Anda di halaman 1dari 35

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

KOPERASI
di ERA EKONOMI
KREATIF

Dr. AL. Sentot Sudarwanto, S.H., M. Hum


Dona Budi Kharisma S.H., M.H
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

KOPERASI DI ERA EKONOMI KREATIF


Dr. AL. Sentot Sudarwanto, S.H., M. Hum
Dona Budi Kharisma S.H., M.H

Diterbitkan Oleh : Penerbit Thafa Media

Copyright@ Thafa Media


Jl. Srandakan Km. 8,5 Gunungsaren Kidul Trimurti
Srandakan Bantul Yogyakarta 55762
Phone : 085100563938, 08122775474
Sms 082138313202

Desain Sampul : Khalaf Nabil Al Thafa


Lay Out : Thafa Media @Art
Cetakan I : November 2018
E- mail : thafamedia@yahoo.co.id

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia


Oleh : Penerbit Thafa Media
Yogyakarta 2018
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis dari penerbit
x + 180 hlm , 14,8 x 21 cm
ISBN 978-602-5589-13-3
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Redupnya perjalanan Koperasi di Indonesia, seakan menjadi isyarat


masih perlunya upaya masif untuk mendorong iklim berkoperasi dalam
masyarakat. Pandangan pesimis akan potensi Koperasi menjadikan
Koperasi sebagai pilihan terakhir bagi pelaku bisnis dalam memilih
bentuk badan usaha. Pelaku usaha cenderung lebih memilih Perseoan
Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV) ataupun Usaha Perseorangan
sebagai wadah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Ironis, dengan
budaya orang Indonesia yang sangat kental dengan gotong royong
dan musyawarah. Selain itu, mayoritas Koperasi Indonesia yang
hanya bergerak di sektor konsumtif dan keuangan menjadi gambaran
orientasi pendirian Koperasi yang hanya sekedar tempat pemupukan
modal dan profit oriented belaka. Bahkan, dimanfaatkannya wadah
Koperasi oleh segelintir orang untuk mencari keuntungan pribadi
turut memperburuk image Koperasi di tengah masyarakat. Kondisi ini
tentunya berbanding terbalik dengan prinsip dan nilai-nilai Koperasi
yang human oriented. Dibandingkan dengan negara lain, Koperasi
telah berperan dalam segala bidang kehidupan seperti kesehatan,
pendidikan, lingkungan, energi dan sumber daya alam.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi Kata Pengantar

Upaya Presiden Joko Widodo agar Ekonomi Kreatif (Ekraf)


menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia didasari adanya
alasan yang kuat. Kontribusi Ekraf terhadap pertumbuhan ekonomi
dunia dan nasional yang dilihat dengan indikator Produk Domestik
Bruto (PDB), daya serap tenaga kerja dan nilai ekspor menegaskan
bahwa sektor Ekraf memiliki potensi yang luar biasa untuk
dikembangkan. Kekayaan alam yang melimpah, keanekaragaman
suku dan budaya, serta bonus demografi penduduk Indonesia
menjadi modal besar untuk menumbuhkembangkan sektor Ekraf
di Indonesia. Namun, pertumbuhan Ekraf juga dihadapkan pada
berbagai tantangan yang perlu segera dicari jalan keluarnya.
Terbatasnya kuantitas dan kualitas pelaku kreatif, minimnya
pusat pelatihan dan sarana dan prasarana kreasi (creative center),
pemasaran produk kreatif dan kurangnya akses lembaga keuangan
menjadi kendala pertumbuhan Ekraf.
Buku ini mencoba untuk mendeskripsikan potensi dan peran
Koperasi dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor
Ekraf di Indonesia. Salah satu potensi besar Koperasi adalah dapat
menjadi institutional forms of creative enterprises. Selain itu, peran nyata
Koperasi diberbagai negara menjadi bukti bahwa Koperasi tidak
hanya sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga sebagai instrumen
untuk membangun kehidupan sosial yang tidak ada dalam bentuk
badan usaha yang lain. Bahkan, Koperasi telah menjadi instrumen
penting untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDG’s) atau
pembangunan berkelanjuttan. Semoga dengan berbagai deskripsi
peran Koperasi yang ada dalam buku ini dapat memberikan rasa
percaya diri pelaku kreatif untuk menggunakan Koperasi dalam
menjalan kegiatan usahanya di sektor Ekraf. Koperasi memiliki
potensi yang setara dengan PT dan memiliki nilai-nilai sosial yang
tidak dimiliki oleh PT. Buku ini juga memberikan harapan besar
bagi Pemerintah untuk memberikan ruang yang masif bagi Koperasi
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kata Pengantar vii

untuk berperan di segala bidang dan mendorong pertumbuhan dan


perkembangan sektor Ekraf di Indonesia.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viii Kata Pengantar
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR V
DAFTAR ISI IX

CHAPTER I
PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA DAN
INTERNATIONAL 1
1. Definisi Koperasi dan Jenis-Jenis Koperasi ..................1
2. Eksistensi Koperasi Di Indonesia ................................16
3. Berbagai Peran Koperasi Dalam Berbagai
Negara di Dunia .............................................................30

CHAPTER II
EKONOMI KREATIF DI INDONESIA 51
1. Definisi dan Konsep Ekonomi Kreatif ........................51
2. Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Indonesia .................66

CHAPTER III
KOPERASI DAN EKONOMI KREATIF 79
1. Koperasi Sebagai Badan Usaha Pelaku
Ekonomi Kreatif (Institutional Forms
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x Kata Pengantar

of Creative Enterprises).................................................81
2. Koperasi Sebagai Sumber Permodalan
Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif. ......................................87
3. Koperasi Sebagai Wadah Pengembangan
Masyarakat di Era Ekonomi Kreatif ..........................112

CHAPTER IV
KOPERASI, EKONOMI KREATIF DAN SUISTANABLE
DEVELOPMENT GOALS 127
1. Hubungan antara Koperasi, Ekonomi
Kreatif dan Suistanable Development
Goals (SDG’s) ...............................................................127
2. Koperasi dan Ekonomi Kreatif Sebagai Pilar
Pembangunan Berkelanjutan .....................................133

CHAPTER V
REKOMENDASI 149
DAFTAR PUSTAKA 167
BIODATA PENULIS 179
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

CHAPTER I

PERKEMBANGAN KOPERASI
DI INDONESIA DAN
INTERNATIONAL

1. Definisi Koperasi dan Jenis-Jenis Koperasi


Secara gramatikal, definisi Koperasi berasal dari bahasa Inggris,
yaitu co dan operation. Istilah co memiliki arti bersama-sama dan
istilah operation berarti pekerjaan. Dengan demikian, co-operation
berarti proses bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Makna
tersebut dalam bahasa Belanda disebut dengan cooperative vereneging.
Secara kontekstual, beberapa ahli mendefinisikan Koperasi
sebagai berikut:

a. Menurut M.Hatta:
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong menolong, semangat tolong menolong
tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan,
berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang1.
1
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik. (Jakarta: Erlangga,
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Chapter I

b. Menurut Sri-Edi Swasono:


Koperasi adalah suatu lembaga sosial-ekonomi “untuk menolong
diri sendiri secara bersama-sama”. Upaya ini dapat tumbuh dari
dalam masyarakat sendiri berkat munculnya kesadaran bersama
untuk pemberdayaan-diri (self-empowering), namun dapat pula
ditumbuhkan dari luar masyarakat sebagai pemberdayaan oleh
agents of development, baik oleh pemerintah, elit masyarakat
maupun oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan, LSM
dan lain-lain2.
c. Menurut International Cooperative Alliance (ICA):
A co-operative is an autonomous association of persons united
voluntarily to meet their common economic, social, and cultural
needs and aspirations through a jointly owned and democratically-
controlled enterprise 3. Koperasi adalah perkumpulan otonom
(arah dan tindakan ditentukan sendiri oleh anggota) dari
beberapa orang yang didirikan secara sukarela untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya melalui
perusahaan yang dimiliki bersama dan dikelola secara
demokratis (Terjemahan bebas penulis).
d. Menurut Fray:
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha
bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan
selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian
rupa sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibanya
sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan
pemanfaatan mereka terhadap organisasi.4

2001), hal. 17.


2
Sri-Edi Swasono, Koperasi: Nilai-Tambah Ekonomi Nilai-Tambah Sosial-Kultural
Sokoguru Perekonomian. (Jakarta: Penerbit Yayasan Hatta, 2005), hal. 1.
3
International Labour Organization, Promoting cooperatives (An information
guide to ILO Recommendation No. 193), 2014, hal. 19.
4
Hendrojogi, Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek. (Jakarta: Rajawali
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

CHAPTER II

EKONOMI KREATIF DI
INDONESIA

1. Definisi dan Konsep Ekonomi Kreatif


Sumber daya utama dalam ekonomi kreatif adalah kreativitas
(creativity). Oleh karena itu, agar memperoleh pemahaman mendasar
mengenai konsep dan definisi ekonomi kreatif, terlebih dahulu perlu
diketahui definisi kreativitas. Badan Ekonomi Kreatif1 memberikan definisi
kreativitas sebagai kapasitas atau kemampuan untuk menghasilkan
atau menciptakan sesuatu yang unik, solusi dari suatu masalah, atau
sesuatu yang berbeda dari pakem (thinking outside the box)2.
Menurut United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD), sulit mendefinisikan tentang kreativitas, karena istilah

1
Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) merupakan lembaga non-kementerian baru
yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan perkembangan Ekonomi Kreatif di
Indonesia. Dibentuk pada tanggal 20 Januari 2015, di bawah Pemerintahan Presiden
Joko Widodo, BEKRAF bertugas membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan,
mengoordinasikan, dan melakukan sinkronisasi kebijakan di bidang Ekonomi Kreatif.
2
Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia, Ekonomi Kreatif Outlook 2017,
2017, hal.17.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Chapter II

kreativitas dapat mencakup semua bidang baik itu dibidang seni, ilmiah
maupun ekonomi. Kreativitas tidak selalu dapat diartikan sebagai
sesuatu yang melekat pada manusia atau proses di mana ide-ide asli
dihasilkan. Sebagaimana UNCTAD mengatakan sebagai berikut:
There is no simple definition of “creativity” that encompasses all the various
dimensions of this phenomenon. There is no agreement as to whether
creativity is an attribute of people or a process by which original ideas
are generated. Nevertheless, the characteristics of creativity in different
areas of human endeavour can at least be articulated. For example, it can
be suggested that:
1. artistic creativity involves imagination and a capacity to generate
original ideas and novel ways of interpreting the world, expressed
in text, sound and image
2. scientific creativity involves curiosity and a willingness to experiment
and make new connections in problem solving; and
3. economic creativity is a dynamic process leading towards innovation
in technology, business practices, marketing, etc., and is closely
linked to gaining competitive advantages in the economy3.

Makna dari kreativitas dapat berbeda tergantung dari sudut


pandang mana kreativitas itu ditafsirkan. Di bidang seni, kreativitas
dapat bermakna imajinasi dan kapasitas untuk menghasilkan ide-
ide asli dan cara-cara baru untuk menafsirkan dunia, diekspresikan
dalam teks, suara, dan gambar. Di bidang ilmiah, kreativitas dapt
bermakna rasa ingin tahu dan kesediaan untuk bereksperimen dan
membuat koneksi baru dalam pemecahan masalah. Sedangkan di
bidang ekonomi, kreativitas adalah proses dinamis yang mengarah
ke inovasi dalam teknologi, praktik bisnis, pemasaran, dan lain-
lain serta terkait erat dengan mendapatkan keunggulan kompetitif
dalam perekonomian.
Menurut The Boston Planning and Development Agency (BRA),
kreativitas juga dapat didefinisikan sebagai proses di mana ide-ide
dihasilkan, terhubung, dan ditransformasikan menjadi sesuatu yang
3
UNCTAD, Creative Economy: A Feasible Development Option, 2010, hal. 3.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

CHAPTER III

KOPERASI DAN EKONOMI


KREATIF

Koperasi dan ekonomi kreatif telah menjadi harapan besar


bangsa Indonesia dalam perekonomian nasional. Harapan besar
akan peran Koperasi setidaknya telah disampaikan oleh Bung Hatta
(Bapak Koperasi Indonesia) bahwa Koperasi adalah sebuah cita-
cita negara hukum yang demokratis dan penolakan terhadap
individualisme yang dijabarkan dalam konsep Koperasi. Menurut
Hatta, sebuah demokrasi politik tidak bisa melaksanakan persamaan
dan persaudaraan. Karena itu, disamping demokrasi politik haruslah
ada demokrasi ekonomi yaitu Koperasi. Koperasi memang
merupakan sistem perekonomian yang sangat tepat bagi masyrakat
Indonesia dengan kebhinekaannya serta kegotong-royongannya1.
Koperasi diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian
nasional selain UMKM dan BUMN.
Masyarakat Indonesia juga memiliki harapan besar akan sektor
ekonomi kreatif. Dalam sistem perekonomian kontemporer, telah
1
Emilia Suhaimi, “Koperasi adalah Lokomotif Ekonomi Bangsa”, Majalah iKreatif
Edisi 04/2016, Jakarta: PT. Prima Indonesia Kreatif, 2016, hal. 18.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 Chapter III

terjadi pergeseran akan komoditas barang yang diperdagangkan.


Sebelumnya, komoditas dalam perdagangan adalah barang yang
mayoritas bersumber dari alam, memiliki wujud nyata dan nilai
ekonomis, seperti emas, minyak bumi, batubara, makanan pokok
seperti beras, gula, susu dan berbagai komoditas lainnya. Namun,
saat ini, komoditas yang diperdagangkan memiliki kecederungan
tidak bersumber dari alam, tidak memiliki wujud nyata akan
tetapi bernilai ekonomis tinggi. Misalnya, sebuah lagu, film,
aplikasi program, fashion, design dan lain sebagainya. Berbagai
komoditas tersebut disebut dengan produk ekonomi kreatif.
Harapan masyarakat Indonesia akan sektor ini, diwakilli oleh
Presiden Jokowi dalam pernyataannya yang menyatakan bahwa:
“Era Ekonomi Kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi
Indonesia”2. Ekonomi kreatif diharapkan dapat menjadi sumber
kekuatan baru perekonomian nasional.
Dalam sistem perekonomian, Koperasi dan ekonomi kreatif adalah
dua hal yang sangat terkait dan tidak dapat dipisahkan. Koperasi
dalam menjalankan kegiatannya, dituntut untuk memiliki kreativitas
agar tetap exist di era ekonomi kreatif. Berbasis kreativitas, Koperasi
harus mengembangkan sayapnya di semua lini usaha agar memiliki
daya saing tinggi dan tetap bertahandalam gempuran sistem kapitalis.
Di satu sisi, dalam sektor ekonomi kreatif dibutuhkan pelaku usaha.
Pelaku usaha tersebut tidak hanya skala individu, UMKM maupun
BUMN, akan tetapi juga Koperasi. Koperasi sebagai salah satu badan
usaha yang diakui sebagai badan hukum dalam konstitusi Indonesia,
memiliki potensi besar sebagai motor penggerak sektor ekonomi
kreatif. Koperasi diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai
kendala yang dihadappi dalam pertumbuhan dan perkembangan
sektor ekonomi kreatif. Keterbatasan modal, kurangnya penguasaan
pangsa pasar dan rendahnya kualitas tenaga kerja diharapkan dapat
2
Badan Ekonomi Kreatif, Ekonomi Kreatif Outlook 2017, Op. Cit., hal. 5.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

CHAPTER IV

KOPERASI, EKONOMI
KREATIF DAN SUISTANABLE
DEVELOPMENT GOALS

1. Hubungan antara Koperasi, Ekonomi Kreatif dan Suistanable


Development Goals (SDG’s)
Pembangunan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan keadilan
sosial telah menjadi isu yang mendesak dalam konteks pembangunan
saat ini. Oleh karena itu, negara-negara di dunia melalui PBB
menginisiasi dibuatnya kesepakatan pembangunan global tentang
konsep pembangunan berkelanjuttan atau yang dikenal dengan
Suistanable Development Goals (SDGs) sebagai pengganti Milennium
Development Goals (MDGs)1 yang telah dibuat sebelumnya.
1
Millenium Development Goals (Tujuan Pembangunan Millennium) untuk selanjutnya
disingkat MDGs masa berlaku 2000–2015 memiliki perbedaan dengan SDGs sebagai
penggantinya. Dokumen MDGs dirumuskan oleh para elite PBB dan OECD, di New
York, tanpa melalui proses konsultasi atau pertemuan dan survei warga. Tujuan MDGs
sebagian besar hanya mengatasi gejala–gejala kemiskinan. Masalah ekologi dan
lingkungan hidup tidak diakui, dan masalah ketimpangan kurang mendapatkan perhatian.
Demikian halnya dengan soal pajak dan pembiayaan pembangunan. Dr. John Coonrod
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128 Chapter IV

SDGs adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti


MDGs dengan masa berlaku tahun 2015 sampai dengan 2030 yang
disepakati oleh lebih dari 190 negara dengan berisikan 17 tujuan
dan 169 sasaran pembangunan. Tujuh belas tujuan tersebut, yaitu:

1) End poverty in all its forms everywhere; (Mengakhiri segala bentuk


kemiskinan dimanapun)
2) End hunger, achieve food security and improved nutrition and promote
sustainable agriculture; (Menghilangkan kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan
pertanian berkelanjutan)
3) Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages; (Menjamin
kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia)
4) Ensure inclusive and equitable quality education and promote lifelong
learning opportunities for all; (Menjamin Kualitas Pendidikan
yang Inklusif dan Merata Serta Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat Untuk Semua)
5) Achieve gender equality and empower all women and girls; (Mencapai
Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan)
6) Ensure availability and sustainable management of water and sanitation
for all; (Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan untuk Semua)
7) Ensure access to affordable reliable, sustainable and modern energy for
all; (Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern Untuk Semua)
8) Promote sustained, inclusive and sustainable economic growth, full
and productive employment and decent work for all; (Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan
dalam Kern Beare, “From MDGs To SDGs: What’s The Difference?”, Feelgood.org, 22
Januari 2015, Diakses pada 30 Juni 2017 Pukul 07.20 WIB. https://www.feelgood.
org/mdgs-sdgs-whats-different-kern-beare/
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koperasi, Ekonomi Kreatif dan Suistanable Development Goals 129

Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang


Layak untuk Semua )
9) Build resilient infrastructure, promote inclusive and sustainable
industrialization and Foster innovation; (Membangun Infrastruktur
yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan,
serta Mendorong Inovasi)
10) Reduce inequality within and among countries; (Mengurangi
Kesenjangan Intra dan Antarnegara)
11) Make cities and human settlements inclusive, safe, resilient and
sustainable; (Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh, dan Berkelanjutan)
12) Ensure sustainable consumption and production patterns; (Menjamin
Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjuttan)
13) Take urgent action to combat climate change and its impacts;
(Mengambil Tindakan yang Cepat untuk Mengatasi Perubahan
Iklim dan Dampaknya)
14) Conserve and sustainably use the oceans, seas and marine resources
for sustainable development; (Melestarikan dan memanfaatkan
secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk
pembangunan yang berkelanjuttan)
15) Protect, restore and promote sustainable use of terrestrial ecosystems,
sustainably manage forests, combat desertification, and halt and reverse
land degradation and halt biodiversity loss; (Melindungi, Merestorasi
dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjuttan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan Secara Lestari, Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan, serta Menghentukan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati);
16) Promote peaceful and inclusive societies for sustainable development,
provide access to justice for all and build effective, accountable and inclusive
institutions at all levels; (Menguatkan Masyarakat yang Inklusif
dan Damai untuk Pembangunan Berkelanjutan, Menyediakan
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

