PEMBELAJARAN INKLUSIF
Suprihatin, Ed.D
29 Oktober 2 0 2 2
Prinsip Pendidikan Inklusif
Pelaksanaan Pendidikan Iklusif
memang sangat besar tantangannya
namun harus berkomitmen terhadap prinsip penyelenggaraan
c. Selalu tepat waktu, dan tidak menyia-nyiakan waktu anak untuk hal-hal yang
sebetulnya dapat dilakukan oleh pendidik di luar waktu belajar anak.
d.Selalu lakukan kegiatan rutin secara berulang dan konsisten, sebab anak belajar
tentang rutinitas, dengan mengenalkan berbagai jenis kegiatan harian melalui
gambar atau dengan penanda waktu (misalnya bel atau tamborin).
e.Memberi kesempatan pada semua anak untuk terlibat pada setiap kegiatan,
pastikan tidak ada yang terabaikan. Bangunlah aktivitas yang memungkinkan anak
belajar bersama.
MEDIA PEMBELAJARAN
a. Semua alat permainan dan bahan belajar sudah tersedia sebelum
kegiatan dimulai.
Nama Anak :
Tanggal berakhir :
5. Program Khusus
Tujuan
1. Kognitif
4. Komunikasi
5. Program Khusus
CONTOH RPPH INDIVIDUAL
PEMBELAJARAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1. HAMBATAN PENGLIHATAN
Pembelajaran
Bagi Anak Usia Dini Dengan Hambatan Penglihatan
Mempengaruhi:
Keterbatasan l Aktifitas Belajar
menurut l Bekerja
Lowenfeld l Kegiatan Sehari-hari
l Perkembangan l Kognitif (akibat kurangnya
Konsepsi/Pengalaman informasi/ pengalaman visual)
l Interaksi dengan l Emosi (perasaan takut, cemas,
Lingkungan/Sosialisasi mudah tersinggung, curiga,
l Gerak/Mobilitas marah, sedih)
l Sosial (sikap masyarakat yang
kurang menguntungkan seperti
penolakan, pengabaian, isolasi)
Keterampilan Yang Perlu Dipersiapkan
Bagi AUD dengan Hambatan Penglihatan
• Keterampilan sensoris
• Perkembangan motorik
• Pengembangan konsep
• Keterampilan komunikasi,
• Keterampilan sosial
• Keterampilan bina diri
Prinsip Pembelajaran
Bagi AUD dengan Hambatan Penglihatan
• Pengalaman konkrit,
Segala sesutu yang diperkenalkan atau diajarkan kepada AUD dengan
hambatan penglihatan harus diupayakan agar dapat diterima, dialami
secara nyata dan sejauh mungkin menghindarkan terjadinya
verbalisme atau konsep yang dipahami secara verbal saja.
• Belajar sambil melakukan
Prinsip belajar sambil melakukan (learning by doing) erat kaitannya
dengan prinsip pengalaman kongkrit yang menekankan agar anak
usia dini dengan hambatan penglihatan memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman yang secara langsung dialami sendiri.
Prinsip Pembelajaran
Bagi AUD dengan Hambatan Penglihatan
2. HAMBATAN PENDENGARAN
Pembelajaran
Bagi Anak Usia Dini Dengan Hambatan Pendengaran
Permasalahan
yang timbul Kognisi dan
Sosial akibat Intelektual
Hambatan
Pendengaran
Masyarakat Pendidikan
&
Ortu
Vokasional
HAMBATAN PENDENGARAN
Language
across the
curricullum
Pendekatan Pembelajaran
Untuk Anak Hambatan Pendengaran
Pendekatan informal/natural-
Pendekatan formal/gramatikal/ alami/imitatif
konstruksional/struktural Yaitu untuk mengatasi kekurangan anak
tunarungu, anak tidak diberikan
yaitu untuk mengatasi kekurangan pembelajaran formal mengenai
anak tunarungu, perlu digunakan tatabahasa, topik dan isi pembelajaran
prosedur dan teknik khusus dimana berpusat pada minat dan keinginan anak.
anak disajikan dengan sejumlah kata- Anak secara terus menerus disajikan
kata/kelompok kata lepas disertai dengan berbagai bentuk bahasa yang
wajar sesuai dengan situasi yang dialami
dengan latihan menyusun kalimat anak, dan kemudian anak diharapkan akan
berdasarkan materi menirukannya
Prinsip utama
PERCAKAPAN dengan
ciri INTER
SUBYEKTIFITAS
Semboyan :
APA YANG INGIN
KAUKATAKAN,
KATAKANLAH BEGINI…….
APA YANG
Metode Maternal Reflektif DIPERCAKAPKAN
(MMR)
Pada mulanya lingkaran
AKU
Diriku
Kegiatanku Lingkungan
sehari-hari sekitarku
Keluargaku
Metode Maternal Reflektif (MMR)
CIRINYA:
3. HAMBATAN INTELEKTUAL
Strategi dan Langkah Pelaksanaan Kegiatan di Kelas
Bagi AUD dengan Hambatan Intelektual
Ringan = IQ 55-70
Menurut DSM V
(Diagnostic Statistic Manual) Sedang = IQ 40-55
Berat= IQ 25-40
1. Memiliki ciri klinis (lahiriah): 1 Pengembangan motorik, 1. Skala perkembagan mental 1. Pengembangan pengajaran
down syndrome, hidrosefal, kemampuan sosialisasi, dan (penataan usia kecerdasan) yang tepat (munculkan
mikrosefal, cretinisme) emosi 2. Kecekatan motoric rasa keberhaslan dan
2. Sukar memulai dan 2. Latihan konsentrasi 3. Keperagaan tmbul harga diri)
melanjutkan sesuatu 3. ,Kemampuan pra akdemik 4. Pengulangan 2. Imbulkan suasana yang
3. Mengerjakan sesuatu berulang 4. Pengembangan Diri 5. Pembelajaran yang kondusif ( gunakan
tetapi tidak bervariasi 5. Pengemmbangan diindividualisasikan penugasan yang
4. Ekspresi muka tanpa kemampuan bahasa dan mendukung ketimbang
pengertian bicara menuduh
5. Meraksi cepat tetapi tidak 3. Gunakan pembelajaran
tepat yang diindividualisasikan
6. Pemusatan perhatian pendek 4. Tempatlan dekat guru
7. Tampak aktif, hiperaktif. (hiperaktif) atau dekat
teman yang dapat
mengarahkannya.
5. Penggunaan bahasa yang
dapa dimengerti anak
6. Ketersediaan program
khusus (Pengembangan
Diri).
PEMBELAJARAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
• ADHD-hyperactive-impulsive
Anak yang memiliki hambatan hiperaktif -impulsif menunjukkan gerakan yang
berlebihan yang dilakukan secara umum, perilaku hiperaktif ini tampak tidak
bertujuan.
Mereka kesulitan untuk mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas
motoriknya.gerakannya dilakukan terus menerus tanpa lelah, sehingga kesulitan untuk
memusatkan perhatian.
• ADHD-kombinasi
Merupakan gabungan dari type ADHD-inattentive dan ADHD- Hyperactive-impulsive.
Program Kebutuhan Khusus
Anak Usia Dini Dengan ADHD
Kebutuhan anak dengan ADHD/ADD berbeda dengan anak lainnya. Bentuk
layanan yang diberikan guru kepada anak dengan ADHD pun tidak sama dengan
anak lainnya.
b. Kebutuhan Belajar
Anak dengan ADHD perlu adanya pengaturan kegiatan yang terjadwal tidak
hanya dalam pengendalian diri, tapi juga pada pengelolaan kelas. Anak
dengan ADHD membutuhkan suasana kelas yang tenang, kondusif, dan
terkendali. Pengelolaan kelas dalam hal ini termasuk juga pengaturan
pembelajaran dan pemberian tugas.
Kebutuhan Pembelajaran
Anak Usia Dini Dengan ADHD
Beberapa kebutuhan dalam hal pembelajaran yang berbeda dengan anak lain,
berbagai kebutuhan tersebut ialah:
1) Lingkungan kerja, tugas, dan bahan - bahan yang terstruktur,
2) Dukungan eksternal yang membantu pemusatan perhatian,
3) Kesempatan merespon yang tinggi,
4) Bantuan di bidang keterampilan belajar dan belajar aktif,
5) Pengajaran yang melibatkan multisensory,
6) Menyesuaikan dengan gaya belajar anak dan modifikasi tulisan,
7) Jadwal dan rutinitas yang mampu diprediksi,
8) Waktu yang ekstra untuk memproses informasi,
9) Modifikasi kurikulum yang kreatif,
10) Bantuan jika anak frustasi,
11) Modeling dan pengajaran yang terpusat pada guru,
12) Pengalaman belajar yang bermakna, dan
13) Strategi pengajaran yang membangun kekuatan dengan memperhatikan
kelemahan anak.
Strategi Pembelajaran
Untuk Anak Usia Dini Dengan ADHD
6. HAMBATAN GANGGUAN
PRILAKU & AUTISME
Pembelajaran
Bagi Anak Usia Dini dengan Autisme
Penyen Pasif
diri Interaksi sosial
Kurang Menonjol
Tampak Perilaku minat terbatas perilaku repetitif
Hiper Hipo
sensitiv Proses sensoris Sensitiv
• Adaptasikan Lingkungan
• Dukungan rutinitas
• Perubahan/Transisi Bahasa
ekpresi
• Penjadwalan
• Berikan pilihan kegiatan
• Istirahat
• Rewards/reinforcers
• Strategi Komunikasi Total
• Dukungan sensori
Pendekatan dan Metode
• Pendekatan pengajaran terstruktur yang didasari oleh pemikiran bahwa
lingkungan harus diadaptasi untuk anak dengan ASD, bukan hanya anak yang
beradaptasi pada lingkungan.
1. Tidak tampak respek 1. Pengembangan relasi social ( 1. Terstrukutur 1. Merespon perilaku dengan
terhadap orang lain keterbatasan dalam mencari-cari 2. Terpola mengubahnya (modifikasi
2. Gerakan diulang-ulang kesempatan untuk melakukn 3. Terprogram perilaku)
3. Menghindari kontak interaksi social, 4. Konsisten 2. Menciptakan lingkugan
mata 2. Pengembangan komunikasi 5. Terjadal/Rutinitas belajar yang positif,
4. Tetap dalam (mereka menalami 6. Modeling/Contoh tersturktur dan rutinitas.
kebiasaannya keterlambatan dalam berbahasa 7. Pendamping/Tutor 3. Gunakan kartu bergambar
sehingga mereka banyak dalam menjelskan
berteriak-teriak/mejerit) prosedur pembelajaran.
3. Pengembangan minat (mereka 4. Gunakan pendekatan
berminat pada satu objek yag jadwal visual
dapat dialihkn untuk (menggunakan
membangun relasi social dn kata/gambar; sistem
komunikasi) komunikasi bertukar
4. Penangan stress dan tekanan ( gambar ( siswa mengambil
merubah kebiasaan secara gbr benda dan guru
bertahap dengan melakukan menukar dengan benda
kegitan dalam waktu yang lama). aslinya dan kisah social
5. Pendekatan kolaborasi dari (membacakan kisah kisah
berbagai disiplin ilmu social yang disertai dgn
gambar.