Anda di halaman 1dari 11

1.

3 Praktik Kerja Lapangan


Waktu Pelaksanaan Pkl
Kegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2024 sampai 9
Maret 2024, yang bertempat di kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Dan Tenaga Kerja Kabupaten Tasikmalaya. Penulis melaksanakan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) selama 2 bulan, dengan ketentuan jam operasional sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Pada hari normal kerja Senin – Jum’at

Jam kerja 07.45 – 15.45 WIB

Waktu istirahat 12.00 – 13.00 WIB

Waktu istirahat jum’at 11.30 – 13.00 WIB

Tempat Pelaksanaan PKL


Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Di Pelayanan Tenaga
Kerja kabupaten tasikmalaya yang beralamatkan Komplek Perkantoran Jalan Sukapura No.
III Sukaasih Singaparna - Kabupaten Tasikmalaya Kode Pos 46415 Telf./Fax. (0265)
2553101.
1.4 Profil Tempat Praktik
1.4.1 Identitas Dan Sejarah Singkat Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Dan Tenaga Kerja Kabupaten Tasikmalaya

Gambar 1.1 Kantor DPMPTSPTK

Nama :Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga
Kerja Kabupaten Tasikmalaya

Kode Pos :46462


Alamat :Jl.Sukapura Kompleks Perkantoran No.III Sukaasih, Kecamatan
Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya

Provinsi :Jawa Barat

Batas wilayah

Utara :Berbatasan dengan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan


Kabupaten Majalengka

Selatan :Berbatasan dengan Samudera Hindia

Timur :Berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, DOB Kab Pangandaran

Barat :Berbatasan dengan Kabupaten Garut

Email :dpmptsp@tasikmalaya.go.id

Telepon/Fax :(0265) 2553101

Sejarah Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja

Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) adalah
Penggabungan dari Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) dengan kantor
Penelitian, Pengembangan dan penanaman Modal yang merupakan salah satu kantor
yang menangani pelayanan Publik pada tahun 2016.

Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap Warga
Negara dan penduduk atas barang dan/atau jasa pelayanan administrasi yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik dan salah satu bentuk pelayanan
kepada masyarakat yang menganut prinsip-prinsip cepat, tepat, dan transparan dimana
masyarakat sebagai kelompok yang dilayani akan mendapatkan pelayanan yang prima.

1.4.2 Visi Misi dan struktur Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan
Tenaga Kerja Kabupaten Tasikmalaya
Visi
Terwujudnya pelayanan perizinan yang profesional untuk mendorong iklim
investasi di kabupaten tasikmalaya
Misi
1. Mewujudkan pelayanan yang cepat, efisien, ramah, inovatis dan akuntabel;
2. Mewujudkan peningkatan capaian realisasi investasi dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah;
3. Mewujudkan perluasan kesempatan kerja;
Logo Dinas Penanaman Modal Pelayana Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja

Memasuki abad 20 rakyat pribumi hidup miskin dan terbelakang Sepanjang Abad 19
penjajahan Belanda telah mengeruk kekayaan alam menguras tenaga rakyat pribumi
dan Mendulang keuntungan ekonomi dalam jumlah yang sangat fantastis Hai
kebijakan kolonial ini dikecam banyak pihak kerajaan Belanda tidak bermoral dan
tidak memiliki kehormatan jika terus-menerus memperkaya diri dengan
mengorbankan kehidupan bangsa pribumi di negeri jajahan Hai kerajaan Belanda
berhutang besar kepada rakyat pribumi dan hutang itu harus dibayar maka pada
tahun 1901 tepat dihari penobatannya Ratu lebih elmina deklarasikan politik etis
untuk membalas hutang kehormatan kepada bangsa pribumi sang ratu menyatakan
bahwa kerajaan Belanda memiliki keterpanggilan moral untuk memenuhi
kesejahteraan penduduk di negeri jajahan yang miskin dan terbelakang kebijakan
balas budi diarahkan pada pembangunan irigasi pertanian dan pendidikan bagi
pribumi yang telah mendorong bangkitnya kesadaran politik kolonial pun
melakukan modernisasi pemerintahan di negeri jajahan dengan mengeluarkan
aturan desentralisasi tahun 1936 di ikuti aturan ordonansi dewan lokal tahun 1951
itu pemerintahan tradisional Kabupaten Tasikmalaya masih otokratis dan periode
Hai kalau rakyat masih menganggap Bupati itu sebagai raja malah dia diyakini
sebagai khalifah wakil Tuhan di muka bumi yang berhak memerintah dan
menghukumi maka bupati dan Menak di lingkungannya masih sangat disegani dan
dihormati oleh rakyat bayangkan dengan aturan desentralisasi power politik
tradisional Bupati mulai dikikis karena Aturan itu memaksa Bupati dan para Menak
harus duduk sejajar dengan rakyat dalam merumuskan setiap kebijakan pemerintah
secara demokratis ini adalah perubahan yang sangat besar di awal abad ke-20
namun aturan desentralisasi ini baru bisa diterapkan tahun 1925 mengingat masih
rendahnya angka melek huruf dan kesadaran politik rakyat pribumi memasuki
dasawarsa kedua abad 20 sebagai dampak kebijakan etis kesadaran politik bangsa
pribumi mulai tumbuh pergerakan politik yang menyuarakan cita-cita kemerdekaan
rakyat pribumi mulai bangkit ribuan rakyat Tasikmalaya terlibat aktif dalam
pergerakan Sarekat Islam mereka berhimpun bergerak menyuarakan cita-cita Luhur
kemerdekaan bangsa dari cengkraman penjajahan pada saat kekuatan politik dan
ekonomi Belanda merosot akibat Perang Dunia 1 semangat juang kaum pergerakan
semakin menyala-nyala basis massanya pun semakin besar dan mengakar situasi ini
mengancam posisi politik kolonial agar kekuatan politik pergerakan pribumi tidak
menjadi ancaman serius pemerintah kolonial pun siasat membujuk para tokoh
pergerakan pribumi dan menawarkan mereka ruang politik dalam pemerintahan
secara demokratis kaum pergerakan diajak untuk duduk bersama membicarakan
nasib masa depan bangsa pribumi dalam permen yang bernama dewan rakyat atau
volksraad malah dalam persidangan dewan Rakyat tanggal 18 November 1918
Gubernur Jenderal Van limburg stirum menjanjikan akan memberikan kemerdekaan
secara bertahap kepada segenap rakyat pribumi syaratnya rakyat pribumi harus
bersiaga angkat senjata dan membela pemerintah kolonial mati-matian jika Perang
Dunia 1 meluas sampai ke tanah air ketika pemerintah kolonial meminta rakyat
pribumi untuk bergabung dalam sebuah milisi Sarekat Islam lokal Tasikmalaya
bersikap antipati dengan terang-terangan menolak untuk ikut and andalan milisi
bentukan kolonial itu untuk apa orang pribumi membela mati-matian penjajahnya
rakyat pribumi tidak berkewajiban untuk membela penjajah tentunya reaksi radikal
