Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMODELAN

PEMODELAN SIR DAN SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B


Dosen Pengampu: I Nyoman Budayana, S.Pd.,M.Sc

ROULI PUTRI LINDES SITUMORANG : 2013101002


PUTU TARI ANGGANESWARI : 2013101004
I GEDE HAGA OLAS TYAMARTA : 2013101016
NARISA NOVALIA PONTO : 20131010110

Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widi
Wasa karena berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat sebagi salah satu syarat pemenuhan nilai mata kuliah Proses
Stokastika di Jurusan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha. Makalah dengan judul”
PEMODELAN SIR DAN SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B” diharapkan dapat
berguna kedepannya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada I Nyoman Budayana, S.Pd.,M.Sc selaku


pengampu mata kuliah Pemodelan Matematika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Singaraja, 28 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
METODE PENELITIAN................................................................................................................3
2.1 Kajian Teori...........................................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
3.1. Pembentukan Model SEIR Pada Penularan Hepatitis B.......................................................5
3.2 Model SEIR Pada Penularan Hepatitis B...............................................................................6
3.3 Model SIR Pada Penyebaran Penyakit Hepatitis B...............................................................7
BAB IV..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................10
3.2. Saran....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Model matematika merupakan salah satu alat yang dapat membantu mempermudah
penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata. Salah satu penerapan model matematika adalah
mengetahui model penyebaran penyakit menular dalam suatu daerah atau wilayah
tertentu.Terdapat beberapa model penyakit baik model yang bersifat deterministik, maupun
model yang bersifat stokastik. Model-model tersebut antara lain SI, SIS, SIR dan SEIR. Model-
model tersebut memiliki karaktersitik tersendiri, berdasarkan jenis dan bentuk penyebaran
penyakit menular yang diamati. Penyakit Hepatitis B dapat diselesaikan dengan model
matematika. Penyakit ini merupakan penyakit endemik yang disebabkan oleh virus hepatitis
tipe B (VHB). Hepatitis B biasanya Salah satu penyakit menular yang memiliki tingkat
penyebaran yang tinggi adalah penyakit Hepatitis B.
Saat ini diseluruh dunia diperkirakan sekitar dua miliar orang terinfeksi virus Hepatitis B,
240 juta orang secara kronis terinfeksi virus Hepatitis B (didefinisikan sebagai Hepatitis B
antigen permukaan positif selama minimal 6 bulan) dan 780.000 orang meninggal setiap tahun
karena terinfeksi virus Hepatitis B, 650.000 dari sirosis dan kanker hati akibat infeksi virus
Hepatitis B kronis dan 130.000 dari Hepatitis B akut (WHO, 2015). Hepatitis adalah
peradangan padahati yang disebabkan oleh virus Hepatitis, sehingga hati tidak bisa
menjalankan fungsinya dengan optimal. Ada berbagai macam jenis virus hepatitis yaitu
Hepatitis A, B, C, D dan E. Yang harus diwaspadai oleh tenaga kesehatan yang bekerja di
Rumah sakit adalah Hepatitis B dan Hepatitis C. Seseorang disebut menderita Hepatitis B bila
dalam pemeriksaan laboratorium darah didapatkan hasil HbsAg positif/ reaktif / hasil > 0,99
dan disebut menderita Hepatitis C bila dalam pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil anti
HCV Total positif. Kedua jenis hepatitis ini bisa menular lewat darah maupun cairan tubuh
lainnya (misal cairan semen, cairan di selaput otak) dan bersifat menetap (tidak bisa hilang dari
tubuh) dan kronis.
Model matematika merupakan sekumpulan persamaan dan pertidaksamaan matematika
yang menginterpretasikan permasalahan dunia nyata dalam bahasa matematika. Model
matematika juga dipandang sebagai proses membangun suatu model untuk menggambarkan
dinamika suatu sistem, sehingga dapat diketahui atau diperkirakan sesuatu yang akan terjadi
pada sistem tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pemodelan matematika banyak digunakan
dalam berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah ilmu kesehatan. Pemodelan matematika
dibidang kesehatan dikenal sebagai model epidemiologi. Menganalisis suatu modifikasi model
SEIR dan SIR untuk mengetahui penyebaran penyakit hepatitis dengan mengambil vaksin dan
pengobatan kepada kelompok yang masuk sebagai penyakit hepatitis. Dalam penelitian
diperoleh model SIR dan SEIR dengan pada penyebaran penyakit Hepatitis B dengan asumsi-
asumsi yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

1
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah diantaranya:
Bagaimana hasil analisis pada masalah penyakit hepatitis B dengan menggunakan Metode
SIR dan SEIR?

