Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tegar Rusdianta

NIM : E0021446

Perbandingan Firma dan CV Sebelum dan Sesudah UU Cipta Kerja


Meski UU Cipta Kerja memiliki banyak kelebihan utamanya dalam membuka lebih
banyak ruang kerja bagi masyarakat. Tetapi ada sejumlah poin terkait dengan perubahan
penerapan aturan atas badan hukum CV dan PT setelah adanya uu Cipta Kerja.
Sistem Permodalan dan Kepemilikan

Salah satunya terletak pada poin permodalan. Karena dalam PP No 8 Tahun 2021 Perseroan
dapat terbagi dalam bentuk PT perorangan dan PT PersekutuanModal. Ini merubah teori
dasar dari definisi PT yang sejatinya memang usaha persekutuan modal. Sebelumnya badan
hukum PT baru syah bila pemilik modalnya terdiri dari beberapa orang atau beberapa badan
usaha.Di sisi lain badan usaha berbentuk CV memang merupakan usaha persekutuan dengan
sistem komanditer. Salah satu dari pemilik modal berperan aktif sekaligus sebagai pengelola.
Ini mungkin memberi efek rancu karena PT bisa berada di tangan pemilik tunggal sementara
CV mengharuskan adanya beberapa orang sebagai pemilik modal. Hanya saja, pemilikan atas
PT bisa berada di tangan badan usaha lain. Tetapi kepemilikan CV hanya bisa berada di
tangan perorangan dan bukan badan usaha.

Soal Otorisasi dan Pengelolaan

Perbedaan mendasar status badan hukum CV dan PT adalah karena PT bersifat lebih legal.
Sehingga ada ikatan kuat pengelola dari usaha bersangkutan untuk mempertanggung
jawabkan pengelolaannya secara legal pada pemilik modal. Itu sebabnya kemudian muncul
istilah organ perseroan. Organ perseroan adalah bagian inti dari sebuah badan usaha PT. Ini
terdiri dari pemilik modal, komisaris dan tim direksi. Ketiganya terikat satu sama lain dalam
pengambilan kebijakan. Hanya saja komisaris bersifat menentukan kebijakan dalam garis
besar sedang direksi adalah pelaksana harian dari kebijakan tersebut. Kemudian terdapat garis
otorisasi berurutan dari pemilik modal ke komisaris kemudian ke direksi. Serta ada garis
pertanggung jawaban dengan pola sebaliknya. Meski pada perusahaan dengan sistem PT
perorangan, seluruh posisi organ perseroan ini bisa dirangkap oleh satu orang atau satu pihak.
Sementara itu CV memiliki sistem otorisasi yang berbeda dari PT. Meski CV memiliki
banyak pemodal, tetapi perusahaan tetap terdaftar atas nama perorangan, yaitu pada pemilik
modal aktif yang juga berperan ganda sebagai pengelola. Peran ini menjadikan pemilik aktif
memiliki hak lebih kuat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Sedangkan pemilik
pasif sifatnya hanya menerima laporan hasil usaha yang berjalan. Sementara itu, bagaimana
sistem pelaporan, pengelolaan dan sistem otorisasi seluruhnya sesuai kesepakatan bersama.
Tidak ada aturan resmi yang mengikat soal tata kelola dari CV.

Soal Sistem Perijinan dan Pendaftaran Usaha

Berlakunya UU Cipta Kerja juga menghadirkan sebuah sistem baru dalam cara pendaftaran
dan perijinan badan hukum CV dan PT. Sebagaimana telah tercantum dalam PP No 5 Th
2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Usaha Berbasis Resiko. Berdasar PP ini, soal
perijinan usaha dapat Anda urus dengan mendaftar melalui OSS RBA (Online Single
Submission Risk Based Approach). Ini adalah sebuah sistem daring satu pintu untuk
pengurusan ijin badan usaha. Di sini usaha akan dinilai berdasarkan jenis usahanya, skala
usahanya dan status kepemilikannya. Termasuk juga dari sisi resikonya terhadap aspek aspek
yang terkait kepentingan umum dan lingkungan. Ada sejumlah penerapan yang berbeda untuk
setiap skala usaha, kepemilikan usaha dan tingkat resiko dari setiap usaha yang Anda
daftarkan. Seperti adanya aturan untuk usaha skala kecil menengah dengan tingkat resiko
rendah bisa menjalankan usaha hanya dengan mengantungi Nomor Induk Berusaha (NIB).
Secara umum prosedurnya tidak banyak berbeda. Hanya saja pada usaha dalam bentuk PT
dengan persekutuan modal, harus ada pendirian dengan akta pendirian yang telah bertanda
tangan notaris. Ini untuk mengesyahkan kepemilikan modal secara legal. Sekaligus sebagai
bentuk perlindungan hukum atas hak hak dari pemilik modal.

Sebelum UU Cipta Kerja, pendirian firma bisa saja tanpa akta otentik, yaitu bersifat
bebas dapat didirikan dengan akta otentik atau dengan lisan. Setelah UU Cipta Kerja,
pendirian Firma dan CV wajib menggunakan akta otentik karena Firma dan CV harus
terdaftar dalam sistem AHU online dan salah satu syarat pendaftarannya adalah telah
memiliki akta pendirian yang dibuat oleh Notaris. Persyaratan dan prosedur di dalamnya pun
hampir sama dan dibuat dalam sistem satu pintu yang disebut dengan Online Single
Submission (OSS) namun terdapat perbedaan pada Badan Usaha CV yakni ialah adanya
penerapan berusaha berbasis resiko dengan mengacu pada point Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI). Pemohon wajib memakai kode KBLI. Pengelompokkan kegiatan
ekonomi ke dalam KBLI sangat penting untuk keseragaman konsep, definisi, dan klasifikasi
lapangan usaha. Sebenarnya untuk usaha dalam bentuk badan hukum CV tidak banyak
perubahan. Sistem pendaftaran dan perijinan usahanya juga masih menggunakan aturan pada
Permenkumham Nomor 17 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Persekutuan Komanditer,
Persekutuan Firma, dan Persekutuan Perdata. Meski UU Cipta Kerja memiliki banyak
kelebihan utamanya dalam membuka lebih banyak ruang kerja bagi masyarakat. Tetapi ada
sejumlah poin terkait dengan perubahan penerapan aturan atas badan hukum CV dan PT
setelah adanya uu Cipta Kerja.

Anda mungkin juga menyukai