Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FARMASI FISIKA

“KONSEP FENOMENA FISIKA MOLEKUL OBAT DAN EKSIPIEN DALAM


PENGEMBANGAN FORMULASI SEDIAAN FARMASI”

(KELOMPOK 3)

1. CAHYA MASITA SYAHRANI (O1A123012)


2. KHOIRUM NATALISA (O1A123036)
3. ASTIRA ELLGA (O1A123102)
4. SITTI AISYAH (O1A123174)
5. NUR AINI (O1A123240)

DOSEN PENGAMPU :

WA ODE SITTI ZUBAYDAH, S.Si., M. Sc.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024
KATA PENGANTAR

Dengan rasa hormat dan kebahagiaan, saya mempersembahkan makalah ini dengan
judul "Konsep Fenomena Fisika Molekul Obat dan Eksipien dalam Pengembangan
Formulasi Sediaan Farmasi". Makalah ini bertujuan untuk menggali dan mendalami
konsep-konsep yang mendasari fenomena fisika di tingkat molekuler dalam formulasi
sediaan farmasi, dengan fokus pada interaksi antara molekul obat dan eksipien.
Seiring dengan kemajuan pesat dalam bidang farmasi, pemahaman yang lebih
mendalam terhadap fenomena fisika molekuler menjadi krusial dalam pengembangan
formulasi sediaan farmasi yang efektif dan efisien. Dalam makalah ini, kami akan
membahas prinsip-prinsip dasar fenomena fisika yang terlibat, mencakup aspek-aspek
seperti kelarutan, dispersi, dan interaksi molekuler yang memengaruhi stabilitas dan
kinerja sediaan farmasi.
Dengan menyelami konsep-konsep ini, diharapkan pembaca akan memperoleh
wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana molekul obat dan eksipien saling
berinteraksi dalam suatu formulasi, serta bagaimana pemahaman ini dapat
diaplikasikan untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas produk farmasi. Selain itu,
makalah ini juga akan membahas implikasi praktis dari pemahaman fenomena fisika
molekuler dalam pengembangan formulasi sediaan farmasi, seperti peningkatan
bioavailabilitas, stabilitas fisik, dan formulasi yang ramah pasien.
Melalui eksplorasi konsep-konsep ini, diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber
informasi yang bermanfaat bagi para pembaca yang tertarik dalam pengembangan
formulasi sediaan farmasi. Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
kontribusi pada pemahaman umum tentang peran fenomena fisika molekuler dalam
konteks farmasi, dan membuka pintu untuk penelitian lebih lanjut di bidang ini.
Akhirnya, kami ingin mengucapkan terima kasih atas waktu dan perhatian pembaca.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang bermanfaat dan menginspirasi
pembaca untuk terus menjelajahi dan mengembangkan bidang ilmu farmasi.

Salam hormat,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................2
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep Fenomena Fisika Molekul dalam Pengembangan Formulasi Sediaan
Farmasi...........................................................................................................4
B. Peran dan Pengambangan Ekspien dalam Formulasi Sediaan Farmasi.........5
C. Sifat Fisika Molekul Obat..............................................................................6
D. Jenis Jenis Senyawa Obat...............................................................................7
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan industri farmasi, pengembangan formulasi
sediaan farmasi menjadi elemen sentral untuk memastikan keberhasilan dan
keamanan produk. Salah satu aspek krusial dalam perancangan formulasi
adalah pemahaman mendalam terhadap fenomena fisika yang terjadi pada
tingkat molekuler antara obat dan eksipien. Interaksi kompleks ini memainkan
peran penting dalam menentukan stabilitas, kelarutan, dan bioavailabilitas
sediaan farmasi. Oleh karena itu, penelitian terkait konsep fenomena fisika
pada tingkat molekuler ini menjadi sangat relevan.
Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana molekul obat
berinteraksi dengan eksipien dapat memberikan wawasan yang lebih baik
terhadap proses formulasi. Fenomena fisika, seperti gaya antarmolekuler,
ikatan hidrogen, dan dispersi koloid, memainkan peran penting dalam
membentuk struktur dan sifat fisikokimia sediaan farmasi. Dengan merinci
mekanisme interaksi ini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
potensi perubahan dalam kualitas formulasi dan mencari cara untuk
meminimalkan risiko tersebut.
Selain itu, latar belakang penelitian ini juga mencakup pentingnya
pemahaman terhadap sifat fisik molekul obat dan eksipien dalam konteks
stabilitas formulasi farmasi. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan
cahaya dapat mempengaruhi interaksi molekuler dan, akibatnya,
memengaruhi efektivitas dan umur simpan produk farmasi. Dengan
memahami dampak fenomena fisika pada stabilitas formulasi, kita dapat
mengidentifikasi strategi formulasi yang dapat meningkatkan ketahanan
produk terhadap variasi lingkungan.
Selanjutnya, penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana
pemahaman lebih mendalam tentang sifat fisik molekul obat dan eksipien
dapat memandu pengembangan teknologi formulasi yang lebih canggih.
Teknologi analisis molekuler dan metode karakterisasi lanjutan menjadi kunci
dalam memahami detail molekuler yang kompleks dan merancang formulasi
yang lebih terkendali.
Dengan demikian, latar belakang ini merangkum urgensi penelitian
terkait konsep fenomena fisika molekul obat dan eksipien dalam
pengembangan formulasi sediaan farmasi, menyoroti relevansi, tantangan, dan
potensi pengembangan di bidang ini.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep solubilitas obat dapat dioptimalkan dalam formulasi
sediaan farmasi untuk meningkatkan efektivitas obat?
2. Apa peran interaksi molekuler dalam memengaruhi sifat sediaan farmasi,
dan bagaimana dapat merancang formulasi yang stabil?
3. Bagaimana stabilitas koloid dalam sediaan farmasi dipengaruhi oleh faktor
seperti ukuran partikel dan muatan permukaan?
4. Bagaimana kelarutan obat dalam formulasi memengaruhi laju pelepasan
obat dan bioavailabilitas, dan strategi formulasi apa yang dapat
meningkatkan kelarutan serta memperpanjang pelepasan obat?
5. Bagaimana pembentukan kristal pada obat-obatan memengaruhi stabilitas
sediaan farmasi, dan faktor lingkungan apa yang memengaruhi
pembentukan kristal?
6. Bagaimana sifat fisika molekul obat memainkan peran dalam penyerapan
dan distribusi obat dalam tubuh, serta mencapai kadar obat yang cukup
pada reseptor?
7. Apa implikasi peran eksipien dalam formulasi sediaan farmasi, dan
bagaimana pemilihan eksipien dapat memengaruhi sifat fisik, kimia, dan
farmakokinetik sediaan?
8. Bagaimana jenis senyawa obat, seperti asam lemah, basa lemah, garam
organik, dan molekul netral, dapat memengaruhi sifat larut dan distribusi
obat dalam sistem biologis, serta bagaimana aplikasinya dalam
pengembangan formulasi sediaan farmasi?

v
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Fenomena Fisika Molekul Dalam Pengembangan Formulasi Sediaan


Farmasi
Pengembangan formulasi sediaan farmasi adalah proses yang
kompleks yang melibatkan pemahaman mendalam tentang interaksi fisika
molekul antara obat dan eksipien. Fenomena-fenomena ini memengaruhi
berbagai aspek sediaan, termasuk kelarutan, stabilitas, bioavailabilitas, dan
kinerja farmakologis.
Dalam materi ini, kita akan menjelajahi konsep-konsep utama dalam
fisika molekul yang relevan untuk pengembangan formulasi sediaan farmasi.
1. Solubilitas Obat
Solubilitas obat adalah kemampuan suatu zat untuk larut dalam pelarut
tertentu pada suhu dan tekanan tertentu. Pemahaman tentang solubilitas
obat sangat penting dalam merancang formulasi yang efektif. Faktor-
faktor yang memengaruhi solubilitas obat meliputi struktur molekul obat,
polaritas pelarut, dan pH larutan.

2. Interaksi Molekuler
Interaksi antara obat dan eksipien dapat memengaruhi sifat fisik dan kimia
sediaan farmasi. Jenis-jenis interaksi molekuler yang relevan termasuk
ikatan hidrogen, gaya van der Waals, interaksi ionik, dan interaksi
hidrofobik. Pemahaman yang baik tentang interaksi ini memungkinkan
perancangan formulasi yang stabil dan efektif.

3. Dispersi dan Stabilitas Koloid


Banyak sediaan farmasi mengandung dispersi koloid, di mana partikel-
partikel terdispersi tersebar secara merata dalam media pembawa.
Stabilitas dispersi koloid sangat penting untuk mencegah aglomerasi atau
endapan partikel. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid
meliputi ukuran partikel, muatan permukaan, dan sifat-sifat fisik dan
kimia media dispersi.

4. Kelarutan dan Laju Pelepasan Obat


Kelarutan obat dalam formulasi farmasi juga memengaruhi laju pelepasan
obat ke dalam sistem biologis. Formulasi yang dapat meningkatkan

vi
kelarutan dan memperpanjang pelepasan obat dapat meningkatkan
bioavailabilitas dan kinerja terapeutik sediaan.

