra penelitian
yaitu apakah pribadi, keluarga atau didapatkan bahwa kedua hal tersebut
masyarakat, berkembang dari interaksi masih menjadi hal yang belum dipahami
klien-lingkungan. Masing-masing pola terbukti bahwa dari 10 pasien perubahan
adalah penjabaran dari gabungan pola fungsi kesehatan nutrisi–metabolik
biopsikososial. Tidak satupun pola yang 30%, aktivitas–latihan memiliki sebesar
dapat dimengerti tanpa mengetahui pola 40%.
yang lain. Pola fungsional kesehatan Gangren diabetik dapat sangat
dapat dipengaruhi oleh faktor biologi, mencemaskan bukan saja penderita

51
Pola fungsi kesehatan nutrisi–metabolik dan aktivitas – latihan pada penderita gangren diabetik
Akde Triyoga, Teti Yuliani

gangren diabetik tetapi juga dokter yang keluhan sering kencing, banyak makan,
merawat, dari hasil pengobatan yang banyak minum. Adanya hiperglikemia
buruk, baik berupa angka amputasi menyebabkan terjadinya diuresis osmotik
maupun angka kematian yang cukup yang menyebabkan pasien sering kencing
tinggi disertai biaya perawatan yang (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada
mahal. Faktor yang berpengaruh terhadap urine (glukosuria). Adanya poliuri, nyeri
terjadinya gangren diabetik yaitu faktor pada kaki yang luka dan situasi rumah
endogen yang meliputi genetik sakit yang ramai akan mempengaruhi
metabolik, angiopati diabetik, neuropati waktu tidur dan istirahat penderita,
diabetik, dan faktor eksogen yang sehingga pola tidur dan waktu tidur
meliputi adanya trauma, infeksi dan obat. penderita mengalami perubahan. Adanya
Angiopati, neuropati dan infeksi luka gangren dan kelemahan otot-otot
merupakan faktor utama yang pada tungkai bawah menyebabkan
menimbulkan ulkus diabetik atau penderita tidak mampu melaksanakan
gangren diabetik. Adanya neuropati aktivitas sehari-hari secara maksimal,
perifer akan menyebabkan hilang atau penderita mudah mengalami kelelahan.
menurunnya sensasi nyeri pada kaki, Luka gangren yang sukar sembuh dan
sehingga akan mengalami trauma tanpa berbau menyebabkan penderita malu dan
terasa yang mengakibatkan terjadinya menarik diri dari pergaulan. Pasien
ulkus atau gangren pada kaki ganggguan dengan gangren cenderung mengalami
motorik juga akan mengakibatkan neuropati atau mati rasa pada luka
terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga sehingga tidak peka terhadap adanya
merubah titik tumpu yang menyebabkan trauma. Adanya perubahan fungsi dan
ulserasi pada kaki klien (Wijaya dan struktur tubuh akan menyebabkan
Putri, 2013). Penderita gangren diabetik penderita mengalami gangguan pada
juga akan mengalami perubahan pola dan gambaran diri. Luka yang sukar sembuh,
gaya hidup akibat gangren diabetik yang lamanya perawatan, banyaknya biaya
dideritanya yang meliputi perubahan pola perawatan dan pengobatan menyebabkan
fungsi kesehatan pada penderita yang pasien mengalami kecemasan dan
meliputi perubahan persepsi kesehatan – gangguan peran pada keluarga (self
manajemen kesehatan seperti kurangnya esteem). Angiopati dapat terjadi pada
pengetahuan tentang dampak gangren sistem pembuluh darah di organ
diabetik, nutrisi – metabolik, aktivitas – reproduksi sehingga menyebabkan
latihan seperti penderita tidak mampu gangguan potensi seks, gangguan kualitas
melakukan aktifitas sehari-hari, tidur – maupun ereksi, serta memberi dampak
istirahat seperti adanya nyeri pada kaki pada proses ejakulasi serta orgasme.
dan mengakibatkan penderita mengalami Lamanya waktu perawatan, perjalanan
perubahan pola tidur dan istirahat, koping penyakit yang kronik, perasaan tidak
– toleransi stres seperti munculnya rasa berdaya karena ketergantungan
cemas dan mudah tersinggung akibat menyebabkan reaksi psikologis yang
luka gangren yang dialami (Bararah dan negatif yang berupa marah, kecemasan,
Jauhar, 2013). Pada pasien gangren kaki mudah tersinggung dan lain-lain, dapat
diabetik terjadi perubahan persepsi sehat menyebabkan penderita tidak mampu
dan manajemen sehat karena kurangnya menggunakan mekanisme koping yang
pengetahuan tentang dampak gangren konstruktif atau adaptif. Adanya
diabetik sehingga menimbulkan persepsi perubahan status kesehatan dan
yang negatif terhadap dirinya dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada
kecenderungan untuk tidak mematuhi kaki tidak menghambat penderita dalam
prosedur pengobatan dan perawatan yang melaksanakan ibadah tetapi
lama. Akibat produksi insulin tidak mempengaruhi pola ibadah penderita
adekuat atau adanya defisiensi insulin (Bararah dan Jauhar, 2013).
maka kadar gula darah tidak dapat Solusi dari pola fungsi kesehatan
dipertahankan sehingga menimbulkan yaitu perlu adanya penjelasan yang benar