CHAPTER V

REKOMENDASI

Dalam bab sebelumnya, dijelaskan bahwa salah satu instrumen


untuk mencapai pertumbuhan sektor Ekraf yang inklusif dapat dilakukan
melalui peran Koperasi. Berbagai keberhasilan Koperasi diberbagai
dunia sebagai motor penggerak perekonomian sekaligus kehidupan
sosial masyarakat seolah membuktikan bahwa Koperasi memiliki
potensi besar untuk mendukung pertumbuhan Ekraf di Indonesia.
Namun, berbagai permasalahan yang ada baik mengenai segala sesuatu
yang terkait dengan perkoperasian dan berbagai faktor penghambat
pertumbuhan Ekraf seakan menjadi penghalang berperannya Koperasi
sebagai motor penggerak sektor Ekraf di Indonesia.
Berbagai langkah strategis telah dilakukan oleh Kementrian
Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan peran Koperasi di tengah
masyarakat. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah diantaranya:
pengembangan Online Base Data System, membangun SISMINBAKUM
Koperasi secara online, membangun Koperasi Berbasis Informasi
Teknologi (IT), menjalin kerjasama dengan Notaris untuk penerbitan
akte Koperasi secara online, fasilitasi standardisasi sertifikasi produk
melalui Hak Atas Kekayan Intelektual (HAKI) dan memperkuat akses
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
150 Chapter V

pembiayaan Koperasi melalui KUR dan dana bergulir LPDBKUMKM.


Berbagai program tersebut dikenal denganprogram Reformasi Koperasi
yaitu; Rehabilitasi, Reorientasi, dan Pengembangan.
BEKRAF juga tidak ketinggalan, melalui berbagai program
inovatifnya berupaya untuk terus mendorong pertumbuhan sektor
Ekraf di Indonesia. Berbagai program diantaranya antara lain:BISMA
(sistem informasi publik ke 16 sub-sektor untuk memenuhi kebutuhan
informasi-informasi terbaru terkait Ekfraf); IKKON (program live in
designer, dimana para desainer akan tinggal bersama para pengrajin
di daerah-daerah untuk berkolaborasi menghasilkan karya kreatif
baru);DEKRAF (upaya membangun ekosistem permodalan kreatif
melalui kerjasama dengan berbagai otoritas keuangan); ICCC (Jejaring
Kab/Kota Kreatif Indonesia guna mendorong terciptanya ekosistem
ekonomi kreatif di Kab/Kota di Indonesia); TELMI (Pengembangan
Platform Aplikasi Khusus Musik Indonesia) dan berbagai program
BEKRAF yang lain.
Namun, berbagai program yang disusun oleh Kementrian Koperasi
dan BEKRAF belum secara khusus menyentuh peran Koperasi di
sektor Ekraf. Oleh karena itu, diperlukan beberapa rekomendasi
strategis yang terkait dengan regulasi, pengembangan kemitraan
strategis, financial support, pengembangan pendidikan berbasis
Koperasi, kreativitas dan kewirausahaan, pengembangan infrastruktur
industri kreatif, pendayagunaan dan pemberdayaan perlindungan
HAKI dan Pengembangan Koperasi Kreatif Berbasis Sumber Daya
Lokal untuk mendorong peran Koperasi dalam pertumbuhan dan
perkembangan sektor Ekfraf di Indonesia.

1. Regulasi
Regulasi memiliki peran kunci dalam keberhasilan Koperasi
di beberapa Negara. Sebagaimana menurut Bijman dan Iliopoulos
yang mengatakan bahwa:
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rekomendasi 151

“Regulation is element of the institutional environment may be even more


important for the development of cooperatives. In most EU Member States,
special legislation exists for registering, regulating or even promoting
cooperatives”.1

Di negara-negara Uni Eropa, regulasi menjadi faktor penentu


akan keberhasilan Koperasi. Dengan adanya regulasi, Koperasi di
Eropa telah berhasil berkembang pesat dan menjadikan Koperasi
yang juga tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tapi juga
social benefit bagi masyarakat. Artinya, agar Koperasi dapat berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan sektor Ekfraf, perlu adanya
dukungan dari aspek regulasi.
Pentingnya peran regulasi dalam keberhasilan Koperasi, juga dapat
kita lihat dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Deng, Huang, Xu
dan Rozelle. Peneliti tersebut melakukan penelitian mengenai dampak
Undang-Undang Koperasi yang baru terhadap Koperasi Pertanian
di China. Penelitian yang berjudul “Policy support and emerging farmer
professional cooperatives in rural China” menyimpulkan hasil penelitian
yang menarik. Sebagai upaya untuk mengatasi berbagai tantangan
yang terjadi dibidang pertanian, pemerintah China mempromosikan
Koperasi Farmer Professional Cooperatives (FPCs). Koperasi tersebut
dibentuk dengan tujuan untuk memperkuat para petani yang mayoritas
petani kecil dan minimnya lahan pertanian di China. Oleh karenanya,
agar tidak rentan terhadap kekuatan pasar yang kuat, Pemerintah
China mendorong kepada para petani untuk membentuk Koperasi
FPCs.Pada tahun 2000, FPCs mengalami tranformasi total menjadi
Koperasi yang modern dibandingkan pada tahun 1950-an, 1960-an,
1970-an. Sekarang FPCs di China menjadi Koperasi yang memasok

1
Jos Bijman dan Constantin Iliopoulos, “Farmers’ cooperatives in the EU: policies,
strategies, and organization,” Annals of Public and Cooperative Economics, 85(4),
(2014): hal. 497–508 dan Constantin Iliopoulos, “Public policy support for agricultural
cooperatives: an organizational economics approach,” Annals of Public and Cooperative
Economics, 84(3), (2013): hal. 241–252.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Aal, M.H.A. “The Egyptian Cooperative Movement: Between State and
Market.” Dalam Cooperating out of Poverty: The Renaissance of the African
Cooperative Movement, ed. P. Develtere, I. Pollet dan F. Wanyama.
Jenewa: ILO, 2008.
A.F.Stoner, James. Management, edisi ke-2. New York: Prentice Hall
International, Inc. Englewood Cliffs, 1982.
Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi Ekonomi. Jakarta: Kompas, 2010.
Bilek, Amanda. Revitalizing Rural Communities through the Renewable Energy
Cooperative, Series on the German Energy Transition (3 of 6). Washington
D.C: Heinrich Böll Stiftung, 2012.
Cocolina, Carmen Quintana dengan Cooperative Europe’s Team. The
Power Of Cooperation (Cooperative Europe Key Figures 2015). Cooperative
Europe, 2016.
C.S, Bajo dan B. Roelants. Capital and The Dept Trap: Learning from Cooperatives
in The Global Crisis. Hampshire: Palgrave Macmillan, 2013.
Dellyana, Dina, Fikri Hadiansyah, Adib Hidayat, dan Widhi Asmoro,
Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Musik Nasional 2015-
2019. Jakarta: Republik Solusi, 2015.
Develtere, Patrick dan Ignace Pollet. “Renaissance of African Cooperatives
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
168 Daftar Pustaka

