Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH KUOTA EKSPOR TERHADAP HARGA KARET

DOMESTIK INDONESIA

The Effect of Export Quotas on Indonesia's Domestic Natural Rubber Prices

Alfi Nurdina1*, Harmini2, Amzul Rifin2


1Program Studi Agribisnis IPB University, Kampus IPB Dramaga, Bogor,
Jawa Barat, 16680 Indonesia
2Departemen Agribisnis IPB University, Kampus IPB Dramaga, Bogor,

Jawa Barat, 16680 Indonesia


Email: alfinurdina03@gmail.com

Naskah diterima: 21/07/2021; Naskah direvisi: 20/09/2021; Disetujui diterbitkan: 19/11/2021;


Dipublikasikan online: 24/12/20211

Abstrak
Agreed Export Tonnage Scheme merupakan kebijakan pembatasan kuota ekspor karet
alam oleh Indonesia, Malaysia dan Thailand. Kebijakan ini diduga memengaruhi harga karet
alam di tingkat petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan kuota
ekspor terhadap harga karet alam domestik Indonesia di tingkat petani. Penelitian
menggunakan data time series bulanan dari Januari 2013 sampai Desember 2019
menggunakan Error Correction Model. Dalam jangka panjang, harga karet alam pada
periode sebelumnya, nilai tukar, konsumsi, produksi dan harga karet alam dunia signifikan.
Sementara itu, dalam jangka pendek, harga karet alam pada periode sebelumnya, nilai
tukar, dan harga karet alam dunia juga signifikan. Variabel total ekspor dan dummy
kebijakan tidak signifikan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini diduga
karena harga karet alam tidak lagi bergantung pada faktor fundamental tetapi disebabkan
oleh faktor eksternal lainnya. Perbaikan diperlukan, termasuk desain kebijakan yang
komprehensif, implementasi dan evaluasi teknis yang jelas, serta kolaborasi tambahan
dengan produsen karet alam lainnya. Selain itu, sejalan dengan kebijakan pembatasan
ekspor, Indonesia perlu mendorong pertumbuhan industri pengolahan karet alam menjadi
produk hilir.
Kata Kunci: ECM, Karet Alam, Harga Domestik, AETS

Abstract
Agreed Export Tonnage Scheme is a policy of limiting natural rubber export quotas by
Indonesia, Malaysia, and Thailand. This policy is suspected to affect the price of natural
rubber at the farm level. This study aims to analyze the effect of the export quota policy on
Indonesia's domestic natural rubber prices at the farm level. The study uses monthly time
series data from January 2013 to December 2019 used Error Correction Model. In the long
term, natural rubber prices in the previous period, exchange rate, consumption, production,
and world natural rubber prices are significant. Meanwhile, in the short term, natural rubber
prices in the previous period, exchange rates, and world price natural rubber were
significant. The variable total exports and the policy dummy are not significant both in the
long and short term. This is presumably because natural rubber prices no longer depend on
fundamental factors but are caused by other external factors. Improvements are needed,
including comprehensive policy design, clear technical implementation, and evaluation, as
well as additional collaboration with other natural rubber producers. In addition, in line with

1 https://doi.org/10.30908/bilp.v15i2.609
Published by Trade Analysis and Development Agencies, Ministry of Trade. This is an open access article
under the CC BY-NC-SA 4.0 license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 257
the export restriction policy, Indonesia needs to encourage the growth of the natural rubber
processing industry into downstream products
Keywords: ECM, Natural Rubber, Domestic Price, AETS
JEL Classification: Q17, Q18, Q21

PENDAHULUAN dilaksanakan oleh negara-negara


Ada lima belas komoditas anggota dan juga sebagai badan yang
unggulan perkebunan yang dianggap akan bertanggung jawab untuk
memiliki nilai ekonomis tinggi serta mengkoordinasikan dan mengawasi
berperan penting dalam meningkatkan implementasi dari aturan-aturan yang
kesejahteraan masyarakat. Kelima ditetapkan.
belas komoditas tersebut antara lain Direktorat Jenderal Perundingan
cokelat/kakao, karet, kelapa sawit, kopi, Perdagangan Internasional (2018), ada
dan tembakau (Suwarto et al., 2014). tiga kebijakan yang diambil ITRC yaitu:
Sebagai komoditas unggulan (1) Supply Management Scheme (SMS)
pertanian, karet tidak lepas dari atau skema pengendalian produksi, (2)
berbagai permasalahan, satu Agreed Export Tonnage Scheme
diantaranya adalah penurunan harga. (AETS) atau skema pengendalian
Oleh karena itu, Indonesia masuk penawaran ekspor, dan (3) Demand
menjadi anggota International Promotion Scheme (DPS) atau skema
Tripartiate Rubber Council (ITRC) peningkatan permintaan karet alam
bersama dua negara lainnya yakni domestik. Salah satu kebijakan yang
Thailand dan Malaysia. Kerja sama dilakukan ITRC adalah Agreed Export
internasional ini bertujuan untuk Tonnage Scheme (AETS), yaitu
menjaga produksi karet alam pengendalian/ pengurangan pasokan
berkelanjutan dan menerapkan strategi karet alam di pasar dunia pada saat
kebijakan bersama yang relevan untuk terjadi kelebihan pasokan, sementara
mencapai stabilitas harga karet alam permintaan sedikit. Skema
yang remuneratif bagi petani karet alam pengurangan ekspor ini bertujuan untuk
sehingga dapat meningkatkan meningkatkan harga karet alam dunia.
kesejahteraannya. Berkaitan dengan Kebijakan Agreed Export Tonnage
tujuan tersebut, negara-negara anggota Scheme diatur dalam Keputusan
ITRC bersepakat untuk mengatur Menteri Perdagangan (Kepmendag)
kebijakan-kebijakan yang wajib Nomor 779 Tahun 2019 tentang