malah ditunjukkan oleh Haji Ismail dia memimpin sebuah pemberontakan namanya
Sarekat Islam afdeling bak Jumlahnya ribuan orang dan tersebar di karesidenan
Priangan Polisi rahasia ini hendak meruntuhkan pemerintah kolonial dalam tempo
satu hari Namun saya gerakan ini diberangus kolonial akibat tragedi berdarah Haji
Hasan Cimareme di leles Garut pada tahun 1919 pasca peristiwa itu pemerintah
kolonial semakin serius menyadari perlunya ruang kompromi politik yang
demokratis dan terbuka bagi pergerakan politik yang semakin mengakar hai
magazine pada tahun 1922 pemerintah kolonial menyempurnakan agenda
desentralisasi demokratisasi melalui aturan reformasi yang bernama
bestuurshervorming where Hai [Musik] pada tahun 1925 kolonial mengeluarkan
kebijakan Rehan save ordinate untuk menerapkan desentralisasi dan demokratisasi
mulai saat itu Kabupaten Tasikmalaya diberikan otonomi untuk mengelola urusan
daerahnya secara mandiri kebijakan pemerintah tidak lagi tersentral dibawah kuasa
penuh Bupati dan para pejabat di lingkungannya Hai aturan otonomi mengharuskan
setiap kebijakan strategis Kabupaten harus diputuskan secara partisipatif
demokratis dan terbuka melalui musyawarah dewan kabupaten yang saat itu
dikenal dengan sebutan Rehan saafrats Hai bergaya parlementer lembaga legislatif
ini dipimpin Bupati beranggotakan 31 orang perwakilan dari bangsa Eropa
Tionghoa dan 21 orang perwakilan dari kalangan pribumi yang dipilih melalui
mekanisme pemilihan rakyat bulan Mei 1925 adalah bulan bersejarah pertama
kalinya rakyat Tasikmalaya melaksanakan proses pemilihan anggota dewan
kabupaten yang akan bekerja selama empat tahun anggota dewan Kabupaten dipilih
rakyat dalam dua tahap Tahap pertama pemilihan Kisman dimana setiap 500 orang
penduduk berusia 21 tahun di setiap desa memilih seorang Kisman caranya secara
tertutup calon Kisman dipilih dalam sebuah bilik suara pemilih cukup memasukkan
lidih kedalam kaleng yang telah ditandai sesuai jumlah calon kismen tahap kedua
para kismen terpilih memilih calon anggota dewan Kabupaten ATM yang diadakan
di setiap kewadanaan oleh Komisi Pemilihan distrik caranya pada Kisman memilih
kandidat dengan cara menuliskan list nama kandidat pada sebuah kertas dalam
amplop tertutup jumlah kandidat yang ditulis harus sesuai dengan kuota Kursi pada
setiap distrik setelah itu Komisi Pemilihan distrik menetapkan anggota dewan
Kabupaten berdasarkan suara terbanyak dari hasil pilihan para kismen pada masa
kolonial itu belum dikenal ada partai politik satu-satunya organ pergerakan yang
ikut terlibat dalam pemilihan adalah peguyuban Pasundan Paguyuban Pasundan itu
selalu berusaha mendudukkan anggotanya di dalam dewan Kabupaten kampanye
politik Poliban Pasundan pun relatif terbilang sangat modern sekali dia sudah
menggunakan koran sipatahunan yang memiliki di basis pembaca ribuan sebagai
alat untuk propaganda dan kampanye politik pada masa itu setiap momentum
pemilihan anggota dewan masa kolonial itu ditandai oleh persaingan politik antara
Paguyuban Pasundan melawan kaum enak pejabat kedua ukhuwah ini saling
berebut pengaruh di tengah masyarakat persaingan politik ini terjadi sangat panjang
sekali sejak ada dewan Kabupaten tahun 25 itu terjadi sampai tahun 1942 sehingga
komposisi politik di dalam dewan Kabupaten itu terdiri dari dua kelompok yang
modern dan demokratis dan kelompok minat yang konservatif dan tradisional Hai
Gong desentralisasi demokratisasi Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya resmi
