DOMESTIK INDONESIA
Abstrak
Agreed Export Tonnage Scheme merupakan kebijakan pembatasan kuota ekspor karet
alam oleh Indonesia, Malaysia dan Thailand. Kebijakan ini diduga memengaruhi harga karet
alam di tingkat petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan kuota
ekspor terhadap harga karet alam domestik Indonesia di tingkat petani. Penelitian
menggunakan data time series bulanan dari Januari 2013 sampai Desember 2019
menggunakan Error Correction Model. Dalam jangka panjang, harga karet alam pada
periode sebelumnya, nilai tukar, konsumsi, produksi dan harga karet alam dunia signifikan.
Sementara itu, dalam jangka pendek, harga karet alam pada periode sebelumnya, nilai
tukar, dan harga karet alam dunia juga signifikan. Variabel total ekspor dan dummy
kebijakan tidak signifikan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini diduga
karena harga karet alam tidak lagi bergantung pada faktor fundamental tetapi disebabkan
oleh faktor eksternal lainnya. Perbaikan diperlukan, termasuk desain kebijakan yang
komprehensif, implementasi dan evaluasi teknis yang jelas, serta kolaborasi tambahan
dengan produsen karet alam lainnya. Selain itu, sejalan dengan kebijakan pembatasan
ekspor, Indonesia perlu mendorong pertumbuhan industri pengolahan karet alam menjadi
produk hilir.
Kata Kunci: ECM, Karet Alam, Harga Domestik, AETS
Abstract
Agreed Export Tonnage Scheme is a policy of limiting natural rubber export quotas by
Indonesia, Malaysia, and Thailand. This policy is suspected to affect the price of natural
rubber at the farm level. This study aims to analyze the effect of the export quota policy on
Indonesia's domestic natural rubber prices at the farm level. The study uses monthly time
series data from January 2013 to December 2019 used Error Correction Model. In the long
term, natural rubber prices in the previous period, exchange rate, consumption, production,
and world natural rubber prices are significant. Meanwhile, in the short term, natural rubber
prices in the previous period, exchange rates, and world price natural rubber were
significant. The variable total exports and the policy dummy are not significant both in the
long and short term. This is presumably because natural rubber prices no longer depend on
fundamental factors but are caused by other external factors. Improvements are needed,
including comprehensive policy design, clear technical implementation, and evaluation, as
well as additional collaboration with other natural rubber producers. In addition, in line with
1 https://doi.org/10.30908/bilp.v15i2.609
Published by Trade Analysis and Development Agencies, Ministry of Trade. This is an open access article
under the CC BY-NC-SA 4.0 license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 257
the export restriction policy, Indonesia needs to encourage the growth of the natural rubber
processing industry into downstream products
Keywords: ECM, Natural Rubber, Domestic Price, AETS
JEL Classification: Q17, Q18, Q21
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 259
Petani karet tidak memiliki petani lahan sempit seperti halnya
kekuatan dalam memengaruhi harga. petani transmigran tidak melakukan alih
Harga karet alam terbentuk oleh pasar, fungsi.
sedangkan petani ataupun produsen Kebijakan AETS yang dilakukan
karet merupakan price taker. Hal oleh tiga negara memang bertujuan
tersebut dibuktikan oleh analisis dari untuk meningkatkan harga karet dunia.
Amalia, Nurmalina, & Rifin (2013) Meski demikian, Kementerian
analisis integrasi pasar vertikal baik Perdagangan (2019) menjelaskan
jangka pendek maupun jangka panjang bahwa diharapkan dengan kenaikan
menyimpulkan bahwa petani cenderung harga karet dunia, harga karet di tingkat
sebagai penerima harga (price taker). petani juga mengalami peningkatan.
Harga karet yang rendah akan Beberapa penelitian mengungkapkan
berdampak pada turunnya pendapatan pengaruh harga karet alam dunia
dan rendahnya kesejahteraan. Sampai terhadap harga karet alam di tingkat
dengan Maret 2020 harga komoditas petani. Purwaningrat, Novianti, &
karet tumbuh negatif 5,3% (BI, 2020). Dermorejo (2019) menemukan bahwa
Saat ini dengan situasi banyak rumah dengan adanya penurunan penawaran
tangga yang bergantung pada karet ekspor tahunan oleh Indonesia,
justru harga karet semakin fluktuatif. Malaysia dan Thailand mengakibatkan
Petani yang sudah terlanjur menanam ketidakseimbangan pasar. Sebagai
karet sulit untuk bertahan. Pilihan untuk akibatnya harga karet alam dunia
mengalih fungsi lahan tidak serta merta meningkat sebesar 4,32%. Lebih lanjut,
dapat dilakukan. Hal tersebut Pramananda (2019) menemukan
dikarenakan keuntungan yang didapat bahwa kenaikan harga karet dunia akan
masih belum menutupi modal investasi berpengaruh pada kenaikan harga
penanaman di awal pembudidayaan. karet alam petani.