258 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


Pelaksanaan Agreed Export Tonnage ton; bulan Mei sebesar 245 ribu ton;
Scheme (AETS) ke-6 untuk Komoditas bulan Juni sebesar 173,8 ribu ton; dan
Karet Alam. Dalam kebijakan tersebut, bulan Juli 2019 sebesar 266 ribu ton.
jumlah ekspor karet alam yang Untuk Indonesia, tanggung jawab
dikurangi yaitu sebesar 240.000 ton pelaksanaan pembatasan ekspor
selama empat bulan (April-Juli 2019). diberikan kepada Gapkindo. Hal ini
Jumlah tersebut dibagi secara dikemukakan dalam Purwaningrat
proporsional sesuai dengan jumlah (2019) dimana Gapkindo bertugas
produksi masing-masing negara, untuk mengawasi serta menyerap karet
Thailand tertinggi disusul Indonesia dan alam petani saat adanya kebijakan.
Malaysia paling sedikit. Dengan Penyerapan karet alam petani ini
demikian, ekspor karet Indonesia ditujukan agar petani tidak kehilangan
dikurangi sebesar 98.160 ton. Komoditi pasarnya saat ekspor dibatasi.
karet alam yang dikurangi sesuai Produksi karet alam Indonesia
dengan kesepakatan ITRC ini meliputi berasal dari perkebunan rakyat (PR),
karet alam jenis Concentrated perkebunan swasta (PBS) dan
Latex/Centrifuged Latex yang termasuk perkebunan milik negara (PBN) dengan
dalam kode HS 400110; karet alam jumlah penguasaan tertinggi berada
berjenis Ribbed Smoked Sheet Rubber pada perkebunan rakyat.
(RSS) yang termasuk dalam kode HS
400121; produk karet alam jenis
Technically Specified Rubber (TSR)
yang termasuk dalam kode HS 400122;
karet alam jenis Mixture Rubber yang
termasuk dalam kode HS 400280; serta
karet alam dengan jenis Compounded Gambar 1. Produksi Karet Alam
Rubber yang termasuk dalam kode HS Berdasar Status Penguasaan
400510, 400520, 400591, dan 400599. Lahan, 2019
Adapun alokasi jumlah komoditi Sumber: Pusdatin, Kementan (2021)
karet alam yang dapat diekspor untuk Dari Gambar 1 tampak bahwa
periode 1 April sampai dengan 31 Juli perkebunan rakyat memproduksi 89%
2019 sebesar 941 ribu ton, dengan dari total produksi karet alam ada tahun
rincian bulan April sebesar 256,8 ribu 2019.

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 259
Petani karet tidak memiliki petani lahan sempit seperti halnya
kekuatan dalam memengaruhi harga. petani transmigran tidak melakukan alih
Harga karet alam terbentuk oleh pasar, fungsi.
sedangkan petani ataupun produsen Kebijakan AETS yang dilakukan
karet merupakan price taker. Hal oleh tiga negara memang bertujuan
tersebut dibuktikan oleh analisis dari untuk meningkatkan harga karet dunia.
Amalia, Nurmalina, & Rifin (2013) Meski demikian, Kementerian
analisis integrasi pasar vertikal baik Perdagangan (2019) menjelaskan
jangka pendek maupun jangka panjang bahwa diharapkan dengan kenaikan
menyimpulkan bahwa petani cenderung harga karet dunia, harga karet di tingkat
sebagai penerima harga (price taker). petani juga mengalami peningkatan.
Harga karet yang rendah akan Beberapa penelitian mengungkapkan
berdampak pada turunnya pendapatan pengaruh harga karet alam dunia
dan rendahnya kesejahteraan. Sampai terhadap harga karet alam di tingkat
dengan Maret 2020 harga komoditas petani. Purwaningrat, Novianti, &
karet tumbuh negatif 5,3% (BI, 2020). Dermorejo (2019) menemukan bahwa
Saat ini dengan situasi banyak rumah dengan adanya penurunan penawaran
tangga yang bergantung pada karet ekspor tahunan oleh Indonesia,
justru harga karet semakin fluktuatif. Malaysia dan Thailand mengakibatkan
Petani yang sudah terlanjur menanam ketidakseimbangan pasar. Sebagai
karet sulit untuk bertahan. Pilihan untuk akibatnya harga karet alam dunia
mengalih fungsi lahan tidak serta merta meningkat sebesar 4,32%. Lebih lanjut,
dapat dilakukan. Hal tersebut Pramananda (2019) menemukan
dikarenakan keuntungan yang didapat bahwa kenaikan harga karet dunia akan
masih belum menutupi modal investasi berpengaruh pada kenaikan harga
penanaman di awal pembudidayaan. karet alam petani.
Selain itu diperlukan biaya pembersihan Uraian di atas menunjukkan
lahan jika memang akan dialih fungsi. bahwa dampak kebijakan AETS perlu
Menurut Elvawati et al. (2019) petani dikaji lebih lanjut secara empiris, baik
yang memiliki penguasaan lahan lebih dari segi implementasi dan dampaknya
besar memiliki akses terhadap modal terhadap petani karet. Penelitian
yang lebih baik sehingga lebih mudah sebelumnya, yakni Purwaningrat,
untuk alih fungsi. Sedangkan, untuk Novianti, & Dermorejo (2019)

260 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


menggunakan data tahunan, dikumpulkan berupa data harga karet
menunjukkan bahwa kebijakan AETS alam domestik yang merupakan harga
mampu mendorong harga karet alam rata-rata produsen pedesaan 10
dunia. Harga karet alam dunia ini provinsi produsen karet terbesar di
kemudian ditransmisikan pada harga Indonesia; produksi total karet alam
karet alam petani. Lebih lanjut Indonesia; konsumsi total karet alam
Pramananda (2019) tidak menemukan Indonesia; jumlah ekspor karet alam
pengaruh ekspor Indonesia terhadap Indonesia, Thailand, dan Malaysia
harga karet alam bulanan petani. dengan HS 400110, 400121, 400122,
Namun penelitian Pramananda (2019) 400280, 400510, 400520, 400591, dan
hanya mengkaji pengaruh ekspor 400599; dummy kebijakan AETS; nilai
Indonesia terhadap harga karet alam di tukar; harga karet alam dunia dan
tingkat petani, dan tidak memasukkan harga minyak bumi dunia. Data tersebut
pengurangan ekspor dari dua negara diperoleh dari Kementerian Pertanian
lainnya yakni Malaysia dan Thailand. (2020), World Bank (2021), Bank
Selanjutnya implementasi kebijakan Indonesia (2021), Trademap (2020),
AETS juga penting diketahui untuk Gapkindo (2020). Referensi studi
melihat kepatuhan tiap negara kepustakaan melalui jurnal, artikel,
melaksanakan kebijakan bersama perpustakaan LSI Institut Pertanian
pembatasan ekspor karet alam. Bogor dan internet yang relevan
Berdasarkan berbagai uraian dengan penelitian ini.
sebelumnya, penelitian ini bertujuan Metode analisis yang digunakan
untuk mengkaji dua hal: menganalisis dalam penelitian ini yaitu analisis
implementasi kebijakan pembatasan kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan
ekspor (AETS) oleh tiga negara; dan untuk mengetahui pengaruh kebijakan
menganalisis Pengaruh kebijakan pembatasan kuota ekspor terhadap
pembatasan ekspor (AETS) terhadap harga karet alam domestik Indonesia.
harga karet alam domestik Indonesia. Pengolahan data menggunakan
METODE pendekatan Error Correction Model
Penelitian ini menggunakan data (ECM), sedangkan estimasi model
sekunder time series bulanan dari menggunakan software Eviews 7.0.
Januari 2013 sampai Desember 2019 Melalui metode ECM ini dapat
berjumlah 84 observasi. Data yang diperoleh hubungan jangka panjang

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 261
dan jangka pendek dari variabel- Model persamaan untuk
variabel yang akan dianalisis. Dalam menganalisis faktor-faktor yang
bukunya, Banarjee et al. (1993) memengaruhi harga karet alam
menjelaskan bahwa jangka panjang Indonesia dalam jangka panjang
adalah suatu periode waktu saat semua dirumuskan sebagai berikut dengan t
variabel telah mencapai keseimbangan, merupakan periode bulanan:
biasanya didefinisikan dalam periode di Pdom = 𝑎0 + 𝑎1LPdom𝑡−1 + 𝑎2LProd𝑡 +
atas satu tahun. Sedangkan untuk 𝑎3LEksTot𝑡 + 𝑎4LPoil𝑡 + 𝑎5LKon𝑡
jangka pendek adalah suatu periode + 𝑎6LKurs𝑡 + 𝑎7 Dumeks𝑡 + 𝑎8
waktu untuk mencapai keseimbangan Pdunia𝑡 + 𝑒𝑡………………… (1)
pada jangka panjang, biasanya Proses transformasi persamaan
didefinisikan dalam periode waktu ke dalam bentuk logaritma natural agar
enam sampai dua belas bulan. estimasi dapat dinyatakan dalam
Variabel-variabel yang diteliti bentuk elastisitas. Hal tersebut
dalam penelitian ini merupakan hasil dikarenakan dalam bentuk biasa,
dari referensi teori dan penelitian- satuan atau skala antar variabel masih
penelitian terdahulu. Adapun variabel berbeda. Sehingga diperlukan
ekspor karet alam tiga negara dan transformasi untuk menyatukan satuan
dummy pembatasan ekspor merupakan variabel-variabel tersebut. Kemudian,
variabel utama yang dianalisis model persamaan jangka pendek
pengaruhnya terhadap peningkatan dirumuskan sebagai berikut:
harga karet alam domestik di tingkat ∆Pdom = 𝑏0+ 𝑏1∆LPdom𝑡-1 + 𝑏2∆LProd 𝑡
petani. + 𝑏3∆LEksTot𝑡-3+ 𝑏4∆LPoil 𝑡 +
Selain itu juga digunakan variabel 𝑏5∆LKon 𝑡 + 𝑏6∆LKurs 𝑡 + 𝑏7
lainnya seperti harga pada periode Dumeks 𝑡 + 𝑏8∆Pdunia𝑡 + 𝛾 𝑢
sebelumnya, harga karet dunia, kurs, 𝑡−1+

harga minyak bumi, produksi dan 𝑒𝑡…………………….……(2)


konsumsi untuk melihat keragaman Di mana Pdom: harga rata-rata karet
faktor pembentuk harga karet alam alam lump tingkat petani pada periode
domestik. Harga karet periode ke t (Rp/kg); Pdom 𝑡−1: harga rata-rata
sebelumnya dimasukkan untuk karet alam lump tingkat petani pada
mengatasi masalah autokorelasi pada periode sebelumnya (Rp/kg); Prod𝑡:
model ECM. produksi total karet alam Indonesia

262 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


periode ke t (ribu Ton); Kon 𝑡: konsumsi kita hanya dapat mempelajari
total karet alam Indonesia periode ke t perilakunya untuk periode yang
(ribu Ton); Poil 𝑡: harga minyak bumi dipertimbangkan, tidak mungkin untuk
dunia pada periode sebelumnya ($/kg); menggeneralisasikannya ke periode
EksTot𝑡: ekspor karet alam total tiga waktu lain dan analisis regresi yang
negara (Indonesia, Thailand, Malaysia) melibatkan deret waktu tersebut dapat
pada periode ke t meliputi HS 400110, mengarah pada fenomena regresi
400121, 400122, 400280, 400510, lancung. Uji kointegrasi dipopulerkan
400520, 400591, dan 400599 (ribu ton); oleh Engle dan Granger (Gujarati,
Kurs 𝑡: nilai tukar dollar terhadap rupiah 2012), untuk mendeteksi adanya
pada periode ke t (Rp/kg); Pdunia𝑡: kointegrasi maka dilakukan uji
harga karet alam dunia pada periode ke augmented dickey fuller pada error.
t (Rp/kg); Dumeks: dummy kebijakan Uji F ditujukan untuk mengukur
pembatasan ekspor (1: ada kebijakan tingkat hubungan secara keseluruhan
pembatasan ekspor; 0: tidak ada koefisien regresi dari variabel
kebijakan pembatasan ekspor); t: independen tehadap variabel
periode bulanan; 𝑎0: konstanta dependen. Untuk memperkuat hasil uji,
persamaan jangka Panjang; 𝑎𝑖: koefisien determinasi (R2) juga perlu
koefisien regresi variabel bebas ke i (i = dihitung. Semakin tinggi nilai R2, maka
1,2,…, 7) persamaan jangka panjang; semakin besar keragaman variabel
𝑏0: konstanta persamaan jangka dependen yang bisa dijelaskan variabel

pendek; 𝑏𝑖: koefisien regresi variabel independen. Nilai R2 di antara 0 sampai

bebas ke i (i = 1,2,…, 7) persamaan 1 atau jika dituliskan dalam persen

jangka pendek; 𝛾: koefisien error term; antara 1-100 %. Nilai R2 dapat

𝑢 𝑡−1: error correction term; 𝑒𝑡: error menjelaskan keragaman model,

persamaan jangka pendek. sedangkan sisanya (1-R2) dijelaskan

Uji Model oleh komponen error atau variabel

Pada penelitian ini uji yang diluar model.

digunakan meliputi uji stioneritas, uji Uji T digunakan untuk melihat

kointegrasi, uji asumsi klasik, uji T dan pengaruh masing-masing variabel

uji F. Data time series diharuskan data independen terhadap variabel

yang diolah stasioner, menurut Gujarati dependen. Nilai probabilitas yang

(2012) jika deret waktu nonstasioner, umum dipilih adalah 10%, 5%, dan 1%.

