HUKUM ACARA
PIDANA
Oleh: Tim Hukum Acara Pidana
Fakultas Hukum
Universitas
Airlangga
2011
TIM PENGAJAR HUKUM ACARA PIDANA
Halaman
DESKRIPSI 1
KOMPETENSI 4
PROSES PEMBELAJARAN 6
Pidana
Eksepsi
Pertemuan XVI Upaya Hukum Luar Biasa : Peninjauan Kembali dan 111
PKDKH
DESKRIPSI
Profesi hukum menuntut lulusan Fakultas Hukum agar siap pakai dan mampu
menerapkan hukum secara praktis di masyarakat. Hal ini membuat Fakultas Hukum
mempersiapkan lulusan Fakultas Hukum yang tidak hanya excellent dari sisi teoritik
tetapi juga mampu mempersiapkan lulusan yang mampu menerapkan hukum secara
Toritik, Simulasi berdasarkan Problem Base Learning dan Life Learning study.
dianggap tidak kalah penting untuk diberikan kepada mahasiswa dengan lebih
1|Page
belajar di suatu Fakultas hukum dari yang lebih menekankan pada aspek teori
hasil penelitihan yang ada pada buku tersebut kemudian banyak diambil dalam
Hukum Universitas Airlangga yang sedang menempuh mata kuliah Hukum Acara
hukum secara riil dimasyarakat melalui metode problem base learning dan life
pembelajaran dengan simulasi dokumentasi hukum ini linier dengan mata kuliah lain
yakni PLKH pidana yang lebih menerapkan simulasi peradilan (Moot Court) yang
profesi sebagai KKN alternatif. Disisi yang lain, penerapan metode life learning
study dilakukan melalui internship dan externship terkontrol yang melibatkan unit
Pelibatan para praktisi Hukum dalam pelaksanaan Modul Hukum Acara Pidana ini
kemudian menjadi suatu hal yang sangat penting sehingga jalinan kerjasama yang
berupa MoU dengan institusi-institusi tersebut merupakan suatu hal yang harus
sudah dilakukan.
2|Page
Manfaat yang diharapkan muncul dengan adanya Modul Hukum Acara Pidana
ini adalah
1. Panduan bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Hukum Acara Pidana
2. Panduan bagi dosen Hukum Acara Pidana dalam mengajar mata kuliah tersebut
3. Mahasiswa lebih memahami hukum tidak hanya dalam tataran teks, melainkan
5. Membekali mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Hukum Acara pidana dengan
hard skill maupun soft skill yang bermanfaat ketika lulus dari Fakultas Hukum
Universitas Airlangga
Demikian ilustrasi latar belakang, tujuan dan manfaat dari dibuatnya Modul
Hukum Acara Pidana ini. Semoga bermanfaat dan mampu lebih meningkatkan
bermoral.
3|Page
KOMPETENSI
dari proses pembelajaran yang diharapkan dari mata kuliah Hukum Acara Pidana
adalah :
menyelesaikan masalah hukum ( ability to diagnose and plan solutions for legal
problems)
communication)
communication)
10. Mahasiswa mampu meyakinkan orang lain agar percaya dan yakin akan
4|Page
11. Mahasiswa mampu memperoleh klien dan menjaga klien tersebut (ability to
documents)
5|Page
PROSES PEMBELAJARAN
lulus Pengantar Hukum Indonesia, Pengantar Ilmu Hukum dan Hukum Pidana .
Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Hukum Acara Pidana menempuh beban
hukum dan magang (internship dan externship). Materi kuliah Hukum Acara pidana
dokumen-dokumen hukum dan Magang yang terkontrol (lihat jadwal Hukum Acara
Pidana). Untuk lebih lengkapnya, proses pembelajaran dapat dilihat pada diagram
EVALUASI
6|Page
Teori Hukum Acara Pidana
Teori Hukum Acara Pidana diberikan melalui perpaduan kelas klasikal dan Student
membuat kelas lebih hidup, bergairah dan menuntut mahasiswa lebih pro aktif.
menit setiap pertemuan (2 Sks). Perkuliahan klasikal dilakukan terus tanpa terputus
sebanyak 16 X (enam belas) tatap muka yang kemudian dilanjutkan dengan Simulasi
pembuatan dokumen hukum dan pemagangan. Untuk pertemuan ke IV, VIII, XII
dan XVI diskusi dilakukan untuk membahas kasus, pertanyaan maupun kuis
kelompok dan 20 menit pembahasan diskusi. Jadwal perkuliahan dapat dilihat pada
7|Page
4 Penyelidikan dan Penyidikan Kuliah klasikal dan diskusi
kelompok
Penyidik
Penahanan
Penggeledahan
Rehabilitasi kelompok
kelompok
Banding
8|Page
Pertemuan I
Acara Pidana.
Procedure atau Straf Process Recht atau straf vervolging atau straf vordering yang
Pidana yang dimaksud adalah penegakan Hukum yang didasarkan pada peraturan
Hukum Acara Pidana atau Hukum Pidana Formil mengatur tentang proses /
prosedur / tata cara manakala ada sangkaan telah atau sedang atau akan terjadi tindak
pidana. Contoh Hukum Pidana Formil adalah KUHAP sebagai induk dari peraturan
beracara pidana dimana masih banyak diatur secara khusus dalam Undang-Undang
Pidana melalui Pasal 285 nya kemudian dikenal juga dengan Kitab Undang-Undang
keseluruhan hukum yang berlaku di suatu Negara, yang memberikan dasar-dasar dan
aturan-aturan yang menentukan dengan cara dan prosedur macam apa, ancaman
9|Page
pidana yang ada pada sesuatu perbuatan pidana dapat dilaksanakan, apabila ada
sangkaan bahwa orang telah melakukan delik tersebut. Ansori Sabuan dan kawan-
kawan juga mendeskripsikan serupa, yakni “Hukum Acara Pidana merupakan bagian
dari hukum pidana itu sendiri. Seperti diketahui hukum pidana adalah bagian dari
keseluruhan hukum yang berlaku disuatu Negara, yang mengadakan dasar-dasar dan
aturan untuk menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan atau
yang dilarang, yang biasanya disertai dengan sanksi negative yang berupa pidana
pula kapan dan dalam hal apa kepada pelaku yang telah memenuhilarangan itu dapat
pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah memenuhi
Simons dalam bukunya Beknopte Handleding tot het Wetboek van strafvordering,
paling tidak dibagi menjadi tiga bagian besar (secara tradisional) yang saling
10 | P a g e
berkaitan yaitu 1. Aparat Penegak Hukum seperti Polisi, Jaksa, Hakim dan Petugas
Lapas 2. Tersangka atau terdakwa atau terpidana atau Advokad 3. Korban. Peraturan
norma yang mengatur dalam Hukum Pidana Formil yang dapat dibedakan secara
tegas dengan Hukum Pidana Materiil. Hukum Pidana Formil berlaku adagium “jika
Materiil adagium yang berlaku adalah “jika tidak diatur maka tidak boleh” karena
kepentingan individu. Hal ini selaras dengan tujuan hukum pidana klasik yang
menekankan pada ketertiban masyarakat (public order) dan perlindungan akan hak-
hak individual.
TUGAS:
11 | P a g e
2. Apa yang diatur dalam Hukum Acara Pidana sebagai hukum pidana
formil?
Formil?
