Anda di halaman 1dari 25

Bupati Suwitra Ingin Seni dan Budaya Klungkung Bergairah

Kembali
Oleh : | 18 Januari 2014 | Dibaca : 160 Pengunjung

Menyikapi eksistensi Listibiya (Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan) di


Kabupaten Klungkung yang telah vakum selama 16 tahun, Bupati Klungkung I
Nyoman Suwirta ingin membangkitkan dan meresmikan keberadaan Listibiya di
Kabupaten Klungkung. Terkait hal tersebut, Bupati Suwirta yang didampingi Sekda.
Klungkung mengajak tokoh seni (Sesepuh Seni) yang juga merupakan bagian dari
Listibiya bersama Kadisbudpar. Klungkung I Wayan Sujana membahas untuk
meresmikan Listibiya di Ruang Rapat Bupati (17/1) jumat kemarin. Tokoh seni yang
dilibatkan dalam diskusi untuk membangkitkan Listibiya ini diantaranya Ida Bagus
Puja, A.A. Rai Kalam, Dewa Gede Alit Adi Saputra serta beberapa tokoh seni lainnya.
Dalam rapat tersebut, Rasminiati salah satu staf Disbudpar menjelaskan bahwa
Listibiya terakhir dibentuk (dalam 5 tahun sekali) pada tahun 1997 dan dari tahun itu
pula Listibiya Klungkung vakum samapai sekarang. Listibiya Kabupaten Klungkung
sudah ada atau dibentuk sejak tahun1967. Dari Disbudpar menginginkan
sseandainya Listibiya ini diresmikan agar ada di Listibiya di tingkat Kecamatan, hal
ini juga menjadi usulan Listibiya di tingkat Provinsi.
Sebagai tokoh seni di Klungkung, Dewa Gede Alit Adi Saputra menyampaikan bahwa
keberadaan dan pengakuan Listibiya secara resmi sangat diperlukan di Kabupaten
Klungkung. hal inidikarenakan di Klungkung banyak terdapat peninggalan/warisan
Budaya dan seni. Karena fungsi Listibiya untuk menyelamatkan peninggalan dan
warisan Seni dan Budaya. Dewa Alit Saputra juga berharap agar Listibiya di
Kabupaten Klungkung dapat mengeluarkan *Pramanah Pathram Budaya* yang
merupakan lisensi seni dalam menilai seni tersebut layak atau tidak dipentaskan di
luar daerah atau digunakan sebagai pertunjukan komersil.
Dari penjelasannya, Bupati Suwirta mengatakan bahwa yang mendasari Listibiya ini
diresmikan karena saat ini saya lihat seni dan budaya di Kabupaten Klungkung
berjalan sendiri-sendiri. Saya tidak mau melihat seni di Kabupaten Klungkung di
monopoli oleh sesesorang. Karena seni merupakanmilik kita bersama, untuk
menghidupkan Listibiya harus dimulai dari hal yang kecil. Mulai dari Listibiya ini kita

akan membuat seni dan budaya di Klungkung menjadi bergairah kembali. Ke


depannya Kabupaten Klungkung harus menjadi kota seni dan budaya tidak hanya
dikenal dengan kota serombotanya.( Humas Klungkung)

Kabupaten
Kabupaten KLUNGKUNG
Profil | Sejarah | Arti Logo | Nilai Budaya

Profil
Nama Resmi : Kabupaten Klungkung
Ibukota

: Semarapura

Provinsi

: Bali

Batas
Wilayah

Luas
Wilayah

Jumlah
Penduduk

Utara: Kabupaten Bangli


Selatan: Samudera India
Barat: Kabupaten Gianyar
Timur: Kabupaten Karangasem
315,00 Km

210.734 Jiwa

Wilayah
:
Administras Kecamatan: 4, Kelurahan : 6, Desa : 53
i

Website

http://www.klungkungkab.go.id

(Permendagri No.66 Tahun 2011)

Sejarah
SEJARAH KLUNGKUNG
Pengungkapan sejarah Klungkung dalam periode tertentu yaitu dari
smarapura Sampai Puputan Klungkung , berlangsung selama 222 tahun diharapkan
dapat membuka bidang penelitian dan penulisan sejarah lokal Indonesia. Kerajaan
Klungkung berdiri bersamaan dengan dibangunnya kroton Smarapura tahun 1686
Dan diakhiri dengan Puputan Klungkung tahun 1908 sebagai Kerajaan terakhir di
Bali yang melakukan perlawanan dengan cara puputan dalam mempertahankan
eksistensinya sebagai kerajaan yang merdeka terhadap meluasnya praktek politik
kolonial Belanda di Nusantara. Dengan mengungkap sejarah Klungkung secara
perosesual dan secara struktural maka kerangka sejarah lokal di indonesia akan
makin tampak variasinya disetiap lokal. Tiap - tiap lokal memiliki cara - caranya
sendiri untuk membangun kerajaannya dan kemudian mengadakan perlawanan
terhadap kolonialisme di Indonesia.
Beberapa permasalahan yang telah diajukan pada bab pendahuluan perlu diberikan
kerangka pemecahan. Pengungkapan masalah-masalah proses berdirinya kerajaan
Klungkung, struktur pemerintahan kerajaan, hubungan kerajaan Klungkung terhadap
kolonialisme Belanda, semuanya bertuijuan ingin memahami sikap para pelaku
sejarah kerajaan atau dinamika intern kerajaan Klungkung pada jamannya. Di situ
tampak juga sikap- sikap yang reaktip dan selektip pada jamannya. Ia akan terikat
kepada tiga dimensi waktu yaitu waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang
akan datang.
Dua makna dapat dipetik dari pengungkapan sejarah Klungkung dalam kesimpulan
ini dan sekaligus dimaksud untuk memberi pemecahannya, yaitu sejarah Klungkung
dalam kerangka sejarah Indonesia, dan sejarah Klungkung adalah satu bentuk
kepribadian bangsa Indonesia. Makna pertama menitik beratkan kepada dimensi
waktu lampau untuk memetik niali-nilai historis dalam konteks sejarah Indonesia.
Sedangkan makna ke dua lebih menekankan pada dimensi waktu sekarang dan
yang akan datang untuk memetik nilai-nilai di dalam sejarah Klungkung terutama
nilai puputan sebagai satu bentuk kepribadian bangsa Indonesia yang bermanfaat
dalam mengisi kemerdekaan dengan segala aktivis yang dilancarkan seperti
pembangunan danmodernisasi itu sendiri. Oleh karena pembangunan dan

modernisasi yang diterapkan senantiasa mempunyai implikasi etis, maka perlu


dikembangkan pembangunan dan modernisasi yang berwajah manusiawi. Salah
satu nilai manusiawi atau kepribadian nasional dapat digaliu dari sejarah daerahnya.
Sejarah Klungkung dalam kerangka sejarah Indoneia.
Wilayah Indonesia tidak merupakan konteks historis yang statis. Sebagai rangkaian
hubungan-hubungan menunjukkan dinamika yang disebabkan oleh penggeseran
dalam hubungan antara daerah-daerah. Konfigurasi antar daerah inilah yang
menjadi kerangka sejarah Indonesia sebagai kesatuan. Sementara itu tidak boleh
diabaikan kekuatan-kekuatan historis yang datang dari luar sebagai akibat dari rantai
hubunmgan komersial selama periode V. O. C. dan kemudian perluasan kekuasaan
Hindia Belanda yang berpusat di Batavia. Apabila kita melihat darerah perdagangan
budak sebagai suatu unit fungsional, maka wilayah kerajaan Klungkung menjadi sub
unit dari hubungan komersial pada jamannya. Begitu juga apabila dilihat raksi-reaksi
yang muncul berupa perlawanan yang dilakukan kerajaan Klungkung baik pada
waktu Perang Kusamba tahun 1849 maupun Puputan Klungkung tahun 1908
sebagai unit fungsional, maka wilayah kerajaan Klungkung menjadi sub unit dari
sejarah Indonesia sebagai unit.
Sesuai dengan perspektif Indonesiasentris yang muncul, terutama hendak
menempatkan peranan bangsa Indonesia sendiri sebagai fokus proses sejarah,
maka peranan kerajaan Klungkung selama 222 tahun beserta rangkaian historis
yang melekat padanya tidak bisa diabaikan dari konteks sejarah Indonesia. Dapat
dikatakan bahwa pada tingkat lokal seperti di Klungkung praktek politik kolonial
tampak dengan jelas. Dinamika interen kerajaan Klungkung tampak jelas dalam
sikapknya yang reaktip dan selektip dengan perlawanan yang dilakukan terhadap
praktek - praktek politik kolonial Belanda. Dalam hubungan ini persoalan yang
menarik ialah bagaimana kesatuan sosio-kultural kerajaan Klungkung
mempertahankan dirinya dalam menghadapi pengaruh-pengaruh dari luar,
kolonialisme
Belanda.
Dengan pendekatan struktural dapat diungkapkan bahwa sebelum periode kolonial,
kerajaan Klungkung memiliki sistem sosio-kulturalnya sendiri yang banyak
dipengaruhi oleh unsur-unsur Hindu dan tradisi Majapahit. Sedangkan selama
periode kolonial yang ditandai oleh hubungan-hubungan dan intervensi kekuasaan
kolonial yang semakin intensif, maka sejarah Klungkung berfokus pada aktivitas
perlawanan
kerajaan
Klungkung
terhadap
kolonialisme
.
Sebagai sebuah kerajaan secara struktur tampak unsur-unsur yang saling mengait
di dalamnya. Hubungan antara kepemimpinan raja, Dewa Agung sebagai
penjelmaan Wisnu [ gusti ] dengan rakyat [ kaula ] atau bagawanta [ surya ] dengan
raja dan rakyatnya [ sisya ]. Stratifikasi sosial yang dipengaruhi oleh Hinduisme
dengan pembagian yang mirip dengan kasta-kasta di India. Tradisi-tradisi kerajaan
seperti ;tawan karang, mesatia, penobatan raja, hubungan dengan kerajaankerajaan laiannya, kerja sama antara kerajaan-kerajaan Bali dalam menghadapi

musuh dari luar, hubungan kerajaan Klungkung dengan pemerintah Hindia Belanda .
Tradisi -tradisi Majapahit seperti pusaka-pusaka keraton seperti keris dan tombak,
asal
usul
keturunan
raja
bersal
dari
Majapahit.
Masayarakat kerajaan tradisional di Klungkung ternyata memperlihatkan cirri-ciri
masyarakat yang bertingkat-tingkat sesuai dengan golongan-golongan yang ada.
Golongan sebagai unsure justru memperlihatkan saling terkaitnya antara golongan
dalam pelbagai bidang kehidupan dan secara bersama-sama membentuk satu
struktur. Dalam situasi sosio-kultural seperti inilah kelompok elite yang memimpin
tumbuh dan dibesarkan serta berpengaruh di masyarakat. Pengaruh yang sangat
kuat tampak jelas dalam peran yang dimainkan oleh elite politik dan religius
senantiasa bias dikembalikan pada golongan brahmana. Raja-raja yang memerintah
sampai raja terakhir yaitu Dewa Agung Jambe dengan para kerabatnya yang
memegang kekuasaan disatu pihak dan Bagawanta dipihak lain memiliki posisi
sentral dalam pemerintahan di Klungkung, Posisi sentral kelompok pemimpin ini
diperkuat lagi dengan adanya bentuk-bentuk kepercayaan yang bersifat magis.
Kepercayaan terhadap kekuatan magis dan kitos tentang tokoh pemimpin terutama
sangat menonjol sekitar pribadi raja, Dewa Agung, yang dianggap sebagai
penjelmaan Wisnu. Benda-benda pusaka seperti keris, tombak dan meriam I Seliksik
memegang peranan penting dalam menamhbah kewibawaan raja, yang
memerintah.
Cara bertahan dan melawan kerajaan Klungkung terutama terhadap ekspedisiekspedisi militer Belanda tidak bias dicari dalam kondisi fisiknya saja, tetapi harus
dicari juga dalam kondisi non fisik yang meliputi ideology dan system kepercayaan,
kondisi politik, ekonomi dan social budaya kerajaan, kepemimpinan, pengerahan
laskar dan sebagainya. Kondisi-kondisi tersebut saling kait mengait dan telah
mematangkan situasi untuk kemudian meletus menjadi perlawanan yang amat
spontan.
Kondisi politik yang telah mematangkan situasi perlawanan ialah usaha-usaha untuk
mengurangi9 dan menyerahkan kedaulatan kerajaan Klungkung ke dalam wilayah
Hindia Belanda, seperti perjanjian tahun 1841 yang disodorkan oleh Gubernemen
Belanda kepada Dewa Agung di Klungkung. Dua Tahun kemudian yaitu pada
tanggal 24 Mei 1843 diadakan perjanjian penghapusan tradisi tawan karang
kerajaan Klungkung. Perjanjian ini telah menimbulkan rasa tidak senang dikalangan
pejabat kerajaan seperti Dewa Agung Istri Balemas, Dewa Ketut Agung, Anak Agung
Made Sangging dan pengikutnya. Ditambah dengan sebab-sebab lainnya seperti
perampasan dua buah kapal yang kandas di Bandar Batulahak
(Kusamba)keterlibatan laskar Klungkung dalam perang antara Buleleng dengan
Militer Belanda di Jagaraga Tahun 1848 - 1849 mempertajam permusuhan antara
pihak Belanda dengan pihak kerajaan Klungkung. Permusuhan dan rasa tidak puas
Dewa Agung Istri Balemas memuncak, dan akhirnya meletus menjadi perang
terbuka yaitu perang Kusamba Tahun 1849. Pada perang itulah Jendral Michiels
tewas
sebagai
pimpinan
ekspedisi
militer
Belanda.
Yang menarik dari peristiwa perang Kusamba menurut sumber penulis Belanda ialah
munculnya tokoh wanita yaitu Dewa Agung Istri Balemas sebagai seorang sebagai
seorang wanita yang sangat benci dan menentang intervensi Belanda dan ia
dianggap pemimpin golongan yang senantiasa menggagalkan perjanjian