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 263
Nilai-nilai ini dikenal sebagai tingkat ECM sudah terpenuhi. Uji stasioneritas
signifikansi oleh karena itu disebut uji yang dilakukan pada semua variabel
signifikansi t (Gujarati, 2012). semuanya stasioner pada differencing
Dalam melakukan pemodelan pertama. Begitupun pada uji
data time series dengan menggunakan kointegrasi, stasioner pada data level.
OLS, harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang meliputi uji
Uji asumsi klasik merupakan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
prasyarat statistik yang mengunakan autokorelasi dan uji heterokedastitas
analisis regresi, hal ini dilakukan agar juga telah memenuhi syarat. Uji
model yang didapatkan sesuai dengan normalitas, uji autokorelasi, uji
kriteria-kriteria statistik yang ada seperti heterokedastisitas masing-masing
uji autokorelasi, multikolinearitas, sebesar 0,258; 0,78; dan 0,22. Nilai VIF
heterokedastis, dan normalitas pada uji multikolinearitas juga
HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan angka dibawah 10
Berdasarkan hasil uji, semua sehingga dapat disimpulkan tidak ada
persyaratan untuk penggunaan model masalah multikolinearitas.

Tabel 1. Estimasi Jangka Panjang

Variable Coefficient P-Values


harga karet periode sebelumnya 0,711086 0,0000***
Kurs 0,345774 0,0000***
konsumsi 0,150740 0,0031***
ekspor total tiga negara -0,00156 0,9659
dummy kebijakan ekspor -0,00959 0,1632
harga minyak bumi 0,016803 0,1898
Produksi -0,07344 0,0752*
harga karet dunia 0,240627 0,0000***
Konstanta -1,07656 0,0180***

R-Square 0.955594
F-Prob 0,0000 ***

Uji F pada jangka panjang R square adjusted dari persamaan


maupun jangka pendek memberi nilai jangka panjang sebesar 0,95 artinya
probabilititas yang lebih kecil daripada keragaman harga karet domestik yang
taraf nyata 1% hingga dapat dikatakan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
bahwa model tersebut sudah baik. Nilai independen sebesar 95% dan sisanya

264 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


adalah error. Sedangkan untuk dapat dijelaskan model sedangkan
persamaan jangka pendeknya sebesar sisanya dijelaskan oleh variabel lain
0,56 yang artinya 56% keragaman diluar model atau error.

Tabel 2. Estimasi Jangka Pendek

Variable Coefficient P-Values


harga karet periode sebelumnya 0,725318 0,0000***
Kurs 0,248414 0,0848*
Konsumsi 0,060424 0,2746
ekspor total tiga negara -0,00563 0,8623
dummy kebijakan ekspor -0,00342 0,6205
harga minyak bumi 0,014336 0,6817
Produksi -0,02613 0,5833
harga karet dunia 0,248214 0,0000***
ECT -0,93294 0,0000***
Konstanta 0,001378 0.6504

R-Square 0.564566
F-Prob 0,0000***
Ket: *** (signifikan pada α=1%)
** (signifikan pada α=5%)
* (signifikan pada α=10%)

Dalam model jangka pendek pada jangka panjangnya. Nilai 0,93 ini
dihasilkan koefisien Error Correction menunjukkan bahwa 93% kesalahan
Term. ECT memiliki koefisien sebesar - dalam jangka pendek akan terkoreksi
0,759661, nilai negatif dan signifikan dalam jangka panjang dan merupakan
menandakan model ECM valid dan tingkat penyesuaian yang cepat.
dapat digunakan untuk persamaan Harga karet pada periode
jangka panjang dan juga jangka sebelumnya signifikan pada jangka
pendek. Nilai ECT tersebut secara pendek maupun jangka panjang pada
absolut kurang dari 1. Nilai ECT dalam taraf nyata 1%. Data yang digunakan
model menurut Gujarati (2012) dalam persamaan ini sudah
merupakan speed of adjustment, yakni ditranformasi kedalam bentuk logaritma
koefisien yang menentukan seberapa natural. Oleh karena itu, untuk tiap
cepat model dapat mengoreksi kenaikan harga karet periode
kesalahan yang terjadi pada jangka sebelumnya sebesar 1%, maka harga
pendek untuk mencapai keseimbangan karet alam domestik saat ini akan naik

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 265
sebesar 0.71% pada jangka panjang. faktor fundamental yang memengaruhi
Sedangkan pada jangka pendek akan harga karet di Indonesia.
meningkat 0,72%. Harga karet pada Konsumsi berpengaruh pada
periode sebelumnya tergolong inelastis. jangka panjang namun tidak
Hasil yang sama pernah ditemukan berpengaruh pada jangka pendek.
dalam Pramananda (2019), Aji (2010) Temuan hubungan signifikan antara
dan Anggita (2016) yang menyatakan konsumsi dan harga karet alam
bahwa harga komoditas dipengaruhi didukung oleh temuan Fong, Khin, &
oleh harga komoditas itu sendiri pada Lim (2020). Baik jangka panjang
periode sebelumnya. Aji (2010) maupun jangka pendek memiliki tanda
menambahkan bahwa nilai yang koefisien yang positif artinya
signifikan pada estimasi pergerakan konsumsi dan harga karet
mengisyaratkan bahwa pelaku pasar alam domestik searah. Kenaikan
tidak hanya mempertimbangkan konsumsi domestik terhadap produk
permintaan dan penawaran namun juga karet alam akan membuat permintaan
mempertimbangkan harga pada terhadap karet di petani menjadi naik
periode sebelumnya. juga. Kenaikan permintaan inilah yang
Ekspor total tiga negara tidak akan direspon dengan kenaikan harga
berpengaruh pada jangka panjang di tingkat petani. Meskipun begitu
maupun jangka pendek terhadap harga dalam jangka pendek variabel
karet alam di tingkat petani. Begitupun konsumsi tidak signifikan pengaruhnya.
dengan dummy kebijakan ekspor. Hal ini bisa disebabkan karena
Artinya di bulan-bulan adanya kebijakan biasanya pabrik memiliki stok atau
tidak ditemukan adanya perubahan persediaan karet. Sehingga kenaikan
yang signifikan. Padahal ketiga negara permintaan bisa diatasi dengan adanya
adalah produsen karet dunia, terutama stok tersebut. Pada penelitian
Thailand dan Indonesia. Temuan yang Pramananda (2019) konsumsi juga
sama juga ada pada penelitian lain oleh ditemukan tidak memengaruhi harga
Haryanto, Sunariyo, & Mukti (2019) karet domestik pada jangka pendek,
yang membuktikan ekspor karet namun penelitian lain oleh Haryanto,
Indonesia tidak signifikan memengaruhi Sunariyo, & Mukti (2019) dan Khin &
harga karet alam domestik. Hal tersebut Thambiah (2015) justru menemukan hal
diduga dikarenakan AETS bukan lagi yang sebaliknya.

266 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


Produksi berpengaruh pada ekspor. Sehingga harga dari pasar
jangka panjang namun tidak dunia dan pasar domestik saling
berpengaruh pada jangka pendek. berintegrasi. Integrasi antara pasar
Temuan ini didukung oleh penelitian karet ini pernah ditemukan dalam
Khin dan Tambiah (2015) dan Fong, penelitian Daulika, Peng, & Hanani,
Khin, & Lim (2020). Kenaikan produksi (2020) yang menemukan korelasi
akan menyebabkan kelebihan supply antara harga dunia dengan harga
dan mendorong penurunan harga. ekspor dan Raju (2016) yang
Namun sebagai produk ekspor menemukan integrasi tinggi antara
seringkali harga karet mengikuti harga harga dunia dan harga domestik. Harga
Internasionalnya, karena itu produksi ekspor karet Indonesia inilah yang
domestik tidak terlalu signifikan ditransmisikan kepada harga karet di
memengaruhi harga karet. Namun pada petani. Sehingga kenaikan atau
jangka panjang produksi ini akan penurunan harga pada pasar dunia
mampu memengaruhi harga karet akan turut memengaruhi harga karet di
dikarenakan Indonesia merupakan petani.
produsen besar karet alam, artinya Kurs merupakan variabel
Indonesia memiliki kekuatan untuk selanjutnya yang memiliki nilai p-values
memengaruhi pasar karet alam dunia. yang signifikan pada taraf nyata 1%
Harga karet alam dunia memiliki untuk jangka panjang dan signifikan
nilai probabilitas dibawah 1% dan pada taraf nyata 10% pada jangka
koefisien sebesar 0,24. Nilai 0,24 pendek. Hasil tersebut sama dengan
mengindikasikan tingkat kepekaannya penelitian Daulika, Peng, & Hanani,
inelastis. Meskipun begitu nilai koefisien (2020) yang juga menemukan
yang dihasilkan memiliki nilai yang hubungan signifikan antara nilai tukar
signifikan, artinya harga dunia dan harga karet alam ekspor. Pada
berpengaruh terhadap pembentukan jangka panjang Nilai koefisien kurs
harga karet alam domestik. Hal ini sebesar 0.34 artinya jika kurs naik 1%
merupakan konsekuensi dari maka harga karet alam domestik akan
perekonomian terbuka, selain itu karet naik 0,34%. Sedangkan koefisien pada
merupakan komoditi ekspor unggulan jangka pendek lebih kecil. Hal ini
Indonesia. Lebih dari 70% produksi sejalan dengan (Haryanto, Sunariyo, &
karet ditujukan untuk kepentingan Mukti (2019) dan (Fong, Khin, & Lim,

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 267
2018) yang menemukan bahwa nilai Perkebunan (2012), volume
tukar rupiah terhadap dollar pengurangan ekspor karet sebesar
memengaruhi pembentukan harga 300 ribu ton, yang diberlakukan
karet dalam jangka panjang. Kurs yang sejak Oktober 2012 sampai Maret
dimaksud dalam penelitian ini adalah 2013.
jumlah rupiah yang didapatkan untuk 2. Kebijakan AETS pada tahun 2016
tiap dollar yang ditukarkan. Sehingga menurut Kementrian Perindustrian
kenaikan kurs yang dimaksud dalam (2016) dilakukan selama enam
penelitian ini adalah pelemahan nilai bulan, mulai 1 Maret-31 Agustus
rupiah atau penguatan nilai dollar. 2016. Alokasi pengurangan ekspor
Perdagangan karet dilakukan dengan bagi tiap negara yaitu Thailand
US dollar, maka nilai tukar rupiah yang sebanyak 324 ribu ton, Indonesia
melemah membuat para eksportir 238 ribu ton, dan Malaysia 52 ribu
mendapatkan harga yang lebih tinggi. ton.
Harga ini yang selanjutnya 3. Kebijakan AETS pada tahun 2018
ditransmisikan ke harga karet di petani. menurut Liputan 6 (2018) dilakukan
Selain itu ada variabel yang tidak pada bulan Januari-Maret. Pada
signifikan baik jangka panjang maupun kebijakan tersebut ketiga negara
jangka pendek yakni harga minyak mengurangi 350 ribu ton ekspor
bumi. Harga minyak bumi tidak ada karet alam.
hubungan jangka panjang dan jangka 4. Kebijakan AETS pada tahun 2019.
pendek yang ditemukan antara harga Menurut Kepmendag No. 779 Tahun
minyak mentah dan harga karet alam, 2019 pengurangan ekspor dilakukan
Mereka berhubungan positif tetapi tidak terhadap karet alam jenis 400110,
signifikan secara statistik (Fong, Khin, & 400121, 400122, 400280, 400510,
Lim, 2018) 400520, 400591, 400599 Kebijakan
Pengaruh Kebijakan AETS Terhadap tersebut mengurangi ekspor karet
Harga Karet Alam Domestik alam sebanyak 240 ribu ton untuk
Dalam kurun waktu tahun 2012- ketiga negara tersebut, Indonesia
2019 setidaknya sudah empat kali mengurangi ekspor karetnya
kebijakan ini diterapkan. sebanyak 98 ribu ton, Malaysia
1. Kebijakan AETS pada tahun 2012- membatasi ekspor karetnya sebesar
2013. Menurut Direktorat Jenderal 15,6 ribu ton, dan Thailand sebagai

268 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


produsen karet alam nomor satu di Kementan bulan desember 2017, harga
dunia mengurangi volume karet di tingkat petani sekitar Rp
ekspornya sebanyak 126,2 ribu ton. 7100/kg, namun akhir bulan Maret 2018
Penerapan kebijakan AETS tahun harganya justru turun menjadi Rp
2019 menurut Liputan 6 (2019) 6749,5/kg.
dilaksanakan selama 4 bulan Ada beberapa alasan yang
terhitung dari bulan April–Juli untuk mungkin menjadi penyebab AETS tidak
Indonesia dan Malaysia. Sedangkan signifikan memengaruhi harga karet di
Thailand melaksanakanya pada tingkat petani. Pertama karena efek
bulan Mei-September. ekspor bukan lagi menjadi faktor
Pada penelitian ini pengaruh fundamental dalam penentuan harga
AETS terhadap harga karet alam karet alam melainkan faktor eksternal
domestik dilihat dari dua variabel yakni lain. Kedua karena rancangan
ekspor total tiga negara dan dummy kebijakan yang kurang efektif.
pembatasan eskpor. Kedua variabel Pembatasan ekspor tidak
tersebut baik jangka panjang maupun memengaruhi harga karet petani diduga
jangka pendek tidak signifikan karena pengurangan ekspor tidak
memengaruhi harga karet domestik di berpengaruh pada kenaikan harga
tingkat petani. Kebijakan ini pada karet dunia. Fong, Khin, & Lim (2020)
dasarnya memang bertujuan menyatakan hal ini dikarenakan bahwa
menaikkan harga karet dunia, namun faktor di balik harga karet alam dunia
diharapkan dengan kenaikan harga tidak bisa lagi dijelaskan semata-mata
karet dunia harga karet di petani juga oleh faktor fundamentalnya (kekuatan
ikut naik. Korelasi antara harga dunia penawaran-permintaan pasar normal).
dan harga domestik terbukti dalam Menurut sumber dari Katadata (2018)
penelitian ini dan didukung penelitian Ketua Umum Gabungan Pengusaha
lain seperti halnya (MdLudin, Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji
Applanaidu, & Hussin, 2016). Soedarjo membenarkan AETS belum
Sayangnya di bulan-bulan adanya signifikan dalam meningkatkan harga
AETS harga karet di petani justru turun. jual karet dunia.
Contohnya saja pada AETS tahun Harga karet sebagian besar
2018, menurut data harga rata-rata dipengaruhi oleh banyak faktor non-
produsen yang dipublikasi oleh fundamental atau faktor luar seperti

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 269
nilai tukar riil dan aliran dana spekulatif Tabel 3. Perkembangan Ekspor Total
di pasar bursa berjangka (Fong, Khin, & Tiga Negara Tahun 2013-2019

Lim, 2020). ARBC (2019) juga


Ekspor Karet Pertumbuhan
melaporkan bahwa pada tahun 2018
Total (ribu ton) (%)
juga terjadi perang dagang antara
2013 8320 -
China dan AS yang menimbulkan
2014 8020 -4%
ketidakpastian. Orang akan takut
2015 8010 0%
berproduksi sehingga mereka tidak
2016 8160 2%
menggunakan bahan baku karet. China
2017 9310 14%
adalah salah satu importir terbesar
2018 9060 -3%
karet dari Asia tenggara. Menurut
2019 8100 -11%
penelitian Oktora & Firdani (2019), Arus
Sumber: Trademap (2021), diolah
perdagangan tidak hanya ditentukan
Pada tabel 3 terlihat bahwa
produksi negara eksportir tapi juga
kebijakan AETS tahun 2016
permintaan negara importir seperti
mengindikasikan pertumbuhan ekspor
China. Penumpukan persediaan di
positif 2%.
negara tujuan ekspor akan mengurangi
permintaan karet dari negara produsen
dan turunnya harga karet alam.
Kebijakan AETS ini bukanya tanpa
kelemahan. Permasalahan yang
muncul dalam kebijakan ini salah
satunya adalah kepatuhan tiap negara
yang sulit untuk dinilai. Kebijakan ini
Sumber: Trademap (2021), diolah
hanya mencantumkan jumlah ekspor
yang harus dikurangi. Namun, tidak ada Gambar 2. Perkembangan Ekspor
keterangan mengenai periode yang Tahunan Karet Alam Tiga

menjadi pembanding. Misalnya saja Negara, 2013-2019

periode pada tahun sebelumnya atau Gambar 2 juga menunjukkan


bulan sebelumnya. Pada kenyataanya bahwa Kebijakan tahun 2018 membuat
pada tahun-tahun diterapkanya ekspor tahunan karet alam Malaysia
kebijakan justru ada indikasi kenaikan dan Indonesia turun, akan tetapi
jumlah ekspor. Thailand justru ekspornya naik.

270 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


Begitupun pada penerapan AETS diharapkan menghasilkan efek lebih
keempat tahun 2016, Ekspor karet besar pada kenaikan harga karet alam.
Thailand menunjukkan peningkatan Kebijakan pembatasan ekspor
sedangkan Malaysia dan Indonesia yang dilakukan ternyata tidak ada
turun. Melihat hal tersebut ada indikasi jaminan dilaksanakan sesuai dengan
ketidakpatuhan Thailand yang kesepakatan, begitupun ternyata
merupakan produsen ekspor terbesar. dampak yang ditimbulkan oleh
Menurut laporan ARBC (2019) dan kebijakan tersebut ternyata tidak
ARBC (2018) pada tahun 2018 memperbaiki harga karet alam petani.
Thailand juga mengalami peningkatan Padahal pihak yang paling bermasalah
ekspor pada triwulan pertama 2018. dengan harga rendah adalah petani.
Ekspor karet Thailand yang awalnya Untuk menyiasati ini tentunya
sebesar 950.993 ton pada Januari- perlu ada perbaikan dalam
Maret 2017 menjadi 1.004.200 ton pada perancangan dan pelaksanaan
Januari-Maret 2018. Padahal dua kebijakan. Perancangan kebijakan yang
negara lainya Indonesia dan Malaysia dilakukan secara bulanan tampaknya
mencatatkan penurunan karena sedang tidak terlalu efektif. Negara pengimpor
menerapkan AETS. bisa meningkatkan stoknya sebelum
Sayangnya hingga saat ini kebijakan dimulai. Di sisi lain, tiga
tindakan evaluasi yang menjadi tolok negara ITRC bisa melakukan antisipasi
ukur keberhasilan tidak pernah dengan pengalihan ekspor sebelum
diumumkan hasilnya dan tidak kebijakan atau sesudah kebijakan.
dijelaskan detail teknisnya. Tindakan Sehingga ketika kebijakan berlangsung,
pelanggaran dapat merugikan kepada kekurangan pasokan pasar tidak terlalu
pihak yang patuh. Negara yang tidak dirasakan dan menjadi tidak efektif.
patuh dapat mengekspor dalam jumlah Oleh karena itu perlu rancangan jangka
yang lebih tinggi. Sehingga efek panjang untuk tiga negara tersebut
pembatasan ekspor karet dunia yang mengurangi ekspor. Kebijakan yang
sudah ditetapkan menjadi kurang bisa lebih panjang periodenya bukan
efektif. Terutama jika hal tersebut hanya 3-6 bulan. Perlu juga klausul
dilakukan pemegang share tertinggi tambahan untuk tidak mengalihkan
ekspor karet alam, yang pada dasarnya ekspor ke periode lainnya dalam kurun

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 271
waktu tertentu. Dengan kebijakan yang KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
kontinu dapat mengatasi efek lag. KEBIJAKAN
Selain itu, tindakan evaluasi terhadap Pada jangka panjang variabel
implementasi juga harus dibuat sedetail yang signifikan adalah harga karet
mungkin. Harus ada poin yang periode sebelumnya, kurs, konsumsi,
menerangkan periode apakah yang produksi dan harga karet dunia.
digunakan sebagai dasar pembanding Sedangkan pada jangka pendek yang
pada implementasi turunnya ekspor. signifikan adalah harga karet periode
Serta sanksi apabila kuota tidak sebelumnya, kurs, dan harga karet
terpenuhi sesuai kesepakatan. dunia.
Selain itu, seiring dengan Pembatasan ekspor karet alam
kebijakan pembatasan ekspor, oleh tiga negara Indonesia, Thailand,
Indonesia perlu untuk terus mendorong dan Malaysia tidak efektif menaikkan
tumbuhnya usaha pengolahan karet harga karet di petani berdasarkan hasil
alam menjadi produk hilir. Tumbuhnya uji terhadap variabel ekspor tiga negara
usaha pengolahan karet alam akan dan dummy kebijakan ekspor. Hal
mendorong peningkatan permintaan tersebut diduga karena AETS sudah
karet alam domestik dan penciptaan bukan lagi menjadi faktor fundamental
nilai tambah karet alam di dalam negeri. yang memengaruhi pembentukan harga
Indonesia harus meniru Malaysia dalam dunia maupun harga domestik di tingkat
pembangunan Industri karet alam. petani. Selain itu rancangan aturan
Menurut Fong, Khin, & Lim (2020) pembatasan ekspor dan
Malaysia sedang mengalami transisi implementasinya kurang efektif. Perlu
dari pengekspor menjadi pengimpor perbaikan meliputi perancangan
karet alam. Selain itu menurut Ardanari kebijakan yang kontinu, teknis
dan Mukiwihando (2020) impor karet implementasi dan evaluasi yang jelas,
alam juga dilakukan untuk pengolahan serta penambahan kerjasama dengan
lebih lanjut melalui pencampuran karet produsen karet alam lain. Selain itu
alam yang diproduksi Malaysia sendiri seiring dengan kebijakan pembatasan
untuk kemudian diekspor kembali. ekspor, Indonesia perlu untuk terus
mendorong tumbuhnya industri
pengolahan karet alam menjadi produk
hilir.

272 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


UCAPAN TERIMAKASIH integration, Error Correction, and the
Econometric Analysis of Non-
Penulis mengucapkan terima Stationary Data (Advanced Texts in
kasih kepada Gapkindo yang telah Econometrics). Oxford (UK): Oxford
University Press.
bersedia memberikan data untuk
Bank Indonesia. (2020). Tinjauan
keberlangsungan penelitian. Kebijakan Moneter Maret 2020.
Diunduh tanggal 19 Oktober 2020
dari:
DAFTAR PUSTAKA https://www.bi.go.id/id/publikasi/kebija
kan-
Aji, B. W. (2010). Analisis Integrasi Harga moneter/tinjauan/Pages/Tinjauan-
Minyak Bumi, Minyak Kedelai, Cpo, Kebijakan-Moneter-Maret-2020.aspx
Minyak Goreng Domestik Dan
Tandan Buah Segar Kelapa Sawit. Bank Indonesia. (2021). Kurs Transaksi
Thesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana Bank Indonesia. Diunduh pada
IPB. tanggal 28 Januari 2021 dari
https://www.bi.go.id/.
Amalia, D. N., Nurmalina, R., & Rifin, A.
(2013). Sistem Pemasaran Karet Daulika, P., Peng, K.-C., dan Hanani, N.
Rakyat Di Provinsi Jambi dengan (2020). Analysis On Export
Pendekatan Struktur, Perilaku, dan Competitiveness And Factors
Kinerja Pasar. Jurnal Buletin RISTRI, Affecting Of Natural Rubber Export
Vol. 4 (3), pp. 237-244. . Price In Indonesia. Agricultural Socio-
Economics Journal, Vol. 20(1), pp.
Anggita, Dian. (2016). Analisis Faktor- 39-44.
Faktor yang Mempengaruhi Harga
Kedelai Lokal di Indonesia. Skripsi. Direktorat Jenderal Perkebunan. (2012,
Bogor: Program Sarjana IPB. Oktober 14). Peluang Perluasan
Karet di Indonesia Masih Terbuka
ARBC. (2018, Oktober 6). Natural Rubber Lebar?. Diunduh tanggal 27 April
Statistic. Diunduh tanggal 19 2021 dari
September 2021 dari https://ditjenbun.pertanian.go.id/2012/
http://aseanrubber.net/arbc/nr_stats/N
o_1_2019.pdf Direktorat Jenderal Perundingan
Perdagangan Internasional. 2018,
ARBC. (2019, Agustus 24). Natural Rubber April 18. International Tripartite
Statistic. Diunduh tanggal 19 Rubber Council (ITRC). Diunduh
September 2021 dari tanggal 19 Mei 2020 dari
http://aseanrubber.net/arbc/nr_stats/N https://ditjenppi.kemendag.go.id/index
o_1_2019.pdf .php/apec-oi/organisasi-komoditi-
ARBC. 2019. Natural Rubber Price Chart. internasional/itrc
September 2021 dari Elvawati, Dharmawan, Arya H., Damanhuri,
http://aseanrubber.net/arbc/images/nr Didin S., Sumarti, T. (2019). ‘Dari
pricechart_2019.pdf Karet Ke Sawit’: Transformasi
Ardanari, Sinta D. dan Mukiwihando, R. Struktur Nafkah Rumah Tangga
(2020). Daya Saing Ekspor Karet Petani Lokal Dan Petani Transmigran
Alam Tiga Negara ITRC (Indonesia, Di Minangkabau. Jurnal sosiologi
Thailand, Malaysia) Di Pasar pedesaan, Vol. 7(2), pp. 86-97.
Internasional Periode 1994-2018. Fong, Y. C., Khin, A. A., & Lim, C. S.
Jurnal Manajemen Keuangan Publik, (2018). Conceptual Review And The
Vol. 4(1), pp. 81-87. Production, Consumption And Price
Banarjee, A., Dolado, JJ., Galbraith, JW. Models Of The Natural Rubber
dan Hendry, DF. (1993). Co- Industry In Selected Asean Countries

