Anda di halaman 1dari 4

1.

perbedaan paling signifikan cv dan pt


-Ada setidaknya 14 poin perbedaan PT dan CV:
1. Badan hukum
PT: Merupakan badan hukum sehingga memiliki banyak keuntungan dalam
kegiatan usaha, seperti penambahan modal dan pengaturan pegawai.
CV: Tak memiliki badan hukum sehingga tidak memiliki hak-hak hukum terkait
dengan usahanya.
2. Segmentasi
PT: Biasanya digunakan untuk perusahaan berskala besar yang lebih kompleks.
CV: Populer di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena
lebih sederhana.
3. Dasar hukum
PT: Undang-undang, yang merupakan dasar hukum level paling tinggi.
CV: Sebatas peraturan menteri, posisinya di bawah undang-undang.
4. Saham
PT: Ada kepemilikan saham.
CV: Tak ada kepemilikan saham.
5. Permodalan
PT: Modal dimiliki oleh perorangan, swasta, pemerintah, dan/atau badan usaha
asing. Ada modal minimal.
CV: Pemilik modal adalah pihak swasta. Tak ada minimal modal.
6. Pemisahan kekayaan
PT: Ada pemisahan kekayaan PT dengan pemegang saham. Pemisahan disepakati
dalam catatan resmi.
CV: Kekayaan CV dan pemodal menjadi satu.
7. Lingkup usaha
PT: Lingkup usaha lebih luas.
CV: Lingkup usaha terbatas, misalnya bidang perdagangan, jasa, dan
pembangunan.
8. Perubahan anggaran dasar
PT: Perlu rapat umum pemegang saham yang hasilnya diajukan untuk
memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
CV: Hanya perlu rapat pemodal dan hasilnya cukup dilaporkan ke pengadilan
negeri setempat.
9. Perubahan kepemilikan
PT: Perubahan kepemilikan atau pemegang saham dilakukan lewat rapat umum
pemegang saham.
CV: Perubahan kepemilikan harus dilakukan di hadapan notaris pembuat akta
pendirian CV dengan data identitas pemilik lama dan pemilik baru.
10. Porsi kepemimpinan
PT: Siapa pun bisa memimpin PT meski tak memiliki saham di sana.
CV: Pemimpin CV haruslah pihak yang mempunyai modal di CV tersebut.
11. Jumlah pendiri
PT: Minimal dua orang baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing.
Warga asing bisa mendirikan PT sebagai penanaman modal asing (PMA).
CV: Minimal dua orang warga negara Indonesia yang menjadi sekutu komanditer
dan sekutu komplementer. Warga negara asing tidak boleh menjadi pendiri CV.
12. Pendirian
PT: Proses lebih kompleks dan panjang karena harus mendapat persetujuan
Menteri Hukum dan HAM. Dokumen yang dibutuhkan juga lebih banyak. Biaya
pun biasanya lebih tinggi.
CV: Prosedur lebih sederhana, cukup dengan bantuan notaris. Biayanya juga lebih
murah.

13. Pembagian laba


PT: Laba dibagikan berdasarkan besar-kecilnya dividen. Pembagian didasari
kesepakatan dalam rapat umum pemegang saham.
CV: Kesepakatan pembagian laba ditentukan oleh semua pemodal sejak awal.
Pemodal yang lebih besar bisa memperoleh pembagian lebih banyak.
14. Pengelola
PT: Pengelolaan PT dijalankan oleh dewan komisaris dan direksi yang bertanggung
jawab atas manajemen di bawahnya. Pemegang saham tidak otomatis menjadi
pengelola perusahaan.
CV: Pengelola CV adalah sekutu komplementer yang tugasnya bekerja secara aktif
untuk kepentingan CV. Sekutu komanditer hanya menyetorkan modal dan tak
boleh mencampuri kerja sekutu komplementer.

2.bagaimana proses pembuatan cv, mudah karna apa?


-Apabila badan usaha tidak memisahkan antara harta kekayaan pribadi
pemilik/pendirinya dan harta kekayaan badan usaha, maka apabila terjadi suatu
permasalahan hukum, badan usaha dapat dituntut atau diminakan ganti kerugian
hanya tidak hanya kepada harta kekayaan badan usaha itu sendiri, akan tetapi
termasuk harta pribadi pemilik/pendirinya.
Kelebihan dari badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah tidak terdapatnya
pengaturan jumlah modal yang harus disiapkan dalam menjalankan kegiatan
usaha. Selain itu, biaya jasa pembentukan akta pendirian dari badan usaha tidak
berbadan hukum lebih kecil daripada badan usaha yang berbadan hukum. Oleh
karena itu, pembentukan badan usaha yang tidak berbadan hukum dibentuk
untuk pengusaha-pengusaha yang menjalankan kegiatan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM).
Berikut cara umum mendirikan badan usaha, baik berbentuk hukum maupun
non-hukum:

- Membuat Akta Pendirian Usaha


- Mengurus Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
- Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- Mengurus Nomor Izin Berusaha (NIB)

Anda mungkin juga menyukai