1. Kurangnya sumber daya dan dukungan yang 1. Ketidakpahaman dan kurangnya pengetahuan
memadai untuk memenuhi kebutuhan khusus tentang kebutuhan anak berkebutuhan khusus
anak-anak tersebut. dari pihak guru dan tenaga pendidik.
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam pendidikan inklusi, anak-anak berkebutuhan khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
gangguan dan karakteristiknya. Memahami klasifikasi ini penting untuk menyediakan pendekatan dan
dukungan yang sesuai bagi setiap anak.
Pengertian Karakteristik
Kelompok anak berkebutuhan khusus dengan • Anak dengan gangguan pendengaran mungkin
gangguan sensorik mengacu pada anak-anak mengalami kesulitan dalam memahami dan
yang memiliki gangguan dalam fungsi sensorik mengikuti instruksi lisan.
seperti pendengaran, penglihatan, perabaan,
• Anak dengan gangguan penglihatan mungkin
pengecap, dan penciuman. memiliki keterbatasan dalam melihat dan
memahami informasi visual.
Pengertian Karakteristik
Anak dengan gangguan kognitif mengalami • Kemampuan kognitif yang terbatas
kesulitan dalam memahami, mengingat, dan • Kesulitan dalam memahami konsep abstrak
menggunakan informasi. Mereka mungkin
memiliki keterbatasan dalam berpikir, belajar, • Kesulitan dalam berpikir logis dan analitis
dan memecahkan masalah. • Kesulitan dalam mengingat informasi
• Kesulitan dalam memecahkan masalah
Mengatasi Tantangan dalam Pendidikan Inklusi Membangun Hubungan yang Baik dengan Orang Tua
• Pendidikan inklusi menghadapi berbagai • Komunikasi terbuka dan transparan dengan
tantangan unik yang memerlukan strategi dan orang tua sangat penting dalam pendidikan
pendekatan yang efektif. inklusi.
• Kolaborasi yang kuat antara orang tua dan • Melibatkan orang tua dalam proses
tenaga kependidikan dapat membantu pengambilan keputusan dan perkembangan
mengatasi tantangan ini. anak dapat memperkuat kolaborasi.
Pelatihan dan Dukungan untuk Tenaga Kependidikan Kolaborasi Tim yang Efektif
• Memberikan pelatihan yang tepat kepada • Membangun tim yang kuat antara orang tua,
tenaga kependidikan dapat membantu mereka tenaga kependidikan, dan ahli pendidikan
mengatasi tantangan dalam pendidikan inklusi dapat menciptakan lingkungan
inklusi. pendidikan yang inklusif dan suportif.
• Dukungan yang berkelanjutan dan pembaruan • Kolaborasi yang efektif memungkinkan
pengetahuan juga penting dalam memastikan penyesuaian dan dukungan yang sesuai untuk
kualitas pendidikan inklusi. setiap peserta didik.
Mengatasi Tantangan dalam Pendidikan Inklusi
LINK ARTIKEL
ttps://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJERR/
h
article/view/25067/pdf
Hasil Analisis
1. MetodeDan Tempat Penelitian
Penelitianini dilatar belakangi oleh berbagai kasus yang terjadi berkaitan denganketerbatasan
pendidikan yang diperoleh anak berkebutuhan khusus, bahkan tidaksedikit anak tersebut mengalami
perlakuan diskriminatif. Metode penelitianbersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa
studiliteratur dariberbagai referensi yang relevan dengan gejala yang diamati. Data yang
terkumpuldianalisis secara deskriptif kualitatif sehingga dapat dilihat variasikarakteristik dan model
layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dengangangguan emosiona ldan perilaku.
