Anda di halaman 1dari 30

PENERAPAN METODE ELECTRE IV PADA SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN UNTUK UMKM

Oleh :

Rouli Putri Lindes Situmorang

2013101002

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena berkat rakhmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penerapan Metode Electre IV pada Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan untuk
UMKM”

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menuntaskan tugas bidang studi Sistem
Pengambilan Keputusan di Universitas Pendidikan Ganesha. Dalam penulisan makalah ini,
penulis mengalami banyak hambatan dan masalah, namun berkat bantuan, dukungan, dan
arahan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikannya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepasa.

1. Dosen Sistem Pengambilan Keputusan Universitas Pendidikan Ganesha atas petunjuk


dan bimbingannya.
2. Teman-teman yang telah memberikan masukkan yang berguna dalam menyelesaikan
makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah memberikan bantuan, arahan,
saran, doa, dan bimbingannya dalam penulisan makalah ini.

Seperti kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, begitu juga makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis harapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca.

Singaraja, 3 April 2023

Rouli Situmorang

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3. Tujuan...................................................................................................................................2
1.4. Manfaat.................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI..............................................................................................................................3
2.1. Kriteria..................................................................................................................................3
2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)....................................................................................6
2.3. Multi Criteria Decision Making (MCDM)............................................................................7
2.4. Metode ELECTRE................................................................................................................7
2.5. Metode ELECTRE IV...........................................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................13
PEMBAHASAN............................................................................................................................13
3.1. Penerapan Metode ELECTRE IV......................................................................................13
BAB IV..........................................................................................................................................25
PENUTUP.....................................................................................................................................25
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................25
4.2 Saran.....................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia ialah negara berkembang dimana perekonomiannya bukan hanya digerakkan
oleh para pemodal swasta besar ataupun pemerintah namun juga pemodal menengah, kecil
sampai mikro. Jumlahnya sangat banyak dan mulai diperhitungkan. Sistem bantuan yang
berjalan tersebut memiliki kendala, yaitu data tiap warga yang diusulkan langsung melalui
petugasnya belum sepenuhnya merata, karena masih banyak penerima yang cukup mampu dalam
menerima bantuan tersebut. Oleh karena itu, diadakan survei lokasi untuk memastikan responden
sebagai penerima yang dikatakan layak dan dilakukanlah penelitian untuk menentukan kelayakan
dari sumber data yang diterima. Kemudian, dalam penelitian ini diterapkanlah kedalam suatu
sistem. Sistem pendukung keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif
penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif
keputusan yang terbaik. Sehingga SPK dapat di jadikan sebagai salah satu jalan solusi dalam
membantu pemerintah daerah untuk membuat sebuah keputusan dalam memberi bantuan dengan
tujuan agar tidak salah sasaran dengan pemilihan data dari kriteria yang sudah di tentukan
sebelumnya. Dalam menentukan siapa yang layak menerima bantuan ini ditentukan dari
beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya status usaha,
penghasilan, umur, jumlah tanggungan, status rumah, jenis lantai , jenis dinding, jenis atap.

Berdasarkan kendala diatas, untuk dapat menyeleksi responden sebagai penerima bantuan
untuk UMKM, dibutuhkan kriteria yang mendukung dalam menentukan penerima bantuan
tersebut. Dalam penelitian ini, menggunakan metode electre IV. Metode electre IV merupakan
suatu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep perankingan.
Metode ELECTRE merupakan metode yang digunakan untuk mencari alternatif dalam
permasalahan atau persoalan yang melibatkan banyak kriteria (multicriteria) berdasarkan sistem
outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan
setiap kriteria yang sesuai (Marlinda, 2016). Metode ini merupakan salah satu algoritma yang
dapat menentukan penerima calon beasiswa. Cara menggunakan algoritma ini adalah dengan
memproses bobot nilai masing-masing kriteria dan calon penerima beasiswa sehingga
menghasilkan nilai mutlak yang mudah digunakan untuk mengambil keputusan (Satria, 2019).

Metode ELECTRE telah berkembang melalui beberapa versi yakni dari I hingga IV
semua didasarkan pada konsep dasar yang sama tetapi secara operasional sedikit berbeda. Pada
makalah ini untuk menentukan calon penerima bantuan untuk UMKM digunakan metode
ELECTRE IV. Metode ELECTRE IV merupakan metode yang didasarkan pada pertimbangan
kumpulan pseudo-criteria yang bertujuan untuk menentukan peringkat alternatif, dengan atau
tanpa memperkenalkan pembobotan kriteria apapun (Suparmaji, 2017). Kelebihan dari metode
ini dalam prosesnya adalah bersifat interaktif. Dimana dalam metode ini terdapat proses
membandingkan setiap alternatif dengan alternatif lainnya pada masing-masing kriteria.

1
Sehingga didapatkan nilai dari masing-masing alternatif yang kemudian dibandingkan lagi
dengan nilai treshold (nilai ambang) yaitu batas maksimum dan atau minimum nilai dari seluruh
alternatif untuk menentukan calon penerima bantuan untuk UMKM.

Maka, berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membuat makalah yang
berjudul “Penerapan Metode ELECTRE IV Pada Sistem Pendukung Keputusan Penerima
Bantuan untuk UMKM”

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah penerapan Metode ELECTRE IV dalam menentukan keputusan penerima
bantuan untuk UMKM

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai penulis
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan Metode ELECTRE IV dalam menentukan dalam
menentukan keputusan penerima bantuan untuk UMKM sebagai responden yang
dikatakan layak dan tidak

1.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pembaca
Pembaca dapat memperoleh informasi dan mengetahui proses penerapan SPK dalam
menentukan calon penerima bantuan untuk UMKM dengan menggunakan Metode
ELECTRE IV.
2. Bagi Penulis
Penulis sebagai mahasiswa dapat menambah wawasan dan menerapkan SPK dalam
menentukan calon penerima bantuan untuk UMKM ataupun persoalan lain dengan
Metode ELECTRE IV.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Kriteria
Parameter atau kriteria dalam menentukan kelayakan sebagai penerima bantuan ,
sesuai pada tabel 1 antara lain:

Tabel 1. Kriteria

N Kriteria Nama Kriteria


O
1 C-1 Status Usaha
2 C-2 Penghasilan
3 C-3 Umur
4 C-4 Jumlah Tanggungan
5 C-5 Status Rumah
6 C-6 Jens Lantai
7 C-7 Jenis Dinding
8 C-8 Jenis Atap

1. Status Usaha (C-1)


Berikut tabel 2 adalah bobot penilaian terhadap sub kriteria status usaha:

Tabel 2. Status Usaha

NO C-1 Bobot
1 Usaha Menengah 1
2 Usaha Kecil 2
3 Usaha Mikro 3
4 Ada Usaha, Tidak Ada Biaya 4
5 Ada Biaya, Tidaj Ada Usaha 5

2. Penghasilan (C-2)
Berikut tabel 3 adalah bobot penilaian terhadap sub kriteria Penghasilan:

Tabel 3.Penghasilan

NO C-2 Bobot
1 <Rp 599.000 1
2 <Rp 600.000 – Rp 1.199.000 2
3 Rp 1.200.000 – Rp 1.799.000 3
4 Rp 1.800.000 – Rp 2.399.000 4
5 >Rp 2.400.000 5
3
3. Umur (C-3)
Berikut tabel 4 adalah bobot penelian terhadap sub kriteria umur

Tabel 4.Umur

NO C-3 Bobot
1 0-17 th 1
2 18-55 th 2
3 56-70 th 3
4 71-80 th 4
5 81-100 th 5

4. Jumlah Tanggungan (C-4)


Berikut tabel 5 adalah bobot penilaian terhadap sub kriteria jumlah tanggungan.

Tabel 5. Jumlah tanggungan

NO C-4 Bobot
1 1 orang 1
2 2 orang 2
3 3 orang 3
4 4 orang 4
5 5 orang 5

5.Status Rumah (C-5)


Berikut tabel 6 adalah bobot penilaian terhadap sub kriteria status rumah

Tabel 6. Status rumah

NO C-5 Bobot
1 Rumah Pribadi 1
2 Milik Dinas 2
3 Rumah Gratis 3
4 Kontrakan 4
5 Menumpang 5

4
6. Jenis Lantai (C-6)
Berikut tabel 7 adalah bobot penilaian terhadap sub kriteria jenis lantai

Tabel 7. Jenis lantai

NO C-6 Bobot
1 Semen 1
2 Keramik 2
3 Granit 3
4 Mamer 4
5 Kaca Vinyl 5

7. Jenis Dinding (C-7)


Berikut tabel 8 adalah bobot penilaian terhadap sub kriteria jenis dinding

Tabel 8. Jenis dinding


NO C-7 Bobot
1 Tembok/Plaster 1
2 ½ Batu 2
3 Papan 3
4 Tepas 4
5 Terpal 5

8. Jenis Atap (C-8)


Berikut tabel 9 adalah bobot penilaian terhadap sub kriteria jenis atap

Tabel 9. Jenis dinding


NO C-8 Bobot
1 Triplek 1
2 Papan 2
3 Seng 3
4 Asbes 4
5 Beton Cor 5

9. Bobot Variabel

Tabel 10.Bobot variabel

N Variabel/Kriteria Bobot
O
1 Status Usaha 5
2 Penghasilan 5
3 Umur 3

5
4 Jumlah Tanggungan 4
5 Status Rumah 5
6 Jens Lantai 1
7 Jenis Dinding 1
8 Jenis Atap 1

2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Dalam Ranius (2015) sistem pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu
yang berada diantara sistem informasi dan sistem cerdas. Dalam Suparmaji (2017) SPK
dapat didefinisikan sebagai sistem yang membantu dan mendukung kerja manager atau
sekelompok untuk memecahkan masalah seperti masalah yang semi terstruktur dengan
cara adanya suatu informasi untuk menuju pada keputusan tertentu. SPK dapat berupa
sistem manual ataupun sistem terkomputerisasi. Dari definisi tersebut SPK memiliki tiga
tujuan yakni:

1. Membantu menjawab masalah semiterstruktur


2. Membantu manajer dalam mengambil keputusan, bukan menggantikannya
3. Mengutamakan efektifitas dan efisiensi pengambilan keputusan seorang
manajer.

SPK dikembangkan mulai tahun 1960-an, namun istilah SPK itu sendiri baru
muncul pada tahun 1971, yang diciptakan oleh G, Anthony Gorry dan Micheal S.Scott
Morton (Daihani, 2001). Mereka menciptakan hal tersebut dengan tujuan untuk
menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer dengan memanfaatkan
data dan metode tertentu untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur agar mudah
dalam pengambilan keputusan manajemen. Adapula menurut Efraim Turban dalam
(Antonius, 2018) mengemukakan bahwa SPK adalah suatu sistem yang dirancang untuk
mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam persoalan atau masalah
semistruktur. Umumnya SPK dirancang untuk mendukung tahap-tahap pengambilan
keputusan diantaranya mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan
pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi
pemilihan alternatif.

6
Sehingga, dengan demikian SPK merupakan sistem manual atau berbasis komputer yang
memanfaatkan data sebagai informasi dan menggunakan motode tertentu untuk
mengambil keputusan dari suatu masalah atau persoalan yang semi terstruktur.

2.3. Multi Criteria Decision Making (MCDM)


Dalam Aruldoss (2013) menyatakan bahwa “Multi Criteria Decision Making is
pertaining to structure and solve decision and planning problems involving multiple
criteria” Hal tersebut memiliki arti yaitu pengambilan keputusan multi kriteria berkaitan
dengan struktur dan memecahkan masalah keputusan serta perencanaan yang melibatkan
beberapa kriteria. Tujuan utama terkait metode MCDM ini adalah mendukung para
pembuat keputusan dimana terdapat beberapa pilihan metode untuk memecahkan
masalah sesuai data dari persoalan itu. Metode MCDM telah diterapkan pada aplikasi
yang berbeda dan menemukan solusi yang terbaik untuk memilih alternatif yang terbaik.
Pada Aruldoss (2013) terdapat beberapa metode MCDM yang telah banyak digunakan .

2.4. Metode ELECTRE


ELECTRE merupakan salah satu metode dari sistem pendukung keputusan
berbasis multikriteria yang berasal dari Eropa sekitar tahun 1960-an. ELECTRE
merupakan kependekan dari Elimination Et Choix Traduisant la Realite. Metode
ELECTRE dapat digunakan dalam melakukan penilaian dan perankingan berdasarkan
kelebihan dan kekurangan melalui perbandingan berpasangan pada kriteria yang sesuai,
ELECTRE digunakan untuk kasus-kasus dengan banyak alternatif dan multikriteria yang
dilibatkan. Menurut Janko dan Bernoider dalam (Antonius, 2018) metode ELECTRE
merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada
konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-
alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode ELECTRE merupakan suatu


metode dari MCDM yang digunakan untuk mengambil keputusan untuk persoalan atau
permasalahan yang melibatkan beberapa kriteria melalui perbandingan berpasangan pada
kriteria yang sesuai. Metode ELECTRE digunakan pada saat kondisi alternatif yang
kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi sehingga alternatif yang sesuai dapat dihasilkan.
Artinya jika terdapat kasus dengan banyak alternatif, metode ELECTRE dapat digunakan

7
dengan beberapa kriteria yang dilibatkan (Antonius, 2018). Suatu alternatif dikatakan
mendominasi alternatif yang lainnya jika suatu atau lebih kriteria melebihi (bandingkan
dengan kriteria dari alternatif yang lain) atau dapat dikatakan kriteria lain yang tersisa
(Kusumadewi dkk, 2006).

2.5. Metode ELECTRE IV


Pada Suparmaji (2017) menyatakan bahwa metode ELECTRE IV merupakan
versi yang berasal dari pertimbangan kumpulan pseudo-criteria yang bertujuan untuk
menentukan peringkat alternatif, dengan atau tanpa memperkenalkan pembobotan kriteria
apapun. Metode ELECTRE IV begitu cocok digunakan untuk kasus-kasus dengan
banyak alternatif yang dilibatkan dan juga multikriteria. Berdasarkan Suparmaji (2017),
berikut akan disajikan langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah
dengan metode ELECTRE IV:

1. Normalisasi matriks keputusan


Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable. Setiap
normalisasi dari nilai 𝑟𝑖𝑗 dapat dilakukan dengan rumus berikut.
x ij x ij
r ij = =
m
¿ X j∨¿ ¿
∑ x 2ij
i=1

Keterangan :
r ij =¿ nilai untuk matriks normalisasi.
i=¿ banyak alternatif (1,2,3,…m)
j=¿ banyak kriteria (1,2,3,…n).

X merupakan matriks awal atau matriks keputusan yang didapat dari input
pengguna. Simbol m menyatakan banyak alternatif. Sehingga didapat matriks R
ternormalisasi seperti berikut.

[ ]
r 11 r 12 … r1 n
r r 22 … r2 n
R= 21
… … ……
rm 1 r m 2 … r mn

8
R adalah matriks yang telah dinormalisasi, dimana m menyatakan alternatif,
sedangkan nmenyatakan kriteria. Kemudian r ij adalah normalisasi pengukuran
pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan kriteria ke- j .
2. Pembobotan matriks yang telah dinormalisasi
Setelah di normalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot
(Wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga, weighted normalized
matriks adalah v ij=w j r ij yang ditulis dalam rumus berikut.

[ ][ ]
V 11 V 12 … V 1n w1 r 11 w 2 r 12 … wn r 1 n
V V 22 … V 2n w r w 2 r 22 … wn r 2 n
V = 21 = 1 21
… … … … … … … …
V m1 V m2 … V mn w1 r m 1 w 2 r m 2 … w n r mn

Keterangan :
𝑉 = matriks hasil perkalian R dan W.
𝑅 = matriks normalisasi.
W = himpunan bobot kriteria.
3. Menentukan himpunan concordance dan discordance
Untuk setiap pasang dari alternatif 𝑘 dan 𝑙 ( 𝑘,𝑙 = 1,2,3,...,𝑚 dan 𝑘 ≠ 𝑙 ) kumpulan
kriteria j dibagi menjadi dua subsets, yaitu concordance dan discordance.
Bilamana sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk concordance adalah
seperti berikut.
C kl= { j|V kj ≥ V lj } , untuk j=1 , 2, 3 , … , … , n
Keterangan :
C kl = himpunan concordance.
Komplementer dari subset ini adalah discordance adalah sebagai berikut.
Dkl ={ j|V kj <V lj } ,untuk j=1 , 2 ,3 , … , … , n
Keterangan :
Dkl = himpunan discordance.
4. Menghitung matriks concordance dan discordance
 Concordance