52
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

dan mudah dimengerti pasien, perlunya


perawatan luka khusus untuk penderita Metodologi Penelitian
ganggren diabetik agar tidak terjadi
komplikasi berlanjut seperti debridement,
terapi antibiotik dan pemilihan jenis Desain penelitian deskriptif.
balutan. Dukungan dari keluarga juga Populasi dalam penelitian ini Semua
sangat dibutuhkan oleh penderita untuk Pasien dengan Gangren Diabetik di
memotivasi agar tetap berfikiran positif Rumah Sakit Baptis Kediri sebanyak 35
tentang penyakitnya. Proses keperawatan responden dalam 1 bulan terakhir. Besar
merupakan suatu metode yang sistematik sampel 30 responden yang dihitung
yang mengurangi masalah-masalah sengan rumus estimasi proporsi yang
keperawatan khususnya diabetik. Proses diambil menggunakan teknik Purposive
keperawatan ini meliputi lima tahap yaitu Sampling. Variabel penelitian Nutrisi-
pengkajian, diagnosa keperawatan, metabolik dan aktivitas-latihan.
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Instrumen penelitian menggunakan
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kuesioner, pengolahan data dengan
tentang gambaran Pola Fungsi Kesehatan menggunakan distribusi frekuensi
Nutrisi-Metabolik dan Aktivitas-Latihan melalui software komputer.
pada penderita Gangren Diabetik.

Hasil Penelitian

Tabel 1. Pola Fungsi Kesehatan Nutrisi–Metabolik pada penderita Gangren Diabetik di


Rumah Sakit Baptis Kediri pada Tanggal 5 Januari – 5 Februari 2015 (n=30)
Kategori
Nutrisi – Metabolik Σ %
Baik % Cukup % Kurang %
Konsumsi makanan dan
3 10 20 66.7 7 23.3 30 100
minuman sehari-hari
Makanan kesukaan 1 3.3 29 96.7 0 0 30 100
Makanan tambahan untuk
0 0 10 33.3 20 66.7 30 100
diit

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan berdasarkan indikator makanan kesukaan


bahwa pola nutrisi-metabolik bedasarkan mayoritas cukup (96.7%), dan
indikator konsumsi makanan dan berdasarkan indikator makanan tambahan
minuman sehari-hari cukup (66.7%), untuk diit kurang (66.7%).

Tabel 2. Pola Fungsi Kesehatan Aktivitas–Latihan pada penderita Gangren Diabetik di


Rumah Sakit Baptis Kediri pada Tanggal 5 Januari – 5 Februari 2015 (n=30)
Kategori
Aktivitas – Latihan Σ %
Baik % Cukup % Kurang %
Pola yang berhubungan
dengan latihan mandiri,
2 6.7 18 60 10 33.3 30 100
aktivitas, waktu luang, dan
rekreasi
Faktor yang berpengaruh
terhadap pola yang
0 0 26 86.7 4 13.3 30 100
diinginkan (contoh, penyakit
atau cedera)

53
Pola fungsi kesehatan nutrisi–metabolik dan aktivitas – latihan pada penderita gangren diabetik
Akde Triyoga, Teti Yuliani

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan meningkat dan menyebabkan diabetes


bahwa pola fungsi kesehatan berdasarkan melitus dimana penderita diabetes
aktifitas-latihan dari kedua indikator melitus ini adalah orang dewasa gemuk
meliputi indikator pola yang di atas 40 tahun, tetapi kadang-kadang
berhubungan dengan latihan mandiri, juga menyerang segala umur
aktivitas, waktu luang, rekreasi dan (Wijayakusuma, 2007). Akibat adanya
indikator faktor yang berpengaruh produksi insulin yang tidak adekuat atau
terhadap pola yang diinginkan (contoh adanya defisiensi insulin maka dari itu
penyakit atau cedera) masing-masing kadar gula darah dalam tubuh pasien
cukup. tidak dapat dipertahankan sehingga
menimbulkan keluhan sering kencing,
banyak makan, banyak minum, berat
Pembahasan badan menurun dan mudah lelah.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
terjadi gangguan nutrisi dan metabolisme
Pola Fungsi Kesehatan Nutrisi- pada penderita gangren diabetik dan
Metabolik pada penderita Gangren dapat juga mempengaruhi status
Diabetik kesehatan pasien (Bararah dan Jauhar,
2013). Bagaimana cara pasien sendiri
dalam mengkonsumsi makanan dan
Berdasarkan hasil penelitian yang minuman sehari – harinya saat dia
dilakukan pada pasien yang menderita menderita gangren diabetik apakah
Gangren Diabetik di Rumah Sakit Baptis pasien juga sudah menambah asupan diit
Kediri dengan jumlah keseluruhan atau suplemen yang dapat membantu
responden yaitu 30 responden, dalam penyembuhan luka gangren yang
didapatkan bahwa lebih dari (50%) pola dialami oleh pasien (pendekatan Gordon)
nutrisi-metabolik diperoleh cukup yaitu menurut Barbara (2011).
22 responden (73.3%), sedangkan Fungsi utama nutrisi adalah
berdasarkan indikator konsumsi makanan memberikan energi bagi aktivitas tubuh,
dan minuman sehari-hari cenerung cukup membentuk struktur kerangka dan
66.7%, berdasarkan indikator makanan jaringan tubuh serta mengatur berbagai
kesukaan mayorits cukup 96.7%, dan proses kimiawi tubuh, untuk
berdasarkan indikator makanan tambahan pertumbuhan tubuh diperlukan zat yang
untuk diit kurang 66.7%. disebut protein, mineral, dan juga air.
Faktor nutrisi pada pasien gangren Nutrisi sendiri adalah unsur unsur yang
diabetik merupakan salah satu faktor terdapat dalam makanan dan diperlukan
penting yang berperan dalam oleh tubuh untuk berbagai keperluan
penyembuhan luka. Penderita dengan seperti menghasilkan energi, mengganti
gangren diabetik biasanya diberikan diet jaringan aus serta rusak, memproduksi
B1 dengan nilai gizi: yaitu 60% kalori substansi tertentu misalnya enzim,
karbohidrat, 20% kalori lemak, 20% hormon dan antibodi (Hartono Andry,
kalori protein (Wijaya dan Putri, 2013). 2006). Fungsi dari nutrisi sendiri adalah
Makan secara berlebihan dan melebihi untuk membentuk dan memelihara
jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengatur proses-proses
tubuh dapat memacu timbulnya diabetes dalam tubuh, sebagai sumber tenaga,
melitus, hal ini disebabkan jumlah atau melindungi tubuh dari penyakit. Nutrisi
kadar insulin oleh sel β pankres juga memiliki tiga fungsi utama yaitu
mempunyai kapasitas maksimum untuk menyediakan energi untuk proses
disekresikan. Penderita gangren diabetik pergerakan tubuh, menyediakan struktur
mengonsumsi makanan secara berlebihan material untuk jaringan tubuh seperti
dan tidak diimbangi oleh sekresi insulin tulang dan otot, dan sebagai pengatur
dalam jumlah memadai dapat proses tubuh (Ernawati, 2012).
menyebabkan kadar gula dalam darah