ditabuh di Pendopo Tasikmalaya pada tanggal 23 Jan tahun 1926 Raden Adipati Aria
Wira Tanu ningrat yang juga ketua dewan pertama membuka dan meresmikan
dewan Kabupaten Tasikmalaya untuk bekerja merancang peraturan menyusun
anggaran menetapkan agenda pembangunan dan mengawasi jalannya roda
pemerintahan Kabupaten periode 1925-1930 200 tsikmalaya memasuki zaman
normal desentralisasi demokratisasi telah mendorong kemajuan sosial politik dan
ekonomi rakyat Tasikmalaya hai hai hai hai Hai semasa kepemimpinan Bupati
Raden Adipati Aria wiradiputra perang dunia kedua berkecamuk di seantero jagad 8
Maret 1942 kolonial Belanda takluk dan dilucuti tanah jajahan diambilalih Jepang
zaman Tidak lagi normal tidak ada lagi dewan Kabupaten semua sendi kehidupan
perekonomian porak poranda hak-hak politik sipil terenggut Jepang memerintah
dengan sistem militer yang keras rakyat pribumi dijanjikan kemerdekaan para
pemuda dipaksa angkat senjata korbankan apapun yang dimiliki dukung ke kaisaran
Jepang memenangkan perang di Asia meski hanya tiga setengah tahun masa
penjajahan Jepang adalah masa yang paling sulit situasi ini memaksa Kyai Haji
Zainal Mustafa dari suka mana beserta ratusan orang santrinya melakukan
perlawanan berdarah-darah namun akhirnya rakyat ajah dapat menghalang nafas
14 Agustus 1945 Jepang kalah Mereka pun harus hengkang dari Bumi Pertiwi
kekosongan kekuasaan itu dimanfaatkan para pendiri bangsa untuk memerdekakan
diri Proklamasi Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia Hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta 17 Agustus 1945 atas nama bangsa Hai Indonesia Soekarno atas Hai
Republik Indonesia berdiri revolusi kehidupan berbangsa dan bernegara pun
dimulai demi wujudkan kedaulatan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
bekerja keras menyusun pemerintahan dari tingkat pusat hingga Kabupaten 22
Agustus 1945 Komite Nasional Indonesia pusat dan daerah dibentuk untuk
membantu menjalankan roda pemerintahan Republik Indonesia Kabupaten
Tasikmalaya yang saat itu dipimpin Bupati Raden Tumenggung Sunarya mengakui
kedaulatan dan menjadi bagian Republik Indonesia pemerintahan sipil Kabupaten
pun kembali berjalan dibantu oleh Komite Nasional Indonesia daerah knit
Tasikmalaya yang dibentuk pada tanggal dua September 1945 KNIP merupakan
embrio dewan Kabupaten karena selain membantu Bupati KYT juga menjalankan
fungsi legislatif Hai namun sepanjang masa revolusi situasi politik belum stabil
pemerintahan republik belum bisa berjalan normal karena harus kembali angkat
senjata pertahankan kedaulatan pasalnya 16 okt 1945 kedaulatan Republik
terancam penjajah Belanda hendak merenggut kembali kemerdekaanbangsa sampai
Tahun 1948 Belanda dan sekutunya mengerahkan kekuatan militer besar-besaran
untuk menduduki seluruh wilayah Republik mereka berupaya membubarkan
pemerintahan republik dan membentuk pemerintahan sipil Hindia Belanda
kedatangan Belanda disambut acungan senjata dan Pekik kemerdekaan milisi rakyat
Tasikmalaya yang berhimpun dalam divisi Siliwangi bertempur mati-matian
melawan kekuatan militer Belanda Tasikmalaya adalah basis kaum republiken yang
relatif sulit ditaklukan Belanda lampu duduk di Tasikmalaya pada 11 Agustus 1947
setelah menggempur habis-habisan melalui darat dan udara kejatuhan Tasikmalaya
menandai jatuhnya seluruh wilayah Jawa Barat pasca kejatuhan Jawa Barat dengan
memanfaatkan elite Sunda Belanda bergegas membentuk pemerintahan sipil negara
Pasundan yang beribukota di Bandung pada tanggal sebelas April 1948 sejak itu