1.3. Tujuan
Memperoleh model penyakit hepatitis B dengan model SIR dan SEIR

2
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Kajian Teori
- Model SEIR
Model SEIR menggambarkan pola penyebaran penyakit pada populasi yang
menyerang manusia. Secara garis besar model SEIR menggambarkan pola pe- nyebaran
penyakit dari kelompok individu susceptible menjadi exposed melalui kontak langsung
dengan individu infected. Selanjutnya individu exposed yang masa latennya sudah usai
dapat menjadi infected. Sedangkan individu infected yang dapat bertahan terhadap
penyakit akan sembuh dan memasuki kelompok recovered. Menurut Hetchote populasi
pada model SEIR diklasifikasikan menjadi empat kelompok bagian yaitu kelompok
susceptible (S), kelompok exposed (E), kelompok infected (I) dan kelompok recovered
(R). Banyaknya individu pada kelompok susceptible, exposed, infected, dan recovered
pada waktu t masing-masing dinyatakan sebagai S(t), E(t), I(t) dan R(t). Total populasi
diasumsikan konstan sebesar N sehingga N dapat dinyatakan sebagai
S(t )+ E (t)+ I (t)+ R(t )=N . Laju kelahiran atau kematian pada populasi tersebut sebesar µ.
Individu pada kelompok susceptible dapat terinfeksi penyakit melalui kontak langsung
dengan individu infected. Besarnya laju kontak tersebut adalah β. Individu exposed
dapat menjadi infected dengan laju perpindahan dari exposed menuju infected sebesar σ.
Individu infected dapat sembuh dari penyakit dengan laju kesembuhan sebesar γ.
Selanjutnya model SEIR dinyatakan sebagai
dS 1
=μN −βS −μS
dt N
dE 1
=βS −σE−μE
dt N
dI
=σE−γI−μI
dt
dR
=γI−μR
dt

- Model SIR
Penularan wabah penyakit yang terjadi pada suatu populasi dapat dimo- delkan ke
dalam bentuk matematis, salah satunya adalah model SIR. Model SIR ini dikemukakan
pada tahun 1927 oleh Kermack dan McKendrik sebagai model dasar dari pengembangan
pemodelan epidomologi. Menurut Hethcote populasi pada model epidemi SIR dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu kelompok susceptibles (S), infected (I), dan recovered
(R). Kelompok susceptible (S) mempunyai karakteristik bahwa setiap individu rentan

3
terinfeksi suatu penyakit. Individu yang rentan terinfeksi tersebut berinteraksi dengan
individu yang terinfeksi, dan akhirnya terinfeksi. Individu yang terinfeksi tersebut masuk
dalam kelompok infected (I). Setelah beberapa periode waktu, individu yang terinfeksi
akan sembuh dan masuk dalam kelompok recovered (R). Pada model ini, individu
recovered tidak akan kembali menjadi individu suscep- tible karena memiliki
kekebalan di dalam tubuhnya. Pada model SIR, penyebaran penyakit terjadi apabila
terdapat kontak an- tara individu susceptible (S) dan infected (I) dengan laju kontak
sebesar β dan akan mengalami kesembuhan (R) dengan laju kesembuhan sebesar γ
seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Gambar 2.1. Skema Model SIR

Setiap individu susceptible akan terinfeksi apabila berinteraksi dengan in- dividu
infected dengan laju kontak sebesar β dan individu infected akan sembuh dengan laju
kesembuhan sebesar γ.
Asumsi yang digunakan pada model SIR yaitu,

1. Populasi tertutup dan banyaknya individu pada populasi konstan,


2. Populasi bercampur secara homogen, artinya setiap individu mempunyai
kemungkinan yang sama untuk melakukan kontak dengan individu lain da- lam
populasi,

3. Laju kelahiran dan laju kematian diabaikan, sehingga model hanya dipe- ngaruhi laju
kontak dan laju kesembuhan.,
4. Hanya satu penyakit yang menyebar dalam populasi
Model SIR dapat ditinjau secara deterministik maupun probabilistik. Model
deterministik, pola penyebaran dipandang sebagai fungsi tertentu, sedangkan model
probabilistik, pola penyebaran bersifat random dan mempunyai fungsi probabilitas
tertentu.
2.2.Metode Penelitian
Metodologi penelitian dalam tugas ini adalah study literatur dengan mempelajari buku-buku dan
jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penyakit SIR dan SEIR. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan asumsi yang digunkan pada model SIR dan SEIR pada penyakit hepatitis B
2. Menggambar diagram untuk membentuk model matematika