5. Pembentukan Kristal
Banyak obat-obatan bersifat kristalin dan dapat mengalami perubahan
dalam bentuk kristalnya selama proses formulasi dan penyimpanan.
Pemahaman tentang pembentukan kristal obat dan faktor-faktor yang
memengaruhinya, seperti kelembaban, suhu, dan aditif, penting untuk
menjaga stabilitas dan kualitas sediaan.
Pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep fisika molekul
dalam pengembangan formulasi sediaan farmasi sangat penting untuk
menciptakan produk-produk yang efektif, aman, dan stabil. Dengan
mengintegrasikan pengetahuan ini, para ilmuwan farmasi dapat
mengoptimalkan formulasi untuk meningkatkan kinerja dan penerimaan
pasien.

B. Peran Dan Pengembangan Eksipien Dalam Formulasi Sediaan Farmasi


Eksipien adalah bahan-bahan non-obat yang ditambahkan ke dalam
formulasi sediaan farmasi untuk memberikan sifat-sifat tertentu,
meningkatkan stabilitas, memfasilitasi proses manufaktur, atau meningkatkan
penerimaan pasien terhadap produk. Peran eksipien sangat penting dalam
pengembangan formulasi sediaan farmasi, dan pemilihan eksipien yang tepat
mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan farmakokinetik sediaan tersebut. Berikut
adalah materi yang menjelaskan peran dan pengembangan eksipien dalam
formulasi sediaan farmasi secara lengkap:
1. Fungsi Eksipien dalam Sediaan Farmasi:
 Pembentuk Matriks: Beberapa eksipien, seperti pengikat dalam tablet,
membantu membentuk matriks atau struktur dasar sediaan yang
mempertahankan keutuhan fisiknya.
 Pengisi: Eksipien pengisi digunakan untuk meningkatkan volume atau
massa formulasi, sehingga memudahkan dalam proses pembuatan dan
memberikan bobot yang cukup pada tablet atau kapsul.
 Pelarut dan Pengemulsi: Dalam formulasi larutan atau suspensi,
eksipien berperan sebagai pelarut atau pengemulsi untuk
meningkatkan kelarutan obat atau menstabilkan suspensi.
 Pengawet dan Antioksidan : Beberapa eksipien digunakan sebagai
pengawet untuk mencegah kontaminasi mikroba, sedangkan yang lain

vii
berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi obat dari kerusakan
oksidatif.
 Pengental dan Pembasah: Eksipien pengental digunakan untuk
meningkatkan viskositas formulasi, sementara eksipien pembasah
membantu dalam proses dispersi dan disolusi obat.

2. Pengembangan Eksipien dalam Formulasi:


 Seleksi Eksipien: Proses pengembangan formulasi dimulai dengan
pemilihan eksipien yang sesuai berdasarkan sifat fisik, kimia, dan
farmakokinetik obat, serta karakteristik sediaan yang diinginkan.
 Evaluasi Kinerja: Setelah pemilihan eksipien, kinerja formulasi
dievaluasi secara komprehensif, termasuk kelarutan, stabilitas fisik,
laju pelepasan obat, bioavailabilitas, dan penerimaan pasien.
 Optimasi Formulasi: Berdasarkan hasil evaluasi, formulasi dapat
dioptimalkan dengan memodifikasi jumlah, jenis, atau proporsi
eksipien untuk mencapai tujuan formulasi yang diinginkan.
 Uji Stabilitas: Stabilitas formulasi dievaluasi selamaperiode
penyimpanan untuk memastikan bahwa sediaan tetap mempertahankan
kualitas dan efektivitasnya selama umur simpan yang diinginkan.
Pengembangan eksipien dalam formulasi sediaan farmasi merupakan
proses yang rumit dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sifat-
sifat fisik, kimia, dan farmakokinetik bahan-bahan tersebut. Dengan memilih
dan mengembangkan eksipien dengan bijak, para ilmuwan farmasi dapat
menciptakan formulasi yang efektif, aman, dan stabil.

C. Sifat Fisika Molekul Obat


Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah
komposisi atau susunan dari zat tersebut. Sebagai contoh, kita dapat
mengukur titik leleh dari es dengan memanaskan sebuah balok es dan
mencatat pada suhu berapa es tersebut berubah menjadi air.
Sifat fisika molekul obat memegang peranan penting dalam
menentukan metode yang tepat untuk formulasi suatu obat, sehingga
didapatkan suatu sediaan yang efektif, stabil, dan aman.
Sifat fisika molekul obat ini juga akan berkaitan erat dalam
pengangkutan obat untuk mencapai reseptor. Sebelum mencapai reseptor,

viii
molekul-molekul obat harus melalui bermacam-macam membran, berinteraksi
dengan senyawa-senyawa dalam tubuh.