Selain itu diperlukan biaya pembersihan Uraian di atas menunjukkan
lahan jika memang akan dialih fungsi. bahwa dampak kebijakan AETS perlu
Menurut Elvawati et al. (2019) petani dikaji lebih lanjut secara empiris, baik
yang memiliki penguasaan lahan lebih dari segi implementasi dan dampaknya
besar memiliki akses terhadap modal terhadap petani karet. Penelitian
yang lebih baik sehingga lebih mudah sebelumnya, yakni Purwaningrat,
untuk alih fungsi. Sedangkan, untuk Novianti, & Dermorejo (2019)
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 261
dan jangka pendek dari variabel- Model persamaan untuk
variabel yang akan dianalisis. Dalam menganalisis faktor-faktor yang
bukunya, Banarjee et al. (1993) memengaruhi harga karet alam
menjelaskan bahwa jangka panjang Indonesia dalam jangka panjang
adalah suatu periode waktu saat semua dirumuskan sebagai berikut dengan t
variabel telah mencapai keseimbangan, merupakan periode bulanan:
biasanya didefinisikan dalam periode di Pdom = 𝑎0 + 𝑎1LPdom𝑡−1 + 𝑎2LProd𝑡 +
atas satu tahun. Sedangkan untuk 𝑎3LEksTot𝑡 + 𝑎4LPoil𝑡 + 𝑎5LKon𝑡
jangka pendek adalah suatu periode + 𝑎6LKurs𝑡 + 𝑎7 Dumeks𝑡 + 𝑎8
waktu untuk mencapai keseimbangan Pdunia𝑡 + 𝑒𝑡………………… (1)
pada jangka panjang, biasanya Proses transformasi persamaan
didefinisikan dalam periode waktu ke dalam bentuk logaritma natural agar
enam sampai dua belas bulan. estimasi dapat dinyatakan dalam
Variabel-variabel yang diteliti bentuk elastisitas. Hal tersebut
dalam penelitian ini merupakan hasil dikarenakan dalam bentuk biasa,
dari referensi teori dan penelitian- satuan atau skala antar variabel masih
penelitian terdahulu. Adapun variabel berbeda. Sehingga diperlukan
ekspor karet alam tiga negara dan transformasi untuk menyatukan satuan
dummy pembatasan ekspor merupakan variabel-variabel tersebut. Kemudian,
variabel utama yang dianalisis model persamaan jangka pendek
pengaruhnya terhadap peningkatan dirumuskan sebagai berikut:
harga karet alam domestik di tingkat ∆Pdom = 𝑏0+ 𝑏1∆LPdom𝑡-1 + 𝑏2∆LProd 𝑡
petani. + 𝑏3∆LEksTot𝑡-3+ 𝑏4∆LPoil 𝑡 +
Selain itu juga digunakan variabel 𝑏5∆LKon 𝑡 + 𝑏6∆LKurs 𝑡 + 𝑏7
lainnya seperti harga pada periode Dumeks 𝑡 + 𝑏8∆Pdunia𝑡 + 𝛾 𝑢
sebelumnya, harga karet dunia, kurs, 𝑡−1+
(2012) jika deret waktu nonstasioner, umum dipilih adalah 10%, 5%, dan 1%.
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 263
Nilai-nilai ini dikenal sebagai tingkat ECM sudah terpenuhi. Uji stasioneritas
signifikansi oleh karena itu disebut uji yang dilakukan pada semua variabel
signifikansi t (Gujarati, 2012). semuanya stasioner pada differencing
Dalam melakukan pemodelan pertama. Begitupun pada uji
data time series dengan menggunakan kointegrasi, stasioner pada data level.
OLS, harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang meliputi uji
Uji asumsi klasik merupakan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
prasyarat statistik yang mengunakan autokorelasi dan uji heterokedastitas
analisis regresi, hal ini dilakukan agar juga telah memenuhi syarat. Uji
model yang didapatkan sesuai dengan normalitas, uji autokorelasi, uji
kriteria-kriteria statistik yang ada seperti heterokedastisitas masing-masing
uji autokorelasi, multikolinearitas, sebesar 0,258; 0,78; dan 0,22. Nilai VIF
heterokedastis, dan normalitas pada uji multikolinearitas juga
HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan angka dibawah 10
Berdasarkan hasil uji, semua sehingga dapat disimpulkan tidak ada
persyaratan untuk penggunaan model masalah multikolinearitas.