9
Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance adalah
dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam subset concordance.
C kl= ∑ W j , dengan k ≠ 1
i ∈C kl

Keterangan :
C kl= indeks matriks concordance
W = bobot kriteria
Matriks concordance yang dihasilkan adalah seperti berikut.
C=¿
Keterangan :
Tanda (−) : menggantikan nilai 𝐶𝑘𝑙 untuk 𝑘=𝑙
 Discordance
Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks discordance adalah dengan
membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk dalam subset discordance
dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada.

d kl =
{max|V kj−V ij|} ; k , l∈ Dkl , k ≠ 1
{max|V kj−V ij|} ; ∀ j
Keterangan :
d kl = indeks matriks discordance
Matriks discordance yang dihasilkan adalah seperti berikut.
D=¿
Keterangan :
Tanda (−) : menggantikan nilai 𝐷𝑘𝑙 untuk 𝑘=𝑙
5. Menentukan matriks dominan concordance dan discordance
 Concordance
Matriks dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold, yaitu
dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai
threshold 𝐶, dengan nilai threshold C adalah seperti berikut.
m m

∑ ∑ C kl
k=1 i=1
C=
m× ( m−1 )

10
Keterangan :
𝐶 = nilai threshold concordance.
𝑚 = banyak alternatif
threshold didapat dari penjumlahan seluruh elemen matriks dibagi ukuran matriks,
dimana m merupakan banyak alternatif. Kemudian nilai setiap elemen matriks F
sebagai matriks dominan concordance dapat ditentukan sebagai berikut.
f kl=1 , jika C kl ≥ C dan
f kl=0 , jika Ckl < C

 Discordance
Untuk membangun matriks dominan discordance juga menggunakan bantuan nilai
threshold.

m m

∑ ∑ D kl
D= k =1 i =1
m × ( m−1 )
Keterangan :
D = nilai threshold discordance.
𝑚 = banyak alternatif
threshold didapat dari penjumlahan seluruh elemen matriks dibagi ukuran matriks,
dimana m merupakan banyak alternatif produk asuransi jiwa. Kemudian nilai setiap
elemen untuk matriks G sebagai matriks dominan discordance dapat ditentukan
sebagai berikut.
Gkl =0 , jika Dkl ≥ D dan ,G kl=1 , jika Dkl < D

Dari rumus (i) dan (ii) maka diperoleh matriks F yang merupakan perbandingan nilai
threshold terhadap elemen matriks Concordance dan matriks G yang merupakan
perbandingan nilai threshold terhadap elemen matriks Discordance. Jika kurang dari
threshold maka elemen dari matriks yang dibandingkan bernilai 0, sebaliknya jika
bernilai lebih dari threshold maka bernilai 1.
6. Menentukan aggregate dominance matrix

11
Langkah selanjutnya adalah menentukan aggregate dominance matrix sebagai
matriks E, yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F
dengan elemen matriks G.
e kl =f kl × g kl

Keterangan :
e kl = Indeks matriks E (Eliminasi)
f kl= Indeks Matriks F
gkl = Indeks Matriks G

12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Penerapan Metode ELECTRE IV
Pada makalah ini penerapan Metode ELECTRE IV akan diaplikasikan untuk
penerima bantuan untuk UMKM . Calon penerima harus memenuhi beberapa kriteria
yakni diantaranya, status usaha, penghasilan, umur, jumlah tanggungan, status rumah,
jenis lantai , jenis dinding, jenis atap. Kemudian dari pembuat
keputusan akan memisalkan setiap kriteria tersebut dan alternatifnya (calon penerima
bantuan) sebagai berikut.

Kriteria Nama Kriteria


C-1 Status Usaha
C-2 Penghasilan
C-3 Umur
C-4 Jumlah Tanggungan
C-5 Status Rumah
C-6 Jens Lantai
C-7 Jenis Dinding
C-8 Jenis Atap

Alternatif (𝐴𝑖): A1, A2, A3, ... , A10

Berdasarkan data yang di kumpulkan maka penulis mengambil sampel warga


sebanyak 10 responden tiap kriteria. Berikut adalah tabel 10 data pemohon calon
penerima bantuan:

Tabel Data Responden

NO C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 C-7 C-8


1 Ernita Usaha Kecil 2400000 2 Rumah Pribadi Semen Tembok Seng
2 Milsilah Usaha Mikro 800000 2 Rumah Pribadi Semen Tembok Seng
3 Yuni Ada Usaha 1200000 3 Rumah Pribadi Semen 1/2 Batu Seng
4 Rian Usaha Mikro 900000 3 Rumah Pribadi Semen Tembok Triplek
5 Brian Ada Usaha 1500000 5 Rumah Pribadi Semen 1/2 Batu Seng

13
6 Yuli Usaha Kecil 3000000 4 Rumah Pribadi Semen Tembok Triplek
7 Esra Usaha Mikro 500000 3 Rumah Pribadi Semen 1/2 Batu Seng
8 Meri Ada Usaha 1000000 2 Kontrakan Keramik Tembok Seng
9 Siti Usaha Kecil 600000 2 Rumah Pribadi Semen Tembok Seng
10 Safirah Usaha Mikro 1500000 5 Rumah Pribadi Keramik 1/2 Batu Seng

Berikut tabel adalah menentukan Matriks Normalisasi Keputusan:

Tabel Normalisasi Matriks X tiap Penilaian Responden

Alt C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 C-7 C-8


A1 2 5 2 2 1 1 1 3
A2 3 2 2 2 1 1 1 3
A3 4 3 2 3 1 1 2 3
A4 2 2 2 3 1 1 1 1
A5 4 3 2 5 1 1 2 3
A6 2 5 2 4 1 1 1 1
A7 3 1 2 3 1 1 2 3
A8 4 2 2 2 4 2 1 3
A9 2 2 2 2 1 1 1 3
A10 3 3 2 5 1 2 2 3

Dari tabel rating kecocokan alternatif pada tiap kriteria dapat membentuk matriks kecocokan
atau matriks awal.