perdamaian dengan pihak Belanda. Beberapa wanita di daerah-daerah lainnya di


Nusantara yang termasuk yang termasuk tipe wanita seperti Dewa Agung Istri
Balemas yang menarik perhatian penulis Belanda justru karena mereka melawan,
menentang Belanda dapat disebutkan seperti Cut Nyak Dien dan Cut Meutia di
Aceh, R A Nyai Ageng Serang di Jawa Tengah dan Martha Christina Tiahahu di
Maluku.
Diawal Abad ke - 20 disodorkan lagi perjanjian tentang Tapal Batas antara Kerajaan
Gianyar dengan Kerajaan Klungkung, tepatnya pada tanggal 7 Oktober 1902.
Setelah penandatanganan perjanjian Tapal Batas timbul perselisihan antara
kerajaan Klungkung dengan Gubernemen mengenai Daerah Abeansemal, Vasal
Kerajaan Klungkung yang berada di daerah kerajaan Gianyar. Dukungan raja
Klungkung terhadap meletusnya perang Puputan di kerajaan Badung Tahun 1906
ditambah lagi menandatangani perjanjian tanggal 17 Oktober 1906 tentang
kedaulatan Gubernemen atas kerajaan Klungkung menambah rasa benci dikalangan
pembesar-pembesar kerajaan seperti Cokorda Gelgel dan Dewa Agung Smarabawa
yang sejak semula menolak menandatangani kontrak politik itu. Perjanjian yang
disebut terakhir ini telah menurunkan status kenegaraan dan politik kerajaan
Klungkung sebagai sesuhunan raja-raja Bali. Hal ini memperkuat sikap menentang
Dewa Agung dan kalangan pembesar kerajaan yang memuncak pada perlawanan
Puputan Klungkung tahun 1908. Perjanjian ini menunjukkan bahwa intervensi
Belanda makin kentara dirasakan oleh I Dewa Agung dan pembesar kerajaan.
Pengurangan pemasukan bagi kas kerajaan dan pembatasanhak berniaga kerajaan
dirasakan
sangat
merugikan
kerajaan.
Kondisi social budaya tampak makin goyahnya nilai-nilai tradisi karena makin
meluasnya pengaruh kehidupan barat. Penghapusan adat mesatia di kerajaan
Klungkung pada tahun 1904 merupakan bukti makin meluasnya pengaruh
kehidupan barat. Dewa Agung dan pembesar dan pembesar kerajaan Klungkung
timbul rasa khawatir akan punahnya nilai-nilai kehidupan tradisional mereka. Dalam
hal ini ikatan tradisional dalam bentuk ketaatan terhadap atasan (kawula Gusti)
merupakan factor kuat bagi terlaksanannya ajakan untuk menentang dan melawan.
Sistem kepercayaan yang sangat dipengaruhi oleh agama Hindu ternyata
memegang peranan penting dan telah mewarnai tindakan perlawanan baik perang
Kusamba maupun Puputan Klungkung. Kepercayaan terhadap karmapala
mendorong para pengikut.

Arti Logo

LAMBANG
DAERAH

DAERAH
TINGKAT

KABUPATEN
KLUNGKUNG

II

Sesuai
Perda
Tentang
Lambang
Daerah
No. 6 Tahun 1992, Tanggal 30 September 1992

Kabupaten

Klungkung

BENTUK
DAN
ARTI
LAMBANG
DAERAH
Lambang Daerah berbentuk Segi Lima dengan wama dasar biru langit . garis
pmggir kuning emas dan didalamnya terdapat lukisan-hikisan serta tuiisantulisan
tertentu.
Lukisan lukisan dan tulisan tulisan sebagaimana dimaksud (1) di atas merupakan
unsur-unsur lambang sebagai berikut:
a.

Pemedal Agung wama Merah dengan sebelas undag dan daun pintu wama kuriirig
yang melukiskan kerajaan klungkung dahulu adalah pusat Kerajaan-Kerajaan di Ball
yang pemah mengalami masa kejayaan.

b.

Keris luk lima wama putih sebagai sari daripada bunga terataii yang merupakan
dasar dari Pemedal Agung berarti jiwa keperwiraan rakyat Klungkung yang didasarkan
dengan kcbulatan tekad yang suci megemban pemerintahan.

c.

Bintang kuning dalam sinar aura bersudut dclapan artinya rakyat Klungkung
mempunyai toleransi beragama/Ketuhanan Yang Maha Esa yang bersinar ke seluruh
penjuru mata angin.

d.

Padi wama kuning berjumlah 28 (dua puluh delapan) bulir, kapas berwama putih
dengan kelopak wama hijau sejumlah 8 (delapan) buah adalah kehidupan yang adil dan
makmur bagi rakyat Klungkung serta 4 (empat) helai bunga teratai wama kuning yang
terletak diantara padi dan kapas sekaligus merupakan catatan Puputan Klungkung pada
tanggal
21
April 1908.

e.

Dharmaning Ksatrya Mahottama yang tertulis dengan huruf berwarna kuning cmas
dan dibingkai hitam pada pita putih dengan Motto Daerah yang melambangkan
keperkasaan rakyat Klungkung dalam menjalankan dharmanya untuk mensukseskan
pembangunan

f.

Klungkung yang ditulis diatas motto daerah dengan huruf berwama hitam pada kotak
putih melambangkan wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Klungkung.

ARTI WARNA PADA LAMBANG DAERAH


1.

wama dasar biru langit mengandung arti ketetapan hati/kesungguhan hati.

2.

Wama merah mengandung arti kesatria.

3.

Warna putih mengandung arti kesucian.

4.

Wama hijau mengandung arti kemakmuran

5.

Wama kuning emas mengandung arti kejayaan.

6.

Wama hitam mengandung arti keteguhan.

7.

Warna kuning mengandung arti ketulusan hati.

Nilai Budaya
Monumen Puputan Klungkung

Identifikasi dan Daya Tarik Tugu atau bangunan ini menjulang tinggi setinggi 28
meter dari alas/dasar bangunan di tengah-tengah kota Semarapura berbentuk
Lingga-Yoni yang dibangun pada areal seluas 123 meter persegi, diberi nama
Monumen Puputan Klungkung yang peresmiannya dilakukan oleh Bapak Menteri
Dalam Negeri pada tanggal 28 April 1992. Seluruh bangunan monumen tersebut
dibuat dengan batu hitam sehingga selaras dengan makna filsafat Hindu yaitu
puputan atau perang habis-habisan yang dilakukan oleh putra-putri terbaik kerajaan
klungkung bersama-sama dengan rakyatnya.

Lokasi
Monumen puputan Klungkung terletak ditengah-tengah Kota Semarapura sehingga
mudah dicapai dengan baik dari arah Denpasar, Besakih, Candi Dasa, karena berdiri
di pinggiran jalur lalu lintas yang ramai. Letak monumen Puputan Klungkung sangat
strategis karena berdekatan dengan Kertha Gosa/Taman Gili, Pusat Pertokoan,
Pasar Tradisional dan Kantor Pemerintah.
Kunjungan
Sejak dibukanya Monumen Puputan Klungkung telah banyak dikunjungi oleh
wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Deskripsi
Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa-jasa pahlawannya,
demikian untaian kata-kata yang menjadikan motivasi Pemerintah Kabupaten
Daerah Tingkat II Klungkung dalam membangun monumen Puputan Klungkung
guna mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan ksatria yang telah gugur
dan rela mengorbankan jiwa raganya serta harta bendanya dalam mempertahankan
dan menjunjung harga diri serta martabat nusa dan bangsa dari perkosaan oleh
kolonial. Monumen Puputan Klungkung yangmerupakan Tugu peringatan dari suatu
peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari selasa Umanis tanggal 28 April 1908 dan
pada areal monumen tersebut telah terjadi/pernah terjadi puputan atau perang
habis-habisan yang merupakan satu bukti perlawanan gigih melawan usaha-usaha
penjajah Belanda dalam menancapkan kuku-kuku imprealismenya. Rakyat
Klungkung yang cinta kemerdekaan sangat menghormati dan menjunjung tinggi
keluhuran dan kesucian tumpah darah dibawah pimpinan seorang raja yang
berkuasa pada waktu itu dan diikuti para bahudanda yang setia telah gugur
bergelimang darah akibat hantaman peluru-peluru Belanda. Itulah Klungkung yang
walaupun wilayahnya hanyalah setitik kecil dari wilayah persada nusantara, namun
sanggup menjunjung dan memegang teguh jiwa heroisme dan patriotisme melalui
perang puputan. Monumen Klungkung berbentuk Lingga dan yoni didirikan di atas
areal seluas 123 meter persegi, dilengkapi dengan 4 buah balai bengong pada
sdudut-sudut halamannya. Bagian baweah lingga terdapat ruangan yang sangat
besar berupa gedung persegi empat yang berpintu masuk berupa gapura sebanyak
4 buah yakni satu dari timur, satu dari selatan, satu dari barat dan satu lagi dari
utara. Ketinggian monumen itu dari dasar sampai ke puncak lingga adalah 28 m.
Sedangkan antara gedung/ruang bawah dengan lingga terdapat semmacam
bangunan kubah bersegi delapan dialasi kembang-kembang teratai sebanyak 19
buah. Ini keseluruhannya mencerminkan tanggal 28 april 1908. Puputan Klungkung
itu kini diperingati setiap tahun. Sedangkan di dalam ruangan monumen dilengkapi
dengan diorama, yang menggambarkan perjuangan rakyat Klungkung bersama
rajanya.

Kertagosa - Klungkung
Kertagosa salah satu objek wisata yang terletak di tengah - tengah Kota Kabupaten Klungkung, Bali,

kira-kira 40 km ke arah timur dari Denpasar. Kertagosa merupakan tempat pembahasan segala sesuatu
bertalian atau berkaitan dengan situasi keamanan, kemakmuran serta keadilan wilayah kerajaan
berpusat di Gelgel. Wisatawan saat liburan dan ingin menikmati peninggalan sejarah jaman jayanya
kerajaan Waturenggong, cobalah berkunjung dan tour ke sini, anda bisa juga sewa mobil , kalau dari
bandara ambil jurusan ke Timur lewat jalan Ida Bagus Mantra, belok ke Utara menuju pusat kota.
Objek wisata Kertagosa terdiri dari dua buah bangunan (bale) yaitu Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang.
Disebut Bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi kolam yaitu Taman Gili. Keunikan Kerta Gosa juga
bangunan Bale Kambang ini adalah pada permukan plafon atau langit-langit bale ini dihiasi lukisan
tradisional (gaya wayang). Fungsi dari kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat
lukisan-lukisan wayang, kisahnya dipaparkan pada langit-langit bangunan. Cerita dalam lukisan tersebut
adalah berisi tentang Tantri kemudian tentang cerita Bima Swarga yang banyak sekali memperlihatkan
ajaran mengenai hukum karma phala, serta cerita tentang penitisan kembali (reinkarnasi) ke dunia
karena perbuatan dan dosa-dosanya.

English version :

Jadi yang mendominasi cerita di atap bale ini adalah tentang perbuatan kharma pala sehingga bale ini
pada waktu kerajaan dulu di fungsikan untuk pengadilan. Tak kalah menarik kursi peninggalan jaman
kerajaan, sudah sempat direnovasi masih tertata rapih seperti bagaimana posisinya pada jaman
kerajaan
dulu.
Daya tarik dari balai Kerta Gosa ini adalah di langit-langit bangunan terdapat lukisan-lukisan wayang,
memiliki cerita tentang kehidupan sehari-hari, wejangan/ petuah, hukum karma phala, ramalan gempa
dan filsafat hidup. Di samping balai Kerta Gosa terdapat banguan dikelilingi oleh kolam bernama Taman
Gili.
Suasana kerajaan sangat terasa di tempat ini, semua tertata rapih dan bersih. Tentunya kepedulian
Pemda setempat untuk merawat salah satu tempat yang bersejarah di pulau Bali.

Lukisan-lukisan wayang yang ada berada di langit-langi bangunan Kertagosa adalah merupakan hasil
karya seni klasik gaya Kamasan, bahkan sampai sekarang desa Kamasan masih melestarikan gaya seni
lukis tradisional ini. Desa tersebut terletak 4 km sebelah Selatan kota Smarapura ini, perkembangan
seni lukisnya memang diakui serta dicintai oleh raja Waturenggong yang memerintah Gelgel pada saat
itu, sehingga warisan seni lukis dari jaman kerajaan tersebut masih bisa kita temukan di Kertagosa.
Sebagai warisan budaya.

Pulau Dewata ini seperti mutiara kecil, memancarkan aura sinar begitu mempuni menarik minat para wisatawan untuk
tidak bosan-bosannya mengeksplorasinya. Kami travel agent berbasis di Denpasar ini berkomitmen memberikan
layanan lengkap, untuk itu kami sediakan beragam tiket seperti watersport terletak di Tanjung Benoa,

adventure atau petualangan seperti arung jeram serta lazim disebut rafting lokasinya ada di Sungai
Telaga Waja dan Ayung, tersedia juga voucher cruie untuk Bali Hai dan Quicksilver, Odyssey Submarine,
sedangkan untur tournya tersedia dari setengah hari, seharian penuh dan juga untuk beberapa hari
sampai 6 hari
Dan untuk melengkapi pengetahuan anda mengenai tempat-tempat menari di Pulau Dwata, maka
silahkan baca informasi objek wisata di Bali.

Tempat wisata di Klungkung bali yang indah dan mempesona

Tempat wisata Bali di Kabupaten Klungkung - Bali oh Bali, siapa yang tak kenal dengan
salah satu tempat wisata di Indonesia yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan ini.
Wisatawan yang berkunjung pun tak hanya dari dalam negeri, namun juga berasal dar
berbagai negara seperti australia, jepang, eropa, dan lainnya. Bali memiliki banyak sekali
objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Berbagai pengalaman liburan menarik akan
anda dapatkan di pulau ini, dan yang jelas anda tidak akan merasa kecewa telah
mengunjungi tempat tempat indah di penjuru pulau Bali.

Tempat wisata Bali di Klungkung

Goa gajah

Salah satu wilayah yang merupakan wilayah yang ramai dan memiliki banyak tempat wisata
adalah Kabupaten Klungkung. Klungkung merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Bali
yang merupakan kabupaten dengan luas wilayah paling kecil dibanding kabupaten lainnya.
Wilayah kabupaten Klungkung berbatasan dengan Kabupaten Bangli disebelah utara.
Disebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem, sedangkan untuk bagian
Barat berbatasan dengan Kabupaten Gianyar, dan disisi Selatan berbatasan dengan
Samudra India, luas wilayah Kabupaten Klungkung keseluruhan mencakup wilayah seluas
315 Km .

Kabupaten Klungkung memiliki 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Klungkung, Kecamatan


Banjarangkan,Kecamatan Dawan, Kecamatan Nusa Penida. Kabupaten Klungkung memiliki
luas pantai yang sangat panjang, sehingga potensi dari segi laut sangat besar. Selain itu
banyak tempat tempat di Kabupaten ini yang memiliki permukaan tanah yang tidak rata,
hanya sebagian kecil saja merupakan dataran rendah, bahkan sebagian besar merupakan
bukit-bukit terjal yang kering dan tandus. Jumlah penduduk di Kabupaten Klungkung lebih
kurang 164.239 menurut survey Disdukcapil Kab.Klungkung Per Tanggal 25 Pebruari 2013
yang terdiri atas 79.829 Laki-laki dan 84.410 wanita.

Sama halnya dengan wilayah wilayah lain di Bali. Kabupaten Klungkung juga memiliki
banyak sekali tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Anda suka pantai?.
Klungkung juga punya pantai yang tak kalah indah dibanding kabupaten lainnya. Atau anda
suka sejarah?. Maka Klungkung juga punya banyak tempat wisata di Kabupaten ini yang
termasuk peninggalan kerajaan hindu kuno. Mau tau apa saja tempat wisata di Kabupaten
Klungkung Bali ini?.

Berikut beberapa tempat wisata di Kabupaten Klungkung Bali yang wajib dikunjungi saat
liburan.

1. Kerta Gosa Dan Taman Gili Kerta Gosa adalah salah satu obyek wisata andalan
kabupaten Klungkung, Bali. Dibangun pada tahun 1686 oleh Dewa Agung Jambe, Taman
Gili Kerta Gosa memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki obyek wisata lainnya. Kerta
Gosa adalah sebuah bangunan terbuka (bale) yang secara resmi merupakan bagian dari
kompleks Puri Agung Semarapura.
2. Goa Lawah Pura Goa Lawah terletak di desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, 10 km
timur kota Semarapura Klungkung dan sekitar 50 km dari Denpasar.
3. Desa Kamasan Kamasan adalah sebuah komunitas seniman lukisan tradisional.
4. Desa Tihingan terkenal sebagai pembuat gamelan Gong.
5. Pantai Kusamba Pantai Kusamba memiliki keindahan seperti pantai-pantai di Bali timur
pada umumnya, pasir hitam yang berkilauan, dan terdapat pula petakan petani garam
tradisional.
6. Pantai Watu Klotok
7. Museum Semarajaya Museum Semarajaya diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri
pada tanggal 28 April 1992.
8. Museum Seni Lukis Klasik Nyoman Gunarsa Museum ini terletak di jalur yang cukup
strategis tepatnya di Pertigaan Banda Desa Takmung 3 Km arah Barat Kota Semarapura.
Bentuk bangunan Museum merupakan perpaduan arsitek Bali Modern.
9. Goa Jepang Goa Jepang dibuat oleh orang-orang jepang pada masa awal penjajahan
sekitar tahun 1941-1942 pada dinding tebing diatas sungai Tukad Bubuh. Ada 16 lubang
goa jepang disini yang kesemuanya memiliki kedalaman 4 meter, 2 lubang yaitu di ujung
utara dan ujung selatan merupakan goa yang berdiri sendiri, sedang 14 lubang lagi saling
berhubungan yang dihubungkan oleh sebuah lorong panjang.
10. Nusa Penida
11. Nusa Lembongan
12. Monumen Puputan Klungkung Monumen ini terletak di sebelah timur Kerta Gosa atau
di tengah Kota Semarapura berupa Tugu menjulang tinggi setinggi 28 meter berbentuk
Lingga-Yoni yang dibangun pada areal seluas 123 meter persegi, merupakan simbol
perjuangan rakyat Klungkung ketika bertempur habis-habisan melawan penjajah.
13. Puri Agung Klungkung
14. Pantai Lepang
15. Arung Jeram Sungai Melangit Salah satu sungai yang patut anda coba arungi
jeramnya adalah di Tukad (sungai) Melangit. Tukad Melangit adalah sungai terdalam di

Kabupaten Klungkung. Memiliki kedalaman 4 meter dan sepanjang alur sungai dipenuhi
arus sungai yang cukup deras dan jeram yang curam untuk anda arungi.

Bagaimana? anda tertarik untuk mengunjungi tempat tempat wisata Bali di Kabupaten
Klungkung. Jangan lupa berkunjung ke Kabupaten Klungkung saat anda liburan ke Bali.

