Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kelayakan finansial bisnis produk karet
menjadi karet sir 20 di PT. Aceh Rubber Industries Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini
menggunakan metode studi kasus. Lokasi Penelitian yaitu di Dusun Damai Paya Ketenggar,
Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang. Objek Penelitian ini hanya dibatasi pada
industri pengolahan karet pada PT. Aceh Rubber Industries. Ruang Lingkup penelitian ini
meliputi kelayakan finansial pada bisnis produk karet remah menjadi karet SIR 20. Hasil
perhitungan penelitian ini diperoleh NPV = 6.871.582.204 (lebih besar dari nol), yang artinya
usaha tersebut layak untuk dilanjutkan. Rata-rata IRR = 24,16% lebih besar dari tingkat bunga
yang berlaku 5,25% sehingga usaha tersebut layak untuk diusahakan dan rata-rata Net B/C Ratio
= 1,75 (lebih besar dari 1) maka usaha tersebut layak untuk dikembangkan bila ditinjau dari
aspek segi finansial, dilihat dari kemampuan payback period (PBP) usaha ini relatif cepat
dapat mengembalikan modal, tepatnya rata-rata 3,3 tahun (lebih kecil dari umur proyek), maka
usaha tersebut layak untuk diusahakan dan dikembangkan.
Kata kunci: karet remah,karet SIR 20, kelayakan bisnis
Bahan olah karet dan Standard Indonesian Berdasarkan kenyataan diatas, maka industri
Rubber yaitu berasal dari Bokar. Bahan olah yang mengolah hasil-hasil pertanian di
karet dan Standard Indonesian Rubber yaitu Indonesia memegang yang strategis
berasal dari Bokar. Bokar adalah lateks kebun (Soekartawi,2000).
(getah pohon karet) dan gumpalan lateks kebun Agroindustri adalah industri yang
yang (Hevea brassiliensis Muell Arg) (SNI- berbahan baku utama dari produk pertanian.
06-2047 Tentang Bahan Olahan Karet). Studi agroindustri pada konteks ini adalah
Standard Indonesian Rubber adalah menekankan pada food processing
karet alam yang diperoleh dengan management dalam suatu perusahaan produk
pengolahan bahan olah karet yang berasal dari olahan yang berbahan baku utamanya adalah
getah batang pohon Hevea brasiliensis Muell produk pertanian. Suatu industri yang
Arg secara mekanis dengan atau tanpa kimia, menggunakan bahan baku dari pertanian
serta mutunya ditentukan secara spesifikasi dengan jumlah minimal 20% dari jumlah
teknis. (SNI-06-1903-2000 Tentang Standard bahan baku yang digunakan adalah
Indonesian Rubber) . Menurut SNI 06-1903- agroindustri. Arti kedua adalah agroindustri
2000, SIR digolongkan dalam 6 jenis mutu diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan
yaitu: SIR 3 CV ( Constant Viscosity ), SIR 3 sebagai kelanjutan dari pembangunan
L ( Light ), SIR 3 WF ( Whole Field ), SIR 5, pertanian, tetapi sebelum tahapan
SIR 10 dan SIR 20. SIR 3 CV, SIR 3 L dan pembangunan tersebut mencapai tahapan
SIR 3 WF dari lateks. SIR 5, SIR 10 dan SIR pembangunan industri (Soekartawi, 2000).
20 dari koagulum lateks . Untuk memilih jenis Pembangunan agroindustri dihadapkan
bahan olah yang sesuai dengan rencana pada berbagai tantangan, baik tantangan atau
produksi, produsen SIR dapat berpedoman permasalahan yang ada di dalam negeri atau di
kepada SNI 06-2047 revisi terakhir (Standar luar negeri. Beberapa permasalahan
Bahan Olahan Karet). agroindustri khususnya di dalam negeri antara
Analisis keuangan sangat diperlukan lain :
dalam menjalankan suatu usaha yaitu untuk a) Beragamnya permasalahan berbagai
mengetahui kelayakan usaha dari sisi agroindustri menurut macam
keuangan, perencanaan dan pengelolaan usahanya, khususnya kurang
usaha dapat dianalisis dengan aspek tersedianya bahan baku yang cukup
finansial kelayakan dan kontinu.
b) Kurangnya peran agroindustri di
TINJAUAN PUSTAKA pedesaan karena masih
Industri berkonsentrasi pada agroindustri di
Menurut Soekartawi (2005), Industri perkotaan.
adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan c) Kurangnya konsistennya kebijakan
kegiatan mengubah barang atas dasar secara terhadap agroindustri.
mekanik, kimia atau dengan tangan, sehingga d) Kurangnya fasilitas permodalan
menjadi barang jadi, atau mengubah barang (perkreditan) dan penggunaan
dari kurang nilainya menjadi barang yang prosedurnya yang ketat (Soekartawi,
lebih tinggi nilainya dengan maksud 2000)
mendekatkan produk tersebut kepada
konsumen akhir, termasuk dalam kegiatan jasa Industri Karet merupakan salah satu
industri dan pekerjaan perakitan. industri yang mengelola komoditas karet alam
Peranan sektor industri dalam kegiatan menjadi suatu produk jadi maupun produk
pembangunan semakin penting. Pemerintah setengah jadi yang dapat memberikan nilai
terus berusaha menyeimbangkan peranan tambah. Didalam mengelola pengolahan karet
sektor industri terhadap sektor pertanian, untuk mempunyai standar mutu karet yang telah
menciptakan struktur ekonomi yang seimbang ditetapkan oleh badan standarisasi nasional
dimana terdapat kemampuan industri maju Indonesia. Standar Nasional Indonesia (SNI)
yang didukung oleh pertanian yang tangguh. terkait ekspor karet yaitu SNI 06- 1903-
Tabel 3. Persyaratan mutu kadar kandungan yang harus dimiliki oleh masing- masing produk SIR
berdasarkan (SNI 06-1903-2000 Tentang Standard Indonesian Rubber).
Jenis
Mutu Persyaratan
Jenis Uji /
No Karakteristik
Bahan SIR C SIR 3L SIR 3 WF SIR 20
Olah / V SIR 5 SIR 10
Satuan
Lateks Koagulum Lateks
1 Kadar K otor % Maks 0,03 Maks 0,03 Maks 0,03 Maks 0,05 Maks 0,10 Maks 0,20
(b/b)
2 Kadar Abu % Maks 0,50 Maks 0,50 Maks 0,50 Maks 0,50 Maks 0,75 Maks 1,00
(b/b)
3 Kadar Zat % Maks 0,80 Maks 0,80 Maks 0,80 Maks 0,80 Maks 0,80 Maks 0,80
Penguap (b/b)
Kemantapan - Maks 8 - - - - -
7 Viskositas /
WASHT
Sumber : SNI-06-1903-2000 Tentang Standard Indonesian Rubber (SIR)
Tabel 4.Tenaga kerja yang digunakan pada usaha pengolahan karet SIR 20 meliputi
1 2013 7 11 29 44 91
2 2014 7 11 29 44 91
3 2015 7 11 29 44 91
4 2016 7 11 29 44 91
5 2017 7 11 29 44 91
Produksi
Tabel 6 Rata-rata Produksi selama 5 tahun terakhir pada Industri Pengolahan SIR 20 di PT.
Aceh Rubber Industries Kabupaten Aceh Tamiang,2018
No Produksi (Kg)
Tahun
1 2013 698.450
2 2014 795.550
3 2015 843.765
4 2016 951.650
5 2017 1.075.620
Jumlah 4.365.035
Rata-rata 873.007
Sumber: Data Sekunder, 2018 (diolah)
Pendapatan
Tabel 7. Rata-RataPendapatan Kotor dan Pendapatan Bersih Selama 5 Tahun Terakhir Industri
Pengolahan SIR 20 di PT. Aceh Rubber Industries Kabupaten Aceh Tamiang, 2018
Pendapatan Total Biaya Pendapatan
No Tahun Kotor (Rp) Produksi (Rp) Bersih (Rp)
1 2013 10.825.975.000 9.263.860.580 1.562.114.420
2 2014 13.126.575.000 10.167.330.830 2.959.244.170
3 2015 14.344.005.000 10.992.251.555 3.351.753.445
4 2016 17.129.700.000 12.469.815.080 4.659.884.920
5 2017 20.974.590.000 14.196.647.980 6.777.942.020
Jumlah 76.400.845.000 57.089.906.025 19.310.938.975
Rata-rata 15.280.169.000 11.417.981.205 3.862.187.795
Sumber: Data Sekunder, 2018 (diolah)
Analisis Kelayakan Finansial
Tabel 8, Indikator Penilaian Kelayakan Usaha Pengolahan SIR 20 di PT.Aceh Rubber
No Indikator Penilaian Batas Nilai Nilai Kriteria
1 Net Present Value (NPV) 0 6.871.582.204 Layak
2 Internal Rate of Return (IRR) 5,25% 24,1% Layak
3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1 1.75 Layak
4 Payback Period (PBP) 5 thn 3,3 Thn Layak