[ ]
2 5 2 2 1 1 1 3
3 2 2 2 1 1 1 3
4 3 2 3 1 1 2 3
2 2 2 3 1 1 1 1
4 3 2 5 1 1 2 3
2 5 2 4 1 1 1 1
3 1 2 3 1 1 2 3
4 2 2 2 4 2 1 3
2 2 2 2 1 1 1 3
3 3 2 5 1 2 2 3
X=

14
1. Normalisasi Matriks Keputusan

Setelah terbentuk tabel rating kecocokan dan matriks awal, matriks tersebut dinormalisasi
dengan menggunakan rumus berikut.

x ij x ij
r ij = =

√∑
10 ¿ X j ∨¿ ¿
x2ij
i=1

Dengan i=¿banyak alternatif (1,2,3,…, 10) dan j=¿banyak kriteria (1, 2, 3, … , 8)

Untuk j=1


10

| X 1|= ∑ x 21i
i=1

¿ √ 22+ 32+ 4 2+ 22+ 42 +22 +32 + 42 +22 +32

¿ 9.53

x 11
r 11 =
2
¿ X 1∨¿= =0.2096 ¿
9.53

x 21
r 21=
3
¿ X 1∨¿= =0.3144 ¿
9.53

x 101
r 101 =
3
¿ X 1∨¿= =0.3144 ¿
91

Untuk j=2

√∑
10

| X 1|= x 2i 2
i=1

¿ √ 52 +22+ 32+ 22+ 32+ 52+ 12+22 +22 +32

¿ 9.69

15
x 12
r 12=
5
¿ X 1∨¿= =0.5157 ¿
9.69

x 22
r 22=
2
¿ X 1∨¿= =0.2062 ¿
9.69

x 102
r 102 =
3
¿ X 1∨¿= =0.3094 ¿
9.69

Untuk j=3

√∑
10

| X 1|= x 2i 3
i=1

¿ √ 22+ 22+ 22+22 +22 +22 +22 +22 +22 +22

¿ 6.32

x13
r 13=
2
¿ X 1∨¿= =0.3162 ¿
6.32

x 103
r 103 =
2
¿ X 1∨¿= =0.3162¿
6.32

Untuk j=4

√∑
10

| X 1|= x 2i 4
i=1

¿ √ 22+ 22+ 32+ 32+ 52+ 4 2+3 2+ 22+22 +52

¿ 10.44

16
x 13
r 14=
2
¿ X 1∨¿= =0.1915 ¿
10.44

x 104
r 104 =
5
¿ X 1∨¿= =0.4789 ¿
10.44

Dengan cara yang sama dilakukan hingga mendapatkan nilai j=8

Sehingga diperoleh matriks normalisasi (matriks R) yakni sebagai berikut.

[ ]
0. 2096 0 .5157 0 . 3162 0.1916 0 .2 0 . 25 0 . 2132 0. 3478
0.3144 0 .2063 0 . 3162 0.1916 0 .2 0 . 25 0 . 2132 0. 3478
0. 4193 0 .3094 0 . 3162 0. 2873 0 .2 0 . 25 0 . 4264 0. 3478
0. 2096 0 .2063 0 . 3162 0. 2873 0 .2 0 . 25 0 . 2132 0 .1162
0. 4193 0 .3094 0 . 3162 0. 4789 0 .2 0 . 25 0 . 4264 0. 3478
0. 2096 0 .5157 0 . 3162 0. 3831 0 .2 0 . 25 0 . 2132 0. 3478
0.3144 0 .1031 0 . 3162 0. 2873 0 .2 0 . 25 0 . 4264 0. 3478
0. 4193 0 .2063 0 . 3162 0.1916 0 .8 0.5 0 . 2132 0. 3478
0. 2096 0 .2063 0 . 3162 0.1916 0 .2 0 . 25 0 . 2132 0. 3478
0.3144 0 .3094 0 . 3162 0. 4789 0 .2 0.5 0 . 4264 0. 3478
R=

2. Pembobotan Matriks yang telah Dinormalisasi

Setelah melakukan normalisasi, selanjutnya yaitu mengalikan matriks yang telah


dinormalisasi dengan bobot atau matriks baris W =¿[5 5 3 4 5 1 1 1]

V =W × R

17
[ ]
1. 0483 2. 5786 0.9487 0.7663 0 .6 0 . 25 0 . 2132 0. 3487
1. 5724 1. 0314 0.9487 0.7663 0 .6 0 . 25 0 . 2132 0. 3487
2. 0966 1 .5471 0.9487 1. 1494 0 .6 0 . 25 0 . 4264 0. 3487
1. 0483 1. 0314 0.9487 1. 1494 0 .6 0 . 25 0 . 2132 0 .1162
2. 0966 1 .5471 0.9487 1. 9157 0 .6 0 . 25 0 . 4264 0. 3487
1. 0483 2. 5786 0.9487 1. 5325 0 .6 0 . 25 0 . 2132 0. 3487
1. 5724 0 .5157 0.9487 1. 1494 0 .6 0 . 25 0 . 4264 0. 3487
2. 0966 1. 0314 0.9487 0.7663 2. 4 0 .5 0 . 2132 0. 3487
1. 0483 1. 0314 0.9487 0.7663 0 .6 0 . 25 0 . 2132 0. 3487
1. 5724 1 .5471 0.9487 1. 9157 0 .6 0 .5 0 . 4264 0. 3487
V=