Pesona Kain Endek dari Pasar Klungkung Bali


Begitu mempesonanya adat dan budaya masyarakat Bali dan demikian banyaknya
tujuan wisata menarik yang ada di Bali sehingga walau telah berpuluh kali
berkunjung ke Bali, selalu saja ada yang layak untuk dieksplorasi dan diceritakan
kembali melalui tulisan. Salah satunya, tentang pesona Kain Endek Bali. Kain Endek
merupakan kain tenun khas Bali wujud kebudayaan Bali yang telah menjadi salah
satu ciri khas Bali. Buah karya dari tangan-tangan penuh kreativitas masyarakat Bali.
Kain Endek banyak kita temui dan digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat
Bali, mulai dari pegawai pemerintahan, hotel, bank, hingga masyarakat Bali biasa.

Kain Endek Bali pun digemari oleh masyarakat di luar Bali, bahkan hingga
mancanegara. Diharapkan melalui eksistensi Kain Endek, citra Bali secara
keseluruhan pun dapat terangkat.
Belum banyak yang mengenal tentang pasar yang menjual secara khusus Kain
Endek Bali. Bahkan ketika coba disampaikan, sopir yang mengantar selama di Bali
balik bertanya, Pasar Kain Endek itu ada di mana ya?. Berbekal penjelasan
bahwa pasar yang menjual kain endek terdapat di Pasar Klungkung, bergeraklah
menuju ke sana.

Deretan kios kain endek di Pasar Klungkung


Kain Endek khas Bali banyak dijual di Pasar Klungkung yang berada di Kabupaten
Klungkung, tepatnya di Kota Semarapura, ibukota Kabupaten Klungkung. Kabupaten
Klungkung merupakan kabupaten terkecil kedua di Provinsi Bali. Sebagian wilayah
Kabupaten Klungkung terletak di Pulau Bali dan sebagian lainnya tersebar berupa
pulau-pulau kecil. Terdapat banyak obyek wisata di Kabupaten Klungkung. Yang
menonjol adalah obyek-obyek wisata pantai dan pulaunya, antara lain Nusa Penida,
Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan.

Tumpukan Kain Endek Bali di salah satu kios di Pasar Klungkung

Pasti bingung memilih, karena begitu banyak pilihan

Salah satu kios kain endek di Pasar Klungkung Bali


Semula, kain endek banyak dijumpai di Pasar Kumbasari yang terletak di Kota
Denpasar. Pasar Kumbasari sempat berjaya sebagai pusat penjualan kain endek di
Bali pada era 1980-an. Namun, saat ini banyak pedagang yang memindahkan
dagangannya ke Pasar Klungkung. Teknik yang digunakan dalam pembuatan kain
endek adalah teknik tenun ikat. Kain endek dapat dikatakan sebagai kain utama
dalam aktivitas tradisional sehari-hari. Penggunaannya biasa dipadu padankan
dengan kebaya. Namun, sekarang banyak pula yang menggunakannya untuk busana
kerja.
Pasar Klungkung berada tidak jauh dari Kertagosa, salah satu obyek wisata terkenal
di Kabupaten Klungkung. Di Pasar Klungkung ini hampir semua kiosnya menjual kain
endek, kain tenun khas Bali. Terdapat beragam jenis dan motif kain endek yang
dijual. Warnanya juga sangat bervariasi. Soal harga, tidak perlu khawatir. Pasar
Klungkung menyediakan beragam kain endek dengan beragam harga. Mulai dari
yang paling murah yang hanya dipatok Rp. 30.000,00 saja per meter, hingga kain
endek yang berharga ratusan ribu per meter. Konsumen tinggal pilih mana yang
disuka.

Kain endek pun tidak hanya diperuntukkan untuk busana. Sekarang banyak pula
yang diaplikasikan dan dibuat benda lainnya, misal dijadikan untuk dompet, tas,
motif di sepatu, dan sebagainya. Orang Bali memang terkenal dengan rasa seninya
yang tinggi. Tertarik dengan kain Endek? Silakan ke Pasar Klungkung. Dijamin pasti
bingung karena begitu banyak pilihan. Semua indah, semua bagus. (Del)

Kondisi Geografis

Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9 (sembilan)


Kabupaten dan Kodya di Bali, terletak diantara 115 27 ' - 37 '' 8 49 ' 00 ''. Lintang
Selatan dengan batas-batas disebelah utara Kabupaten Bangli. Sebelah Timur
Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kabupaten Gianyar, dan sebelah Selatan
Samudra
India,
dengan
luas
:
315
Km
.

Wilayah Kabupaten Klungkung sepertiganya ( 112,16 Km ) terletak diantara pulau


Bali dan dua pertiganya ( 202,84 Km lagi merupakan kepulauan yaitu Nusa Penida,
Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Menurut penggunaan lahan di Kabupaten
Klungkung terdiri dari lahan sawah 4.013 hektar, lahan kering 9.631 hektar, hutan
negara 202 hektar, perkebunan 10.060 hektar dan lain-lain 7.594 hektar.

Kabupaten Klungkung merupakan dataran pantai sehingga potensi perikanan


laut.Panjang pantainya sekitar 90 Km yang terdapat di Klungkung daratan 20 Km
dan Kepulauan Nusa Penida 70 Km. Permukaan tanah pada umumnya tidak rata,
bergelombangbahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering dan
tandus.Hanya sebagian kecil saja merupakan dataran rendah.Tingkat kemiringan
tanah diatas 40 % (terjal) adalah seluas 16,47 Km2 atau 5,32 % dari Kabupaten
Klungkung.

Bukit dan gunung tertinggi bernama Gunung Mundi yang terletak di Kecamatan Nusa
Penida. Sumber air adalah mata air dan sungai hanya terdapat di wilayah daratan
Kabupaten Klungkung yang mengalir sepanjang tahun. Sedangkan di Kecamatan
Nusa Penida sama sekali tidak ada sungai.Sumber air di Kecamatan Nusa Penida
dalah mata air da air hujan yang ditampung dalam cubang oleh penduduk setempat.
Kabupaten Klungkung termasuk beriklim tropis .Bulan-bulan basah dan bulan-bulan
kering antara Kecamatan Nusa Penida dan Kabupaten Klungkung daratan sangat
berbeda.

Kecamatan Klungkung
Kecamatan Klungkung merupakan kecamatan terkecil dari 4 (empat) Kecamatan
yang ada di Kabupaten Klungkung, dengan batas-batas disebelah Utara Kabupaten
Karangasem, sebelah Timur Kecamatan Dawan, sebelah Barat Kecamatan
Banjarangkan dan sebelah Selatan dengan Selat Badung, dengan luas 2.095 Ha,
secara persis semua terletak di daerah daratan pulau Bali.

Kecamatan Banjarangkan
Kecamatan Banjarangkan merupakan Kecamatan yang terletak paling Barat dari 4
(empat) Kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung, dengan batas-batas, sebelah
Utara Kabupaten Bangli, sebelah Timur Kecamatan Klungkung, sebelah Barat
Kabupaten Gianyar dan sebelah Selatan Selat Badung, dengan luas 45,73 Km .

Secara administrasi Kecamatan Banjarangkan terdiri dari 13 Desa, 55 dusun, 26


Desa Adat, dalam usaha untuk memajukan perekonomian di wilayah ini telah
didukung dengan beberapa sarana seperti, pasar umum, koperasi, KUD, dan bank,
RPD yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan perekonomian desa.

Kecamatan Dawan
Kecamatan Dawan merupakan Kecamatan yang terletak paling Timur dari 4 (empat)
Kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung dengan batas-batas, sebelah Utara
dan Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kecamatan Klungkung dan sebelah
Selatan Samudra Hindia dengan luas 37,38 Km . Menurut penggunaannya luas
wilayah Kecamatan Dawan terdiri 16,21 % lahan sawah, 17,26 % lahan tegalan,
35,50 % lahan perkebunan, 6,93 % lahan pekarangan 0,21 % kuburan dan lainnya
23,89 %.

Kecamatan Nusa Penida


Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga kepulauan yaitu pulau Nusa Penida, Pulau
Lembongan dan Pulau Ceningan, terdiri dari 16 Desa Dinas, Dengan Jumlah
Penduduk 46,749 Jiwa (8.543 KK). Pulau Nusa Penida bisa ditempuh dari empat
tempat yaitu lewat Benoa dengan menumpang Quiksilver/Balihai ditempuh +1 jam
perjalanan, lewat Sanur dengan menumpang perahu jarak tempuh + 1,5 Jam
perjalanan. Lewat Kusamba dengan menumpang Jukung jerak tempuh +1,5 jam
perjalanan. sedangkan kalau lewat Padangbai dengan menumpang Kapal Boat yang
jarak
tempuh
+
1
jam
perjalanan.

Secara umum kondisi Topografi Nusa Penida tergolong landai sampai berbukit. Desa desa pesisir di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan kemiringan
0 - 3 % dari ketinggian lahan 0 - 268 m dpl. Semakin ke selatan kemiringan
lerengnya semakin bergelombang. Demikian juga pulau Lembongan bagian Utara
merupakan lahan datar dengan kemiringan 0- 3% dan dibagian Selatan
kemiringannya 3-8 %. Sedangkan Pulau Ceningan mempunyai kemiringan lereng
bervariasi antara 8-15% dan 15-30% dengan kondisi tanah bergelombang dan
berbukit.

Mata pencaharian penduduk adalah pertanian dan sektor perikanan merupakan


mata pencaharian utama oleh 6,68% tersebar pada desa-desa pesisir yaitu Suana,
Batununggul, Kutampi Kaler, Ped dan Desa Toyapakeh. Di Pulau Lembongan 16,80%
penduduk bergerak dibidang perikanan, dan Ceningan 12,88% mengingat kondisi
dan topografi daerah maka yang cocok dikembangkan adalah Sektor Pertanian, dan
Sektor Pariwisata.

Nusa Penida akan Jadi Ikon Destinasi


Pariwisata Baru
- 10 Juni 2014 10:04 wib

Menteri KP Sharif Cicip Sutardjo (kiri) bersama Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta--ANTARA/Nyoman Budhiana

TOPIK TERKAIT

DI Yogyakarta Andalkan Sektor Ekonomi Kreatif dan Pariwisata

Industri Pariwisata Harapkan Menteri dari Kalangan Praktisi

Jepang Targetkan Satu Juta Turis Muslim pada 2020

Panorama Air Terjun Segerincing

Pengunjung Monas Meningkat Drastis Saat Ramadan

TERBARU

Pendalaman Kasus SDA Buka Peluang Penetapan Tersangka Baru

Saudara Nazar Temui Saksi Anas, Pakar Hukum: Itu Masalah

Sidang Putusan MK Dijaga 4000 Personel Polisi

Sidang Putusan MK, Beberapa Ruas Jalan Dialihkan Besok

Metrotvnews.com, Denpasar: Penetapan Nusa Penida sebagai salah satu Kawasan


Konservasi Perairan (KKP) di Indonesia diharapkan mampu menjadikan pulau tersebut
ikon baru destinasi pariwasata di Bali yang mengemas keindahan bawah laut, dengan
tradisi dan keramah-tamahan masyarakat yang masih sangat tradisional.
Penetapan KKP Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, dilakukan dengan
serangkaian festival Nusa Penida 2014 Senin (9/5) oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan Sharif Cicip Sutardjo.
Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta mengatakan, dengan diresmian KKP Nusa Penida
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, maka Nusa Penida yang selama ini dinilai
sebagai pulau terisolir akan menjadi ikon baru pariwisata di Bali dan Indonesia.
"Penetapan ini sebenarnya sudah diwacanakan sejak Tahun 2010 oleh Pemerintah
Kabupaten Klungkung namun baru kali ini bisa diresmikan," ujarnya.
Penetapan KKP Nusa Penida ini juga secara resmi diberikan bertepatan dengan
kegiatan Festival Nusa Penida 2014 dan CTD III atau hari segitiga karang yang
disepakati 6 negara anggota pemrakarsa yaitu Indonesia, Malaysia, Papua Nugini,
Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.
Perayaan ini merupakan perayaan kedua di Provinsi Bali setelah sebelumnya

dilaksanakan pada tahun 2012 di Kabupaten Badung.


"Penetapan ini merupakan hari yang bersejarah bagi Provinsi Bali dan Kabupaten
Klungkung karena dengan penetapan ini kita telah memberikan sumbangsih dan
kontribusi bagi terciptanya pelestarian kawasan perairan dan sebagai langkah awal
dalam melindungi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, agar dapat memberikan nilai
dan manfaat ekologis, ekonomi dan sosial," ujarnya.
Nusa Penida memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi di mana terdapat
sekitar 149,05 Ha terumbu karang dengan 296 jenis karang dan ternasuk kawasan
segitiga terumbu karang dunia (the global coral triangle) yang saat ini menjadi prioritas
dunia untuk dilestarikan.
Menurutnya, penetapan ini merupakan respon pemerintah pusat atas komitmen
pemerintah daerah yang sangat baik dalam upaya menyelamatkan sumber daya laut di
wilayah Klungkung, khususnya perairan Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Upaya ini
juga mendukung program nasional KKP untuk pencapaian 20 juta Ha kawasan
konservasi laut tahun 2020.(Arnoldus Dhae)
(Adf)

