Anda di halaman 1dari 3

 Tanggung Jawab Bersama: Setiap individu, baik siswa, guru, maupun orangtua, memiliki

tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang positif dan kondusif.
 Perubahan Dimulai dari Diri Sendiri: Meskipun terdapat kelompok siswa yang terlibat
dalam kenakalan, perubahan dimulai dari kesadaran diri dan kemauan untuk berubah.
 Kerjasama dan Keterlibatan Orangtua: Partisipasi orangtua sangat penting dalam
mendukung perubahan positif di sekolah.
 Kolaborasi antara siswa, guru, dan orangtua memegang peran kunci dalam menciptakan
atmosfer belajar yang sehat.
 Kreativitas dalam Kampanye: Menggunakan kreativitas, seperti membuat kampanye
anti-kenakalan remaja dengan poster dan media sosial, dapat menjadi cara efektif untuk
menyampaikan pesan positif kepada siswa.
 Perubahan Tidak Instan: Perubahan positif membutuhkan waktu dan usaha bersama.
 Melalui kerjasama dan komitmen, sekolah dapat menjadi tempat pembelajaran yang
mendukung perkembangan siswa.
Pesan-pesan ini diharapkan dapat menginspirasi penonton, terutama para pelajar, untuk
terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung
perkembangan pribadi serta akademis mereka.

Judul: “Gelapnya Pendidikan”


Karakter:
1. Iqbal (siswa nakal)
2. Anisa (siswi pintar)
3. Rizky (siswa nakal)
4. Devi (siswi baik)
5. Pak Budi (guru)
6. Siska (siswi pemalu)
7. Ryan (siswa nakal)
8. Maya (siswi cerdas)
9. Andi (siswa nakal)
10. Santi (siswi cerdas)
11. Pak Anton (orangtua siswa)

(Gelapnya Pendidikan dimulai di kelas, ketika guru Pak Budi sedang mengajar)

Akt 1: Di dalam Kelas


Pak Budi: (sambil mengajar) Baiklah anak-anak, mari kita fokus pada pelajaran hari ini.
Iqbal: (berbisik kepada Rizky) Hei, Rizky, ayo kita keluar sebentar, gue bosan nih.
Rizky: (sambil tertawa) Iya, bener juga. (mereka berdua keluar kelas tanpa seizin guru)

Akt 2: Di Koridor Sekolah


Anisa: (melihat Iqbal dan Rizky keluar) Astaga, kenapa mereka selalu begini?
Devi: (menatap mereka pergi) Kita harus melakukan sesuatu untuk menghentikan kenakalan
mereka.
(Adegan berpindah ke ruang guru, setelah beberapa hari)

Anisa: (melihat Iqbal dan Rizky keluar) Astaga, kenapa mereka selalu begini?
Devi: (menatap mereka pergi) Kita harus melakukan sesuatu untuk menghentikan kenakalan
mereka.
(Adegan berpindah ke ruang guru, setelah beberapa hari)

Akt 3: Pertemuan di Ruang Guru


Pak Budi: (serius) Saya sangat kecewa melihat tingkah laku beberapa siswa di kelas ini.
Kenapa kalian melakukan hal itu?
Siska: (pemalu) Pak, kami juga tidak suka melihat teman-teman kami seperti itu.
Maya: Kami ingin menciptakan lingkungan belajar yang baik.
Pak Budi: Saya setuju, tapi saya butuh bantuan kalian semua untuk mencapai itu.
(Adegan berpindah ke pertemuan kelompok di luar kelas)

Akt 4: Pertemuan Kelompok


Devi: (memimpin pertemuan) Kita harus membuat kampanye anti-kenakalan remaja.
Ryan: (merengek) Ah, buat apa sih? Gue suka kayak gini aja.
Andi: (berpikir) Mungkin kita bisa membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka.

Akt 5: Persiapan Kampanye


Santi: (membuat poster) Kita bisa menggunakan poster dan media sosial.
Anisa: (mendesain poster) Dan kita juga bisa mengundang orangtua untuk mendukung.
(Adegan berpindah ke hari kampanye)

Akt 6: Kampanye di Sekolah


Pak Anton: (datang mendekati kampanye) Apa yang sedang kalian lakukan di sini?
Maya: (menjelaskan) Kami ingin mengubah citra sekolah menjadi lebih baik.
Pak Anton: (mendukung) Saya mendukung inisiatif kalian. Saya pikir hal ini perlu dilakukan.

Akt 7: Puncak Kampanye


Devi: (berbicara di depan seluruh siswa) Mari kita bersama-sama menciptakan sekolah yang
lebih baik.
Iqbal: (berpikir) Mungkin gue harus berubah.
Ryan: (mengangguk setuju) Kita semua punya tanggung jawab.
(Adegan berpindah ke beberapa bulan kemudian)

Epilog: Perubahan di Sekolah


Pak Budi: (senang) Saya sangat bangga melihat perubahan positif ini di sekolah kita.
Anisa: (tersenyum) Semua bisa berubah jika kita bersatu.
Pak Anton: (mengucapkan terima kasih) Terima kasih, anak-anak. Kalian membuktikan
bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama.

Drama ini mencoba menggambarkan peran setiap individu dalam merubah


situasi di sekolah yang tadinya diwarnai oleh kenakalan remaja menjadi lebih
baik.
Kampanye yang mereka lakukan menjadi katalisator untuk perubahan positif di
sekolah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai