No. Penyesuaian Berkebutuhan Khusus 1 Disabilitas Penglihatan Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik disabilitas netra memerlukan berbagai standar laman yang aksesibel dalam penggunaan teknologi, aplikasi, dan peralatan berbasis teknologi baik dalam sistem pendaftaran, administrasi, proses belajar mengajar, maupun evaluasi. Salah satu teknologi yang dimaksud adalah teknologi pembaca layar yang terintegrasi dengan berbagai program teknologi lainnya. Selain penyesuaian format pembelajaran yang terakses, peserta didik disabilitas netra juga memerlukan penyesuaian strategi pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu khususnya matematika, fisika, kimia, statistik dan olahraga. 2 Disabilitas Pendengaran Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik disabilitas rungu memerlukan penyesuaian pilihan cara berkomunikasi, mengakses informasi dan instruksi dalam proses pembelajaran, serta evaluasi menggunakan cara yang sesuai dengan pilihan masing-masing peserta. Salah satu ketersediaan akses yang juga sangat diutamakan bagi peserta didik disabilitas rungu adalah pendampingan di kelas, baik oleh juru bahasa isyarat maupun juru catat jika pendidik tidak dapat berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Dalam proses belajar mengajar bahasa asing, peserta didik disabilitas rungu memerlukan modifikasi tugas dan evaluasi pelajaran yang dikonversi dalam bentuk tugas tertulis. 3 Disabilitas Intelektual Dalam proses pembelajaran, penyandang disalbilitas intelektual ini memerlukan fleksibilitas proses, penyesuaian bentuk materi, fleksibilitas pencapaian sertaevaluasi penilaian terhadapnpembeljaran peserta didik LKI 2
4 Lamban Belajar Dalam proses pembelajaran, anak yang
lamban belajar memerlukan strategi pembelajaran yang tepat dalam membantu anak yang lamban belajar seperti selalu memulai pelajaran dengan review atau mengulang materi sebelumnya untuk mengaitkan materi pembelajaran yang akan disampaikan, menggunakan bahasa yang sederhana namun jelas supaya peserta didik memahami apa yang ingin disampikan gurunya, memberikan tugas dan pr yang lebih sederhana 5 Kesulitan Belajar Spesifik Dalam proses pembelajaran, anak yang kesulitan belajar secara spesifik memerlukan penanganan seperti pemberian layanan dalam bentuk kelas khusus sepanjang hari belajar dan mengulang materi apa saja yang masih terasa sulit untuk diselesaikan.
6 Disabilitas Fisik dan Penyandang disabilitas fisik dan motorik
Motorik memerlukan ketersediaan aksebilitas untuk menuju tempat yang lebih tinggi dalam bentuk bidang miring, lift dan atau bentuk lainnya. 7 Disabiltas Emosi Sosial Peserta didik disabilitas emosi memerlukan ketersediaan akses yang hampir sama dengan penyandang disabilitas intelektual hanya saja mereka tidak memerlukan tambahan materi keterampilan untuk hidup mandiri atau berinteraksi sosial di dalam masyarakat. Penyelenggara pendidikan perlu menyediakan ruang bagi peserta didik disabilitas emosi untuk melepaskan ketegangan atau biasa dikenal dengan ruang relaksasi 8 Spektrum Autis Gangguan spektrum autis adalah kelainan fungsi otak dan saraf yang cukup kompleks sehingga memengaruhi perilaku serta proses berpikir. Autisme mencakup gangguan dalam segala aspek, mulai dari sosial, bahasa, serta komunikasi secara verbal maupun nonverbal. Autisme merupakan kondisi yang dapat terdeteksi semasa kanak-kanak dan berlangsung selama seumur hidup. Meski begitu, autisme bukanlah suatu penyakit, melainkan kondisi ketika otak bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain. LKI 2
9 ADHD ADHD adalah kondisi neurobehavioral yang
biasanya terdiagnosa saat seseorang masih di usia anak-anak. Lebih dari enam juta anak berusia antara 2 hingga 17 tahun telah didiagnosa mengalami ADHD. Ciri-ciri dari ADHD ini adalah sulit fokus, hiperaktif, dan impulsif, yang membuat mereka menjadi sulit mengendalikan perilaku dan sulit memperhatikan. Metode pembelajaran yang tepat yaitu menerapkan metode Pomodoro di kelas, memberikan waktu tambahan untuk mengerjakan tugas, memberikan fasilitas tambahan untuk menulis. 10 Cerdas Istimewa Berbakat CIBI (Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa) Istimewa atau yang lebih dikenal dengan anak berbakat (Gifted Children) merupakan salah satu contoh anak berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa diatas anak-anak normal pada umumnya. Secara umum gifted adalah anak yang secara signifikan memiliki kemampuan IQ 130 atau lebih, potensinya di atas rata-rata dalam bidang kemampuan umum, akademik, kreativitas, kepemimpinan, seni dan olahraga. Anak berbakat (Gifted Children) karena dengan kemampuan intelektual yang tinggi justru membuat anak mengalami kesulitan dalam berinteraksi atau tidak mampu bersosialisasi dengan baik sehingga anak akan merasa berbeda, atau lingkungan yang melabelkan aneh karena memiliki kebiasaan yang tidak wajar.