Pengembangan Destinasi Pariwisata di


Klungkung dan Tabanan
admin August 5, 2014 News

PEMBANTU Ketua I STP Nusa Dua I Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya didampingi Ketua
Jurusan Kepariwisataan IB Putra Negarayana memukul gong nenandai pembukaan
seminar DFR di Kampial, Jumat (12/7)
Dari Seminar DFR PS Destinasi Pariwisata STP Nusa Dua Bali
NUSA DUA, Pos Bali - STP Nusa Dua Bali kembali menyelenggarakan penelitian
dan

mempublikasikannya

melalui

seminar

berjudul

Strategi

Pengembangan

Sumberdaya Pariwisata Klungkung dan Tabanan, di kampus setempat, Jumat (12/7)


kemarin. Acara yang dibuka Pembantu Ketua I STP Nusa Dua I Dr. Wisnu Bawa
Tarunajaya itu dihadiri Raja Klungkung, Penglingsir Puri Klungkung, pimpinan
Disparda Klungkung dan Tabanan, Asita, HPI Bali dan mahasiswa pariwisata.
Kegiatan dilakukan oleh Program Studi Destinasi Pariwisata dibawah koordinator
Ketua Jurusan Ida Bagus Putra Negarayana, ST, MM. Selama enam bulan penelitian

dilakukan oleh mahasiswa DPW semester 6, dengan tujuan mengimplementasikan


kajian destinasi pariwisata. Lokasi penelitian di Desa Penebel, Tabanan dan
Klungkung, ungkap Negarayana.
Ketua STP Nusa Dua Bali, Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya, menyatakan kegiatan seminar
dan pameran DFR ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi
pengelolaan destinasi pariwisata. Bagi pemerintah daerah hasil penelitian dapat
menjadi acuan dalam pengembangan pariwisata budaya dan bagi masyarakat dapat
menumbuhkan daya kreatifitas memenuhi kebutuhan pariwisata, ujar adik kandung
Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya ini.
Narasumber mahasiswa peneliti Lucky Dewanto dan Dewa Pudjawan dengan
moderator I Wayan Mertha. Hasil penelitian mahasiwa menyangkut pengembangan
sumber daya destinasi di dua wilayah. Termasuk memberikan berbagai masukan
bagi komponen terkait, khususnya Pemda Tabanan dan Klungkung.
Hasil penelitian mahasiawa menekankan pentingnya pengembangan prioritas atraksi
wisata alam dan budaya. Dengan analisa AHP (Analytical Hierarchi Process) dan PRS
(Point Rating System); Tabanan perlu memprioritaskan pengembangan atraksi
budaya

Pura

Batukaru.

Dan

dengan

matriks

EFAS-IFAS,

Klungkung

perlu

menekankan pengembangan diversifikasi produk wisata yang berorientasi wisata


budaya, dapat dengan `Ancient Kingdom Full Day tour Klungkung Culture Full Day
tour Klungkung Art Full day tour`.
Tampil sebagai penelaah, yakni Dr.Eng. I Wayan Kastawan, ST.MM, Ketua Asita Bali I
Ketut Ardana SH, dan I Gusti Agung Prana, pengembang blue tourism dan green
tourism di Bali. Mereka umumnya mengapresiasi penelitian para mahasiswa STP
Nusa Dua.
Ni Made Eka Mahadewi, M.Par sebagai salah satu pembimbing kegiatan menyoroti
pentingnya penelitian yang terus berkelanjutan. Hasil penelitian dapat memberikan
Strategi Pengembangan yang berorientasi pada permasalahan yang dihadapi
destinasi. 005

Pengembangan Destinasi Pariwisata di


Klungkung dan Tabanan
admin August 5, 2014 News

PEMBANTU Ketua I STP Nusa Dua I Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya didampingi Ketua
Jurusan Kepariwisataan IB Putra Negarayana memukul gong nenandai pembukaan
seminar DFR di Kampial, Jumat (12/7)
Dari Seminar DFR PS Destinasi Pariwisata STP Nusa Dua Bali
NUSA DUA, Pos Bali - STP Nusa Dua Bali kembali menyelenggarakan penelitian
dan

mempublikasikannya

melalui

seminar

berjudul

Strategi

Pengembangan

Sumberdaya Pariwisata Klungkung dan Tabanan, di kampus setempat, Jumat (12/7)


kemarin. Acara yang dibuka Pembantu Ketua I STP Nusa Dua I Dr. Wisnu Bawa
Tarunajaya itu dihadiri Raja Klungkung, Penglingsir Puri Klungkung, pimpinan
Disparda Klungkung dan Tabanan, Asita, HPI Bali dan mahasiswa pariwisata.
Kegiatan dilakukan oleh Program Studi Destinasi Pariwisata dibawah koordinator
Ketua Jurusan Ida Bagus Putra Negarayana, ST, MM. Selama enam bulan penelitian
dilakukan oleh mahasiswa DPW semester 6, dengan tujuan mengimplementasikan
kajian destinasi pariwisata. Lokasi penelitian di Desa Penebel, Tabanan dan
Klungkung, ungkap Negarayana.
Ketua STP Nusa Dua Bali, Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya, menyatakan kegiatan seminar
dan pameran DFR ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi
pengelolaan destinasi pariwisata. Bagi pemerintah daerah hasil penelitian dapat
menjadi acuan dalam pengembangan pariwisata budaya dan bagi masyarakat dapat
menumbuhkan daya kreatifitas memenuhi kebutuhan pariwisata, ujar adik kandung
Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya ini.
Narasumber mahasiswa peneliti Lucky Dewanto dan Dewa Pudjawan dengan
moderator I Wayan Mertha. Hasil penelitian mahasiwa menyangkut pengembangan
sumber daya destinasi di dua wilayah. Termasuk memberikan berbagai masukan
bagi komponen terkait, khususnya Pemda Tabanan dan Klungkung.
Hasil penelitian mahasiawa menekankan pentingnya pengembangan prioritas atraksi
wisata alam dan budaya. Dengan analisa AHP (Analytical Hierarchi Process) dan PRS
(Point Rating System); Tabanan perlu memprioritaskan pengembangan atraksi
budaya

Pura

Batukaru.

Dan

dengan

matriks

EFAS-IFAS,

Klungkung

perlu

menekankan pengembangan diversifikasi produk wisata yang berorientasi wisata


budaya, dapat dengan `Ancient Kingdom Full Day tour Klungkung Culture Full Day
tour Klungkung Art Full day tour`.
Tampil sebagai penelaah, yakni Dr.Eng. I Wayan Kastawan, ST.MM, Ketua Asita Bali I
Ketut Ardana SH, dan I Gusti Agung Prana, pengembang blue tourism dan green
tourism di Bali. Mereka umumnya mengapresiasi penelitian para mahasiswa STP
Nusa Dua.
Ni Made Eka Mahadewi, M.Par sebagai salah satu pembimbing kegiatan menyoroti
pentingnya penelitian yang terus berkelanjutan. Hasil penelitian dapat memberikan
Strategi Pengembangan yang berorientasi pada permasalahan yang dihadapi
destinasi. 005

Anda mungkin juga menyukai