3. Menentukan Himpunan Concordance dan Discordace

Himpunan concordance dan discordance didapat dengan membandingkan nilai alternatif pada
masing-masing kriteria dengan nilai pada alternatif lain. Jika nilai alternatif lebih besar atau sama
dengan nilai alternatif lain maka akan didapat himpunan concordance yang sesuai dengan rumus
C kl= { j|V kj ≥ V ij } , untuk J =1 ,2 , 3 , … , 8 Sedangkan, jika nilai alternatif kurang dari nilai alternatif
lain maka akan didapat himpunan discordance yang sesuai dengan rumus

Dkl ={ j|V kj <V ij } ,untuk J =1 ,2 , 3 , … , 8.

 Himpunan Concordance

Tabel himpunan Concordance

C 12 {2,3,4,5,6,7,8} C 21 {1,3,4,5,6,7,,8} C 31 {1,3,4,5,6,7,8} C 41 {1,3,4,5,6,7}


C 13 {2,3,5,6,8} C 23 {3,5,6,7,8} C 32 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 42 {2,3,4,5,6,7}
C 14 {1,2,3,5,6,7,8} C 24 {1,2,3,5,6,7,8} C 34 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 43 {3,4,5,6}
C 15 {2,3,5,6,8} C 25 {3,5,6,8} C 35 {1,2,3,5,6,7,8} C 45 {3,5,6}
C 16 {1,2,3,5,6,7,8} C 26 {1,3,5,6,7,8} C 36 {1,3,5,6,7,8} C 46 {1,3,5,6,7}
C 17 {2,3,5,6,8} C 27 {1,2,3,5,6,8} C 37 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 47 {2,3,4,5,6}
C 18 {2,3,4,7,8} C 28 {2,3,4,7,8} C 38 {1,2,3,4,7,8} C 48 {2,3,4,7}
C 19 {1,3,4,5,6,7,8} C 29 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 39 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 49 {1,2,3,4,5,6,7}
C 110 {2,3,5,8} C 210 {1,3,5,8} C 310 {1,2,3,5,7,8} C 410 {3,5}
C 51 {1,3,4,5,6,7,8} C 61 {1,2,3,4,5,6,7, C 71 {1,3,4,5,6,7,8} C 81 {1,3,4,5,6,7,8}
8}

C 52 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 62 {2,3,4,5,6,7,8} C 72 {1,3,4,5,6,7,8} C 82 {1,2,3,4,5,6,7,8}


C 53 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 63 {2,3,4,5,6,8} C 73 {3,4,5,6,7,8} C 83 {1, 3, 5,6 ,8}

18
C 54 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 64 {1,2,3,4,5,6,7, C 74 {1,3,4,5,6,7,8} C 84 {1,2,3,5,6,7,8}
8}
C 56 {1,3,4,5,6,7,8} C 65 {2,3,5,6,8} C 75 {3,5,6,7,8} C 85 {1,3,5,6,8}

C 57 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 67 {2,3,4,5,6,8} C 76 {1,3,5,6,7,8} C 86 {1,3,5,6,7,8}

C 58 {1,2,3,4,7,8} C 68 {2,3,4,7,8} C 78 {3,4,,6,7,8} C 87 {1,2,3,5,6, 8}

C 59 {1,2,3,4,5,6,7,8} C 69 {1,2,3,4,5,6,7, C 79 {1, 3,4,5,6,7,8} C 89 {1,2,3,4,5,6,7,8}


8}
C 510 {1,2,3,4,5,7,8} C 610 {2,3,5,8} C 710 {1, 3, 5, 7,8} C 810 {3,5}

C 91 {1,3,4,5,6,7,8} C 101 {1,3,5,6,7,8}  Himpunan Discordance


C 92 {2,3,4,5,6,7} C 102 {1,2,3,5,6,7,8}
C 93 {3,5,6,8} C 103 {2,3,5,6,7,8}
C 94 {1,2,3,5,6,7,8} C 104 {1,2,3,5,6,7,8}
C 95 {3, 5,6,8} C 105 {2,3,5,6,7,8}
C 96 {1, 3,5,6,7,8} C 106 {1,3,5,6,7,8}
C 97 {2,3,5,6, 8} C 107 {1,2,3,5,6,7,8}
C 98 {2,3,4,7,8} C 108 {2,3,6,7,8}
C 910 {3,5} C 109 {1,2,3,5,6,7,8}
D61 - D71 {2} D81 {2} D91 {2} D101 {2,4}

D62 {1} D72 {2} D82 - D92 {1,8} D102 {4}


D63 {1,7} D73 {1,2} D83 {2,4,7} D93 {1,2,4,7} D103 {1,4}
D64 - D74 {2} D84 {4} D94 {4} D104 {4}
D65 {1,4,7} D75 {1,2,4} D85 {2,4,7} D95 {1,2,4,7} D105 {1,4}