12 | P a g e
Pertemuan II
TIK: Setelah mempelajari materi ini mahasiswa akan mengerti arti penting,
tujuan dan asas-asas hukum yang ada dalam Hukum Acara Pidana.
kejadian masa lalu melalui suatu aturan main yang jelas dengan memperhatikan
adagium “hasil yang baik harus diperoleh dengan cara yang baik. Cara baik yang
dimaksud adalah tegaknya hukum pidana yang mencerminkan rasa keadilan, manfaat
Hukum Acara Pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidakinya
suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan Hukum Acara Pidana secara
jujur dan tepat, dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat
pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa
suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat
dipersalahkan. Van Bemmelen dalam buku Andi Hamzah mengemukakan tiga fungsi
berpendapat, beranjak dari definisi Van Bemmelen tersebut yakni “tujuan hukum
13 | P a g e
acara pidana mencari dan menemukan kebenaran materiil itu hanya merupakan
tujuan antara, lebih lanjut dia menyebutkan bahwa tujuan akhir yaitu yang menjadi
tujuan seluruh tertib hukum Indonesia, dalam hal ini, mencapai suatu masyarakat
yang tertib, tentram, damai, adil dan sejahtera (tata tentram kerta raharja)”.
pidana dilakukan (ante factum), pada waktu perbuatan pidana dilakukan (factum)
maupun setelah tindak pidana dilakukan (post factum). Buku-buku Hukum Acara
berlaku dalam Hukum Acara Pidana sebagai wujud perlindungan Hak Asasi
Manusia.
Beberapa Asas yang ada dalam Hukum Acara Pidana adalah Equality before
the law., Verbod van eigen richting, Iudex ne procedat ex officio, Openbaar heid van
het process., Kebebasan hakim dalam mengadili suatu perkara pidana., Asas praduga
tak bersalah, Asas opportunitas dan asas legalitas. Equality before the law
dimuka hukum. Verbod van eigen richting menjamin bahwa penerapan hukum acara
bahwa hakim harus bersifat pasih dalam penuntutan namun bersifat aktif ketika
kecuali dalam hal yang diatur dalam undang-undang. Kebebasan hakim dalam
14 | P a g e
mengadili suatu perkara pidana menunjukan prinsip independensi kehakiman dari
pihak manapun juga baik secara individu maupun institutional. Asas praduga tidak
memberikan jaminan bahwa tidak semua perkara pidana harus dilanjutkan dalam
dalam beracara pidana merupakan suatu keharusan yang ada terlebih dahulu serta
adanya kewajiban untuk menuntut semua perkara pidana yang ada demi mewujudkan
TUGAS :
pidana?
15 | P a g e
Pertemuan III
Pihak dalam Hukum Acara Pidana dan Hubungan Hukum Acara Pidana
pihak dalam hukum acara pidana dan dapat pula memahami beberapa
adalah warga masyarakat dan Aparat Penegak Hukum. Oleh karena itu pihak yang
dapat terlibat dalam Hukum Acara Pidana ialah setiap orang, para pejabat penyelidik
atau penyidik tindak pidana, para pejabat penuntut umum, para pejabat eksekusi
pidana, para penasehat hukum dan para pejabat di bidang pengadilan. Lebih lanjut
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah orang yang dengan
kapasitasnya memiliki hak dan kewajiban. misalnya ditentukan bahwa setiap orang
merupakan tindak pidana, berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada
penyelidik atau penyidik. Bahkan ditentukan pula bahwa orang yang mengetahui
keamanan umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik, wajib melaporkan hal
itu kepada penyelidik atau penyidik (Pasal 108 KUHP). Demikian pula ditentukan
bahwa setiap orang dapat juga didengar sebagai saksi dan atau ahli. Para pejabat
penyelidik atau penyidik tindak pidana terkait langsung dengan Hukum Acara Pidana
sebab mereka yang leh Undang-Undang ditugaskan secara khusus untuk melakukan
penyelidikan dan penyidikan guna mencari kebenaran yang materiil. Para pejabat
16 | P a g e
penuntut umum diberi wewenang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
putusan hakim. Para pejabat eksekusi pidana adalah aparat yang melaksanakan
penasehat hukum ialah orang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau
pengadilan seperti hakim. Dari paparan Ansri Sabuan et al tersebut, pihak yang
harusnya juga diperhatikan adalah korban karena pihak ini terkait secara langsung
Acara Pidana. Kepentingan korban seakan-akan sudah seratus persen diambil alih
oleh Aparat Penegak Hukum karena dianggap tidak hanya perbuatan pidana tersebut
menciderai individu namun juga menciderai kepentingan yang lebih luas yakni
ketertiban umum. Kabar baiknya adalah dalam system peradilan pidana kita sekarang
sudah ada UU perlindungan saksi dan korban dimana mungkin lembaga terbut tidak
menyebutkan alasannya adalah karena tugas Hukum Acara Pidana adalah untuk
lengkapnya); oleh karena itu untuk dapat menentukan apakah seserang itu bersalah
1. Logika Yang dimaksud dengan lgika adalah berpikir dengan akal budi
17 | P a g e
2. Psikologi Ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesame manusia,
dactylscpie)
TUGAS :
lainnya?
18 | P a g e
Pertemuan IV
Dalam system peradilan pidana terpadu, institusi awal yang bersinggungan langsung
dengan penegakan hukum pidana ada penyidik yang dalam perkuliahan Hukum
Sebelum membahas lebih jauh, disampaikan terlebih dahulu makna Penyelidikan dan
penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini (Pasal 1 angka 5 KUHAP). Penekanan
pada kata “mencari” dan “menemukan” peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana
menunjukan bahwa dalam proses penyelidikan masih belum jelas apakah peristiwa
yang sedang diselidiki tersebut adalah suatu tindak pidana atau bukan. Sedangkan
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Dari uraian
Pasal 1 angka 2 KUHAP tersebut jelas bahwa dalam penyidikan dugaan akan adanya
19 | P a g e
1. H.A.M.
3. Ketatnya pengawasan.
5. Tidak setiap perkara yang diduga sebagai tindak pidana menampakkan dirinya
kewenangan yang dimiliki oleh aparat penegak hukum dalam konteks ini POLRI
yang dapat melakukan upaya-upaya paksa yang sifatnya pelanggaran terhadap HAM
penyitaan merupakan bagian dari perampasan hak-hak yang terkait property dls.
Oleh karenanya jika ada suatu peristiwa yang masih belum jelas merupakan tindak
dilakukan langsung penyidikan jika peristiwa yang dimaksud diduga suatu tindak
pidana.
Ansori Sabuan et.al. menyebutkan bahwa secara konkret dapat dikatakan bahwa
keterangan tentang
20 | P a g e
6. Mengapa tindak pidana itu dilakukan dan
7. Siapa pembuatnya
Berdasarkan uraian ini, dapatlah dikatakan bahwa Ansori Sabuan et.al berpendapat
bahwa penyidikan terjadi jika sudah ada tindak pidana yang dilakukan. Dapatlah
diajukan keberatan atas rumusan yang demikian jika dikaitkan secara konseptual
dan alat bukti (Gathering of evidence) tanpa pretensi menghakimi bahwa peristiwa
yang disidik adalah jelas tindak pidana melainkan dugaan atas adanya tindak pidana.
Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa penentu bahwa suatu peristiwa dimaksud adalah
tindak pidana atau bukan adalah sepenuhnya kewenangan dari hakim yang nantinya
TUGAS :
21 | P a g e
Pertemuan V
TIK : setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan
Pada pertemuan sebelumnya dijelaskan bahwa Hukum Acara Pidana sebagaian besar
hukum terkait dengan ada tidaknya tindak pidana dalam system peradilan pidana.