54
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

Nutrisi juga memilki dampak yaitu substansi yang lebih sederhana dengan
kekurangan nutrisi yang merupakan suatu membebaskan sejumlah energi (Hartono
keadaan dimana seseorang dalam Andry, 2006).
keadaan tidak puasa (normal) atau Nutrisi memberikan energi bagi
berisiko kekurangan berat badan akibat tubuh, termasuk membentuk struktur
ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kerangka dan jaringan tubuh. Nutrisi
kebutuhan tubuh untuk malakukan memiliki unsur-unsur yang terdapat
metabolisme. Kelebihan nutrisi dimana dalam makanan dan diperlukan oleh
suatu keadaan yang dialami oleh tubuh untuk berbagai keperluan seperti
seseorang yang mempunyai risiko menghasilkan energi, mengganti jaringan
peningkatan berat badan akibat asupan aus serta rusak, hormon dan antibodi.
kebutuhan metabolisme secara berlebih. Pola nutrisi-metabolik pada penelitian ini
Malnutrisi yaitu proses terjadinya didapatkan hasil cukup (83.3%), yaitu
kekurangan zat besi pada tingkat seluler pada pasien gangren diabetik di Rumah
atau sebagai sesuatu pemasukan zat gizi Sakit Baptis Kediri sudah cukup mampu
yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang dalam pemenuhan nutrisi setiap harinya
dibutuhkan oleh tubuh. Diabetes melitus untuk luka dan penyakitnya.
yaitu dimana gangguan yang terjadi Nutrisi termasuk hal yang penting
akibat nutrisi yang ditandai dengan dalam penyembuhan luka gangren
gangguan metabolisme karbohidrat yang diabetik, dalam nutrisi terdapat berbagai
disebabkan oleh kekurangan insulin atau zat-zat yang dibutuhkan untuk
penggunaan karbohidrat yang berlebih penyembuhan luka. Asupan makanan
(Ernawati, 2012). yang terlalu berlebih pula dapat
Metabolisme merupakan reaksi mengakibatkan kadar gula dalam darah
biokimia dalam sel-sel tubuh yang hidup meningkat dan akhirnya menyebabkan
untuk memanfaatkan zat-zat gizi seperti diabetes yang memicu terjadinya gangren
glukosa dari hasil pencernaan diabetik. Pasien dengan gangren harus
hidratarang, gliserol serta asam-asam selalu memperhatikan asupan
lemak dari hasil pencernaan lemak dan makanannya agar luka yang diderita tidak
asam-asam amino dari hasil pencernaan bertambah parah. Konsumsi makanan
protein. Zat-zat ini melalui proses dan minuman sehari-hari pada penderita
metabolisme yang terus-menerus dapat gangren diabetik di Rumah Sakit Baptis
menghasilkan energi, mengganti jaringan Kediri pada indikator konsumsi makanan
yang aus, membangun jaringan baru dan minuman sehari-hari diperoleh hasil
untuk mengganti jaringan rusak/ mati dan cukup (66.7%) yaitu pasien dengan
untuk tumbuh kembang. Proses ini akan gangren diabetik sudah cukup mampu
berlangsung dengan baik bilamana melakukan diit untuk penyakit diabetes
terdapat pada zat gizi yang lain yaitu melitus yang diderita. Makanan sehari-
vitamin dan mineral disamping air hari seperti nasi, tepung dan semua
sebagai pelarut dan oksigen (Hartono makanan yang mengandung karbohidrat
Andry, 2006). Metabolisme dapat dibagi sangat dibutuhkan untuk tubuh untuk
menjadi anabolisme dan katabolisme. mengubah menjadi energi bagi tubuh,
Anabolisme merupakan metabolisme tetapi apabila terlalu banyak
yang membangun, atau dengan kata lain, mengkonsumsi juga dapat menimbulkan
anabolisme akan mengubah nutrien yang bahaya bagi penderita gangren diabetik
diserap oleh saluran cerna menjadi yaitu naiknya kadar gula darah dalam
bangunan yang lebih komplek seperti tubuh.
otot dan organ tubuh lainnya. Makanan yang mengandung gula
Katabolisme merupakan kebalikan tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi
anabolisme sehingga dapat disebut berlebih pada pasien gangren diabetik,
sebagai metabolisme yang merombak. pada salah satu pertanyaan kuesioner
Katabolisme membangun tubuh yang diperoleh hasil (73.3%) menjawab
komplek akan dirombak menjadi kadang-kadang pada salah satu