4
3. Menyesaikan sistem persamaan diferensial
4. Mensimulasikan Model SIR dan SEIR
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pembentukan Model SEIR Pada Penularan Hepatitis B


Model SEIR untuk Hepatitis B dapat diillustrasikan

Sama halnya dengan model SIR, model ini juga mempunyai faktor utama penyebab
manusia terinfeksi Hepatitis B, yang berbeda dengan model SIR adalah model SEIR membagi
populasi manusia N kepada empat sub-populasi yaitu manusia berpotensi terinfeksi Hepatitis B,
S, manusia yang memperlihatkan gejala ditulari Hepatitis B, E, manusia yang telah terinfeksi
Hepatitis B, I , dan manusia yang telah sembuh, R . Kajian ini mengasumsikan bahwa terdapat
manusia dalam populasi ini yang telah ditulari virus tetapi belum dapat menularkan ke manusia
lain, tetapi mampu menyebabkan penularan virus. bagian saja dalam satu waktu. Setiap
manusia dalam grup Suspected, S dipengaruhi oleh jumlah kelahiran populasi manusia yang
gagal atau tidak di vaksin yaitu 1NS, jumlah imigrasi, p1 S , jumlah manusia
memperlihatkan gejala terinfeksi S , jumlah emigrasi, p2 S dan jumlah manusia suspek yang
meninggal S . Setiap manusia dalam grup Exposed, E dipengaruhi oleh jumlah jumlah
manusia memperlihatkan gejala terinfeksi S , jumlah imigrasi, p1 E , jumlah populasi manusia
yang telah terinfeksi Hepatitis B, E , jumlah emigrasi, p2 E dan jumlah manusia terinfeksi yang
meninggal E , sedangkan setiap manusia dalam grup Infected, I dipengaruhi oleh jumlah
populasi manusia yang telah terinfeksi Hepatitis B E , jumlah imigrasi, p1 I , jumlah kematian
populasi manusia yang terinfeksi I , jumlah emigrasi, p2 I dan jumlah populasi manusia yang
sembuh dari jangkitan, I Selanjutnya, Setiap manusia dalam grup Recovered, R dipengaruhi
oleh jumlah kelahiran populasi manusia di vaksin yaitu NS , jumlah imigrasi p1 R , jumlah
emigrasi, p2 R , jumlah populasi manusia yang sembuh dari hepatitis B, I dan jumlah kematian
manusia yang sembuh R.

5
3.2 Model SEIR Pada Penularan Hepatitis B
laju perubahan jumlah manusia yang rentan (Suspectible) ditulari Hepatitis B terhadap waktu

( )
dS
dt
dipengaruhi oleh jumlah kelahiran populasi manusia yang gagal atau tidak di vaksin yaitu

1NS , jumlah populasi yang masuk ke wilayah rentan (imigrasi), p1 S , jumlah populasi
yang memperlihatkan gejala terinfeksi S , jumlah populasi yang keluar dari wilayah rentan
(emigrasi), p2 S dan jumlah populasi rentan yang meninggal S , dapat ditafsirkan sebagai
berikut:
dS
=( 1−α ) μNS+ p1 S−( p2 + β + μ ) S
dt

Laju perubahan jumlah populasi yang memperlihatkan gejala terinfeksi terhadap waktu ( dEdt )
dipengaruhi oleh jumlah manusia memperlihatkan gejala terinfeksi S, jumlah imigrasi p1 E ,
jumlah populasi manusia yang telah terinfeksi Hepatitis B, E , jumlah emigrasi, p2 E dan jumlah
manusia terinfeksi yang meninggal E , dapat ditafsirkan sebagai berikut:
dE
=βS + p 1 E−( γ + p2 + μ ) E
dt