Sebagian besar Hukum Acara Pidana adalah Hukum administrasi yang banyak
mensejajarkan antara adagium dalam Hukum Pidana materiil yang berbunyi “jika
tidak diatur maka boleh untuk dilakukan” dengan adagium dalam Hukum Acara
Pidana yang berbunyi “jika tidak diatur maka tidak berwenang”. Adagium yang
pertama muncul sebagai konsekwensi logis dari asas legalitas yang dianut secara
ketat dalam hukum pidana yang menyebutkan bahwa tidak ada perbuatan pidana
Pada bagian ini akan dibahas Fungsi dan Tugas Penyelidik dan Penyidik POLRI
penyelidikan.Dari definisi ini terlihat adanya usaha monopoli tunggal bahwa yang
22 | P a g e
boleh melakukan penyelidikan adalah POLRI dan tidak ada penyelidik selain
oleh beberapa instansi, maupun terhadap orang yang diselidiki tidak lagi
berbeda yang mengatur secara khusus seperti yang diatur dalam Pasal 6 huruf c UU
POLRI.
Penyelidik :
1. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
23 | P a g e
B. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
(1) huruf a dan huruf b kepada penyidik. Dari penjelasan ini terlihat bahwa posisi
Yang menarik untuk dicermati dari kewenangan yang dimiliki oleh penyelidik
tersebut adalah kewenangan dari serang penyelidik yang dapat mengadakan tindakan
lain menurut hukum yang bertanggung jawab. Tindakan lain yang dimaksud dapatlah
dikatakan sangat luas bahkan dapat dikatakan multitafsir. Namun sepanjang tindakan
dari penyelidik yang melakukan tindakan lain tersebut masih sesuai dengan pedoman
jabatan
3. Tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk dalam lingkungan
jabatannya
24 | P a g e
5. Menghormati Hak Asasi Manusia
penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini (Pasal 1 angka 5). Ada tiga unsur penting
yang harus dipahami yakni 1. mencari dan menemukan 2. peristiwa yang diduga
dikepolisian sudah pada tahap penyelidikan atau penyidikan dilihat melalui ada
tidaknya kejelasan dugaan tindak pidana. Jika belum jelas maka tahapan dimaksud
ini dapatlah dikatakan bahwa penyelidikan dimulai ketika ada pelaporan atau
menentukan apakah dapat atau tidak dapat ditingkatkan menjadi penyidikan. Yang
harus diketahui adalah dalam proses penyelidikan ada kewajiban menurut Pasal 104
KUHAP untuk menunjukan tanda pengenal, namun dalam prakteknya tidak banyak
yang memahami hal tersebut, bahkan masyarakatpun permissive jika melihat ada
ayat 1 huruf b (atas perintah penyidik) dapat disimpangi berdasarkan ketentuan Pasal
25 | P a g e
yang biasa terkait dengan proses penyelidikan maupun penyidikan dan sudah
melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak
pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai
tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut
tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana (Pasal
1 angka 24 KUHAP)
Terkait dengan perbedaan antara laporan dan pengaduan dijelaskan bahwa dalam
pelaporan, tindak pidana yang sudah dilaporkan tidak boleh dicabut kembali
sedangkan dalam pengaduan, tindak pidana yang diadukan boleh dicabut kembali.
26 | P a g e
KUHAP dengan memberitahukan kepada Penuntut Umum. Meskipun dalam rangka
memulai penyidikan tidak harus diawali dengan penyelidikan terlebih dahulu dengan
salah satu tolok ukur bahwa suatu penyidikan sudah dimulai atau belum.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya (Pasal 1 angka 2 KUHAP). Dari definisi ini terlihat bahwa
dugaan akan adanya tindak pidana sudah sangat kuat dimana penyidikan tersebut
Definisi penyidik dapat dilihat pada ketentuan Pasal 1 angka 1 KUHAP yang
menyebutkan bahwa Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
penegasan atas Pasal 1 angka 1 KUHAP tersebut dengan memberikan batasan siapa
yang dimaksud penyidik yakni a. pejabat polisi negara Republik Indonesia; atau b.
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
dilihat pada ketentuan Pasal 7 KUHAP yang dibagi menjadi dua bagian yakni
sebagai berikut:
27 | P a g e
a. menerima-laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
tersangka ;
g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
pemeriksaan perkara;
adalah Polisi Kehutanan, Pejabat Bea dan Cukai, Pejabat Imigrasi dan penyidik
28 | P a g e
mengaturnya. Dalam perkembangannya, muncul penyidik-penyidik lainya yang tidak
termasuk baik dalam ketentuan Pasal 6 ayat 1 huruf a dan b KUHAP dimana diatur
secara langsung pada Undang-Undang khusus yang bersifat lex specialis, sebagai
penyidik baru ini merupakan terobosan-terbosan baru yang diciptakan atas dasar
tradisional yang ada tidak mampu mengatasinya. Institusi-institusi baru yang muncul
sebagaimana diatur dalam Pasal 107 KUHAP, hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
2. PPNS harus melapor kepada penyidik Polri jika menemukan bukti yang kuat
untuk mengajukan tindak pidananya kepada penuntut umum ( Ps. 107 ayat 2
KUHAP)
29 | P a g e
penghentian penyidikan, PPNS harus memberitahukan kepada penyidik polri dan
PU.
Selain Penyidik POLRI dan Penyidik PPNS, didalam KUHAP juga diatur mengenai
Pembantu adalah pejabat kepolisian negara Republik Indonesia yang diangkat oleh
adalah sama dengan Penyidik POLRI kecuali mengenai penahanan yang wajib
terpencil, masih banyak yang dipangku pejabat polisi yang berpangkat bintara
tersebut adalah Peraturan Pemerintah R.I. No.27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang diatur dalam Pasal 3 dari PP
tersebut. Yang harus dipahami pada konteks sekarang, Penyidik pembantu menurut
nama menjadi Brigadir Dua atau PPNS tertentu dalam lingkungan Kepolisian Negara
30 | P a g e
Gambaran sistematis bagaimana suatu penyidikan dilakukan dapat terlihat melalui
instrumenta delikti, benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak
pidana yang dilakukan dan dalam hal menentukan modus operandinya. Adapun
serta bukti-bukti oleh polisi yang biasa disebut ” mengolah tempat kejahatan
Hasil dari proses tersebut dapat dilihat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang
6. siapa pelakunya
Adapun kejelasan dan kelengkapan dari BAP tersebut sangatlah penting untuk
31 | P a g e
Dalam proses penyidikan, upaya paksa dapat dilakukan sesuai dengan peraturan UU
yang dalam hal ini diatur dalam KUHAP. Upaya Paksa yang dimaksud adalah
pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan
pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang
didup keras ada pada badannya atau dibawanya serta, untuk disita.
waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna
kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta
oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam
32 | P a g e
Terkait dengan pemeriksaan tersangka, ada dua doktrin yang harus dipahami dalam
pelaksanaan KUHAP yakni within sight and within hearing dan within sight and
TUGAS:
33 | P a g e
Pertemuan VI
A. Penangkapan
sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti
guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini”. Dari pengertian penangkapan
terdakwa haruslah mengacu pada ketentuan tata cara tindakan penangkapan yang
telah diatur dalam Bab V bagian Kesatu Pasal 16 sampai dengan 19 KUHAP.
1. Syarat Penangkapan
- Dan dugaan yang kuat itu, didasarkan pada permulaan bukti yang cukup
34 | P a g e
dilakukannya penangkapan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 KUHAP,
terdapat syarat yang mengharuskan adanya dasar berupa bukti permulaan yang
tugas penangkapan”
Dari ketentuan Pasal 18 KUHAP dapat diketahui bahwa pihak yang memiliki
dengan hal tertangkap tangan, yang mana setiap orang dapat melakukan
tersangka dalam hal tertangkap tangan. Hal tersebut secara jelas diatur dalam
35 | P a g e
Petugas Kepolisian RI dalam melaksanakan penangkapan wajib membawa serta
merupakan syarat formal. Oleh karena itu penangkapan yang dilakukan oleh
petugas yang tidak membawa surat perintah penangkapan harus ditolak dan
tidak perlu ditaati. Hal ini untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan jabatan
berikhtikad tidak baik. Berbeda dengan dalam hal tertangkap tangan, yang mana
tentang :
tersangka
36 | P a g e
Batas waktu pengkapan diatur dalam ketentuan Pasal 19 ayat (1), yang mana
penagkapan tidak boleh dilakukan lebih dari ‘satu hari’. Lewat dari satu hari
demi hukum’. Selain itu jika batas waktu penangkapan tersebut dilanggar maka
untuk dilakukan jika posisi tersangka berada di daerah yang secara geografis
sulit ditempuh atau membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk mencapainya,
serta alat komunikasi sulit dilakukan. Dalam kondisi tersebut maka sebagaimana
keluar sebagaiberikut :
pelaku tindak pidana pelanggaran sudah dua kali dipanggil berturut-turut secara
resmi, namun tidak memenuhi panggilan tanpa alasan yang sah. Dalam kondisi
37 | P a g e
tersebut tersangka dapat ditangkap untuk dibawa ke kantor polisi dalam hal hendak
dilakukan pemeriksaan.
B. Penahanan
38 | P a g e
2. Berdasarkan tempat tahanan berada (Pasal 22 KUHAP), meliputi :
- Penahanan kota
- Penahanan rumah
- Penahanan rutan
Tenggang waktu penahanan oleh penyidik diatur dalam ketentuan Pasal 24 KUHAP
yakni 20 hari dapat diperpanjang 40 hari, dengan seijin Penuntut Umum. Penahanan
oleh Penuntut Umum diatur dalam ketentuan Pasal 25 KUHAP dengan tenggang
waktunya 20 hari dapat diperpanjang 30 hari, dengan ijin Ketua Pengadilan Negeri.
Penahanan oleh hakim Pengadilan Negeri diatur dalam ketentuan Pasal 26 KUHAP
dengan tenggang waktu 30 hari, dapat diperpanjang 60 hari dengan ijin Ketua
Pengadilan Negeri. Penahanan oleh Pengadilan Tinggi diatur dalam ketentuan Pasal
27 KUHAP dengan tenggang waktu 30 hari yang dapat diperpanjang 60 hari dengan
ijin dari Ketua Pengadilan Tinggi. Penahanan oleh Mahkamah Agung diatur dalam
Terhadap tersangka atau terdakwa yang menderita gangguan fisik atau mental
berat, yang diancam dengan pidana 9 tahun lebih selain dikenakan ketentuan Pasal
Penahana oleh penyidik pegenaan 30+30 dengan seijin Ketua Pengadilan Negeri.
oleh Penuntut Umum pihak yangmemberikan ijin adalah Ketua Pengadilan Negeri.
oleh hakim Pengadilan Negeri pengenaan 30+30 harus dengan ijin dari Ketua
39 | P a g e
Agung. Penahanan oleh hakim Pengadilan Tinggi pengenaan 30 +30 dengan ijin
Penahanan oleh Mahkamah Agung pengenaan 30 +30 dengan ijin Ketua Mahkamah
Agung.
TUGAS :
40 | P a g e
Pertemuan VII
TIK :
Penggeledahan
Pemeriksaan Surat
Penyitaan
A. Penggeledahan
dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau
penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada
41 | P a g e
melakukan suatu tindakan tertentu seperti memasuki dan melakukan
pemeriksaan terhadap badan atau pakaian seseorang, bahkan dapat pula untuk
dapat dikumpulkan fakta dan bukti yang menyangkut suatu tindak pidana.
fakta dan bukti atas suatu tindak pidana daam rangka untuk kepentingan
yang dilakuakn oleh penyidik dalam keadaan normal atau biasa dapat
dilakukan penyidik setelah terbih dahulu meminta ijin dari Ketua Pengadilan
42 | P a g e
a. Penghuni setuju, penggeledahan dapat dilakukan dengan syarat harus
pemilik rumah dengan syarat harus disaksikan oleh kepala desa atau kepala
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1 butir 17 dan 18 KUHAP dapat diketahui bahwa
1. Penggeledahan Rumah
yang meliputi :
berlangsung.
43 | P a g e
Dalam keadaan yang mendesak atau luar biasa penyidik dapat melakukan
segera setelah melakukan penggeledahan, penyidik harus meminta ijin dari Ketua
Pengadilan Negeri.
serta tata cara penggeledahan di luar wilayah hukum penyidik diatur dalam
akan dilaksanakan
Tentang tata cara dan prosedur penggeledahan menjadi kewajiban penyidik yang
dimintai bantuan.
44 | P a g e
Penggeledahan yang dilakukan di luar daerah hukum penyidik dapat
dilakukan tanpa surat ijin Ketua Pengadilan Negeri terlebih dahulu jika dalam
kondisi sangat mendesak dan tidak ada waktu untuk mengajukan surat ijin.
2. Penggeledahan Badan
KUHAP. Penggeledahan badan dapat dilakukan oleh penyidik jika diduga keras
pada badan orang yang hendak digeledah ada atau membawa suatu benda yang
mempunyai hubungan dengan tindak pidana yang dilakukannya. Jadi tujuan dari
penggeledahan badan adalah untuk menyita barang yang dicari dan ditemukan
badan juga dapat dilakukan terhadap rongga badan tersangka sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 37 KUHAP. Adapun yang dimaksud dalam rongga badan
dapat didasarkan pada pengertian secara anatomis yang meliputi : bagian dalam
tubuh yang dari bagian luar terdapat lobang atau rongga menuju ke bagian
dalam. Seperti rongga mulut, telinga, dubur, vagina dan sebaginya. Termasuk
bagian dalam yang tidak memiliki lubang dari luar seperti rongga dada, rongga
menghadirkan 2 orang saksi atau seorang saksi dari kalangan keluarga pihak
45 | P a g e
yang digeledah. Pelaksanaan penggeledahan badan dilakukan oleh penyidik
KUHAP.
terhadap hak asasi manusia yang dilegalkan oleh undang-undang, maka dalam
pemilik rumah atau badan yang hendak digeledah. Oleh karena itu Stbl No. 84
sampingan yang bisa merusak pertumbuhan kejiwaan dan mental anak-anak dan
keluarga tersangka.
B. Pemeriksaan Surat
memeriksa dan menyita surat lain yang dikirim melalui kantor pos atau
46 | P a g e
telekomunikasi, jawatan atau perusahaan telekomunikasi atau pengangkutan”.
Penertian dari surat lain dijelaskan dalam penjelasan Psal 47 KUHAP yakni
“surat yang tidak langsung mempunyai hubungan dengan tindak pidana yang
diperiksa akan tetapi dicurigai dengan alasan yang kuat”. Dari penjelasan
tersebut dapat diketahui bahwa pengertian surat adalah surat yang mempunya
hubungann dengan tindak pidana atau perkara yang sedang diperiksa akan
Namun yang perlu ditegaskan dalam hal penyidikan pihak yang memiliki hak
penyidikan atas surat terlebih dahulu harus mendapatkan ijin dari Ketua
Pengadilan Negeri.
Sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 131 dan Pasal 132 KUHAP
pemeriksaan terhadap surat didasarkan pada bentuk surat atau tulisan yang
terdiri atas :
yang dapat dijadikan dasar sebagai kecurigaan atas surat atau tulisan. Oleh
karena itu kecurigaan terhadap surat bersifat kasuistis, yang mana berdasar
dalam Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 130 dan Pasal 132 KUHAP.
47 | P a g e
2. Surat yang dapat memberi keterangan
dalam Pasal 131 KUHAP, yakni : “Dalam suatu tindak pidana sedemikian
rupa sifatnya sehingga ada dugaan kuat dapat diperoleh keterangan dari
berbagai surat, buku atau kitab, daftar, dan sebaginya, penyidik segera
surat buku atau kitab dan sebagainya dan jika perlu menyitanya”. Dari
Bentuk dan cara pemeriksaan surat palsu diatur dalam ketentuan Pasal
Pengadilan Negeri.
C. Penyitaan
yang berbunyi “serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau
48 | P a g e
berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
surat ijin dari Ketua Pengadilan Negeri. Namun hanya benda bergerak saja
yang dapat disita dalam kondisi yang mendesak. Setelah penyidik melakukan
sesuatu yang :
- Benda atau alat yang patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan
tindak pidana
49 | P a g e
- Menyita paket atau surat
pengangkutan
- Asalkan sepanjang surat atu paket atau benda tersebut diperuntukan atau
penyidik harus membuat “surat tanda terima” kepada tersangka atau kepada
menyerahkan sendiri barang yang henak disita secara sukarela. Tata cara
KUHAP.
dapat dilakukan terhadap benda yang ada hubungannya dengan tindak pidana.
Secara garis besar benda yang dapat disita dibagi menjadi 3 kelompok,
meliputi :
1. Corpora Delicti, yakni benda yang merupakan hasil dari tindak pidana.
3. Sidik Jari
50 | P a g e
Secara khusus benda yang dapat disita diatur dalam ketentuan Pasal 39
KUHAP.
dilakukan terhadap benda terlaarang, meliputi : senjata api tanpa izin, bahan
peledak, bahan kimia tertentu dan lain sebaginya. Selain itu penyidik
narkotik, buku atau majalah serta film porno, maupun uang palsu daln lain
sebaginya. Terhadap barang terlarang dan benda yang dilarang untuk diedarkan
dimusnahkan.
yakni :
2. Perkara tidak jadi dituntut karena a) tidak cukup bukti b) bukan merupakan
tindak pidana
51 | P a g e
3. Perkara dikesampingkan demi kepentingan umum atau perkara ditutup
demi hukum. Kecuali benda tersebut diperoleh dari suatu tindak pidana atau
A. Penangguhan Penahanan
penahanan masih sah dan resmi serta masih berada dalam batas waktu
tahanan atau orang lain yang bertindak menjamin penangguhan. Pihak yang
52 | P a g e
Syarat penagguhan dijelaskan dalam penjelasan Pasal 31 KUHAP yang meliputi
- Wajib lapor
Jaminan dari penangguhan penahanan diatur lebih rinci dalam ketentuan Bab X
sebagaimana telah diatur dalam Pasal 35 ayat 2 PP No. 27/ 1983. Uang
No. 27/1983 dan angka 8 huruf c, f dan l Lampiran Keputusan Men. Keh No.
53 | P a g e
oleh penasihat hukum terdakwa, keluarga tahanan, maupun orang lain yang
instansi yang menahan bahwa dia bersedia dan bertanggung jawab memikul
segala resiko dan akibat yang timbul jika tahanan melarikan diri.
B. Pengalihan Penahanan
penyidik atau penuntut umum atau hakim. Saat beralihnya tanggung jawab yuridis
penahanan dari penyidik kepada penuntut umum diatur dalam ketentuan Pasal 21
bahwa : “penahanan dalam tingkat penyidikan akan habis masa berlakunya sejak
Kep. Men. Keh tersebut dapat diketahui bahwa peralihan tanngung jawab penahanan
dari tingkat penyidik beralih sejak diserahkannya tanggung jawab penahanan kepada
penuntut umum. Lebih lanjut mengenai kapan dan tata cara pengalihan penahanan
dari enyidik kepada penuntut umum diatur dalam ketentuan Pasal 8 ayat 3, Pasal 110
Negeri diatur dalam angka 21 huruf b dan c Lampiran Kep. Men. Keh No. M. 14 –
54 | P a g e
Peralihan penahanan dari Pengadilan Negeri ke Pengadilan Tinggi ditegaskan dalam
ketentuan Pasal 238 ayat 2 KUHAP yang berbunyi “ wewenang untuk menentukan
. Dari ketentuan pasal tersebut jelas disebutkan bahwa peralihan penahanan dari
banading.
dalam ketentuan Pasal 253 ayat 4 KUHAP yang berbunyi “wewenang untuk
TUGAS :
55 | P a g e
Pertemuan VIII
Lembaga praperadilan muncul sebagai penyeimbang dari adanya upaya paksa yang
dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam system peradilan pidana. Sejatinya
semua upaya paksa adalah pelanggaran atas Hak Asasi Manusia yang diperbolehkan
oleh UU, lembaga praperadilan adalah kontrol akan pelaksanaan upaya paksa
tersebut.
Didalam KUHAP, praperadilan diatur pada Pasal 77 sampai dengan Pasal 83 dimana
disebutkan dalam pokok tentang Praperadilan. Ciri dan eksistensi dari lembaga
Berada dan merupakan kesatuan yang melekat pada PN, dan sebagai
sejajar dengan PN, tapi hanya merupakan divisi dari pengadilan negeri
itu sendiri
Hakim tunggal
56 | P a g e
Bentuk putusan berupa penetapan
sebagai berikut:
penghentian penuntutan;
b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya
No 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI pada Pasal 35 huruf C. Jika kita melihat
tentang Ganti Kerugian dan Rehabilitasi yang diatur dalam Pasal 97 KUHAP.
penyidikan atau penghentian penuntutan, upaya paksa lain seperti tidak sahnya
penggeledahan, tidak sahnya penyitaan dan tidak sahnya pemeriksaan surat dapat
diajukan praperadilan.
Penegasan atas lembaga praperadilan ini selain dapat kita lihat pada pengaturan Bab
dimaksud dalam Pasal 77 KUHAP adalah lembaga Praperadilan. Yang dipimpin oleh
57 | P a g e
hakim tunggal yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri dan dibantu oleh seorang
panitera.
Pasal 79 KUHAP
atau penuntutan dapat diajukan oleh penyidik atau penuntut umum atau pihak
menyebut alasannya. Terkait dengan makna pihak ketiga dapat diartikan pula
termasuk korban dari suatu tindak pidana sebagaimana dalam perkara SKPP
Bibit-Candra.
