(KELOMPOK 3)
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR
Dengan rasa hormat dan kebahagiaan, saya mempersembahkan makalah ini dengan
judul "Konsep Fenomena Fisika Molekul Obat dan Eksipien dalam Pengembangan
Formulasi Sediaan Farmasi". Makalah ini bertujuan untuk menggali dan mendalami
konsep-konsep yang mendasari fenomena fisika di tingkat molekuler dalam formulasi
sediaan farmasi, dengan fokus pada interaksi antara molekul obat dan eksipien.
Seiring dengan kemajuan pesat dalam bidang farmasi, pemahaman yang lebih
mendalam terhadap fenomena fisika molekuler menjadi krusial dalam pengembangan
formulasi sediaan farmasi yang efektif dan efisien. Dalam makalah ini, kami akan
membahas prinsip-prinsip dasar fenomena fisika yang terlibat, mencakup aspek-aspek
seperti kelarutan, dispersi, dan interaksi molekuler yang memengaruhi stabilitas dan
kinerja sediaan farmasi.
Dengan menyelami konsep-konsep ini, diharapkan pembaca akan memperoleh
wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana molekul obat dan eksipien saling
berinteraksi dalam suatu formulasi, serta bagaimana pemahaman ini dapat
diaplikasikan untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas produk farmasi. Selain itu,
makalah ini juga akan membahas implikasi praktis dari pemahaman fenomena fisika
molekuler dalam pengembangan formulasi sediaan farmasi, seperti peningkatan
bioavailabilitas, stabilitas fisik, dan formulasi yang ramah pasien.
Melalui eksplorasi konsep-konsep ini, diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber
informasi yang bermanfaat bagi para pembaca yang tertarik dalam pengembangan
formulasi sediaan farmasi. Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
kontribusi pada pemahaman umum tentang peran fenomena fisika molekuler dalam
konteks farmasi, dan membuka pintu untuk penelitian lebih lanjut di bidang ini.
Akhirnya, kami ingin mengucapkan terima kasih atas waktu dan perhatian pembaca.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang bermanfaat dan menginspirasi
pembaca untuk terus menjelajahi dan mengembangkan bidang ilmu farmasi.
Salam hormat,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................2
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Konsep Fenomena Fisika Molekul dalam Pengembangan Formulasi Sediaan
Farmasi...........................................................................................................4
B. Peran dan Pengambangan Ekspien dalam Formulasi Sediaan Farmasi.........5
C. Sifat Fisika Molekul Obat..............................................................................6
D. Jenis Jenis Senyawa Obat...............................................................................7
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan industri farmasi, pengembangan formulasi
sediaan farmasi menjadi elemen sentral untuk memastikan keberhasilan dan
keamanan produk. Salah satu aspek krusial dalam perancangan formulasi
adalah pemahaman mendalam terhadap fenomena fisika yang terjadi pada
tingkat molekuler antara obat dan eksipien. Interaksi kompleks ini memainkan
peran penting dalam menentukan stabilitas, kelarutan, dan bioavailabilitas
sediaan farmasi. Oleh karena itu, penelitian terkait konsep fenomena fisika
pada tingkat molekuler ini menjadi sangat relevan.
Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana molekul obat
berinteraksi dengan eksipien dapat memberikan wawasan yang lebih baik
terhadap proses formulasi. Fenomena fisika, seperti gaya antarmolekuler,
ikatan hidrogen, dan dispersi koloid, memainkan peran penting dalam
membentuk struktur dan sifat fisikokimia sediaan farmasi. Dengan merinci
mekanisme interaksi ini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
potensi perubahan dalam kualitas formulasi dan mencari cara untuk
meminimalkan risiko tersebut.
Selain itu, latar belakang penelitian ini juga mencakup pentingnya
pemahaman terhadap sifat fisik molekul obat dan eksipien dalam konteks
stabilitas formulasi farmasi. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan
cahaya dapat mempengaruhi interaksi molekuler dan, akibatnya,
memengaruhi efektivitas dan umur simpan produk farmasi. Dengan
memahami dampak fenomena fisika pada stabilitas formulasi, kita dapat
mengidentifikasi strategi formulasi yang dapat meningkatkan ketahanan
produk terhadap variasi lingkungan.
Selanjutnya, penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana
pemahaman lebih mendalam tentang sifat fisik molekul obat dan eksipien
dapat memandu pengembangan teknologi formulasi yang lebih canggih.
Teknologi analisis molekuler dan metode karakterisasi lanjutan menjadi kunci
dalam memahami detail molekuler yang kompleks dan merancang formulasi
yang lebih terkendali.
Dengan demikian, latar belakang ini merangkum urgensi penelitian
terkait konsep fenomena fisika molekul obat dan eksipien dalam
pengembangan formulasi sediaan farmasi, menyoroti relevansi, tantangan, dan
potensi pengembangan di bidang ini.
iv
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep solubilitas obat dapat dioptimalkan dalam formulasi
sediaan farmasi untuk meningkatkan efektivitas obat?
2. Apa peran interaksi molekuler dalam memengaruhi sifat sediaan farmasi,
dan bagaimana dapat merancang formulasi yang stabil?
3. Bagaimana stabilitas koloid dalam sediaan farmasi dipengaruhi oleh faktor
seperti ukuran partikel dan muatan permukaan?
4. Bagaimana kelarutan obat dalam formulasi memengaruhi laju pelepasan
obat dan bioavailabilitas, dan strategi formulasi apa yang dapat
meningkatkan kelarutan serta memperpanjang pelepasan obat?
5. Bagaimana pembentukan kristal pada obat-obatan memengaruhi stabilitas
sediaan farmasi, dan faktor lingkungan apa yang memengaruhi
pembentukan kristal?
6. Bagaimana sifat fisika molekul obat memainkan peran dalam penyerapan
dan distribusi obat dalam tubuh, serta mencapai kadar obat yang cukup
pada reseptor?
7. Apa implikasi peran eksipien dalam formulasi sediaan farmasi, dan
bagaimana pemilihan eksipien dapat memengaruhi sifat fisik, kimia, dan
farmakokinetik sediaan?
8. Bagaimana jenis senyawa obat, seperti asam lemah, basa lemah, garam
organik, dan molekul netral, dapat memengaruhi sifat larut dan distribusi
obat dalam sistem biologis, serta bagaimana aplikasinya dalam
pengembangan formulasi sediaan farmasi?
v
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Interaksi Molekuler
Interaksi antara obat dan eksipien dapat memengaruhi sifat fisik dan kimia
sediaan farmasi. Jenis-jenis interaksi molekuler yang relevan termasuk
ikatan hidrogen, gaya van der Waals, interaksi ionik, dan interaksi
hidrofobik. Pemahaman yang baik tentang interaksi ini memungkinkan
perancangan formulasi yang stabil dan efektif.
vi
kelarutan dan memperpanjang pelepasan obat dapat meningkatkan
bioavailabilitas dan kinerja terapeutik sediaan.
5. Pembentukan Kristal
Banyak obat-obatan bersifat kristalin dan dapat mengalami perubahan
dalam bentuk kristalnya selama proses formulasi dan penyimpanan.
Pemahaman tentang pembentukan kristal obat dan faktor-faktor yang
memengaruhinya, seperti kelembaban, suhu, dan aditif, penting untuk
menjaga stabilitas dan kualitas sediaan.
Pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep fisika molekul
dalam pengembangan formulasi sediaan farmasi sangat penting untuk
menciptakan produk-produk yang efektif, aman, dan stabil. Dengan
mengintegrasikan pengetahuan ini, para ilmuwan farmasi dapat
mengoptimalkan formulasi untuk meningkatkan kinerja dan penerimaan
pasien.
vii
berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi obat dari kerusakan
oksidatif.
Pengental dan Pembasah: Eksipien pengental digunakan untuk
meningkatkan viskositas formulasi, sementara eksipien pembasah
membantu dalam proses dispersi dan disolusi obat.
viii
molekul-molekul obat harus melalui bermacam-macam membran, berinteraksi
dengan senyawa-senyawa dalam tubuh.
Disini sifat fisika molekul obat berperan dalam proses penyerapan dan
distribusi obat sehingga kadar obat pada waktu tertentu mencapai reseptor
dalam jumlah yang cukup besar.
Sifat Aditif
Yaitu Jumlah dari sifat atom atau gugus fungsi di dalam molekul.
Misalnya: Massa molekul => merupakan penjumlahan dari masssa
atom penyusunnya.
Sifat Konstitutif
Yaitu bergantung pada susunan struktur atom di dalam molekul.
Misalnya adanya gugus hidroksil (-OH) pada suatu molekul
menybabkan molekul tersebut bersifat hidrofilik (mudah larut dalam
air ).
ix
2. Basa lemah
a. Sulit larut dalam air/ sukar larut dalam air
b. Larut dalam pelarut organik (eter, kloroform, heksan, Cranol).
Contoh: alkaloid (kina, kodein, morfin, papaverin), antihistamin
(CTM, promethazine)
3. Garam organik
a. Larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik
Contoh: C6H5COONa, Na benzoat, Tiamin HCI, Kodein HCI,
Papaverine HCI, Na salisilat, Tetrasiklin HCI, Morfin HCI, Pyridoxine
HCI.
4. Molekul netral
a. Umumnya sulit larut dalam air.
Contoh: kloramfenikol, parasetamol.
x
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengembangan formulasi sediaan farmasi, pemahaman konsep
fisika molekul obat memiliki implikasi signifikan. Aspek-aspek seperti
solubilitas obat, interaksi molekuler, dispersi koloid, kelarutan, laju pelepasan
obat, dan pembentukan kristal membentuk dasar untuk merancang formulasi
yang efektif. Melalui sumber buku seperti "Physical Chemistry for the
Biosciences" dan "Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets," para ilmuwan
farmasi diperkenalkan pada prinsip-prinsip fisika molekul yang relevan untuk
pengembangan sediaan farmasi.
Eksipien, sebagai bahan non-obat dalam formulasi, memegang peran
kunci dalam meningkatkan sifat fisik, kimia, dan farmakokinetik sediaan
farmasi. Fungsi eksipien melibatkan pembentukan matriks, pengisi, pelarut,
pengemulsi, pengawet, dan pengental. Proses pengembangan eksipien
mencakup seleksi yang cermat, evaluasi kinerja komprehensif, optimasi
formulasi berdasarkan hasil evaluasi, dan uji stabilitas untuk memastikan
kualitas sediaan selama umur simpannya. Buku-buku seperti "Remington: The
Science and Practice of Pharmacy" dan "Handbook of Pharmaceutical
Excipients" memberikan perspektif yang mendalam mengenai peran eksipien
dalam formulasi farmasi.
Sifat fisika molekul obat menjadi kunci dalam perjalanan obat di
dalam tubuh, mempengaruhi proses penyerapan, distribusi, dan transportasi
menuju reseptor. Jenis-jenis senyawa obat, seperti asam lemah, basa lemah,
garam organik, dan molekul netral, memiliki karakteristik yang
mempengaruhi formulasi dan kinerja sediaan farmasi. Pemahaman mendalam
tentang sifat aditif dan konstitutif dari molekul obat memberikan dasar untuk
memilih metode formulasi yang tepat.
xi
Dengan mengintegrasikan pengetahuan konsep fisika molekul obat
dan peran eksipien, ilmuwan farmasi dapat mencapai tujuan menciptakan
formulasi yang tidak hanya efektif dan stabil, tetapi juga aman bagi pasien.
Keseluruhan pemahaman ini menjadi landasan untuk mengoptimalkan kinerja
dan penerimaan produk farmasi di pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Larry L,A., dan Hoag, S. 2008. Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets. London:
Informa Healthcare
xii