Disini sifat fisika molekul obat berperan dalam proses penyerapan dan
distribusi obat sehingga kadar obat pada waktu tertentu mencapai reseptor
dalam jumlah yang cukup besar.
 Sifat Aditif
Yaitu Jumlah dari sifat atom atau gugus fungsi di dalam molekul.
Misalnya: Massa molekul => merupakan penjumlahan dari masssa
atom penyusunnya.
 Sifat Konstitutif
Yaitu bergantung pada susunan struktur atom di dalam molekul.
Misalnya adanya gugus hidroksil (-OH) pada suatu molekul
menybabkan molekul tersebut bersifat hidrofilik (mudah larut dalam
air ).

D. Jenis-jenis Senyawa Obat

Jenis-jenis Senyawa Obat dibedakan menjadi :


1. Asam lemah
a. Biasanya sulit larut dalam air/sukar larut dalam air.
b. Mudah larut dalam pelarut organik (eter, kloroform, heksan,
etanol)
Contoh: asam salisilat, asam benzoat, asam asetilsalisilat (asetosal).

ix
2. Basa lemah
a. Sulit larut dalam air/ sukar larut dalam air
b. Larut dalam pelarut organik (eter, kloroform, heksan, Cranol).
Contoh: alkaloid (kina, kodein, morfin, papaverin), antihistamin
(CTM, promethazine)

3. Garam organik
a. Larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik
Contoh: C6H5COONa, Na benzoat, Tiamin HCI, Kodein HCI,
Papaverine HCI, Na salisilat, Tetrasiklin HCI, Morfin HCI, Pyridoxine
HCI.

4. Molekul netral
a. Umumnya sulit larut dalam air.
Contoh: kloramfenikol, parasetamol.

x
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengembangan formulasi sediaan farmasi, pemahaman konsep
fisika molekul obat memiliki implikasi signifikan. Aspek-aspek seperti
solubilitas obat, interaksi molekuler, dispersi koloid, kelarutan, laju pelepasan
obat, dan pembentukan kristal membentuk dasar untuk merancang formulasi
yang efektif. Melalui sumber buku seperti "Physical Chemistry for the
Biosciences" dan "Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets," para ilmuwan
farmasi diperkenalkan pada prinsip-prinsip fisika molekul yang relevan untuk
pengembangan sediaan farmasi.
Eksipien, sebagai bahan non-obat dalam formulasi, memegang peran
kunci dalam meningkatkan sifat fisik, kimia, dan farmakokinetik sediaan
farmasi. Fungsi eksipien melibatkan pembentukan matriks, pengisi, pelarut,
pengemulsi, pengawet, dan pengental. Proses pengembangan eksipien
mencakup seleksi yang cermat, evaluasi kinerja komprehensif, optimasi
formulasi berdasarkan hasil evaluasi, dan uji stabilitas untuk memastikan
kualitas sediaan selama umur simpannya. Buku-buku seperti "Remington: The
Science and Practice of Pharmacy" dan "Handbook of Pharmaceutical
Excipients" memberikan perspektif yang mendalam mengenai peran eksipien
dalam formulasi farmasi.
Sifat fisika molekul obat menjadi kunci dalam perjalanan obat di
dalam tubuh, mempengaruhi proses penyerapan, distribusi, dan transportasi
menuju reseptor. Jenis-jenis senyawa obat, seperti asam lemah, basa lemah,
garam organik, dan molekul netral, memiliki karakteristik yang
mempengaruhi formulasi dan kinerja sediaan farmasi. Pemahaman mendalam
tentang sifat aditif dan konstitutif dari molekul obat memberikan dasar untuk
memilih metode formulasi yang tepat.

xi
Dengan mengintegrasikan pengetahuan konsep fisika molekul obat
dan peran eksipien, ilmuwan farmasi dapat mencapai tujuan menciptakan
formulasi yang tidak hanya efektif dan stabil, tetapi juga aman bagi pasien.
Keseluruhan pemahaman ini menjadi landasan untuk mengoptimalkan kinerja
dan penerimaan produk farmasi di pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Chang,R.,dan W John,J.T. 2019. Physical Chemistry for the Biosciences. New


York: WH Freeman.

Martin,A., dan Bustamante, T. 1993. Physical Pharmacy: physical Pharmaceutical


Sciences.

Larry L,A., dan Hoag, S. 2008. Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets. London:
Informa Healthcare

xii

Anda mungkin juga menyukai