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menjadi bagian Negara federal Republik
Indonesia Serikat namun keteguhan rakyat Tasikmalaya untuk menjaga kedaulatan
Republik Indonesia sangatlah kuat sontak para Lurah se Kabupaten Tasikmalaya
pun pada tanggal 15 Januari 1950 menyatakan dirinya sebagai Lurah Republik
Indonesia dan tidak mengakui negara Pasundan pada tanggal 13 Februari Hai
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Bupati Raden Tumenggung Abbas
wilaga Somantri mengumkan resolusi pemutusan hubungan pemerintahan dengan
negara Pasundan dan menyatakan diri menjadi bagian Negara Republik Indonesia
masa revolusi fisik pun berakhir Kabupaten Tasikmalaya mutlak menjadi bagian
Republik Indonesia sepanjang masa revolusi dewan Kabupaten Tasikmalaya belum
sepenuhnya bekerja lembaga legislatif ini mengalami beberapa kali perubahan dari
caenidae berubah menjadi badan perwakilan rakyat daerah bprd kemudian menjadi
dewan perwakilan rakyat daerah DPRD berubah kembali menjadi dewan
perwakilan rakyat daerah sementara DPRD mulai tahun 1950-an pemerintahan
berjalan normal cita-cita wujudkan demokrasi dalam kehidupan bernegara barulah
bisa terwujud pada tanggal 29 Sep 1955 kali pertama pemilihan umum digelar sejak
Republik Indonesia merdeka rakyat Tasikmalaya berkesempatan memilih anggota
DPR pusat dan konstituante Pemilu tahun 1955 adalah pesta demokrasi yang sangat
meriah Pemilu ini biasa disebut dengan Pemilu yang paling demokratis sepanjang
sejarah Indonesia pemilu tahun 1955 ini diikuti oleh 29 partai politik dengan haluan
ideologi yang sangat beragam sebagai basis gerakan politik kaum santri Pemilu
tahun 1955 di Tasikmalaya ini dimenangkan oleh partai Man Masyumi disusul oleh
partai Nahdlatul Ulama di peringkat kedua di peringkat ke-3 ada nasional Indonesia
dan yang paling terakhir itu adalah Partai Komunis Indonesia Hai sebelum
terbentuknya DPRD yang dipilih rakyat secara demokratis kelembagaan DPRD es
diganti oleh DPRD peralihan yang keanggotaannya berdasarkan perolehan suara
pada pemilu 1955 maka partai Masyumi mendominasi mayoritas kursi DPRD
peralihan dan menempatkan Hafidz Mustafa sebagai ketua pada 10 Agustus 1950 7
pesta demokrasi kembali digelar secara khusus rakyat Tasikmalaya berkesempatan
memilih DPRD Kabupaten Tasikmalaya alhasil perolehan suara pada pemilu 1955
ini didominasi oleh empat partai besar partai Masyumi memenangkan kontestasi
dengan perolehan 123556 suara disusul nahdhotul ulama 74444 susul Partai
Nasional Indonesia 60 8778 suara disusul Partai Komunis Indonesia yang
memperoleh 67.000 949 suara DPRD Tasikmalaya pun resmi terbentuk 35 anggota
terpilih dan dilantik bulan Oktober 1957 di Pendopo saat itu Subagyo HP didaulat
menjadi ketua DPRD menggantikan Hafid Mustafa namun DPRD Tasikmalaya itu
efektif berjalan kurang dari dua tahun mendadak terjadi perubahan mendasar
tatanan pemerintahan pada 5-7-1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden berlakukan kembali undang-undang Dasar 1945 dan membubarkan
konstituante hasil pemilu 1955 lembaga DPRD pun berubah menjadi DPRD gotong
royong atau DPRD GR perubahan situasi politik nasional dari demokrasi parlemen
ke presidensial itu berdampak ke beberapa wilayah di Indonesia termasuk di
Tasikmalaya nah situasi politik di Tasikmalaya pada periode dpr-gr ini sangat panas
dan rumit kehidupan politik yang demokratis kembali mengalami kemunduran pada
tahun 1969 seorang kader partai Masyumi dan dua orang kader Partai Sosialis
Indonesia atau kader PSI itu harus rela melepaskan jabatan keanggotaannya di DPR
