DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
TEZI ASMADIA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Zakat dan Wakaf. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan, kami
memohon maaf.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis.
DAFTAR ISI
C. Tujuan........................................................................................................... 2
A. Kesimpulan .......................................................................................................18
B. Saran..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara substantif zakat, infak, dan sedekah adalah bagian dari mekanisme
keagamaan yang berintikan semangat pemerataan pendapatan. Dana zakat diambil dari
harta orang yang berlebihan dan disalurkan bagi orang yang kekurangan, namun zakat
tidak dimaksudkan memiskinkan orang yang kaya. Hal ini disebabkan karena zakat
diambil dari sebagian kecil hartanya dengan beberapa kriteria tertentu dari harta yang
wajib dizakati. Oleh karena itu, alokasi dana zakat tidak bisa diberikan secara
sembarangan dan hanya dapat disalurkan kepada kelompok
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian zakat dan wakaf dan manajemen zakat dan wakaf?
2. Bagaimanakah dasar hukum zakat dan wakaf?
3. Bagaimanakah rukun dan syarat zakat dan wakaf?
4. Bagaimanakah mustahik dan muzaki?
5. Bagaimanakah penerima manfaat wakaf dan wakif?
6. Bagaimanakah ruang lingkup dan urgensi manajemen zakat dan wakaf?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian zakat dan wakaf dan manajemen zakat dan wakaf
2. Mendeskripsikan dasar hukum zakat dan wakaf
3. Mendeskripsikan rukun dan syarat zakat dan wakaf
4. Mendeskripsikan mustahik dan muzaki
5. Mendeskripsikan penerima manfaat wakaf dan wakif
6. Mendeskripsikan ruang lingkup dan urgensi manajemen zakat dan wakaf
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen
Manajemen dalam bahasa Inggris adalah "management" yang berasal dari
kata "manager" yang berarti "direct", "direct", "implement", "manage", sedangkan
"management" sendiri mempunyai dua pengertian yaitu pertama sebagai kata benda
yang berarti direksi atau pemimpin, dan yang kedua berarti manajemen,
administrasi, pengelolaan.. Kata manajemen kamus besar bahasa Indonesia berarti
penggunaan sumber daya atau sarana yang efektif untuk mencapai tujuan. Dalam
bahasa Arab, manajemen diartikan sebagai "nazzama" yang berarti
mengorganisasikan, menyesuaikan, mengontrol, mempersiapkan, mempersiapkan,
merencanakan.
Secara terminologi, ada dua pengertian manajemen yaitu manajemen
sebagai seni dan manajemen sebagai proses. Menurut Mary Parker Follet,
manajemen adalah: 'seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Hal
ini disebabkan karena kepemimpinan membutuhkan karisma, kestabilan emosi,
wibawa, integritas dan kemampuan untuk membangun hubungan, yang semuanya
berbakat dan sulit untuk dipelajari.
Muhammad Abdul Jawwad, manajemen adalah perbuatan mengatur,
mengatur dan berpikir oleh seseorang sehingga ia dapat mengurutkan, mengatur
dan merapikan hal-hal yang ada disekitarnya, mengetahui prioritasnya dan selalu
mengatur kehidupannya secara serempak dan harmonis dengan orang- orang di
sekitarnya.
2. Pengertian Zakat
Kata zakat secara bahasa berasal dari kata zaka-yazku-zaka'an-wa zakwan
yang berarti berkembang dan bertambah. Menurut al- Azhary sebagaimana yang
dikutip oleh Yusuf Qardhawi, yang berkembang bukan hanya harta dan kejiwaan
orang kaya, akan tetapi juga harta dan kejiwaan orang miskin. Zakat juga digunakan
untuk arti taharah (suci), barokah, dan salah (baik). Syaukany menjelaskan
mengapa zakat bermakna an-nima' (berkembang), dan al-Tathir (pensucian),
sebagai berikut: 'Adapun makna pertama, karena mengeluarkannya menjadi sebab
berkembangnya harta, atau karena pahala menjadi banyak karena sebab
mengeluarkannya, atau karena terkait dengan harta yang berkembang. Adapun
makna kedua, karena zakat mensucikan jiwa dari sifat buruk kikir, dan mensucikan
dari dosa-dosa.
Sedangkan pengertian zakat secara istilah, para ulama mazhab berbeda
pendapat, sebagai berikut:
a) Mazhab Syafi'i mengartikan zakat sebagai:,nama bagi sesuatu yang
dikeluarkan dari harta atau badan dengan cara yang tertentu'.
b) Mazhab Hanafi mengartikan zakat sebagai: 'memiliki bagian
tertentu dari harta tertentu untuk diberikan kepada orang tertentu yang telah
ditentukan oleh Allah SWT dalam rangka mengharap keridhaan-Nya'.
c) Mazhab Malikiyah mengartikan zakat sebagai:'mengeluarkan bagian
tertentu dari harta tertentu, yang telah mencapai nisab, kepada yang berhak, apabila
telah telah dimiliki secara sempurna dan telah satu tahun, selain barang tambang,
pertanian, dan barang temuan.
d) Mazhab Hambali mengartikan zakat sebagai 'hak yang wajib ditunaikan
pada harta tertentu, untuk kelompok tertentu, dan pada waktu tertentu.
Dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, disebutkan
pengertian zakat, yaitu sebagai: 'harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim
atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan
syariat Islam'.
3. Pengertian Manajemen Zakat
Berdasarkan pengertian manajemen dan zakat di atas, maka manajemen
zakat dapat didefinisikan sebagai proses mewujudkan tujuan lembaga zakat dengan
atau melalui orang lain, melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan sumber daya organisasi yang efektif dan efisien.
4. Pengertian manajemen wakaf
Wakaf adalah Al-habs, pengertian mengenai bahasa yang berasal dari kata
kerja habasa-yahbisu-habsan adalah menjauhkan orang dari sesuatu atau
memenjarakan yang kemudian berkembang menjadi habbasa yang berarti
mewakafkan harta karena Allah.
Kata wakaf sendiri berasal dari kata kerja waqata (fiil madi)-yaqifu (fiil
mudari)-waqdan (isim masdar), yang berarti berhenti atau berdiri, sedangkan wakaf
menurut istilah syara adalah menahan harta yang mungkin diambil manfaatnya
tanpa digunakan untuk kebaikan.
Para ulama telah berbeda pendapat mengenai arti wakaf secara istilah
(hukum), hal itu sesuai dengan perbedaan mahzab yang telah dianutnya. Adapun
pendapat masing-masing mahzab adalah sebagai berikut.
1. Menurut Mazhab Syafi'I, antara lain
a. Wakaf menurut Imam Nawawi, "Menahan harta yang dapat diambil
manfaatnya tetapi bukan untuk dirinya, sementara benda itu tetap ada padanya dan
digunakan manfaatnya untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah".
b. Wakaf menurut Ibn Hajar Al-Haitami dan Syaikh Umairah, "Menahan
harta yang bisa dimanfaatkan dengan menjaga keutuhan harta tersebut, dengan
memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya untuk hal yang
dibolehkan”.
Ibn Arafah mendenifikan wakaf ialah memberikan manfaat se- suatu, pada
batas waktu keberadaannya, bersamaan tetapnya wakaf dalam kepemilikan si
pemiliknya meski hanya perkiraan (pengandaian).
Dalam Pasal 215 Ayat 1 Kompilasi hukum Islam, wakaf adalahManajemen
wakaf merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan dari sumber daya lembaga untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu
setiap nazhir harus menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam
kelembagaannya. Saat ini perkembangan wakaf tidak hanya sebatas harta benda
tidak bergerak tetapi berkembang menjadi wakaf produktif yang hasilnya bisa
dirasakan oleh banyak orang. Wakaf uang memberikan peluang penciptaan
investasi yang strategis untuk menekan angka kemiskinan dan menangani
ketertinggalan di bidang ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, dan lainnya. Buku ini
berisi tentang seputar wakaf di era kekinian yang memudahkan mahasiswa,
masyarakat dan para penggiat wakaf memahami cara manajemen wakaf yang tepat
menjadi seorang nazhir agar wakaf tersebut dapat dimanfaatkan berkelanjutan
dalam jangka panjang. (Trisno wardi putra, 2022)
1. Wakaf dilakukan pada barang yang boleh dijual dan diambil manfaatnya dalam keadaan
barangnya masih tetap utuh, seperti harta tidak bergerak, hewan, perkakas, senjata, dan
lain sebagainya
2. Wakaf digunakan untuk kebaikan, seperti kepentingan orang-orang miskin, masjid,
kaum kerabat yang muslim atau ahli dzimmi
3. Wakaf dilakukan pada barang yang telah ditentukan. Dengan demikian, tidak sah wakaf
pada barang yang tidak diketahui
4. JWakaf dilakukan tanpa syarat. Wakaf dengan syarat tidak sah kecuali jika seseorang
mengatakan "itu adalah harta wakaf setelah aku meninggal dunia," wakaf tetap sah
dengan syarat seperti ini.