55
Pola fungsi kesehatan nutrisi–metabolik dan aktivitas – latihan pada penderita gangren diabetik
Akde Triyoga, Teti Yuliani

pertanyaan kuesioner pada indikator bagi penderita gangren diabetik sangat


nutrisi-metabolik “Apakah anda masih dibutuhkan agar luka yang diderita cepat
mengkonsumsi makanan yang sembuh dan kembali seperti semula,
mengandung gula seperti minum pakai tetapi pada pasien diperoleh bahwa tidak
sirup, kue, kopi, teh?” yaitu pasien sudah semua mengkonsumsi suplemen
cukup mampu untuk membatasi tambahan untuk gangren diabetik.
konsumsi makanan yang mengandung Dampak bagi pasien gangren diabetik
gula seperti minum pakai sirup, kue, yaitu kelebihan nutrisi yang dapat
kopi, dan teh yang dapat meningkatkan mengakibatakan luka yang diderita tidak
kadar gula dalam darah. Didukung pula kunjung sembuh, pasien masih
pada pasien gangren diabetik di Rumah mengkonsumsi makanan yang
Sakit Baptis Kediri sebanyak (63.3%) memperburuk luka antara lain telor, ikan
menjawab selalu yaitu semua responden dan lain-lain. Pada salah satu pertanyaan
pada penelitian ini sudah mampu kuesioner pada indikator nutrisi-
membatasi makanan yang mengandung metabolik “Apakah anda masih
karbohidrat seperti nasi, tepung dan lain- mengkonsumsi makanan yang dapat
lain. Penderita gangren diabetik perlu memperburuk luka anda seperti telur,
membatasi asupan nutrisi seperti asupan ikan asin, dan ikan laut?” didapatkan
karbohidrat seperti nasi yang hasil 70% menjawab selalu yaitu pasien
mengandung karbohidrat yang cukup masih mengkonsumsi makanan yang
banyak. Pasien di Rumah Sakit Baptis dapat memperburuk lukanya.
Kediri banyak yang lebih suka memakan
nasi dari pada memakan kentang rebus
sebagai pengganti nasi walaupun sedikit- Pola Fungsi Kesehatan Aktivitas-
sedikit sudah mengganti dengan kentang Latihan pada Penderita Gangren
rebus, pada indikator makanan kesukaan Diabetik
diperoleh hasil (96.7%) menjawab cukup
pada salah satu pertanyaan kuesioner
pada indikator nutrisi-metabolik “Apakah
Berdasarkan hasil penelitian yang
anda punya makanan kesukaan yang
dilakukan pada pasien yang menderita
harus dihindari, tetapi anda tetap
Gangren Diabetik di Rumah Sakit Baptis
memakannya?” yaitu pasien sudah cukup
Kediri dengan jumlah keseluruhan
mampu mengurangi makanan kesukaan
responden yaitu 30 responden,
yang dianjurkan untuk dikurangi
didapatkan bahwa pola fungsi kesehatan
mengkonsumsinya.
berdasarkan aktifitas-latihan didapatkan
Pasien dengan gangren diabetik
hasil cukup yaitu 22 responden (73.3%),
selalu dianjurkan untuk menambah
dan berdasarkan indikator yaitu meliputi
asupan diit atau suplemen yang dapat
indikator pola yang berhubungan dengan
membantu dalam penyembuhan luka
latihan mandiri, aktivitas, waktu luang,
gangren yang dialami, pada indikator
rekreasi dan indikator faktor yang
makanan tambahan untuk diit diperoleh
berpengaruh terhadap pola yang
hasil (66.7%) kurang yaitu pasien di
diinginkan (contoh penyakit atau cedera)
Rumah Sakit Baptis Kediri yang menjadi
masing-masing cenderung cukup. Pada
responden masih kurang dalam
indikator pola yang berhubungan dengan
pemenuhan makanan tambahan yang
latihan mandiri, aktivitas, waktu luang,
dibutuhkan. Makanan tambahan untuk
dan rekreasi diperoleh hasil (60%),
pasien juga harus lebih diperhatikan dan
indikator faktor yang berpengaruh
dijaga, pada salah satu pertanyaan
terhadap pola yang diinginkan (contoh,
kuesioner didapatkan hasil (66.7%)
penyakit atau cedera) diperoleh hasil
menjawab kadang-kadang dimana pasien
(86.7%).
masih kurang dalam pemenuhan
Luka gangren yang dialami pasien
makanan tambahan yaitu susu untuk
dapat mengakibatkan kelemahan otot-
penyakit diabetes melitusnya. Suplemen

56
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

otot pada tungkai bawah dan bisa yang dimiliki seseorang, keterampilan,
menyebabkan penderita tidak mampu adanya kesadaran moral dan usaha bagi
melaksanakan aktivitas sehari-hari secara seseorang yang ingin menghasilkan
maksimal, dan karena itu penderita sebuah ilmu (Aziz, 2008).
mudah mengalami kelelahan (Bararah Latihan adalah aktivitas fisik untuk
dan Jauhar, 2013). Latihan dengan cara membuat kondisi tubuh, meningkatkan
melawan tahanan dapat menambah laju kesehatan, dan mempertahankan
metabolisme istirahat, dapat menurunkan kesehatan jasmani, hal ini juga digunakan
berat badan, stres dan menyegarkan sebagai terapi membetulkan deformitas
tubuh, latihan juga dapat menghindari atau mengembalikan seluruh tubuh ke
kemungkinan trauma pada ekstremitas status kesehatan maksimal, jika
bawah, dan hindari latihan dalam udara seseorang latihan maka akan terjadi
yang sangat panas atau dingin, serta pada perubahan fiologis dalam sistem tubuh.
saat pengendalian metabolik buruk, Pengaruh dari latihan adalah pada
gunakan alas kaki yang tepat dan periksa toleransi aktivitas yaitu meningkatkan
kaki setiap hari sesudah melakukan toleransi dan mengurangi kelemahan,
latihan (Wijaya dan Putri, 2013). Pola sedangkan faktor psikososial yaitu
fungsi kesehatan frekuensi aktivitas – meningkatkan toleransi terhadap stres,
latihan ini sangat berhubungan dengan melaporkan “perasaan lebih baik”,
latihan mandiri dan aktivitas sehari – hari melaporkan pengurangan penyakit
yang biasa dilakukan sendiri oleh (contoh; pilek dan influenza virus)
penderita, sedangkan untuk rekreasi (Komalasari, 2006).
penderita bisa melakukannya pada waktu Aktifitas-latihan sangat dibutuhkan
luang yang ada, ada juga faktor yang oleh semua orang untuk meregangkan
campur tangan dengan pola yang otot dan sendi-sendi yang kaku akibat
diinginkan (contoh, penyakit atau cedera) kelelahan maupun penyakit. Dari hasil
(pendekatan Gordon menurut Barbara, penelitian yang dilakukan di Rumah
2011). Pola fungsi kesehatan frekuensi Sakit Baptis Baptis Kediri pada pasien
aktivitas – latihan pada penderita gangren gangren diabetik diperoleh cukup
diabetik sangat membutuhkan adanya (73.3%). Hal ini membuktikan bahwa
latihan fisik agar ketegangan otot-otot pasien gangren diabetik sudah cukup
pada tungkai bawah kaki dapat mampu untuk melakukan aktivitas-
berkurang, penderita juga diharapkan latihan sehari-harinya. Didukung pula
memiliki kemampuan untuk melakukan (36.6%) responden menjawab kadang-
aktivitas kegiatan sehari-hari seperti kadang pada salah satu pertanyaan
(perawatan diri, perawatan rumah, kerja, kuesioner pada indikator aktifitas-latihan
makan, belanja, memasak) (pendekatan “Apakah saat beraktivitas sehari-hari
Gordon menurut Lynda Juall, 2009). anda mampu melakukannya sendiri?
Mobilisasi mempunyai banyak (mandi, makan, ganti baju)” yaitu pasien
tujuan, seperti mengekspresikan emosi sudah cukup mampu melakukan aktifitas
dengan gerakan nonverbal, pertahanan sehari-harinya.
diri, pemenuhan kebutuhan dasar, Pola fungsi kesehatan frekuensi
aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan aktivitas–latihan didapatkan hasil
rekreasi. Mempertahankan mobilisasi penelitian (60%) pada indikator pola
fisik secara optimal maka sistem saraf, yang berhubungan dengan latihan
otot, dan skeletal harus tetap utuh dan mandiri, aktivitas, waktu luang, dan
berfungsi baik (Komalasari, 2006). rekreasi cukup. Pada penderita juga
Aktivitas sendiri merupakan kegiatan mengalami kelemahan otot yang
manusia dalam menghadapi mengakibatkan aktivitas – latihan
permasalahan yang jelas dan terencana, tergantung pada orang lain. Pasien
dengan aktivitas inilah dapat digunakan gangren diabetik jarang memiliki waktu
untuk membangun sebuah ilmu, dan luang hanya untuk melakukan latihan
aktivitas ini tergantung pada kemampuan aktivitas yang membantu pergerakan