GR Tasikmalaya nah hal ini disusul dengan pembubaran kedua partai tersebut
karena ada tuduhan terlibat beberapa aksi pemberontakan situasi serupa terjadi di
tahun 1965 dimana enam orang kader Partai Komunis Indonesia atau kader PKI
harus melepaskan jabatannya di dpr-gr Tasikmalaya hal ini disusul dengan
pembubaran Partai Komunis Indonesia yang terlibat lebih di berdarah gerakan
1oktober atau gestok tahun 1965 setelah itu komposisi dewan Kabupaten pun
berubah dpr-gr hanya diisi oleh NU PNI ppyy ditambah empat partai baru yaitu
golongan karya ipki partai Katolik dan partindo Presiden Republik Indonesia
mandataris MPRS Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
setelah menyadari bahwa konflik politik yang terjadi dewasa ini perlu segera
diakhiri demi keselamatan rakyat Hai bangsa dan negara maka dengan ini
menghubungkan pertama kami Presiden Republik Indonesia mandataris MPRS
Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia terhitung mulai hari ini
menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada pengemban Ketetapan MPRS Nomor
9 MPRS 1966 Jenderal TNI Soeharto mulai tahun 1971 DPRD Kabupaten
Tasikmalaya memasuki panggung politik baru di bawah pemerintahan orde baru
yang dipimpin presiden Soeharto masa Orde Baru ditandai adanya dwifungsi ABRI
di mana militer dapat berpartisipasi aktif dalam politik secara otomatis militer
mendapatkan jatah kursi di dewan Kabupaten masa Orde Baru juga ditandai
mobilisasi politik pegawai negeri sipil untuk bersikap monoloyalitas dan
menyalurkan aspirasi politiknya dalam wadah golongan karya golongan karya pada
saat itu bukanlah partai politik meskipun organ itu ikut menjadi kontestan pemilu
selama 32 tahun rezim orde baru berkuasa beberapa kali pemilihan umum digelar
Pemilu pertama diselenggarakan pada tahun 1971 diikuti oleh golongan karya dan
sembilan partai politik selanjutnya Pemilu digelar setiap lima tahun sekali mulai
tahun 1977-1997 pesertanya adalah Hai golongan karya dan dua partai politik hasil
fusi yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia sepanjang
gelaran Pemilu orde baru di Tasikmalaya golongan karya memenangkan pemilu
meraih perolehan suara terbanyak dan menguasai mayoritas kursi di DPRD
Kabupaten Tasikmalaya praktis selama masa Orde Baru DPRD Kabupaten
Tasikmalaya didominasi oleh kekuatan politik pemerintah kita sport pernah berada
dalam suatu fase dimana demokrasi itu sangat kuat di kota si oleh kepentingan
rezim dalam sejarah pemilu orde baru dimulai daun 71-90 7 itu kita bisa melihat di
mana posisi Golkar ditambah dengan ABRI yang tidak melihat Roses Pemilu itu ya
saat itu merupakan mayoritas di DPRD nah tentu saja gol kontra tapi lebih
merepresentasikan kepada kepentingan politik orde baru secara keseluruhan dalam
hal ini adalah Pak Harto sebagai Leadernya itu masih dalam konteks demokrasi itu
ya ini nampak ketidakseimbangan komposisi itu baik dari segi jumlah pilihan
maupun dari segi substantif artinya kekuatan-kekuatan politik yang lain relatif tidak
cukup kuat untuk bisa mengimbangi Hai Golkar dan Abri itu jadi kayak Orde Baru
Shakira nah telah menampilkan wajah demokrasi yang ya boleh dikatakan mungkin
tidak ideal bagi bagi demokrasi hari ini Hai namun pertengahan 1997 krisis moneter
mengguncang runtuhkan sendi-sendi perekonomian nasional akibatnya politik
nasional didera kekacauan gelombang protes besar-besaran terjadi dimana-mana
rakyat turun ke jalan menuntut reformasi total turunkan rezim orde baru