in the 21st Century: Lessons from the Field.” Dalam Cooperating out
of Poverty: The Renaissance of the African Cooperative Movement, ed. P.
Develtere, I. Pollet dan F. Wanyama. Jenewa: ILO, 2008.
Global Intellectual Property Center (GIPC) US Chamber of Commerce.
The Roots of Innovation.” US Chamber International IP Index, Fifth
Edition, Februari 2017.
Hendrajogi. Koperasi dan Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali
Press, 2000.
Howkins, J. The Creative Economy: How People Make Money From Ideas.
London, UK: Penguin, 2001.
International Sustainability dan Carbon Certification, ISCC 201-5 Dasar
Sistem Untuk Petani Swadaya Versi 3.0, 2017.
Lemma, T. “Growth without Structures: The Cooperative Movement in
Ethiopia.” Dalam Cooperating out of Poverty: The Renaissance of the African
Cooperative Movement, ed. P. Develtere, I. Pollet dan F. Wanyama.
Jenewa: ILO, 2008.
Maria, Mia, Asep Topan, Dila Martina Ayu, Ekonomi Kreatif: Rencana
Pengembangan Seni Rupa Nasional 2015-2019. Jakarta: Republik Solusi,
2015.
Narjoko, Dionisius Ardiyanto, Titik Anas, dan Haryo Aswicahyono, Ekonomi
Kreatif: Rencana Pengembangan Kerajinan Nasional 2015-2019. Jakarta:
Republik Solusi, 2015.
Ong, L. “Greasing the wheels of development: Rural credit in China”.
Politics and Markets In Rural China, ed. B. Alpermann. London dan
New York: Routledge, 2011.
R.A Rivai, Wirasasmita, et al. Manajemen Koperasi. Bandung: Pionir Jaya, 1990.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga, 2001.
Swasono, Sri-Edi. Koperasi: Nilai Tambah Ekonomi Nilai Tambah Sosio-
Kultural Sokoguru Perekonomian. Jakarta: Penerbit Yayasan Hatta, 2005.

JURNAL, MAJALAH, BULETIN, PAPER PENELITIAN/KONGRES/


PROSIDING
Bijman, Jos dan Constantin Iliopoulos. “Farmers’ cooperatives in the EU:
policies, strategies, and organization.” Annals of Public and Cooperative
Economics, 85(4), (2014): 497–508.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka 169

Blakely (1994); Green dkk. (1990); Sharp dan Flora (1999), Shaffer, Deler
dan Marcouiller (2004) dalam Kimberly Zeuli and Jamie Radel.
“Cooperatives as a Community Development Strategy: Linking Theory
and Practice, The Journal Of Regional Analysis and Policy.” The Journal
of Regional Analysis and Policy, (2005).
Chen Sui Liang, Ivan. “Industri Kreatif Dan Ekonomi Sosial di Indonesia:
Permasalahan Dan Usulan Solusi Dalam Menghadapi Tantangan
Global”, Prosiding The 5th International Conference on Indonesian Studies:
“Ethnicity and Globalization.” Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia: International Conference & Summer School
On Indonesian Studies, (2013).
Christenson (1989); Flora , Flora, dan Fey (2004); Green dan Haines (2002);
Littrall dan Hobbs (1989) dalam Kimberly Zeuli and Jamie Radel.
“Cooperatives as a Community Development Strategy: Linking Theory
and Practice, The Journal Of Regional Analysis and Policy.” The Journal
of Regional Analysis and Policy, (2005).
Deng, Hengshan, Jikun Huang, Zhigang Xudan, dan Scott Rozelle. “Policy
support and emerging farmer professional cooperatives in rural China.”
China Economic Review 21, (2010):495–507.
Deller, Steven, Ann Hoyt, Brent Hueth dan Reka Sundaram-Stukel. Research
on the Economic Impact of Cooperatives. University of Wisconsin Center
for Cooperatives , (2009).
Green dan Haines (2002), Shaffer, Deller, dan Marcouiller (2004) dalam
Kimberly Zeuli and Jamie Radel dalam Kimberly Zeuli and Jamie
Radel, “Cooperatives as a Community Development Strategy: Linking
Theory and Practice, The Journal Of Regional Analysis and Policy.”
The Journal of Regional Analysis and Policy, (2005)35:1.
Hadian Nur, Yudha dan Lukman Muslimin. “Pemasaran Produk UKM
Melalui Jaringan Retail Besar.” Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.
3, Nomor 2 (2009).
Iliopoulos, Constantin. “Public policy support for agricultural cooperatives:
an organizational economics approach.” Annals of Public and Cooperative
Economics, 84(3), (2013): 241–252.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Paparan Menteri
Koperasi dan UMKM pada Kongres Koperasi Ke-3. Makassar Sulawesi
Selatan, (2016).
http://www.depkop.go.id/uploads/tx_rtgfiles/paparan_menteri_kongres_2017.pdf
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
170 Daftar Pustaka

Loubere, N, dan HX Zhang, “Co-operative financial institutions and


local development in China.” Journal of Co-operative Organization and
Management vol. 3, No. 1 (2015).
MacKay, L. “Health Cooperatives in BC: the Unmet Potential.” British
Columbia Medical Journal, Vol. 49, No. 3 (2007).
Mulyani Indrawati, Sri. Prospek Perekonomian Indonesia 2017. Kuliah Umum
dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-47 Media Indonesia, Jakarta, 2017.
https://dosen.perbanas.id/wp-content/uploads/2017/01/MK-Kuliah-
Umum-Media-Indonesia-2017-ilovepdf-compressed.pdf
NCBA (2005) dalam Kimberly Zeuli and Jamie Radel dalam Kimberly Zeuli
and Jamie Radel, “Cooperatives as a Community Development Strategy:
Linking Theory and Practice, The Journal Of Regional Analysis and
Policy.” The Journal of Regional Analysis and Policy, (2005)35:1.
Noran, Ovidiu, Hervé Panetto, “Modelling a Sustainable Cooperative
Healthcare: An Interoperability-driven Approach”, 8th International
Workshop on Enterprise Integration, Interoperability and Networking
(EI2N’2013), Graz, Austria: Springer, LNCS 8186, (2013).
Osti, G. “Green Social Cooperatives in Italy: A Practical Way to cover the
three Pillars of Sustainability?” Sustainability: Science, Practice and
Policy, Vol. 8, Issue 1, (2012).
Renting dan Van Der PloegRenting. “Reconnecting nature, farming and
Society: environmental cooperatives in the Netherlands as institutional
arrangements for creating coherence.” Journal of Environmental Policy
and Planning volume 3, Issue 2, Special Issue: Reconstituting Nature through
Rural Development Practices (April/June 2001).
Sudarwanto, Al. Sentot, Dona Budi Kharisma, Suraji dan Anjar Sri
Ciptorukmi N, “The Cooperative Intervention In Traditional Market
Revitalization: An Empirical Legal Analysis”, The 2017 International
Conference on Globalization of Law and Local Wisdom, 14-15 Oktober 2017.
S, Utoyo, Rozama, N. A., & Wulandari, V. C. Profil Usaha/Perusahaan
Ekonomi Kreatif 2016. Jakarta:Badan Pusat Statistik (BPS). (2016).
The Business Council of British Columbia. Marshall, Monica, et al. Cooperative
Opportunity in British Columbia, A Discussion Paper by Vancity For The
Business Council of British Columbia Opportunity BC 2020 Project, British
Columbia: Vancity, (2009).
Tim ahli dari kalangan akademisi dan publik. “Membangun Tradisi Inovasi
Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” dalam Andreas Syah
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka 171

Pahlevi, Gagasan Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional, Makalah


Seminar Nasional Seni dan Desain. FBS Unesa, (2017).
Wiskerke J. S. C, B.B. Bock, M. Stuiver, dan H. Renting, “Environmental
co-operatives as a new mode of rural governance”, NJAS - Wageningen
Journal of Life Sciences Volume 51, Issues 1–2, (2003).

UNDANG-UNDANG, PUBLIKASI PEMERINTAH, DAN NON-


PEMERINTAH:
Badan Ekonomi Kreatif. Data Statistik dan Hasil Survei Ekonomi Kreatif,
Jakarta: BEKRAF, 2017.
. Ekonomi Kreatif Outlook 2017, 2017.
. Rekomendasi Strategi Kebijakan Pengembangan Publikasi Produk Kreatif.
Jakarta: BEKRAF, 2017.
. Rencana Strategis BEKRAF 2015-2019. 2017.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik dan
United Nations Population Fund, Proyeksi Penduduk Indonesia
(Indonesia Population Projection) 2010-2035, Badan Pusat Statistik
Indonesia, 2013, hal. 23-25.
Bank Indonesia dan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI).
Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Jakarta, 2015.
https://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Documents/
Profil%20Bisnis%20UMKM.pdf?Mobile=1
B. Hoelman, Mickael, dkk. Panduan SDGs Untuk Pemerintah Daerah (Kota
dan Kabupaten). Jakarta: International NGO Forum on Indonesian
Development (INFID), 2015.
BOP Consulting. The British Council. Creative and Cultural Economy
series 2, Mapping the Creative industries: a toolkit. British Council, 2010.
Boston. BRA Research. Boston’s Creative Economy.
Commission Of The European Communities. Communication from the
Commission to the Council and the European Parliament, the European
Economic and Social Committee and the Committee of Regions on the promotion
of co-operative societies in Europe. Brussels, 23.2.2004 COM, 2004 18 final.
Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia. Pemetaan dan Strategi
Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) 2015 dan Pasca MEA 2025. Jakarta: Bank Indonesia, 2016.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
172 Daftar Pustaka

Ernst & Young (EY). Cultural times:The first global map of cultural and creative
industries. International Confederation of Societies of Authors and
Composers, Desember 2015.
Humas Kemenkop dan UKM, “Pengelolaan Bank Sampah Melalui Badan
Hukum Koperasi”, Siaran Pers Kementerian Koperasi dan UKM, 08
Januari 2017.
http://www.depkop.go.id/content/read/pengelolaan-bank-sampah-segera-
berbadan-hukum-koperasi/
International Cooperative Alliance dan Euricse. Exploring The Cooperative
Economy Report 2014.
. Exploring The Cooperative Economy Report 2015.
International Co-operative Alliance. Global300 Report 2010: The world’s major
co-operatives and mutual businesses.
. The General Assembly of the International Co-operative Alliance, 1995.
. Cooperative Identity, Values, and Principle. https://ica.coop/en/whats-co-
op/co-operative-identity-values-principles
IHCO Secretary. “Co-operative Pharmacies: ensuring the quality access to
medicine”, International Health Co-operative Organization, 12 April 2018.
https://ihco.coop/2018/04/12/cooperative-pharmacies-ensuring-the-quality-
access-to-medicines/
International Health Cooperative Alliance dan Euricse. Sector of International
Cooperative Alliance. Cooperative Health Report 2018 (Assesing the
worldwide contribution of cooperatives to healtchare, 2018.
International Health Co-Operative Organisation. “Cooperative Pharmacies:
ensuring the quality access to the medicine”. International Health Co-
Operative Organisation. 12 April, 2018.
https://ihco.coop/2018/04/12/cooperative-pharmacies-ensuring-the-quality-
access-to-medicines/
Republik Indonesia. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2012.
. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Data Kementrian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Periode Juni 2014.
. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Rencana Strategis
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2015-2019.
. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Laporan Akhir Penyelarasan
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka 173

Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Perkoperasian,


Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2014.
. Kementrian Pertanian. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat
Jenderal - Kementerian Pertanian, Outlook Kelapa Sawit, 2016.
. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan
Ekonomi Kreatif. Lembaran Negara Republik Indonesia No. 139. Jakarta:
Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2015.
. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 64/M-IND/PER/7/2016 tentang
Besaran Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Untuk Klasifikasi Usaha
Industri. Berita Negara Republik Indonesia No. 1089. Jakarta, 2016.
. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 116. Jakarta: Sekretariat Negara
Republik Indonesia, 1992.
United Nations. Hesse, Heiko dan Martin Čihák. Cooperative Banks and
Financial Stability. Working Paper (WP/07/2 IMF), International Monetary
Fund (IMF), (2007).
. Ines Havet, Sarwat Chowdhury, Minoru Takada, dan Alis Cantano,
Energy in national decentralization policies, New York: United Nations
Development Programme, 2009.
. “Healing Pharmacies”. International Labour Organization. 12 November,
2012.
http://www.ilo.org/global/about-the-ilo/newsroom/news/WCMS_192935/
lang--en/index.htm
. International Labour Organization. Johnston Birchall. Resilience in
a downturn: The power of financial cooperatives, Jenewa: International
Labour Office, 2013.
. International Labour Organization. Promoting cooperatives (An information
guide to ILO Recommendation No. 193). Jenewa: International Labour
Organization Office, 2014.
. International Labour Organization. The Promotion of Sustainable Enterprises
Report VI, 96th sess. Jenewa: International Labour Office, 2007.
.International Labour Organization dan International Cooperative Alliance’s.
Cooperatives and the Sustainable Development Goals A Contribution to the
Post-2015 Development Debate. Jenewa, 2015.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
174 Daftar Pustaka

. Reddy, Kirk R. Smith, dan Robert H. Williams. “Rural Energy in


Developing Countries.” World Energy Assesment: Energy and The
Challenge of Sustainability Chapter10.
. Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development.
. United Nations Conference on Trading And Development. Creative
Economy: A Feasible Development Option, 2010.
. Creative Economy Report 2008: The Challenge of Assessing The Creative
Economy: Towards Informed Policy-Making. Jenewa: United Nations, 2008.
. United Nations Development Programme. JosÈ Goldemberg, Amulya
K.N. World Energy Assesment (Energy and The Challenge of Sustainability.
New York, 2000.
World Bank. Douglas Barnes dan Gerald Foley. Rural electrification in the
developing world: A summary of lessons from success programs. Washington
DC: World Bank, 2004.

