Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sebagian besar perekonomian penduduknya
bergantung pada sektor pertanian, dengan ekspor utama untuk produk pertanian yaitu
kelapa sawit, karet alam, kopi, kakao dan lada putih. Karet alam menjadi tanaman
komersial setelah kelapa sawit. Karet alam diproduksi dengan cara melukai pohon
Heavea brasilensis untuk diambil getahnya. Kondisi dan iklim Indonesia sangat cocok
untuk jenis tanaman karet.
Dengan tersediannya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar diharapkan sektor
pertanian dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Indonesia, rata-rata penerapan tenaga kerja di sektor pertanian pada
periode Agustus 2016 sebesar 37,77% dengan kontribusi sekitar 15%. Pada tahun 2016
produksi karet alam masih dikuasai oleh Indonesia dan Thailand dengan mangsa pasar
59,50%. Indonesia menduduki posisi kedua produksi 3,16 juta ton setelah Thailand
dengan produksi sebesar 4,48 juta ton pada tahun 2016 dengan pengimpor terbesarnya
adalah amerika.
Tujuan
Dengan tujuan untuk Mengetahui profil produk karet alam Indonesia yang
diekspor dan Mengetahui bagaimana perkembangan ekspornya di pasar internasional.
Bab 2 Pembahasan
Perkembangan ekspor karet alami
Ekspor karet indonesia cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Sebagian besar karet di
ekspor ke mancanegara dan juga di pasarkan di dalam negeri. Ekspor karet di Indonesia
dimulai pada tahun 2008 hingga 2019, dengan ekspor terbesar pada tahun 2018 pada tahun
2018 berat ekspor karet mencapai sebesar TSNR 20 (HS 40012220) sebesar 89,83 persen dari
total ekspor, TSNR 10 (HS 40012210) sebesar 4,9 persen, dan RSS Grade 1 (HS 40012110)
sebesar 2,24 persen
Ekspor karet indonesia mencapai lima benua diantaranya; Asia, Afrika, Australia,
Amerika, dan Eropa. Seperti negara yang United States, Japan, China, India, dan Korea.
Berat ekspor Unites States mencapai 554,26 ribu ton atau 22,14 persen dari total berat ekspor
karet alam dengan nilai US$ 778,49 juta. Japan ekspor karet dengan berat ekspor sebesar
505,13 ribu ton atau 20,18%dari total berat karet alam dengan nilai US$ 709,11 juta.China
yang mana juga ekspor karet dengan berat ekspor sebesar 220,26 ribu ton atau 8,8% dari
total berat ekspor karet alam dengan nilai US$ 4310,46 juta. India dengan berat ekspor
200,16 ribu ton atau sekitar 7,99% dari total berat ekspor karet alam dengan nilai US$
285,12 juta. Korea dengan berat ekspor 169,25 ribu ton atau 6,76% dari total berat ekspor
karet alam dengan nilai US$ 237,78 juta. Adanya Total ekspor karet alam dalam 12 tahun
terakhir cenderung berfluktuasi, berkisar antara -13,25 persen sampai dengan 18,05
persen.contohnya Pada tahun 2008 total berat ekspor mencapai 2,3 juta ton dengan total nilai
sebesar US$ 6,06 milyar, meningkat menjadi 2,5 juta ton pada tahun 2019 dengan total nilai
sebesar US$ 3,52 milyar.
Bab 3
Metode penelitian
Estimasi Penelitian perkembangan ekspor karet alam Indonesia diselenggarakan pada
bulan Agustus sampai Desember 2018. Penelitian perkembangan ekspor karet alam Indonesia
menggunakan data sekunder berupa data time series volume dan nilai ekspor selama 20 tahun
dari tahun 1996 hingga 2016. Data tersebut diperoleh dari instansi terkait, diantaranya :
Badan Pusat Statistik (BPS), International Trade Center yang ditelusuri melalui jaringan
internet, United Nation Trade, Direktorat Jendral Perkebunan Republik Indonesia, Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, dan Food and Agriculture Organization (FAO),
Pusat data dan Informasi Industri Kementerian Perindustrian RI.
Dalam penelitian perkembangan ekspor karet alam Indonesia ini menggunakan analisis
deskriptif selaras dengan keperluan penelitian, antara lain : profil produk, klasifikasi produk,
pertumbuhan ekspor dan pertumbuhan jumlah negara tujuan ekspor. Data ini
diinterpretasikan pada bentuk distribusi dan persentase.
Kesimpulan
Perkembangan jumlah ekspor karet alam Indonesia semakin menunjukkan
peningkatan, meski berfluktuasi akan tetapi tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif
sebesar 3.34 persen. Peningkatan ini memberikan dampak pada peningkatan nilai ekspor,
bahkan lebih meningkat dari pada peningkatan volume. Kurang lebih 21 tahun terakhir ini
nilai ekspor karet alam Indonesia meningkat sebesar 9.95 persen.