R-Square 0.955594
F-Prob 0,0000 ***
R-Square 0.564566
F-Prob 0,0000***
Ket: *** (signifikan pada α=1%)
** (signifikan pada α=5%)
* (signifikan pada α=10%)
Dalam model jangka pendek pada jangka panjangnya. Nilai 0,93 ini
dihasilkan koefisien Error Correction menunjukkan bahwa 93% kesalahan
Term. ECT memiliki koefisien sebesar - dalam jangka pendek akan terkoreksi
0,759661, nilai negatif dan signifikan dalam jangka panjang dan merupakan
menandakan model ECM valid dan tingkat penyesuaian yang cepat.
dapat digunakan untuk persamaan Harga karet pada periode
jangka panjang dan juga jangka sebelumnya signifikan pada jangka
pendek. Nilai ECT tersebut secara pendek maupun jangka panjang pada
absolut kurang dari 1. Nilai ECT dalam taraf nyata 1%. Data yang digunakan
model menurut Gujarati (2012) dalam persamaan ini sudah
merupakan speed of adjustment, yakni ditranformasi kedalam bentuk logaritma
koefisien yang menentukan seberapa natural. Oleh karena itu, untuk tiap
cepat model dapat mengoreksi kenaikan harga karet periode
kesalahan yang terjadi pada jangka sebelumnya sebesar 1%, maka harga
pendek untuk mencapai keseimbangan karet alam domestik saat ini akan naik
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 265
sebesar 0.71% pada jangka panjang. faktor fundamental yang memengaruhi
Sedangkan pada jangka pendek akan harga karet di Indonesia.
meningkat 0,72%. Harga karet pada Konsumsi berpengaruh pada
periode sebelumnya tergolong inelastis. jangka panjang namun tidak
Hasil yang sama pernah ditemukan berpengaruh pada jangka pendek.
dalam Pramananda (2019), Aji (2010) Temuan hubungan signifikan antara
dan Anggita (2016) yang menyatakan konsumsi dan harga karet alam
bahwa harga komoditas dipengaruhi didukung oleh temuan Fong, Khin, &
oleh harga komoditas itu sendiri pada Lim (2020). Baik jangka panjang
periode sebelumnya. Aji (2010) maupun jangka pendek memiliki tanda
menambahkan bahwa nilai yang koefisien yang positif artinya
signifikan pada estimasi pergerakan konsumsi dan harga karet
mengisyaratkan bahwa pelaku pasar alam domestik searah. Kenaikan
tidak hanya mempertimbangkan konsumsi domestik terhadap produk
permintaan dan penawaran namun juga karet alam akan membuat permintaan
mempertimbangkan harga pada terhadap karet di petani menjadi naik
periode sebelumnya. juga. Kenaikan permintaan inilah yang
Ekspor total tiga negara tidak akan direspon dengan kenaikan harga
berpengaruh pada jangka panjang di tingkat petani. Meskipun begitu
maupun jangka pendek terhadap harga dalam jangka pendek variabel
karet alam di tingkat petani. Begitupun konsumsi tidak signifikan pengaruhnya.
dengan dummy kebijakan ekspor. Hal ini bisa disebabkan karena
Artinya di bulan-bulan adanya kebijakan biasanya pabrik memiliki stok atau
tidak ditemukan adanya perubahan persediaan karet. Sehingga kenaikan
yang signifikan. Padahal ketiga negara permintaan bisa diatasi dengan adanya
adalah produsen karet dunia, terutama stok tersebut. Pada penelitian
Thailand dan Indonesia. Temuan yang Pramananda (2019) konsumsi juga
sama juga ada pada penelitian lain oleh ditemukan tidak memengaruhi harga
Haryanto, Sunariyo, & Mukti (2019) karet domestik pada jangka pendek,
yang membuktikan ekspor karet namun penelitian lain oleh Haryanto,
Indonesia tidak signifikan memengaruhi Sunariyo, & Mukti (2019) dan Khin &
harga karet alam domestik. Hal tersebut Thambiah (2015) justru menemukan hal
diduga dikarenakan AETS bukan lagi yang sebaliknya.