kembalikan arah kehidupan bangsa dan negara pada Pancasila dan undang-undang
Dasar 1945 secara konsekwen 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mundur masa Orde
Baru pun berakhir setelah itu arus politik nasional mengalami perubahan mendasar
1998 bangsa Indonesia memasuki era reformasi nafas kebebasan kehidupan sosial-
politik mulai berhembus keren-keren demokrasi dibuka hak asasi manusia mulai
dijunjung tinggi negara menjamin kebebasan sipil untuk berpendapat berhimpun
dan berserikat peran masyarakat sipil dalam kehidupan sosial-politik menguat
partai politik tumbuh subur bak jamur di musim penghujan Pemilu pertama
reformasi berlangsung pada tahun 1999 diikuti oleh 48 partai politik alhasil untuk
kali pertama sejak 1977 Partai Persatuan Pembangunan berhasil memenangkan
pemilu pasca Pemilu 99 terjadi perubahan komposisi politik yang sangat signifikan
dalam tubuh DPRD Kabupaten Tasikmalaya komposisi fraksi sangatlah dinamis dan
berimbang hasilnya saya memandang Pada masa itu adalah masa demokrasi yang
seutuhnya bete Karena betul-betul komposisi DPRD pun gitu ya ditentukan
berdasarkan kekuatan politik riil karena ya pemilunya dipandang sebagai pemilu
yang paling demokratis tetapi sebagai itu kemudian lahirlah DPRD hasil penelitian
puluh sembilan dengan komposisi yang sekya ideal gitu ya karena tidak lagi ada
dominasi karena tidak ada partai yang dominan gitu partai pemenang ada di dalam
hal itu P3 tapi tidak cukup dominan untuk seperti Orde Baru Nah single dinamika
DPD pun sangat berat Hai betul-betul kelihatan apa ya berimbang bete DPRD bisa-
bisa menolak pertanggungjawaban kepala daerah dan apabila kepala daerah
pertanggungjawabannya ditolak maka secara politis dia berhenti sekira tidak
Berlebihan kalau saya mengatakan tuh masa keemasan DPRD pada awal reformasi
banyak keputusan strategis dan monumental hasil kerja DPRD Kabupaten
Tasikmalaya pertama tahun 2001 DPRD telah memilih Tatang farhanul Hakim
sebagai bupati dari kalangan sipil setelah 35 tahun jabatan Bupati Tasikmalaya
ditempati oleh tokoh yang berlatarbelakang perwira militer melanjutkan Tatang
ketua DPRD diganti Ade Sugianto kader PDIP Perjuangan yang diangkat menjadi
ketua DPRD melalui proses pemungutan suara kedua melalui berbagai langka detik
DPRD sukses mendorong pemekaran Kabupaten Tasikmalaya melalui peningkatan
status khotib Tasikmalaya menjadi Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan terbitnya
undang-undang Nomor 10 tahun 2001 tanggal 17 October 2001 konsekuensinya
komposisi keanggotaan DPRD Kabupaten mengalami perubahan diangkat 12
anggota baru untuk menggantikan 12 anggota yang pindah mengisi jabatan DPRD
kota Tasikmalaya yang baru terbentuk ketiga pada tahun 2004 DPRD Kabupaten
Tasikmalaya mengadakan voting untuk memutuskan soal perpindahan ibukota
Kabupaten Tasikmalaya hasilnya mayoritas suara anggota dewan memilih
Singaparna sebagai ibukota mulai 2004 secara bertahap pusat pemerintahan
dibangun ibukota Kabupaten Tasikmalaya berpindah ke Singaparna l7 Agustus 2010
pasca Pemilu 1999 pesta demokrasi digelar kembali pada tahun 2004-2009 dan
2014 PBB masih mendominasi dan otomatis menempatkan kadernya sebagai ketua
DPRD yang dijabat borjan Ulum satu periode Haji ruhimat dua periode sampai2019
pada pemilu 2019 partai Gerindra menggeser 20 tahun dominasi politik PPP di
Kabupaten Tasikmalaya partai Gerindra menempatkan Acer Sopari sebagai ketua
DPRD Kabupaten Tasikmalaya.

Struktur Organisasi DPMPTSPTK

Gambar 1.2 Struktur organisasi dpmptsptk

Anda mungkin juga menyukai