MEDIA MASSA
Asril, Sabrina. “Inilah Modus Investasi Bodong ala Koperasi Langit Biru
dan PT. GAN.” Kompas, 7 Juni, 2012.
https://nasional.kompas.com/read/2012/06/07/16480393/Inilah.Modus.
Investasi.Bodong.ala.Koperasi.Langit.Biru.dan.PT.GAN
Bibby, Andrew. ”Co-operatives are an inherently more sustainable form
of business.” The Guardian, 11 Maret, 2014.
https://www.theguardian.com/social-enterprise-network/2014/mar/11/
co-op-business-sustainability
Coonrod, Dr. John dalam Kern Beare. “From MDGs To SDGs: What’s The
Difference?” Feel Good, 22 Januari 2015. https://www.feelgood.org/
mdgs-sdgs-whats-different-kern-beare/
Dorling, Danny. “Let’s go back to the future with co-operative schools –
and leave grammars in the past.” The Guardian, 15 November 2016.
https://www.theguardian.com/education/2016/nov/15/cooperative-
schools-grammar-education
Galih, Persiana. “Investasi di Cipaganti, Pensiunan Jatuh Miskin.” Tempo,
26 Februari, 2015.
https://bisnis.tempo.co/read/645378/investasi-di-cipaganti-pensiunan-
jatuh-miskin
Kaah, Aaron, Sali Usmanu, dan Basam Emmanuel. “Dairy Farmer Cooperative
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka 175

Contributes To Food Security In Cameroon.” Heifer International, 12


Oktober, 2012.
https://www.heifer.org/join-the-conversation/blog/2012/October/dairy-
farmers-cooperative-contributes-to-food-security-in-cameroon.html
Pangestu, Mari Elka. “Lima Kendala Utama Ekonomi Kreatif.” Kompas,
08 November 2011.
https://travel.kompas.com/read/2011/11/08/02533938/Mari.Pangestu.
Lima.Kendala.Utama.Ekonomi.Kreatif
Rivki. “Kasus Pandawa Group, 27 Orang Dihukum dari 8 sampai 15 Tahun
Bui.” detikNews, 11 Desember, 2017.
https://news.detik.com/berita/d-3764600/kasus-pandawa-group-27-
orang-dihukum-dari-8-sampai-15-tahun-bui
Saputra, Andi. “Kasus Penipuan, MA Rampas Aset Koperasi Cipaganti
Untuk Nasabah.” detikNews, 2016.
https://news.detik.com/berita/d-3185490/kasus-penipuan-ma-rampas-
aset-koperasi-cipaganti-untuk-nasabah
Simorangkir, Eduardo. “Koperasi Energi Baru Terbarukan Pertama di RI
Resmi Berdiri.” detikFinance, Rabu, 14 Februari 2018.
https://finance.detik.com/energi/d-3867940/koperasi-energi-baru-
terbarukan-pertama-di-ri-resmi-berdiri
Sukarna, Harry. “PDB Ekonomi Kreatif Semakin Mendekati Angka 1000
Triliun Pertama!” Bekraf, 29 Desember 2017.
http://www.BEKRAF.go.id/berita/page/10/pdb-ekonomi-kreatif-
semakin-mendekati-angka-1000-triliun-pertama
Swain, Harriet. “Coming soon, a university where students could set their
own tuition fees”, The Guardian International Edition, 12 September 2017.
https://www.theguardian.com/education/2017/sep/12/university-
students-set-own-fees-cooperative-college.
Upi dan Putu Setiawan. “Muspida Bali Bahas Penyelesaian Kasus KKM.”
Liputan 6, 4 Maret, 2009.
https://www.liputan6.com/news/read/173860/muspida-bali-bahas-
penyelesaian-kasus-kkm
Wirawan, Jerome. “Menelusuri perkara Pandawa, perusahaan yang diduga
menipu berkedok investasi.” BBC Indonesia, 19 Februari, 2017.
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-39018899
“Ace Hardware International Implements Blue Ridge Supply Chain
Planning.” Businesswire, 7 Juni 2016.
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
176 Daftar Pustaka

https://www.businesswire.com/news/home/20160607005303/en/Ace-
Hardware-International-Implements-Blue-Ridge-Supply
“Di Peringkat 39, Indonesia Perlu Berbenah.” Kompas, 23 Februari 2017.
https://kompas.id/baca/ekonomi/2017/02/23/di-peringkat-39-indonesia-
perlu-berbenah/
“Kongres Koperasi III Tonggak Baru Pembaruan Koperasi Indonesia.”
Liputan Khusus dalam Buletin Cooperative, No. 05 Juli, 2017.
http://www.depkop.go.id/uploads/tx_rtgfiles/edisi_juni_2017_rev.pdf
“Koperasi Ar Ridho Dituduh Gelapkan Kendaraan dan Dana Investor.”
Pikiran Rakyat, 27 Desember 2012.
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2012/12/27/216651/koperasi-
ar-ridho-dituduh-gelapkan-kendaraan-dan-dana-investor
“Koperasi Didorong Kembangkan Usaha Energi Terbarukan.” detikFinance,
Selasa, 17 Juni 2014.
https://finance.detik.com/energi/d-2610241/koperasi-didorong-
kembangkan-usaha-energi-terbarukan
“Koperasi: Ekonomi Berkeadilan“. Buletin Cooperative, 01 Maret 2017.
“Koperasi Fiktif Rugikan Nasabah Rp. 60 Miliar.” JPNN, 29 Desember 2012.
https://www.jpnn.com/news/koperasi-fiktif-rugikan-nasabah-rp60-miliar
“Sebelum Dirikan Koperasi Langit Biru, Ustad Jaya Komara Bekerja di
MLM.” detikNews, 26 Juli, 2012.
https://news.detik.com/berita/1975423/-sebelum-dirikan-koperasi-
langit-biru-ustad-jaya-komara-bekerja-di-mlm
“Singapura Krisis Sumber Alam Tapi Pendapatan per Kapita Warganya
13 Kali RI.” detikFinance, 3 Mei 2013.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2237204/singapura-
miskin-sumber-alam-tapi-pendapatan-per-kapita-warganya-13-kali-ri