Hal-hal terkait dengan prosedur pengajuan praperadilan diatur secara tegas dalam
1. dalam waktu tiga hari setelah diterimanya permintaan , hakim yang ditunjuk
58 | P a g e
2. dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau tidaknya penangkapan atau
penuntutan dan ada benda yang disita yang tidak termasuk alat pembuktian,
hakim mendengar keterangan baik dari tersangka atau pemohon maupun dari
4. dalam hal suatu perkara sudah mulai. diperiksa oleh pengadilan negeri,
Didalam ketentuan Pasal 82 ayat 2 KUHAP disebutkan bahwa putusan hakim dalam
79, Pasal 80 dan Pasal 81, harus memuat dengan jelas dasar dan alasannya. Selain
itu, isi putusan selain memuat ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat
tidak sah, maka penyidik atau jaksa penuntut umum pada tingkat
59 | P a g e
2. dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penghentian penyidikan atau
dilanjutkan;
tidak sah, maka dalam putusan dicantumkan jumlah besarnya ganti kerugian
penyidikan atau penuntutan adalah sah dan tersangkanya tidak ditahan, maka
4. dalam hal putusan menetapkan bahwa benda yang disita ada yang tidak
tersebut harus segera dikembalikan kepada tersangka atau dari siapa benda itu
disita.
dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Pasal 80 dan Pasal 81 tidak dapat
penuntutan, yang untuk itu dapat dimintakan putusan akhir ke pengadilan tinggi
dalam daerah hukum yang bersangkutan. Dari uraian Pasal 83 dapat diketahui bahwa
kerugian, rehabilitasi dan sah tidaknya upaya paksa merupakan putusan terakhir
tanpa upaya hukum. Yang dapat diajukan banding hanya sebagaimana disebutkan
dalam ketentuan Pasal 83 ayat 2 KUHAP. Terkait dengan adanya upaya hukum
Kasasi masih menjadi perdebatan, namun dalam prakteknya dalam kasus SKPP
60 | P a g e
Bibit-Candra hal tersebut diperbolehkan meskipun putusan kasasi atas perkara
bersifat Declaratoir dapat terlihat ketika Hakim menyatakan tentang sah atau tidak
penghentian penyidikan atau penuntutan maupun sah tidaknya upaya paksa. Untuk
jenis sifat yang kedua terlihat ketika amar putusan praperadilan menyebutkan adanya
kewajiban untuk memenuhi hal tertentu seperti ganti rugi ataupun rehabilitasi.
GANTI RUGI
Ganti kerugian dan konsep penggabungan ganti kerugian harus dipahami sebagai dua
sebagai berikut:
didakwakan
Penggabungan Perkara Gugatan Ganti Kerugian Pasal 98 sampai dengan Pasal 101
KUHAP.
kerugian:
61 | P a g e
1. Jika suatu perbuatan yang menjadi dasar dakwaan di dalam suatu
bagi orang lain, maka hakim ketua sidang atas permintaan orang itu dapat
gugatan atau gugatan dinyatakan tidak dapat diterima, putusan hakim hanya
tingkat banding.
62 | P a g e
8. Ketentuan dari aturan hukum acara perdata berlaku bagi gugatan ganti
terdapat sisi positif maupun negative. Untuk yang pertama, korban segera
mendapatkan ganti kerugian atas apa yang dia derita sedangkan untuk kedua, bagi
terdakwa proses menjadi lebih lama, dia sekaligus diperiksa sebagai tergugat.
Terakait dengan pokok bahasan ganti kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal 95
ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan tindakan lain, tanpa alasan
2. Tuntutan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli warisnya atas penangkapan atau
penahanan serta tindakan lain tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau
dimaksud dalam poin 1 yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan negeri, diputus
3. Tuntutan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan oleh
63 | P a g e
4. Untuk memeriksa dan memutus perkara tuntutan ganti kerugian tersebut pada poin
1 ketua pengadilan sejauh mungkin menunjuk hakim yang sama yang telah
acara praperadilan.
hal yang dipertimbangkan (ratio decidendi) sebagai alasan bagi putusan tersebut.
Dari uraian diatas dapatlah dipahami bahwa gugatan ganti kerugian dapat melalui
Beda ganti rugi melalui prosedur praperadilan dan melalui prosedur pengadilan yang
ganti rugi dalam KUHAP diatur dalam Peraturan Pemerintah R.I No 27 Tahun 1983
REHABILITASI
hasil putusan pengadilan menyatakan bebas (Vrijpraak) atau lepas dari segala
64 | P a g e
dapat dilihat pada Pasal 97 KUHAP dan Peraturan Pemerintah R.I No 27 Tahun
1983 Tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana mulai Pasal
bebas atau diputus lepas dari segala tuntutan hukum yang putusannya telah
ayat (1) yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan negeri diputus oleh
Amar putusan yang berisi tentang Rehabilitasi disebutkan dalam Pasal 14 Peraturan
martabatnya”.
TUGAS:
65 | P a g e
1. Apa yang dimaksud dengan praperadilan?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep ganti rugi dalam proses hukum
acara pidana?
66 | P a g e
Pertemuan IX
a. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk
b. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini
Berdasarkan definisi ini terlihat bahwa KUHAP hanya mengenal istilah Jaksa dengan
Penuntut Umum, namun dalam praktek muncul istilah baru yang diberi nama Jaksa
Adapun kewenangan dari Penuntut Umum diatur dalam Pasal 14 KUHAP yakni:
penyidik pembantu;
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4), dengan memberi
67 | P a g e
3. memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan
oleh penyidik;
terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah
ditentukan;
7. melakukan penuntutan;
9. mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai
dengan tindakan lain ialah antara lain meneliti identitas tersangka, barang
bukti dengan memperhatikan secara tegas batas wewenang dan fungsi antara
kapan perpindahan tanggung jawab yuridis dari Penyidik ke pada Penuntut Umum
68 | P a g e
b. dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung
Bolak balik berkas perkara dari penyidik kepada Penuntut Umum terjadi pada
tahapan pertama sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 3 huruf a KUHAP atau
bahwa Prapenuntutan terjadi dalam hal penyidikan yang dilakukan oleh penyidik
yang belum sempurna itu kepada penyidik untuk diperbaiki atau disempurnakan,
merupakan tahapan yang masih masuk dalam tataran penyidikan dalam arti belum
terjadi perpindahan tanggung jawab yuridis dari penyidik kepada Penuntut Umum.
Perpindahan yuridis baru terjadi ketika penyidikan sudah dianggap selesai yang
ditandai dengan symbol P21 dimana penyidik menyerahkan tanggung jawab atas
tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum (Pasal 8 ayat 3 huruf b
KUHAP).
69 | P a g e
Setelah penyerahan yuridis terjadi dari penyidik kepada Penuntut Umum, maka
beralih juga semua kewenangan dari Penyidik kepada Penuntut Umum, terkait juga
dengan isu penahanan terhadap tersangka. Pada tahapan ini, tersangka, terdakwa atau
tersangka atau terdakwa, penyidik atau penuntut umum atau hakim, sesuai dengan
atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang, berdasarkan syarat yang ditentukan.