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 267
2018) yang menemukan bahwa nilai Perkebunan (2012), volume
tukar rupiah terhadap dollar pengurangan ekspor karet sebesar
memengaruhi pembentukan harga 300 ribu ton, yang diberlakukan
karet dalam jangka panjang. Kurs yang sejak Oktober 2012 sampai Maret
dimaksud dalam penelitian ini adalah 2013.
jumlah rupiah yang didapatkan untuk 2. Kebijakan AETS pada tahun 2016
tiap dollar yang ditukarkan. Sehingga menurut Kementrian Perindustrian
kenaikan kurs yang dimaksud dalam (2016) dilakukan selama enam
penelitian ini adalah pelemahan nilai bulan, mulai 1 Maret-31 Agustus
rupiah atau penguatan nilai dollar. 2016. Alokasi pengurangan ekspor
Perdagangan karet dilakukan dengan bagi tiap negara yaitu Thailand
US dollar, maka nilai tukar rupiah yang sebanyak 324 ribu ton, Indonesia
melemah membuat para eksportir 238 ribu ton, dan Malaysia 52 ribu
mendapatkan harga yang lebih tinggi. ton.
Harga ini yang selanjutnya 3. Kebijakan AETS pada tahun 2018
ditransmisikan ke harga karet di petani. menurut Liputan 6 (2018) dilakukan
Selain itu ada variabel yang tidak pada bulan Januari-Maret. Pada
signifikan baik jangka panjang maupun kebijakan tersebut ketiga negara
jangka pendek yakni harga minyak mengurangi 350 ribu ton ekspor
bumi. Harga minyak bumi tidak ada karet alam.
hubungan jangka panjang dan jangka 4. Kebijakan AETS pada tahun 2019.
pendek yang ditemukan antara harga Menurut Kepmendag No. 779 Tahun
minyak mentah dan harga karet alam, 2019 pengurangan ekspor dilakukan
Mereka berhubungan positif tetapi tidak terhadap karet alam jenis 400110,
signifikan secara statistik (Fong, Khin, & 400121, 400122, 400280, 400510,
Lim, 2018) 400520, 400591, 400599 Kebijakan
Pengaruh Kebijakan AETS Terhadap tersebut mengurangi ekspor karet
Harga Karet Alam Domestik alam sebanyak 240 ribu ton untuk
Dalam kurun waktu tahun 2012- ketiga negara tersebut, Indonesia
2019 setidaknya sudah empat kali mengurangi ekspor karetnya
kebijakan ini diterapkan. sebanyak 98 ribu ton, Malaysia
1. Kebijakan AETS pada tahun 2012- membatasi ekspor karetnya sebesar
2013. Menurut Direktorat Jenderal 15,6 ribu ton, dan Thailand sebagai
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 269
nilai tukar riil dan aliran dana spekulatif Tabel 3. Perkembangan Ekspor Total
di pasar bursa berjangka (Fong, Khin, & Tiga Negara Tahun 2013-2019
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 271
waktu tertentu. Dengan kebijakan yang KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
kontinu dapat mengatasi efek lag. KEBIJAKAN
Selain itu, tindakan evaluasi terhadap Pada jangka panjang variabel
implementasi juga harus dibuat sedetail yang signifikan adalah harga karet
mungkin. Harus ada poin yang periode sebelumnya, kurs, konsumsi,
menerangkan periode apakah yang produksi dan harga karet dunia.
digunakan sebagai dasar pembanding Sedangkan pada jangka pendek yang
pada implementasi turunnya ekspor. signifikan adalah harga karet periode
Serta sanksi apabila kuota tidak sebelumnya, kurs, dan harga karet
terpenuhi sesuai kesepakatan. dunia.
Selain itu, seiring dengan Pembatasan ekspor karet alam
kebijakan pembatasan ekspor, oleh tiga negara Indonesia, Thailand,
Indonesia perlu untuk terus mendorong dan Malaysia tidak efektif menaikkan
tumbuhnya usaha pengolahan karet harga karet di petani berdasarkan hasil
alam menjadi produk hilir. Tumbuhnya uji terhadap variabel ekspor tiga negara
usaha pengolahan karet alam akan dan dummy kebijakan ekspor. Hal
mendorong peningkatan permintaan tersebut diduga karena AETS sudah
karet alam domestik dan penciptaan bukan lagi menjadi faktor fundamental
nilai tambah karet alam di dalam negeri. yang memengaruhi pembentukan harga
Indonesia harus meniru Malaysia dalam dunia maupun harga domestik di tingkat
pembangunan Industri karet alam. petani. Selain itu rancangan aturan
Menurut Fong, Khin, & Lim (2020) pembatasan ekspor dan
Malaysia sedang mengalami transisi implementasinya kurang efektif. Perlu
dari pengekspor menjadi pengimpor perbaikan meliputi perancangan
karet alam. Selain itu menurut Ardanari kebijakan yang kontinu, teknis
dan Mukiwihando (2020) impor karet implementasi dan evaluasi yang jelas,
alam juga dilakukan untuk pengolahan serta penambahan kerjasama dengan
lebih lanjut melalui pencampuran karet produsen karet alam lain. Selain itu
alam yang diproduksi Malaysia sendiri seiring dengan kebijakan pembatasan
untuk kemudian diekspor kembali. ekspor, Indonesia perlu untuk terus
mendorong tumbuhnya industri
pengolahan karet alam menjadi produk
hilir.