57
Pola fungsi kesehatan nutrisi–metabolik dan aktivitas – latihan pada penderita gangren diabetik
Akde Triyoga, Teti Yuliani

otot-otot yang kaku, dalam hal ini dapat Saran


dibuktikan bahwa (80%) menjawab
kadang-kadang pada salah satu
pertanyaan kuesioner pada indikator Saran dibagi menjadi 2 yang
aktivitas-latihan yaitu pasien jarang pertama Bagi penderita gangren
memiliki waktu luang yang terencana. diabetik Meningkatkan keperawatan
Pasien dengan gangren diabetik pasien diabetes melitus dalam
masih membutuhkan waktu luang untuk pemberian diit. Pemberian HE tentang
mengurangi aktivitas agar metabolisme
nutrisi pasien diabetus melitus dengan
istirahat dapat tercapai dengan baik.
Indikator faktor yang berpengaruh gangren diabetik sebelum pasien
terhadap pola yang diinginkan pulang. Selanjutnya yang kedua Bagi
didapatkan hasil cukup dengan (86.7%) Bagi Rumah Sakit Baptis Kediri, Rumah
yaitu banyak pasien gangren diabetik Sakit mampu memberikan pelayanan
yang aktivitas maupun pekerjaan sehari- kesehatan yang lebih dan memberikan
hari terhambat yang dipicu dengan penyuluhan – penyuluhan tentang pola
adanya luka gangren diabetik yang fungsi kesehatan Gordon pada pasien
dimilikinya. Dari penelitian yang gangren diabetik agar mereka mampu
dilakukan dapat dibuktikan bahwa menerapkannya sendiri dirumah. Rumah
(93.3%) menjawab kadang-kadang pada Sakit juga harus menyediakan leaflet HE
salah satu pertanyaan pada indikator untuk semua penderita agar penderita
aktivitas-latihan yaitu dengan luka yang bisa lebih mengerti lagi tentang gangren
dideritanya itu dapat menghambat dan diabetik yang diderita.
menggangu pekerjaan pasien. Dari hasil
itu bisa dilihat bahwa dengan adanya
luka gangren diabetik yang dialami bisa Daftar Pustaka
mengakibatkan pekerjaan yang biasa
dilakukan sehari – hari bisa terhambat
dan terganggu. Pengaruh dari latihan Alimul Aziz, (2008). Pengantar Konsep
yaitu toleransi aktivitas yang Dasar Keperawatan. Jakarta:
meningkatkan toleransi dan mengurangi Salemba Medika
kelemahan, banyak dari pasien gangren
diabetik di Rumah Sakit Baptis Kediri Anjarwati, R. Komalasari, R. Adiningsih,
yang masih bisa melakukan olahraga D. (2006). Buku Ajar Konsep
(jalan kaki) untuk mengurangi kelemahan Kebidanan. Jakarta: EGC.
pada otot dan tubuh yaitu 40% pada salah
satu kuesioner pada indikator aktivitas- Bararah dan Jauhar, (2013). Asuhan
latihan. Keperawatan Panduan Lengkap
Menjadi Perawat Profesional.
Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Simpulan
Barbara Kozier’s, (2011). Fundamentals
of Nursing, Ed. 8. United States
Penderita gangren diabetik Amerika
memiliki pola fungsi kesehatan
Ekaputra, (2013). Evolusi Manajemen
nutrisi-metabolik dan pola fungsi
Luka Menguak 5 Keajaiban Moist
kesehatan aktivitas-latihan cukup.
Dressing. Jakarta: Trans Info
Media

Ernawati, (2012). Buku Ajar Konsep dan


Aplikasi Keperawatan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar

58
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

Manusia. Jakarta: Trans Info


Media

Hartono Andry, (2006). Terapi Gizi dan


Diet Rumah Sakit Ed.2. jakarta:
EGC

Lynda Juall Carpenito, (2009). Nursing


Diagnosis: Application to Clinical
Praktice ed. 9

Potter Patricia, (2005). Fundamental of


Nursing: Concepts, Process, and
Practice Ed.4. jakarta: EGC

Rendy dan Margareth, (2012). Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogjakarta: Nuha
Medika

Sudoyo, (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UI

Tarwoto dkk, (2012). Keperawatan


Medikal Bedah Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: Trans Info
Media

Wijaya dan Putri, (2013). KMB 2


Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa).
Yogyakarta: Nuha Medika

Wijayakusuma, (2007). Bebas Diabetes


Mellitus Ala Hembing. Jakarta:
Puspa Swara

59

Anda mungkin juga menyukai