D67 {1,7} D76 {2,4} D86 {2,4} D96 {2,4} D106 {1,2,4}

D68 {1,5,6} D78 {1,2,5} D87 {4,7} D97 {1,4,7} D107 {4}

D69 - D79 {2} D89 - D98 {1,5,6} D108 {1,4,5}

D610 {1,4,6,7} D710 {2,4,6} D810 {1,2,4,6,7,8} D910 {1,2,4,6,7,8} D109 {4}

D12 {1} D21 {2} D31 {2} D41 {2,8} D51 {2}
D13 {1,4,7} D23 {1,2,4,7} D32 - D42 {1,8} D52 -
D14 {4} D24 {4} D34 - D43 {1,2,7,8} D53 -
D15 {1,4,7} D25 {1,2,4,7} D35 {4} D45 {1,2,4,7,8} D54 -

19
D16 {4} D26 {2,4} D36 {2,4} D46 {2,4,8} D56 {2}
D17 {1,4,7} D27 {4,7} D37 - D47 {1,7,8} D57 -
D18 {1,5} D28 {1,5,6} D38 {5,6} D48 {1,5,6,8} D58 {5,6}
D19 - D29 - D39 - D49 {8} D59 -
D110 {1,4,6,7} D210 {2,4,6,7} D310 {4,6} D410 {1,2,4,6,7,8} D510 {6}

4. Menghitung Matriks Concordance dan Discordance

 Matriks Concordance
Dalam menghitung matriks concordance disesuaikan dengan himpunan concordance
yang telah didapatkan dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
C kl= ∑ W j , dengan k ≠ 1
i ∈C kl

C 12=W 2 +W 3 +W 4 +W 5 +W 6 +W 7 +W 8=20

C 13=W 2 +W 3 +W 5 +W 6 +W 8=20

C 110=W 2+W 3+ W 5 +W 8 =1 4

C 109=W 1+ W 2 +W 3 +W 5 +W 6+ W 7 +W 8 =21

Karena telah tertera bahwa k ≠ l yang memiliki makna, suatu alternatif hanya
dibandingkan dengan alternatif yang lain, maka untuk nilai C kl dengan k =l pada matriks
akan menggunakan tanda (-) untuk mempermudah perhitungan

20
[ ]
− 20 20 21 15 21 15 14 20 14
20 − 10 20 18 20 19 25 25 25
20 25 − 25 21 16 25 19 25 20
19 19 13 − 9 15 18 13 24 8
20 25 25 25 − 20 25 20 25 24
25 20 19 25 15 − 19 14 25 14
20 20 15 20 11 16 − 10 20 15
20 25 15 21 15 16 21 − 25 8
20 19 10 21 10 16 15 14 − 8
16 21 16 21 16 16 21 11 21 −
C=

 Matriks Discordance
Menentukan matriks discordance juga harus memperhatikan juga harus memperhatikan
himpunan discordance yang tekah didapatkan dan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus ini.

d kl =
{max|V kj−V ij|} ; k , l∈ Dkl , k ≠ 1
{max|V kj−V ij|} ; ∀ j
Dengan memperhatikan matriks V, maka perhitungan untuk menentukan matriks
discordance seperti berikut ini.

D12={1 }

{max|1.0483−1.2724|}
D12=
{max|1.0483−1.2724|;|2.5786−1.0314|;|0.9487−0.9487|;|0.7663−0.7663|;|0.6−0.6|; ¿
|0.25−0.25|;|0.2132−0.2132|;∨0.3487−0.3487∨¿

¿0.338783

. D109 ={ 4 }

21
{max|1.9156−0.7662|}
D109 =
{max|1.5724−1.048|;|1.5471−1.0314|;|0.9486−0.9486|;|1.9156−0.7662|;|0.6−0.6|; ¿
|0.5−0.25|;|0.4264−0.2132|;∨0.3487−0.3487∨¿

¿1

Karena telah tertera bahwa k ≠ l yang memiliki makna , suatu alternatif hanya dibandingkan
dengan alternatif yang lain, maka untuk nilai Dkl dengan k =l pada matriks akan
menggunakan (-) untuk mempermudah perhitungan ketahap selanjutnya. Sehingga matriks
discordance yang didapatkan seperti berikut.

[ ]
− 0.34 1 0.25 1 1 0.25 1 0 1
1 − 0.52 0.73 1 1 0.74 1 0 1
0.99 0 − 0 1 0.99 0 1 0 1
1 1 1 − 1.05 1 1 1 0.61 1
0.9 0 0 0 − 0.98 0 1 0 0. 48
0 0.34 1 0 1 − 0.25 1 0 0.51
1 0.35 1 0.99 1 1 − 1 0.99 1
1 0 0.29 0.21 0.64 0.86 0.21 − 0 0.64
1 1 1 1 1 1 1 1 − 1
1 1 1 1 1 1 0.74 0.64 1 −
D=

5. Menentukan Matriks Dominan Concordance dan Discordance

 Menentukan nilai threshold C dan matriks F


m m

∑ ∑ C kl
k=1 i=1
C=
m× ( m−1 )
20+20+21+15+21+15+ 14+20+14 +…+16+ 21+ 11+21
C=
10(10−1)
1666
C= =18 , 51
90

22
Kemudian bentuk matriks F dengan nilai setiap elemen diperoleh dengan cara
membandingkan setiap elemen matriks dominan concordance dengan nilai threshold
yang sesuai dengan syarat berikut.
f kl=1 , jika C kl ≥ C dan , f kl=0 , jika C kl <C

[ ]
Sehingga didapatkan matriks F

− 1 1 1 0 1 0 0 1 0
1 − 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 − 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 − 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 − 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 − 1 0 1 0
1 1 0 1 0 0 − 0 1 0
1 1 0 1 0 0 1 − 1 0
1 1 0 1 0 0 0 0 − −
0 1 0 1 0 0 1 0 1 −
F=
 Menentukan nilai threshold D dari matriks G
m m