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 273
And World Market. Asian Journal of /Gapkindo-Dukung-Penyerapan-
Economic Modelling, Vol. 6(4), pp. Karet-Lokal
403-418.
Kementrian Pertanian. (2021). SIM harga:
Fong, Yi C., Khin, A.A., & Lim, C.S. (2020). Laporan Harga Produsen Pedesaan.
Determinants of Natural Rubber Price Diunduh tanggal 28 Januari 2021 dari
Instability for Four Major Producing http://aplikasi2.pertanian.go.id/simhar
Countries. Pertanika J. Soc. Sci. & ga2017/produsen/hpd1/
Hum., Vol. 28(2), pp. 1179 - 1197
Keputusan Menteri Perdagangan
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia. (Kepmendag) Nomor 779 Tahun 2019
2020 (Gapkindo). Data Konsumsi tentang Pelaksanaan Agreed Export
Karet Alam Bulanan Untuk Indonesia Tonnage Scheme (AETS) ke-6.
Dari Januari 2013-Desember 2019. 2019. Jakarta.
Indonesia (ID): Gapkindo.
Khin, A. A., dan Thambiah, S. (2015).
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia. Natural Rubber Prices Forecasting
2020 (Gapkindo). Data Produksi Using Simultaneous Supply-Demand
Karet Alam Bulanan Untuk Indonesia and Price System Equation and
Dari Januari 2013-Desember 2019. VECM Model: Between Theory And
Indonesia (ID): Gapkindo. Reality. Proceeding of the 2nd
International Conference on
Gujarati, Damodar. (2012). Econometric By
Agriculture and Forestry, ICOAF-2015
Example. US: Palgrave Macmillan.
Colombo, Sri Lanka.
Haryanto, Sunariyo, & Mukti, A. (2019).
Liputan 6. (2018, Februari 10).
Analisis Faktor-Faktor Yang
Pembatasan Ekspor Picu Kenaikan
Mempengaruhi Produksi Dan
Harga Karet Dunia. Diunduh tanggal
Permintaan Karet Alam. J-SEA
10 Mei 2021 dari
(Journal Socio Economics
https://www.liputan6.com/bisnis/read/
Agricultural), Vol. 14 (1), pp. 11-22.
3274780/pembatasan-ekspor-picu-
Katadata. (2018, Mei 7). Pemerintah kenaikan-harga-karet-dunia
Evaluasi Efektivitas Pembatasan
Liputan 6. (2019, April 1). Selain RI,
Ekspor Karet. Diunduh tanggal 10 Mei
Thailand dan Malaysia Ikut Pangkas
2021 dari
Ekspor Karet Alam. Septian Deny.
https://katadata.co.id/muchamadnafi/b
Diunduh tanggal 20 April 2021 dari
erita/5e9a55f750e9c/pemerintah-
https://www.liputan6.com/bisnis/read/
evaluasi-efektivitas-pembatasan-
3931411/selain-ri-thailand-dan-
ekspor-karet/
malaysia-ikut-pangkas-ekspor-karet-
Kementrian Perdagangan. (2019, April 1). alam
Upayakan Harga Remuneratif Bagi
MdLudin, N., Applanaidu, S., & Hussin, A.
Petani Karet, Mendag Tetapkan
(2016). An Econometric Analysis of
Implementasi AETS ke-6. Diunduh
Natural Rubber Market In Malaysia.
tanggal 21 Maret 2021 dari
International Journal of Environmental
https://www.kemendag.go.id/storage/f
& Agriculture Research (IJOEAR),
iles/2019/04/01/upayakan-harga-
Vol. 2(6), pp. 2454-1850.
remuneratif-bagi-petani-karet-
mendag-tetapkan-implementasi-aets- Oktora, S. I., & Firdani, A. M. (2019).
ke-6-id0-1554091983.pdf Natural Rubber Economics between
China and Southeast Asia: The
Kementrian Perindustrian. 2016, Maret 10.
Impact of China’s Economic
Gapkindo Dukung Penyerapan Karet
Slowdown. Journal of Asian Finance,
Lokal. Diunduh tanggal 9 Mei 2021
Economics and Business, Vol. 6(2),
dari
pp. 55-62 .
https://kemenperin.go.id/artikel/14705
Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 275
276 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021