Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Kebijakan EUDR: Implikasi dan

Langkah Antisipasi Bagi Komoditas Sawit


Indonesia

Eddy Martono, Ketua Umum


Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)

Jakarta, 13 Februari 2024


Peran Strategis Industri Sawit di Indonesia
2

Profil Nilai Ekspor Lapangan Kerja


Ketahanan Energi

Menggantikan
Luas Areal 16,38 Juta Total Nilai Ekspor
4,2 Juta penggunaan bahan
Ha *) : Perusahaan 2022
BUMN & Swasta 59%, Lapangan Kerja bakar fosil
US$ 39 milyar
Pekebun Rakyat 41%. Langsung 10,45 Juta KL.
(Rp.600 Triliun)
- Produksi CPO Tahun 2022 yang
48 juta ton **) 12 Juta menghemat Devisa
Ekspor terbesar,
lebih dari
Produsen terbesar lebih besar dari Lapangan Kerja
US $ 2,64 Miliar
di dunia Migas Tak Langsung
/Rp.38 Triliun
*) SK Mentan N0.833/2019
**) Angka sementara
NERACA THE NATIONAL TRADE BALANCE & PALM OIL EXPORT
PERDAGANGAN CONTRIBUTION
DAN NILAI 100
EXPORT SAWIT 80
Berperan penting terhadap
neraca perdagangan 60
nasional
• Devisa ekspor tahun 40

Mill USD
2022 mencapai US$
39,07 Miliar (tertinggi 20
sepanjang sejarah).
• Perolehan devisa dari 0
sawit sampai dengan
Oktober 2023 mencapai -20
US$. 25,58 Miliar.
• Diperkirakan perolehan -40
2019 2020 2021 2022 2023 SD okt
Devisa dari ekspor Trade balance -3,62 21,72 33,82 54,58 31,41
produk sawit sampai Non Fuel & Gas 6,53 27,67 47,14 78,81 47,22
dengan akhir tahun 2023 Fuel & Gas -10,15 -5,95 -13,32 -24,23 -15,81
sebesar US$ 30 milyar
Palm OIl 20,20 22,97 35,53 39,07 25,58

3
Balans Minyak
Sawit Indonesia
• Produksi sawit dalam 4
tahun terakhir stagnan
• Konsumsi dalam negeri naik
secara konsisten terutama
karena perubahan
mandatori biodiesel
• Ekspor cenderung turun

Diperkirakan sampai dengan


akhir tahun 2023:
• Produksi sedikit mengalami
kenaikan menjadi 53,2 juta
ton.
• Konsumsi DN sebesar 23,2
juta ton.
• Ekspor sebesar 33 juta ton.

4
Volume Ekspor
cenderung
turun
Rasio Ekspor/Produksi
2018 sebesar 77% dan
terus menurun
Rasio Ekspor/Produksi
tahun 2022 sebesar 66%
Rasio ekspor thd
produksi s/d Oktober
60%.

5
Ekspor
didominasi
oleh produk
hilir
Diperkirakan sampai
dengan bulan Desember
2023 sebesar 30 Juta Ton

6
Penggunaan
Minyak Sawit
Dalam Negeri
terus meningkat

• Penggunaan terbesar
untuk makanan dan
biodiesel, sedangkan
sisanya untuk industri
oleokimia.
• Penggunaan dalam
negeri dibandingkan
produksi meningkat
dari 28% (tahun 2018)
menjadi 41% (tahun
2022).

7
Ekspor Produk Sawit Menurut Negara Tujuan
8

• Saat ini ekspor produk sawit melebihi 160 negara di dunia.


• Ekspor ke EU tahun 2021 sebesar 4,7 juta ton, tahun
2022 turun menjadi 4,1 juta ton. Ekspor sd bulan
Oktober, ekspor ke EU tahun 2022 sebesar 3,4 juta ton,
tahun 2023 turun menjadi 3,1 juta ton. Ekspor ke EU
sampai dengan Desember 2023 sebesar 3,7 juta ton.
Tantangan yang Dihadapi Industri Sawit
9
1. Produksi dan Produktivitas relatif stagnan dan cenderung turun: Konsumsi dalam negeri
terus meningkat (pangan, biodiesel, oleochemical), volume ekspor cenderung menurun ➔
Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sangat rendah.
2. Kampanye negatif terhadap Industri kelapa sawit:
• Dalam Negeri (sawit merambah hutan, adanya buku-buku pendidikan yang negatif terhadap
sawit, media sosial)
• Luar negeri, khususnya di EU terus berubah: Kesehatan, hewan yang dilindungi,
penyebab deforestasi, sumber emisi gas rumah kaca (GRK), menurunnya biodiversity,
pekerja anak, kesetaraan gender/pekerja perempuan, labelling palm oil free pada berbagai
produk makanan dll (RED I, RED II, EU-DR dll.)
3. Tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha:
• Banyaknya pengaturan dan instansi yang terlibat dalam industri kelapa sawit (lebih dari 31
Kementerian dan Lembaga yang mengatur dan terkait dengan industri kelapa sawit)
→tumpang tindih pengaturan?
• Kebijakan yang mudah berubah (Kasus minyak goreng awal tahun 2022).
• Perkebunan sawit yang teridentifikasi masuk kawasan hutan seluas 3,4 juta Ha (sudah
tertanam, punya perijinan dan HGU)→ Satgas Tata Kelola Sawit.
Penerapan EU-DR dan Tindak Lanjutnya
10

• November 2021: European Commission issued the legislative proposal


• December 2022: Preliminary agreement between European Parliament and European Council;
• June 2023 : Entry into force
• December 2024 (tentative) Obligations will begin for operators June 2025 for EU SMEs)
Permasalahan yang timbul dari Implementasi EUDR
11

7 komoditas (sapi ternak/cattle, kakao/cocoa, kopi/coffee, minyak sawit/palm oil,