2. Masalah Penelitian
Anakberkebutuhan khusus dengan gangguan emosi dan perilaku memiliki karakteristikyang komplek
dan seringkali perilakunya juga dilakukan oleh anak-anak lainseperti perilaku tidak patuh, perkelahian,
perusakkan, pengucapan kata-katakotor dan tidak senonoh, senang memerintah, berperilaku kurang
ajar,serta menyendiri. Karakteristik yang komplek dan seringkali mirip dengan anakseusianya
menyebabkan anak dengan gangguan emosi dan perilaku sulit untukdideteksi sehingga seringkali terjadi
kesalahan dalam pemberian layananpendidikan yang sesuai dengan kekhususan yang dimiliki anak
Selain itu, di lapangan anak berkebutuhan khusus dengan gangguan emosi dan perilakusering mendapat
perlakuan diskriminatif dari orang lain. Bahkan untuk menerimapendidikan saja mereka sulit. Beberapa
sekolah regular tidak mau menerimamereka sebagai siswa. Alasannya guru di sekolah tersebut tidak
memilikikualifikasi yang memadai untuk membimbing anak berkebutuhan khusus. Terkadangsekolah
khusus letaknya jauh dari rumah mereka, sehingga banyak anakberkebutuhan khusus yang tidak
mengenyam Pendidikan.
3. Solusi Penelitian
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha mengatasi permasalahan anak dengan
gangguan emosi dan perilaku yaitu :
a. pendekatan biomedis, pendekatan psikodinamik, pendekatan Pendidikan,dan pendekatan
ekologi.Pendekatan ini berusaha memandang dan memperlakukan anak dengan gangguan emosidan
perilaku dari sudut pandang ilmu kedokteran. Pendekatan ini tentu sajaditekankan pada obat dan
penanganan secara medis. Orang tua dan guru dapatberkolaborasi dengan ahli medis atau dokter atau
psikiater guna melakukantreatment pengobatan kepada anak sehingga siswa mendapat penanganan
medis.Pendekatan ini digunakan untuk anak dengan gangguan emosi dan perilaku yangmengalami
ketunalarasan karena cedera neurologis.
b. Pendekatanpsikodinamik menitik beratkan pada segi psikologis anak. Pendekatan ini digunakan
untuk mengatasi kelainan emosi. Strateginya adalah memahami danmemecahkan masalah yang
difokuskan pada penyebab-penyebab hambatan yang dialamisiswa. Biasanya para ahli yang melakukan
pendekatan ini adalah konselor,psikolog, psikiater, dan atau pekerja sosial. Guru dapat juga menjadi
bagiandari tim terapi yang menggunakan pendekatan psikodinamik.
c. PendekatanPerilaku
Pendekatanperilaku atau modifikasi perilaku adalah usaha untuk mengubah perilaku yang
merupakanproblematika sosial dan personal bagi anak. Tujuannya adalah menghilangkanperilaku yang
menjadi hambatan dan menggantinya dengan perilaku yang lebihlayak secara sosial. Peran orangtuadan
guru sangat penting karena lebih banyakmenghabiskan waktu dengan anak.
Anak dengangangguan emosi dan perilaku kurang mampu berkonsentrasi yang berakibat merekajuga
kurang dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Program pengajaran yang tertatarapi dengan
harapan-harapan jelas, dan rancangan indikator ketercapaian tujuanpembelajaran yang jelas dipercaya
dapat meningkatkan prestasi anak dengangangguan emosi dan perilaku. Kuncinya ada pada
pembentukan suasana belajar yangbaik, kondusif, dan ramah yang harus menjadi prioritas guru.
4. Keterkaitan Dengan Materi
Keterkaitankasus pada artikel dengan materi klasifikasi peserta didik dan anak kebutuhankhusus pada
pendidikan inklusi yaitu
· Klasifikasi peserta didikadalah proses untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan peserta
didikberdasarkan kebutuhan pendidikan mereka. Hal ini bertujuan untuk memberikandukungan dan
layanan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan individu setiappeserta didik.
· Anak berkebutuhan khususadalah anak yang memiliki kebutuhan pendidikan tambahan karena
kondisi fisik,intelektual, emosional, atau sosial yang berbeda dari anak-anak pada umumnya.Mereka
membutuhkan dukungan dan perhatian khusus untuk dapat belajar dan berkembangsecara maksimal di
lingkungan pendidikan.
· Salah satu ciri anakberkebutuhan khusus adalah Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan
dalampenyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yangberlaku dalam
lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehinggamerugikan dirinya maupun
orang lain