Lebih lanjut dijelaskan karena jabatannya penyidik atau penuntut umum atau hakim
bahwa Penyidik atau penuntut umum atau hakim berwenang untuk meng alihkan
jenis penahanan yang satu kepada jenis penahanan yang lain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22. Pengalihan jenis penahanan dinyatakan secara tersendiri dengan
surat perintah dari penyidik atau penuntut umum atau penetapan hakim yang
Penuntut Umum yang telah menerima penyerahan yuridis dari penyidik menurut
pengadilan negeri dengan permintaan agar. segera mengadili perkara tersebut disertai
70 | P a g e
Negeri dimana turunan surat pelimpahan perkara beserta surat dakwaan disampaikan
kepada tersangka atau kuasanya atau penasihat hukumnya dan penyidik, pada saat
pengadilan negeri. Surat Pelimpahan perkara adalah surat pelimpahan perkara itu
SURAT DAKWAAN
batas bagi pemeriksaan dan penilaian dipersidangan, oleh karena itu dalam
menjatuhkan putusan tidak boleh lebih atau kurang dari tindak pidana yang
didakwakan. Fungsi surat dakwaan kemudian dapat dijelaskan sebagai berikut: Bagi
Penuntut umum
2. Dasar pembuktian
1. Mengetahui dengan tepat dan teliti tentang apa yang didakwakan kepadanya
sebaliknya
Bagi Hakim
71 | P a g e
“merupakan litis contestatio yaitu sebagai dasar sekaligus batas bagi pemeriksaan
dan penilaian dipersidangan, oleh karena itu dalam menjatuhkan putusan tidak boleh
Adapun dasar hukum surat dakwaan dapat dilihat pada Pasal 143 KUHAP dimana
Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani
serta berisi :
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,kebangsaan,
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) huruf b batal demi hukum. Surat Dakwaan dibuat ketika Penuntut Umum
berpendapat bahwa dari hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan. Pasal 140 ayat
1 menyebutkan Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa dari hasil penyidikan
Secara konseptual yang harus dipahami tentang Surat Dakwaan adalah penataan
konstruksi yuridis atas fakta-fakta perbuatan terdakwa yang terungkap sebagai hasil
72 | P a g e
Terkait dengan syarat materiil sebagaimana disebutkan dalam Pasal 143 ayat 2 huruf
b KUHAP, terdapat kata-kata cermat, uraian secara jelas dan lengkap maka dapat
b. Uraian secara jelas: adanya uraian kejadian atau fakta yang jelas dalam Surat
Dakwaan
• Dakwaan Tunggal
• Dakwaan Kumulatif
• Dakwaan Alternatif
• Dakwaan Subsideritas
• Kombinasi
73 | P a g e
Dakwaan Tunggal dijelaskan sebagai berikut
Dakwaan Kumulatif:
- Ada concursus
- Seseorang atau lebih melakukan beberapa tindak pidana yang berdiri sendiri2
- Kepentingan hukum
Kesemua dakwaan harus dibuktikan dan Ps. Yang tidak terbukti harus
74 | P a g e
Kedua : Pencurian dengan Pemberatan Ps. 363 KUHP,dan
Dakwaan Alternatif:
• Terdakwa secara faktual/nyata didakwa lebih dari 1 tindak pidana, tetapi pada
pidananya
75 | P a g e
• Dakwaan terberat (primair) diperiksa lebih dahulu ( berdasarkan urutan
Subsider 338
Lapisan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dalam putusan
modus operandinya
• Contoh:
Kesatu:
Kedua:
76 | P a g e
Ketiga:
Perkosaan (Ps.285)
TUGAS :
dakwaan?
77 | P a g e
Pertemuan X
Setelah penyerahan tahap kedua dari penyidik kepada Penuntut Umum, beralihlah
segala tanggung jawab yuridis dimana segera Penuntut Umum harus membuat Surat
atau tidak berdasarkan ketentuan Pasal 147 KUHAP. Ada dua kemungkinan setelah
berpendapat, bahwa perkara pidana itu tidak termasuk wewenang pengadilan yang
surat pelimpahan perkara tersebut kepada pengadilan negeri lain yang dianggap
penetapan disampaikan kepada terdakwa atau penasihat hukum dan penyidik. Dalam
hal kejaksaan negeri yang menerima surat pelimpahan perkara yang dimaksud dari
78 | P a g e
Pasal 149 KUHAP memberikan landasan hukum bagi Penuntut Umum untuk
perlawanan;
dimaksud dalam Pasal 148 dan hal itu dicatat dalam buku daftar panitera;
d) dalam waktu tujuh hari pengadilan negeri wajib meneruskan perlawanan tersebut
Kemudian dalam Pasal 149 ayat 2 KUHAP disebutkan bahwa Pengadilan tinggi
dalam waktu paling lama empat belas hari setelah menerima perlawanan tersebut
dapat menguatkan atau menolak perlawanan itu dengan surat penetapan. Berdasarkan
ketentuan ini, jika pengadilan tinggi menguatkan perlawanan penuntut umum, maka
bersangkutan.
dalam system peradilan pidana yakni antara Institusi Kejaksaan dan Institusi
Pengadilan. Selain itu, konflik juga mungkin muncul antar pengadilan. Pasal 150
79 | P a g e
a. jika dua pengadilan atau lebih menyatakan dirinya berwenang mengadili atas
b. jika dua pengadilan atau lebih menyatakan dirinya tidak berwenang mengadili
Jika terjadi sengketa wewenang mengadili dijelaskan dalam Pasal 151 sebagai
berikut:
sebagai berikut:
80 | P a g e
diwilayah hukum yang berbeda. Oleh karena itu dapat digunakan teori-teori
yang ada dalam Hukum Pidana terkait penentuan locus delikti sebagai
berikut:
1. Teori perbuatan materiil (perbuatan dan akibat terjadi pada satu wilayah
hukum)
2. Teori alat / instrument (alat yang dipergunakan dan dengan alat itu tindak
tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih
yang satu sama lain ada sangkut pautnya dan dilakukan oleh seorang dalam
perkara tersebut.
81 | P a g e
Pasal 85 KUHAP menentukan lebih lanjut bahwa Dalam hal keadaan daerah
tidak mengizinkan suatu pengadilan negeri untuk mengadili suatu perkara, maka
atas usul ketua pengadilan negeri atau kepala` kejaksaan negeri yang
untuk menetapkan atau menunjuk pengadilan negeri lain daripada yang tersebut
pada Pasal 84 untuk mengadili perkara yang dimaksud. Sedangkan dalam hal
menunjuk hakim yang akan menyidangkan perkara tersebut dan hakim yang
ditunjuk itu menetapkan hari sidang. Hakim dalam menetapkan hari sidang
82 | P a g e
3. Dalam hal terdakwa ada dalam tahanan surat panggilan disampaikan
4. Penerimaan surat panggilan oleh terdakwa sendiri ataupun oleh orang lain
5. Apabila tempat tinggal maupun tempat kediaman terakhir tidak dikenal, surat
memuat tanggal, hari, serta jam sidang dan untuk perkara apa ia dipanggil
tanggal, hari serta jam sidang dan untuk perkara apa ia dipanggil yang harus
sidang dimulai
berwenang tanpa adanya sengketa baik antara institusi Kejaksaan dengan Pengadilan
maupun antar Pengadilan satu dengan Pengadilan lain maka sesuai tanggal sidang
yang ditentukan oleh Hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri, maka
setelah itu persidangan dimulai. Berdasarkan ketentuan Pasal 153 KUHAP dijelaskan
sebagai berikut:
83 | P a g e
1. Hakim ketua sidang memimpin pemeriksaan di sidang pengadilan yang
dilakukan secara lisan dalam bahasa Indonesia yang dimengerti oleh terdakwa
dan saksi.
2. Hakim wajib menjaga supaya tidak dilakukan hal atau diajukan pertanyaan yang
5. Hakim ketua sidang dapat menentukan bahwa anak yang belum mencapai umur
Lebih lanjut proses persidangan dijelaskan pada ketentuan Pasal 154 KUHAP
sebagai berikut:
1. Hakim ketua sidang memerintahkan supaya terdakwa dipanggil masuk dan jika ia
2. Jika dalam pemeriksaan perkara terdakwa yang tidak ditahan tidak hadir pada
hari sidang yang telah ditetapkan, hakim ketua sidang meneliti apakah terdakwa
3. Jika terdakwa dipanggil secara tidak sah, hakim ketua sidang menunda
persidangan dan memerintahkan supaya terdakwa dipanggil lagi untuk hadir pada
84 | P a g e
4. Jika terdakwa ternyata telah dipanggil secara sah tetapi tidak datang di sidang
tanpa alasan yang sah, pemeriksaan perkara tersebut tidak dapat dilangsungkan
dan hakim ketua sidang memerintahkan agar terdakwa dipanggil sekali lagi.