kedelai/soya), kayu/wood, dan karet/rubber yang diatur dalam EUDR dilarang
masuk ke atau diekspor dari UE, kecuali:
• Bebas deforestasi;
• Telah diproduksi sesuai dengan ketentuan legislasi nasional negara produksi
(legalitas)
• Tercakup di dalam pernyataan uji tuntas (due diligence statement)
Tantangan dan Dampak Penerapan EU-DR
bagi Pelaku Industri Sawit
12
• Dalam Assessment of Countries: negara akan dikategorikan ke dalam country benchmarking system, yaitu
tolok ukur negara tiga tingkat, yakni risiko rendah (low risk), risiko standar (standard risk), dan risiko tinggi (high
risk). Meski dalam berbagai kesempatan pejabat EU selalu menegaskan bahwa EUDR tidak dimaksudkan
sebagai larangan impor, namun elemen benchmarking negara sangat sensitif dan berpotensi mengganggu.
• Ketika EUDR mulai diimplementasikan, negara akan ditempatkan dalam klasifikasi negara risiko standar. Daftar
negara berisiko rendah dan berisiko tinggi akan dipublikasikan dalam peraturan pelaksana, paling lambat 18
bulan setelah berlakunya EUDR. Sistem klasifikasi benchmarking negara sedang disusun oleh Komisi Eropa
(KE) secara independen dan sepihak. Otoritas Berkompeten akan melakukan pemeriksaan setiap pengiriman
9% untuk operator dan pedagang risiko tinggi, 3% untuk risiko standar, 1 % untuk risiko rendah
• Persyaratan EU-DR terkait dengan geolocation, tracebility dan segregasi merupakan Non Tarif Barier
yang akan sangat berdampak kepada petani sawit. Untuk lahan sampai dengan 4 hektar cukup peta
geografis., sedangkan untuk lahan lebih dari 4 hektar harus poligon → akan menambah cost bagi petani kecil.
• Sebagian besar dari sekitar 4 juta ton produk sawit Indonesia yang diperdagangkan di Eropa pada saat ini
berasal dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan sertifikasi Mass Balance yang tidak memenuhi syarat EUDR.
Bisa dipastikan kehilangan pasar akibat persyaratan EUDR akan berasal dari kebun petani sawit, yang
diolah di PKS dengan sertifikat Mass Balance, sementara PKS dengan sertifikat segregasi pada umumnya
mengolah TBS dari kebun milik perusahaan yang sudah memiliki sertifikat ISPO, RSPO atau International
Sustainability and Carbon Certification (ISCC).
• Bila 40% produk sawit Indonesia di Eropa berasal dari kebun petani, maka petani rakyat yang terdampak
oleh EUDR mencapai 0,5 juta orang petani sawit → penerapan EU-DR akan mendorong meningkatkan
kemiskinan di daerah pedesaan.
Upaya Mitigasi Menghadapi EU-DR
13
Pemerintah Indonesia diharapkan memberikan perhatian khusus kepada petani sawit sehingga dapat masuk dalam
rantai pasok produk yang diekspor ke Eropa. Disebabkan besarnya populasi petani sawit dan sebaran lokasi mereka di
belasan Provinsi, maka untuk memasukkan Petani Sawit ke dalam rantai pasok yang tersegregasi ke Uni Eropa
diperlukan beberapa hal:
a. Penyelesaian aspek legalitas kebun petani sawit akibat keberadaan kebun mereka di kawasan hutan. Tanpa
legalitas ini, produk petani sawit tidak bisa masuk rantai pasok produk ekspor ke Uni Eropa
b. Melanjutkan diskusi di dalam Ad-Hoc Joint Task Force EU-DR tentang pentingnya penerapan konsep segregasi
secara bertahap agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya “pengucilan” TBS milik petani sawit dari
rantai pasok ke Eropa, karena masih diperlukan waktu untuk penyelesaian aspek legalitas kebun.
c. Pembangunan fasilitas Clearing House perlu disegerakan sekaligus dengan pengisian data (IUP dan e-STDB)
untuk kebun Perusahaan Sawit dan kebun Petani Sawit di komputer Clearing House.
d. Mengenai penerimaan sertifikat ISPO oleh Uni Eropa sebagai pemenuhan persyaratan segregasi produk yang
masuk ke Uni Eropa, hal yang ditanyakan oleh Uni Eropa adalah jaminan bahwa produk sawit dari kebun/PKS
dengan sertifikat ISPO, tidak tercampur dengan produk dari lahan yang diduga terlibat deforestasi atau tidak
legal, sehingga ISPO saat ini sedang diperkuat dengan penambahan kemampu-telusuran atau traceability.
e. Segera menyelesaikan Instruksi Presiden tentang Revisi ISPO untuk mengurangi kerumitan persyaratan
pendaftaran di SIPERIBUN dan upaya memperoleh sertifikat ISPO. Pengurangan dari dua syarat legalitas yaitu
(i) terdaftar di e-STDB dan (ii) memiliki SHM, menjadi cukup telah terdaftar di sistem e-STDB, dipastikan
meningkatkan jumlah petani sawit di dalam rantai pasok produk ke Eropa
Rekomendasi
14
• Industri sawit mempunyai peranan yang sangat penting bagi Indonesia, selain sebagai sumber devisa
dan penyerapan tenaga kerja, industri ini juga menjadi penyedia bahan pangan, industri oleochemical
dan penyedia energi/biofuel.
• Industri sawit saat ini dihadapkan kepada produksi yang relatif stagnan, sementara permintaan terus
meningkat. Mau tidak mau, Indonesia harus dapat meningkatkan produksi dan produktivitas.
• EU selama ini menjadi salah satu tujuan ekspor utama Indonesia setelah China, India dan Pakistan.
Namun EU terus melakukan berbagai restriksi dan kampanye negatif terhadap sawit Indonesia dan
terakhir dengan pemberlakuan EUDR.
• Pemberlakuan EUDR akan mengancam pasar minyak sawit Indonesia, terutama yang berasal dari
produksi petani kelapa sawit. Berbagai permasalahan yang saat ini dihadapi, seperti legalitas lahan
dan sertifikasi ISPO perlu dilakukan percepatan dengan dukungan Pemerintah.
• Dengan tingkat kesiapan Indonesia dalam menghadapi EUDR khususnya pemenuhan persayaratan
bagi petani pekebun, sebaiknya penerapan EUDR dapat ditunda sampai dengan tahun 2026.
• Indonesia bersama-sama dengan Malaysia telah dua kali melakukan Joint task Force dengan EU
untuk membahas implementasi EUDR. Hasil Joint Task Force yang dilaksanakan di Putrajaya
Malaysia belum didapatkan keputusan. Untuk itu pemerintah bersama-sama dengan stakeholder lain
diharapkan dapat mendorong kesepakatan dengan EU pada pertemuan Joint Task Force ke Tiga
yang rencananya akan direncanakan di Brussel pada bulan September 2024
TERIMA KASIH

Indonesian Palm Oil Association (GAPKI)


Sudirman Park Rukan Blok B-18 • Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 35, Karet Tengsin, Jakarta Pusat 10220
Tel. +62 21 57943871 • Fax. +62 21 57943872 • Email : gapki@gapki.or.id

Anda mungkin juga menyukai