WEBSITE
Article III of the Statute of the International Renewable Energy Agency.
http://ec.europa.eu/world/agreements/prepareCreateTreatiesWorkspace/
treatiesGeneralData.do?step=0&redirect=true&treatyId=8581
Bank Rakyat. http://www.bankrakyat.com.my/c/mengenai/info_korporat/
sekilas_pandang-2
Co-Operative College. https://www.co-op.ac.uk/Pages/Category/about-us
Copa-Cogeca. https://copa-cogeca.eu/Main.aspx?page=CogecaHistory&lang=en
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka 177

Die Genosscenschaften. http://www.dgrv.de/en/aboutus.html


Fairtrade Foundation. https://www.fairtrade.org.uk/Farmers-and-Workers/
Cocoa/Kuapa-Kokoo
FairPrice. https://www.fairprice.com.sg/wps/portal/corporate/corpHome
Friesland Campina. https://www.frieslandcampina.com/en/organisation/
cooperative/
Funding Universe. Ace Hardware Corporation History.
http://www.fundinguniverse.com/company-histories/ace-hardware-
corporation-history/
Funding Universe. Wakefern Food Corporation History.
http://www.fundinguniverse.com/company-histories/wakefern-food-
corporation-history/
GKSI Jawa Barat. http://gksi-jawabarat.co.id/?page=11#scroll
Grocery.com. About Wakefern Food Corp. http://www.grocery.com/wakefern-
food-corp/
HealthPartners. https://www.healthpartners.com/hp/about/index.html
Kisel Indonesia. http://mykisel.com/sekilas-kisel
Koperasi Warga Semen Gresik. http://www.kwsg.co.id/
Kosti Semarang. http://www.kostisemarang.com/index.php/tentang/
sejarah-kosti-semarang
Kospin Jasa. http://www.kospinjasa.com/
Kuapa Kokoo. http://www.divinechocolate.com/uk/about-us/research-
resources/divine-story/kuapa-kokoo
Mondragon Corporation. https://www.mondragon-corporation.com/en/
our-businesses/companies-and-cooperatives/
. https://www.mondragon-corporation.com/en/co-operative-experience/
history/
Papapaa Fairtrade and Chocolate, Kuapa Kokoo: Good Cocoa Farmers.
http://www.papapaa.org/pdf/ks2_4b1.pdf
Prodecoop. https://www.prodecoop.com/
. https://www.prodecoop.com/productos/cafe-verde.html
Putra Sampoerna Foundation. http://www.sampoernafoundation.org/id/
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
178 Daftar Pustaka

koperasi-jasa-siswa-bangsa-indonesia
Roundtable on Sustainable Palm Oil. https://rspo.org/certification/how-
rspo-certification-works
ShopRite Today. Families Serving Families.
https://www.shoprite.com/store/60071082/aboutus
Wakefern Food Corp. Wakefern Food Corp, Who We Are?
http://www2.wakefern.com/home/who-we-are/
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

BIODATA PENULIS
Dr. AL. Sentot Sudarwanto.S.H.,M.Hum lulus
pendidikan S1 dari Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Tahun 1985, S2 Ilmu Hukum dari
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Tahun 1999
dan S3 Ilmu Hukum dari Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret Tahun 2013. Aktif menjadi
narasumber di Seminar Nasional, Lokakarya,
Workshop, Simposium, Sosialisasi, Focus Group Disscution
(FGD) tentang lingkungan hidup khususnya Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.
Kursus yang telah diikuti, AMDAL Dasar (Tipe A) dan
AMDAL Penilai (Tipe C) Tahun 1991, AMDAL Penyusun (Tipe B)
Tahun 1994, Kursus penulisan buku teks bidang Lingkungan
Hidup Dirjen Dikti Jakarta Tahun 1995, Kursus Metodologi
Penelitian Aspek Sosial Lingkungan Tahun 1996, Kursus Pilihan
Penyelesaian Sengketa Lingkungan (ADR) Tahun 2004, Kursus
Mediasi Tahun 2010.
Awal pengabdiannya penulis sebagai Asisten Advokat Mr.
Sumarno P. Wiryanto dan staf LBH Surakarta (1985-1986),
diangkat sebagai Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta tahun 1986 - sekarang. Saat ini, selain mengajar
program S-1 juga mengajar Program Magister Ilmu Hukum,
Magister Kenotariatan (S-2) di Pascasarjana Fakultas Hukum
UNS, Magister Ilmu Lingkungan (S-2) dan Program Doktor (S-3)
Ilmu Lingkungan Pascasarjana UNS. Penulis juga mengajar
kursus AMDAL Dasar, AMDAL Penyusun dan AMDAL Penilai di
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) LPPM UNS serta


Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Wana Wiyata Yogyakarta.
Selaku Ketua Divisi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
di PPLH LPPM Universitas Sebelas Maret, penulis melaksanakan
studi dan menyusun dokumen UKL-UPL dan AMDAL di
berbagai sektor pembangunan dan telah bersertfpikat kompetensi
Anggota Penyusun AMDAL Nomor ATPA No. LHK 564 00069
2016.
Penulis beberapa kali menjadi saksi ahli kasus lingkungan
hidup di Pengadilan Negeri dan Staff Ahli Pansus DPRD
Kabupaten/Kota; juga sebagai Staf Ahli Pembahasan Peraturan
Menteri Kehutanan bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;
sebagai Dewan Pakar Forum Pengelolaan DAS Solo dan tenaga
ahli Masyarakat Konservasi Tanah dan Air (MKTI) Provinsi Jawa
Tengah, Pengurus Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia
(IALHI) serta Ketua Majelis Pengawas Daerah Notaris (MPD) Kota
Surakarta Tahun 2017- 2019.

Dona Budi Kharisma.S.H.,M.H lulus pendidikan S1


tahun 2004 dan S2 tahun 2008 dari Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret. Penulis adalah dosen
tetap di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret. Mata kuliah yang diampu adalah Hukum
Bisnis, Hukum Perbankan, Hukum Perindustrian
dan Hukum Perdata International. Penulis aktif
menulis di beberapa jurnal ilmiah nasional dan international dan
di beberapa harian media massa baik cetak maupun online. Selain
itu penulis juga aktif sebagai narasumber dalam seminar dan
conference baik lokal maupun international serta menjadi tenaga
ahli dalam perumusan produk hukum dibeberapa daerah.

Anda mungkin juga menyukai