Anda di halaman 1dari 6

PENANGANAN RABIES

No. :
SOP Dokumen SOP/116/Pusk.Selbar/II/201
9
No. Revisi :00
Tanggal : 02 Februari 2022
Terbit
Halaman :1/2

UPTD Puskesmas
Selemadeg Barat
dr. Wayan Arya Putra Manuaba
NIP.19721107 200501 1 008

1. Pengertian Penyakit inspeksi akut system syaraf pusat yang disebabkan oleh
virus rabies dan menginfeksi manusia melalui gititan hewan yang
terinfeksi (anjing, kucing, monyet, serigala, kelelawar). Virus
rabies bergerak ke otak melalui syaraf perier. masa inkubasi dari
penyakit ini tergantung pada berapa jauh jarak perjalanan virus
untuk mencapai system saraf pusat biasanya mengambil masa
beberapa bulan.

2. Tujuan Dokter dapat melakukan pengelolaan penyakit yang meliputi :


1. Anamnesa (Subjective);
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
(Objective);
3. Penegakan Diagnose (Assessment);
4. Penatalaksanaan komprenhensif (Plan).

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Selemadeg Barat Nomor:


001/SK/Pusk.Selbar/2019 tentang Jenis Layanan di UPTD
Puskesmas Selemadeg Barat

4. Alat dan Alat


Bahan 4. Cairan Desinfektan;
5. Serum Anti rabies (SAR)
6. Vaksin Anti rabies (VAR)
Bahan
1. Form rabies
2. Register gigitan

5. Prosedur/ A). Melakukan Anamnesa


Langkah- 1. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nama di rekam
langkah medis.
2. Petugas menanyakan pasien tentang keluhan.
3. Petugas menanyakan kapan digigit hewan & hewan apa ?
4. Petugas menannyakan digigit dibagian tubuh mana ?
5. Petugas menanyakan hewan pemeliharaan atau liar
6. Petugas menanyakan keluhan pasien setelah digigit
hewan.

Keluhan
a. Stadium prodomal
Gejala demam, malaise, mual, dan rasa nyeri
ditenggorokan selama beberapa hari;
b. Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri merasa panas diseretai kesemutan
pada bekas luka kemudian disusul gejala cemas, dan
reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan sensoris;
c. Stadium eksitasi.
Tonus otot dan aktivitas simpatis menjadi meninggi dan
gejala hiperhidrosis, hipersalivas, hiperlakrimasi, dan pupil
dilatasi. gejala kahas pada masa ini adalah munculnya
macam-macam fobia, tidak rasional dan kadang-kadang
maniacal disertai dengan responsive. Gejala eksitasi terus
berlangsung sampaui penderita meninggal;
d. Stadium Paralisis
Sebagian besar penderita meninggal pada stadium
sebelumnya, kadang ditemukan pasien yang tidak
menunjukkan gejala eksitasi, melainkan paresis otot yang
terjadi secara progresif karena gangguan pada medulla
spinalis;
Pada umumnya rabies pada manusia mempunyai masa
inkubasi 3-8 minggu. gejala-gejala jarang timbul sebelum 2
minggu dan biasanya timbul sesudah 12 minggu.
Meningkatkan pengobatan pasca gigitan saat pemeriksaan, luka
gigitan mungkin sudah sembuh bahkan penderita mungkin sudah
melupakan. tetapi pasie mengeluh merasa sensasi lain di bekas
gigitan seperti tertusuk-tusuk.
Anamnesa penderita terdapat riwayat tergigit, tercakar atau
kontak dengan binatang penular rabies
a. Positif Rabies (hasil pemeriksaan otak hewan tersangka
rabies)
b. Mati dalam waktu 10 hari sejak menggit (bukan karena
dibunuh)
c. tidak dapat diobservasi setelah menggigit (dibunuh / lari /
menghilang);
d. Tersangka rabies (hewan bewrubah sifat, malas makan dll)
Masa inkubasi rabies 3-4 bln (95%) bervariasi dipengaruhi
oleh dalam dan besarnya luka gigitan (jauh dekatnya ke
sistem saraf pusat)

B). Pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (Objektif)


a. Pada saat pemeriksaan, luka gigitan mungkin sudah sembuh /
dilupakan;
b. Pada saat pemeriksaan ditemukan gatal-gatal dan parestesia
pada luka yang sudah sembuh (50%)
c. jika terjadi disfungsi batang otak maka terdapat, Hiperventilasi,
hipoksia, hipersalifasi, kejang,disfungsi saraf otonom, sindroma
abnormalita ADH, paralitik / paralisis flaksid.
d. pada stadium lanjut dapat berakibat koma dan kematian;
Tanda potognomanis Encephalitis Rabies, agitasi, kesadaran
fluktuatif, demam tinggi persistem, nyeri pada faring, terkadang
seperti tercekik, hipersalivasi, hidrofobia, dan aerofobia)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium biasanya kurang mendukung.

C). Penegakan diagnose (Assessement}


Diagnosis klinis
Diagnose ditegakan dengan riwayat gititan (+) dan hewan
yang menggigit mati dalam satu minggu.
Gejala Vase awal tidak khas: Gejala Flu, malaise,
anoreksia,kadang-kadang ditemukan parestisia pada daerah
gigitan, gatal-gatal, rasa terbakar.
Gejala Lanjutan: agitasi, kesadaran fluktuatif, demam tinggi,
resisten dan nyeri pada faring terkadang seperti tercekik.

D). Penatalaksanaan Komfrenhensip (Plan)


a. Isolasi Pasien setelah diagnosis ditegagkan untuk menghindari
rangsangan-rangsangan yang bisa menimbulkan spasme otot
atau untuk mencegah penularan.
b. Fase awal luka gititan harus segera dicuci dengan air sabun 5-
10 menit kemudian dibilas dengan air bersih dilakukan
febridement dan diberikan desinfektan seperti alkohol 40-70 % dll.
c. Fase lanjut ; Tidak ada terapi untuk penderita rabies yang
sudah sudah menunjukkan gejala rabies, hanya berupa tindakan
suportif dalam penanganan gagal jantung dan pernapasan;
d. Pemberian serum anti rabies (SAR) bila serum heterolog
berasal dari serum kuda dosis 40 IU/kgBB disuntikkan infiltrasi
pada luka sebanyak-banyaknya sisanya disuntikkna secara IM.
e. Pemberian serum dapat dilakukankombinasi dengan Vaksin
Anti rabies (VAR) pada hari pertama kunjungan 2 X Suntilkan 0,5
ml, hari ke 7 dan 21 0,5 ml;
f. Penderita yang pernah mendapatkan vaksin < 5 tahun hanya
diberikan pada hari 0 dan ke 3.

Konseling dan edukasi:


a. Keluarga ikut membantu dalam hal penderita rabies yang
sudah yang sudah menunjukan gejala agar dibawa ke
fasilitas kesehatan untuk divaksinasi;
b. Laporkan kasus rabies ke dinas kesehatan
c. Memberikan rujukan ke fasilitas kesehatan sekunder yang
ada spesialis neurology.
6. Diagram Alir

Petugas Petugas
Pasien memanggil menanyakan
Datang pasien keluhan pasien

Petugas Petugas Petugas


menanyakan menanyakan menanyakan kapan
hewan digigit dibagian digigit hewan &
pemeliharaa n tubuh mana hewan apa
atau liar

Petugas Petugas Dokter


menanyakan melakukan menegakkan
keluhan pasien pemeriksaan diagnosis
setelahdigigit fisik
hewan

Petugas
Pasien melakukan
penatalaksanaan
Pulang
dan konseling

7. Unit Terkait 1. Ruang UGD


2. Ruang Laboratorium
3. Ruang Farmasi
8. Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan

Historis
H. Rekaman Historis:
Diberlakukan
N Halaman Yang dirubah Perubahan Tgl.
o

Anda mungkin juga menyukai