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 273
And World Market. Asian Journal of /Gapkindo-Dukung-Penyerapan-
Economic Modelling, Vol. 6(4), pp. Karet-Lokal
403-418.
Kementrian Pertanian. (2021). SIM harga:
Fong, Yi C., Khin, A.A., & Lim, C.S. (2020). Laporan Harga Produsen Pedesaan.
Determinants of Natural Rubber Price Diunduh tanggal 28 Januari 2021 dari
Instability for Four Major Producing http://aplikasi2.pertanian.go.id/simhar
Countries. Pertanika J. Soc. Sci. & ga2017/produsen/hpd1/
Hum., Vol. 28(2), pp. 1179 - 1197
Keputusan Menteri Perdagangan
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia. (Kepmendag) Nomor 779 Tahun 2019
2020 (Gapkindo). Data Konsumsi tentang Pelaksanaan Agreed Export
Karet Alam Bulanan Untuk Indonesia Tonnage Scheme (AETS) ke-6.
Dari Januari 2013-Desember 2019. 2019. Jakarta.
Indonesia (ID): Gapkindo.
Khin, A. A., dan Thambiah, S. (2015).
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia. Natural Rubber Prices Forecasting
2020 (Gapkindo). Data Produksi Using Simultaneous Supply-Demand
Karet Alam Bulanan Untuk Indonesia and Price System Equation and
Dari Januari 2013-Desember 2019. VECM Model: Between Theory And
Indonesia (ID): Gapkindo. Reality. Proceeding of the 2nd
International Conference on
Gujarati, Damodar. (2012). Econometric By
Agriculture and Forestry, ICOAF-2015
Example. US: Palgrave Macmillan.
Colombo, Sri Lanka.
Haryanto, Sunariyo, & Mukti, A. (2019).
Liputan 6. (2018, Februari 10).
Analisis Faktor-Faktor Yang
Pembatasan Ekspor Picu Kenaikan
Mempengaruhi Produksi Dan
Harga Karet Dunia. Diunduh tanggal
Permintaan Karet Alam. J-SEA
10 Mei 2021 dari
(Journal Socio Economics
https://www.liputan6.com/bisnis/read/
Agricultural), Vol. 14 (1), pp. 11-22.
3274780/pembatasan-ekspor-picu-
Katadata. (2018, Mei 7). Pemerintah kenaikan-harga-karet-dunia
Evaluasi Efektivitas Pembatasan
Liputan 6. (2019, April 1). Selain RI,
Ekspor Karet. Diunduh tanggal 10 Mei
Thailand dan Malaysia Ikut Pangkas
2021 dari
Ekspor Karet Alam. Septian Deny.
https://katadata.co.id/muchamadnafi/b
Diunduh tanggal 20 April 2021 dari
erita/5e9a55f750e9c/pemerintah-
https://www.liputan6.com/bisnis/read/
evaluasi-efektivitas-pembatasan-
3931411/selain-ri-thailand-dan-
ekspor-karet/
malaysia-ikut-pangkas-ekspor-karet-
Kementrian Perdagangan. (2019, April 1). alam
Upayakan Harga Remuneratif Bagi
MdLudin, N., Applanaidu, S., & Hussin, A.
Petani Karet, Mendag Tetapkan
(2016). An Econometric Analysis of
Implementasi AETS ke-6. Diunduh
Natural Rubber Market In Malaysia.
tanggal 21 Maret 2021 dari
International Journal of Environmental
https://www.kemendag.go.id/storage/f
& Agriculture Research (IJOEAR),
iles/2019/04/01/upayakan-harga-
Vol. 2(6), pp. 2454-1850.
remuneratif-bagi-petani-karet-
mendag-tetapkan-implementasi-aets- Oktora, S. I., & Firdani, A. M. (2019).
ke-6-id0-1554091983.pdf Natural Rubber Economics between
China and Southeast Asia: The
Kementrian Perindustrian. 2016, Maret 10.
Impact of China’s Economic
Gapkindo Dukung Penyerapan Karet
Slowdown. Journal of Asian Finance,
Lokal. Diunduh tanggal 9 Mei 2021
Economics and Business, Vol. 6(2),
dari
pp. 55-62 .
https://kemenperin.go.id/artikel/14705

274 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021


Pramananda, Penggawa P. (2019). Raju, K. (2016). Instability in Natural
Analisis Pengaruh Tingkat Konsumsi Rubber Prices in India: An Empirical.
Karet Alam Dalam Negeri Terhadap IOSR Journal of Economics and
Harga Karet Alam Indonesia. Skripsi. Finance (IOSR-JEF), Vol. 7(3), pp.
Bogor: Program Sarjana IPB. 24-28.
Purwaningrat, L., Novianti, T. dan Suwarto, Octavianty, Y., & Hermawati, S.
Dermoredjo, S.K. (2019). Dampak (2014). Top 15 Tanaman
Penerapan Agreed Export Tonnage Perkebunan. Jakarta: Penebar
Scheme (AETS) Terhadap Swadaya.
Kesejahteraan Petani Karet
TradeMap. (2021). Bilateral trade between
Indonesia. Jurnal Penelitian Karet,
Indonesia and World Product:
Vol 37 (2), pp. 127 - 138
400110, 400121, 400128, 4005.
Purwaningrat, Linda. (2019). Dampak Diunduh pada tanggal 28 Januari
Kebijakan International Tripartite 2021 dari https://www.trademap.org/.
Rubber Council (ITRC) Terhadap
World Bank. (2021). Monthly Prices.
Kesejahteraan Petani Karet
Diunduh pada tanggal 21 Maret 2021
Indonesia. Tesis. Bogor: Sekolah
dari
Pascasarjana IPB.
https://www.worldbank.org/en/researc
Pusat data dan Sistem Informasi h/commodity-markets.
Kementrian Pertanian (Pusdatin).
(2021). Outlook karet 2020. Jakarta
(ID) Kementrian Pertanian

Pengaruh Kuota Ekspor Terhadap Harga Karet Domestik Indonesia, Alfi Nurdina, Harmini, Amzul Rifin | 275
276 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 15 NO. 2, DESEMBER 2021

Anda mungkin juga menyukai