Adapun, dalam UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, syarat wakaf terdiri atas 6 hal yang
mencakup:
ِ ٰ ي َسبِ ْي ِل
ّللا َواب ِْن ْ ِب َو ْال ٰغ ِرمِ يْنَ َوف
ِ الر َقا َ َصد َٰقت ل ِْلفقَ َر ۤاءِ َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َو ْالعٰمِ ِليْن
ِ علَ ْي َها َو ْالم َؤلَّفَ ِة قل ْوبه ْم َوفِى َّ اِنَّ َما ال
ع ِليْم َح ِكيْم
َ ّللا ِ ٰ َضة مِ ن
ٰ ّللا َو َ ال َّس ِب ْي ِل ف َِر ْي
Artinya: "Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana."
Zakat sendiri hukumnya wajib dalam Islam. Zakat merupakan bagian tertentu dari harta yang
wajib dikeluarkan oleh setiap muslim apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan.
Mereka yang disebut wajib membayar zakat atau muzakki memiliki syarat tersendiri.
Maksudnya, zakat tidak diwajibkan bagi hamba sahaya atau budak karena mereka tidak
mempunyai hak milik. Muzakki diharuskan merdeka.
2. Islam
Seperti yang kita ketahui, zakat sendiri merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi
setiap umat muslim. Zakat disebut sebagai pilar agama Islam, dengan begitu zakat tidak
diwajibkan atas orang non-muslim ataupun kafir karena zakat merupakan ibadah yang suci.
Seorang muzaki harus balig dan berakal. Sebagaimana pendapat ulama mazhab Hanafi, orang
yang wajib membayar zakat adalah orang yang sudah dewasa dan berakal.
Maka dari itu, harta anak kecil dan orang dalam gangguan jiwa tidak wajib mengeluarkan
zakat.
Selain ketiga syarat tersebut, ulama fiqih juga menjelaskan syarat lain dalam pelaksanaan
zakat, antara lain yaitu:
1. Niat
Zakat adalah ibadah madhah atau jenis ibadah dimana penetapannya berasal dari dalil syariat.
Tujuan dari zakat sendiri yaitu mencapai pahal dan keridaan Allah SWT yang sama nilainya
dengan ibadah ibadah lain.
2. Hak milik
Artinya, apabila seorang muzakki hendak berzakat pastikan bahwa hartanya memang hak
milik. Harta yang diberikan kepada mustahik harus bersifat pemilikan.
Lebih lanjut terkait syarat harta yang harus dikeluarkan zakatnya oleh muzakki diantaranya
adalah:
1. Milik penuh, jadi harta yang wajib dizakatkan oleh seorang muzakki harus milik sendiri.
2. Cukup senisab. Nisab sendiri artinya batas minimal jumlah harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya berdasarkan ketentuan
3. Melebihi kebutuhan pokok. Mereka yang tergolong sebagai muzakki berarti hartanya sudah
melebihi kebutuhan pokok minimal, ketentuan ini dijelaskan dalam firman Allah pada QS Al
Baqarah ayat 219 yang artinya:
"Dan mereka bertanya engkau Muhammad apayang dizakatkan, katakanlah yang lebih
darikeperluan."
4. Bebas dari hutang, syarat yang satu ini dimaksudkan dengan melunasi utang jumlah harta
tidak akan mengurangi nisab yang ditentukan.
5. Haul atau melewati satu tahun. Harta yang wajib dizakatkan merupakan harta yang
kepemilikannya sudah mencapai setahun.
6. Harta itu berkembang. Artinya, kekayaan dengan sengata atau mempunyai potensi untuk
berkembang. Pengertian berkembang sendiri dimaksudkan menghasilkan keuntungan atau
pemasukan.
Itulah pengertian muzaki dan mustahik, lengkap dengan syarat seorang muzakki beserta harta
yang harus dizakatkan. Semoga bermanfaat bagi detikers yang hendak menunaikan ibadah
wajib zakat. (detik.com)
Balkaoui, Ahmed Riahi, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,
2000
Primiana, Ina, Menggerakkan Sektor Riil UKM & Industri, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2009
Adi, M. Kwartono, Analisis Usaha Kecil Dan Menengah, Penerbit CV. Andi Offset,
Yogyakarta, 2007
Amelia Fauzia dan Ary Hermawan, dalam Idris Thaha (Ed), Berderma untuk semua; Wacana
dan Praktik Filantropi Islam, Teraju, Jakarta, 2003
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta UI Press, 1988