∑ ∑ D kl
D= k =1 i =1
m × ( m−1 )

0.34 +1+0.25+1+1+…+ 0.64+1


D=
10 (10−1)
64.469
D= =0.72
90
Kemudian bentuk matriks G dengan nilai setiap elemen diperoleh dengan cara
membandingkan setiap elemen matriks dominan discordance dengan nilai threshold yang
sesuia dengan syarat berikut.
Gkl =0 , jika Dkl ≥ D dan ,G kl=1 , jika Dkl < D
Sehingga didapatkan matriks G

23
[ ]
− 1 0 1 0 0 1 0 1 0
0 − 1 0 0 0 0 0 1 0
0 1 − 1 0 0 1 0 1 0
0 0 0 − 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 − 0 1 0 1 1
1 1 0 1 0 − 1 0 1 1
0 1 0 0 0 0 − 0 1 0
0 1 1 1 1 0 1 − 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 − 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 −
G=

6. Menentukan Agregate Dominance Matrix ( Matriks E)

Menentukan matriks E yaitu dengan mengalikan elemen matriks F dengan elemen


matriks G, menggunakan rumus berikut ini.
e kl =f kl × g kl

[ ]
Sehingga didapatkan matriks E

− 1 0 1 0 0 0 0 1 0
0 − 0 0 0 0 0 0 1 0
0 1 − 1 0 0 1 0 1 0
0 0 0 − 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 − 0 1 0 1 1
1 1 0 1 0 − 1 0 1 0
0 1 0 0 0 0 − 0 1 0
0 1 0 1 0 0 1 − 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 − 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 −
E=
Hasil Selesksi
Langkah terakhir ini dilakukan dengan cara menjumlahkan point yang didapat pada
masing masing alternatif berdasarkan aggregate dominance matrix. Sehingga didapatkan
hasil barikut

Alternatif Total Poin


A1 3
A2 1
A3 4
A4 0
A5 6

24
A6 5
A7 2
A8 3
A9 0
A10 0
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa A5 merupakan calon penerima bantuan UMKM
yang paling direkomendasi daripada alternatif lainnya. Setelah diranking maka akan
menghasilkan rekomendasi alternatif yang layak untuk mendapatkan bantuan , dimana alternatif
yang memiliki total poin paling tinggi yang menduduki ranking teratas. Berikut akan disajikan
tabel hasil perankingan.

Kode Nama Point Keterangan


A5 Brian 6 Layak
A6 Yuli 5 Layak
A3 Yuni 4 Layak
A1 Ernita 3 Layak
A8 Meri 3 layak
A7 Esra 2 layak
A2 Milsilah 1 Tidak layak
A4 Rian 0 Tidak layak
A9 Siti 0 Tidak layak
A10 Safirah 0 Tidak layak

25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan algoritma yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan:

1) Menggunakan metode ELECTRE IV dapat memberikan pertimbangan untuk menentukan


calon penerima bantuan berdasarkan kriteria yang ditetapkan untuk menetukan alternatif
yang akan dipilih.
2) Hasil perhitungan menggunakan metode ELECTRE IV dapat dijadikan rekomendasi
yang dapat digunakan pihak penyeleksi bantuan untuk menentukan calon bantuan untuk
umkn

4.2 Saran
Pembahasan yang dikaji dalam makalah ini adalah bagaimana proses dari Metode Elimination
and Choice Translation Reality (ELECTRE) IV dan bagaimana penerapan Metode ELECTRE IV
untuk pendukung keputusan calon penerima bantuan untuk UMKM. Apabila pembaca ingin
mengkaji lebih lanjut tentang topik yang serupa, maka disarankan kembangkanlah mengenai
penerapan Metode ELECTRE IV dalam bidang ilmu lainnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Aulia,Fitri,2023.Penerapan Metode Electre Pada Sistem Pendukung Keputusan Penerima


Bantuan Program Mekaar Untuk UMKM. Jurnal Teknologi Ssitem Imformasi dan Sistem
Komputer TGD.

Daihani, D.U. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Bandung: PT. Elex Media
Komputindo.

Lady Ramadhani, Yuliani Puji Astuti, “Penentuan Penerima Bantuan Raskin Menggunakan
Metode ELECTRE (Studi kasus RT 05 RW 17 Kelurahan Petemon Kecamatan Sawahan
Kota Surabaya),” Jurnal Ilmiah Matematika., vol. 8, no.3, 2020. ISSN 2301-9115, doi:
https://doi.org/10.26740/mathunesa.v8n3.p222-231

Liani, H. H. A. dan P. C. Y, “Dampak Pinjaman Dan Bantuan Modal Kerja Terhadap Kinerja
Usaha (Studi Kasus UMKM Binaan KADIN Jawa Tengah),” Jurnal USM., vol. 10, no.
16, 2017, doi: http://dx.doi.org/10.26623/jreb.v10i3.789

Marlina, Linda. 2016. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Wisata Yogyakarta
Menggunakan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realita (ELECTRE). Jurnal
ftumj. Jakarta: Universitas Muhammadiyah.

Satria, Beni dkk. 2019. Penerapan Metode Electre Sebagai Sistem Pendukung Keputusan Dalam
Penerimaan Beasiswa. Institut Teknologi Medan (ITM).
Suparmaji, dkk. 2017. Sistem Rental Mobil Di Kota Bengkulu Dengan Metode ELECTRE IV
Dalam Membuat Keputusan Pemilihan Mobil Rental Berbasis Website. Jurnal Rekursif,
Vol. 5 No. 3. Universitas Bengkulu.

27

Anda mungkin juga menyukai