Laju perubahan jumlah manusia terinfeksi langsung oleh virus terhadap waktu ( dIdt )dipengaruhi
oleh jumlah populasi manusia yang telah terinfeksi Hepatitis B, E, jumlah imigrasi, p1 I , jumlah
kematian populasi manusia yang terinfeksi I , jumlah emigrasi, p2 I dan jumlah populasi
manusia yang sembuh dari jangkitan, I dapat ditafsirkan sebagai berikut:

dI
=γE + p 1 I −( μ+ p2 + δ ) I
dt

Laju perubahan jumlah populasi manusia yang pulih terhadap waktu ( dRdt ) adalah jumlah
kelahiran populasi manusia di vaksin yaitu NS, jumlah imigrasi p1 R , jumlah emigrasi, p2 R ,
jumlah populasi manusia yang sembuh dari hepatitis B, I dan jumlah kematian manusia yang
sembuh R dapat ditafsirkan sebagai berikut:
dR
=αμNS +δI + p 1 R− ( μ + p2 ) R
dt
Tafsiran matematika pada uraian di atas dapat disajikan dalam bentuk model matematika yaitu
model persamaan differensial biasa tidak linear 4-D sebagai berikut :

6
dS
=( 1−α ) μNS+ p1 S−( p2 + β + μ ) S
dt
dE
=βS + p 1 E−( γ + p2 + μ ) E
dt
dI
=γE + p 1 I −( μ+ p2 + δ ) I
dt
dR
=αμNS +δI + p 1 R− ( μ + p2 ) R
dt
dengan N ( t ) =S (t ) + E ( t )+ I ( t ) + R ( t ) atau R ( t )=N ( t )−¿
Model matematika SEIR untuk penularan Hepatitis B pada persamaan (5) merupakan sistem
persamaan differensial biasa tidak linear 4-D. Model yang dihasilkan dapat disederhanakan
dengan mengandaikan pecahan-pecahan berikut:
S I I E
x ( t )= , y ( t ) = , z ( t )= dan u ( t )=
N N N N
Berdasarkan asumsi tersebut, maka model SEIR populasi manusia pada penularan Hepatitis B
dapat disederhankan seperti berikut :
dx
=( 1−α ) μx + p1 x− ( p 2+ β+ μ ) x
dt
du
=βx + p1 u−( γ + p2 + μ ) u
dt
dy
=γu + p1 y −( μ+ p2 +δ ) y
dt
dz
=αμNx +δy+ p1 z−( μ+ p2 ) z
dt
dz
Berdasarkan asumsi bahwa populasi yang telah sembuh menjadi kebal, maka persamaan
dt
dapat diabaikan, sehingga bentuk paling sederhana dari sistem persamaan differensialberikut:
dx
=( 1−α ) μx + p1 x− ( p 2+ β+ μ ) x
dt
du
=βx + p1 u−( γ + p2 + μ ) u
dt
dy
=γu + p1 y −( μ+ p2 +δ ) y
dt
Persamaan diatas adalah bentuk pemodelan matematika pada penularan Hepatitis B yang
merupakan sistem persamaan differensial biasa tidak linear 3-D.

7
3.3 Model SIR Pada Penyebaran Penyakit Hepatitis B

1. Dalam penelitian Rosdiana (2015) ada beberapa asumsi yang digunakan dalam model
SIR, yaitu Jumlah populasi tetap dalam setiap subpopulasi dalam satu periode waktu t
adalah
 S(t) = jumlah individu pada subpopulais suspected,
 I(t) = jumlah inidividu pada subpopulasi infected,
 R(t) = jumlah individu pada subpopulasi recovered.
 Dengan proporsi S(t) + I(t) + R(t) = N.
Dalam populasi terjadi migrasi (imigrasi dan emigrasi), dengan laju imigrasi ρ1 > 0
dan laju emigrasi ρ2 > 0.
Adanya proses kelahiran alami dalam populasi, dengan laju kelahiran konstan b > 0
dan laju kematian konstan µ > 0.
Populasi bercampur secara homogen, artinya setiap individu mempunyai kemungkinan
yang sama melakukan kontak dengan individu lain dalam populasi.
Setiap individu yang belum terserang penyakit dan tidak mendapatkan vaksin masuk
ke subpopulasi suspected.
Individu terinfeksi penyakit dapat sembuh dari penyakit dengan laju kesembuhan α > 0
dan individu yang sembuh akan masuk ke subpopulasi recovered dan diasumsikan
kebal dari penyakit tersebut.
Vaksinasi diberkan kepada :
 Individu yang baru lahir atau masih dalam usia anak-anak
 Individu migrasi, dalam hal ini imigrasi dan emigrasi, vaksinasi pada individu
emigrasi tidak diperhatikan dalam model karena tidak mempengaruhi penyebaran
penyakit dalam populasi yang dibicarakan.
Diasumsikan bahwa efesiensi vaksinasi adalah 100% yang berarti setiap individu yang
telah mendapatkan vaksin akan kebal dari penyakit dan masuk ke subpopulasi R.
Laju penularan pnyakit dari subpopulasi Suspected menjadi Infected adalah konstan dan
dinyatakan dengan β > 0.
Individu yang terinfeksi penyakit dapat mengalami kematian akibat penyakit tersebut
dengan laju kematian m > 0Diasumsikan rasio jumlah individu yang memperoleh
vaksin adalah σ. Jumlah individu yang memperoleh vaksin proporsional dengan
jumlah kelahiran. Dengan demikian jumlah inidividu yang memperoleh vaksin adalah
σb.
Jumlah individu yang tidak memperoleh vaksin adalah b- σb = (1 – σ)b.

𝒃 𝑽𝒂𝒌𝒔𝒊𝒏𝝈𝒃𝑵

(𝟏 − 𝝈)𝒃𝑵

8
Gbr1. Diagram Transfer Model pada Hepatitis B
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, model penyebaran penyakit hepatitis B disajikan dalam
bentuk diagram transfer sebagaimana Gambar 1
Dimana:
N : jumlah total individu dalam populasi
b : laju kelahiran dalam populasi
µ : laju kematian alami dalam populasi
σ : rasio jumlah individu yang memperoleh vaksin dalam populasi
β : laju penularan penyakit
α : laju kesembuhan penyakit
ρ1 : laju imigrasi dalam populasi
ρ2 : laju emigrasi dalam populasi
m : laju kematian akibat penyakit
Berdasarkan asusmsi dan hubungan antara variabel dan parameter
pada Gambar 1

ds 1
=( 1−σ ) bN −βS + ρ1 S−ρ2 S−μS
dt N
dl 1
=β + ρ1 I −ml−μI −αI
dt N
dR
=σbN + ρ1 R−ρ 2 R−μR+αI
dt

9
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Model matematika merupakan sekumpulan persamaan dan pertidaksamaan matematika
yang menginterpretasikan permasalahan dunia nyata dalam bahasa matematika. Model
matematika juga dipandang sebagai proses membangun suatu model untuk menggambarkan
dinamika suatu sistem, sehingga dapat diketahui atau diperkirakan sesuatu yang akan terjadi
pada sistem tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pemodelan matematika banyak digunakan
dalam berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah ilmu kesehatan. Pemodelan matematika
dibidang kesehatan dikenal sebagai model epidemiologi. Menganalisis suatu modifikasi model
SEIR dan SIR untuk mengetahui penyebaran penyakit hepatitis dengan mengambil vaksin dan
pengobatan kepada kelompok yang masuk sebagai penyakit hepatitis. Dalam penelitian
diperoleh model SIR dan SEIR dengan pada penyebaran penyakit Hepatitis B dengan asumsi-
asumsi yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi dari penelitian mendapatkan hasil bahwa
model SIR dan SEIR sangat tepat digunakan untukpemodelan penyebaran penyakit Hepatitis B
yang tersebar di lingkungan masyarakat.

3.2. Saran
Hepatitis B adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Virus ini sangat berbahaya dimana dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum
suntik. Kami penulis makalah ini meneliti penyakit Hepatitis B dan membuat suatu pemodelan
untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kami dari penulis sangat berharap dari pembaca agar memberikan kritik dan saran jika
makalah ini terdapat suatu kesalahan atau kekurangan dalam penulisan maupun metode yang
tercantum. Hal tersebut bertujuan agar kami dapat mengembangkan makalah ini menjadi lebih
baik.

10
DAFTAR PUSTAKA
Rahmalia, D. 2010. Permodelan Matematika Dan Analisis Stabilitas Dari Model SIR dan SEIR
Budiarto, E, dan Anggraeni, D. 2002. Pengantar Epidemiologi. Ed 2. penerbit EGC.
Jakarta.
Rosdiana. (2015). Model Matematika SIR Dengan Vaksinasi Pada Penyebaran Penyakit
Hepatitis B (Studi Kasus Provinsi Sulawesi Selatan) (Skripsi). Universitas Negeri
Makassar, Makassar.

11
12

Anda mungkin juga menyukai