5. Jika dalam suatu perkara ada lebih dari seorang terdakwa dan tidak semua
terdakwa hadir pada hari sidang, pemeriksaan terhadap terdakwa yang hadir
dapat dilangsunkan.
6. Hakim ketua sidang memerintahkan agar terdakwa yang tidak hadir tanpa alasan
yang sah setelah dipanggil secara sah untuk kedua kalinya, dihadirkan dengan
dimaksud dalam poin 3 dan poin 6 serta menyampaikannya kepada hakim ketua
sidang
Pada permulaan sidang, hakim ketua sidang menanyakan kepada terdakwa tentang
nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
memperhatikan segala sesuatu yang didengar dan dilihatnya di sidang. Sesudah itu
hakim ketua sidang minta kepada penuntut umum untuk membacakan surat
umum atas permintaan hakim ketua sidang wajib memberi penjelasan yang
85 | P a g e
TUGAS :
mengadili?
86 | P a g e
Pertemuan XI
1. Bahwa pemeriksaan dimuka persidangan harus terbuka dan dibuka untuk umum.
hakim ketua sidang membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum
hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa
pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.Dari Pasal 153 (3) jo Pasal 1
terbuka dan dibuka untuk umum, dengan perkecualian, sidang tertutup untuk:
87 | P a g e
Prinsip ini kemudian dikenal bahwa secara umum Pengadilan Pidana tidak
Segala sesuatu yang diperintahkan oleh hakim ketua sidang untuk memelihara
4. Pemeriksaan secara langsung dan memakai bahasa Indonesia-- Pasal 153 (2) A
KUHAP;
7. Berdasarkan Pasal 195 KUHAP, semua putusan hakim diucapkan terbuka untuk
umum dan Surat putusan pemidanaan harus memuat sebagaimana diatur dalam
EKSEPSI
diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan
88 | P a g e
kepada penuntut umum untuk menyatakan pendapatnya, hakim
2. Jika hakim menyatakan keberatan tersebut diterima, maka perkara itu tidak
diperiksa lebih lanjut, sebaiknya dalam hal tidak diterima atau hakim
berpendapat hal tersebut baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan, maka
sidang dilakukan.
4. Dalam hal perlawanan yang diajukan oleh terdakwa atau penasihat hukumnya
diterima olah pengadilan tinggi, maka dalam waktu empat belas hari, pengadilan
5.
dalam waktu empat belas hari sejak ia menerima perkara dan membenarkan
89 | P a g e
untuk diteruskan kepada kajaksaan negeri yang telah melimpahkan perkara
itu.
7. Hakim ketua sidang karena jabatannya walaupun tidak ada perlawanan, setelah
mendengar pendapat penuntut umum dan terdakwa dengan surat penetapan yang
Dalam konteks Eksepsi, Putusan akan eksepsi dapat dilakukan dengan putusan sela
TUGAS :
90 | P a g e
Pertemuan XII
Integrated Criminal Justice System Indonesia haruslah dipahami sebagai suatu hal
yang kompleks dimana layaknya system hukum pidana terpadu dinegara manapun
juga. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan secara sistemik antar kewenangan-
Justice System suatu Negara ada pada pembuktian dalam persidangan. Mulai dari
procedural paling tidak dapat mendekati rasa keadilan bagi pencari keadilan
dalam KUHAP sebagai sumber Hukum Acara Pidana di Indonesia, namun meskipun
91 | P a g e
pidana diterapkan dalam prakteknya dimana tidak terlepas dari penjelasan
TEORI PEMBUKTIAN
Didalam buku-buku hukum pidana maupun hukum acara pidana dikenal beberapa
5. dll,
Pasal 183 KUHAP menyebutkan “ Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa
yang mendasarkan pada dua syarat yakni Undang-Undang dan keyakinan hakim.
Dalam perkembangannya untuk tindak pidana tertentu seperti dalam perkara korupsi,
92 | P a g e
• Barang Bukti ( Corpora delicti, instrumenta delicti dan Benda lain yang
KUHAP
Berdasarkan batasan yang dijelaskan diatas penggunaan istilah barang bukti dengan
tersebut nantinya akan diberikan label sebagai alat bukti sebagaimana diatur dalam
Secara esensial, ketika barang bukti dan alat bukti yang ada tersebut di periksa,
selain melihat keabsahannya, kedua hal tersebut digunakan oleh hakim untuk
mengkonstruksi kejadian masa lalu yang diduga suatu perbuatan pidana dan
Beban Pembuktian
KUHAP, pihak yang memiliki beban pembuktian adalah Jaksa Penuntut Umum. Hal
ini didasari bahwa bunyi Pasal 66 menyebutkan bahwa tersangka atau terdakwa tidak
Berbeda halnya ketika kita melihat perkara korupsi, perkara pencucian uang, perkara
93 | P a g e
harta kekayaannya dan Jaksa Penuntut Umum diberikan beban pembuktian terkait
unsur kesengajaannya.
Setelah para pihak saling membuktikan, Hakim kemudian menimbang dan menilai
atau bahkan menimbang bobot alat-alat bukti yang disampaikan dengan berdasarkan
ketentuan Pasal 184 KUHAP. Keterangan Saksi dalam ketentuan Pasal 184 KUHAP
menempati posisi yang paling tinggi disbanding alat bukti yang lain. Hal ini
didefinisikan sebagai kekuatan atau bobot pembuktian dari tiap-tiap alat bukti
Keterangan saksi
Bagaimana alat bukti diajukan juga menjadi pembahasan yang menarik karena
melihat penegakan hukum pidana adalah suatu prses yang saling kait mengait
dimulai dari tataran penyidikan sampai putusan yang memperoleh kekuatan hukum
tetap. Dalam proses penyidikan, dihadapan penyidik serang saksi diperiksa tanpa
disumpah kecuali jika tidak bisa hadir dipersidangan. Keterangan saksi yang
dimaksud adalah mengenai apa yang didengar sendiri, lihat sendiri dan alami sendiri
dengan menyebut alas an dari pengetahuan itu. Keterangan saksi yang tidak
memenuhi syarat tersebut dikenal dengan istilah testimonium de auditu atau hearsay
evidence.
saksi dengan alat bukti lainnya, motif yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk
memberi keterangan tertentu dan cara hidup, kesusilaan dan segala sesuatu yang
94 | P a g e
pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan dipercaya. Prinsip
yang harus dipegang adalah keterangan saksi berniali sebagai alat bukti jika
Keterangan Ahli
Keterangan ahli adalah alat bukti dengan bobot dibawah keterangan Saksi.
Dihadapan penyidik, ahli yang akan memberikan keterangan harus disumpah terlebih
dahulu yang berbeda dengan Saksi biasa. Keahlian yang dimiliki oleh seseorang
yang akan memberikan keterangan ahli bisa didasarkan atas pengalaman maupun
studinya. Hal in masih menjadi pertanyaan besar dalam Hukum Acara Pidana kita
mengingat parameter apa yang digunakan untuk menilai pengalaman maupun hasil
studi dari seorang ahli. Sebagai contoh diluar negeri, seorang expert witnesses
penelitihan yang terpublikasi serta pernah direview, diketahui dengan jelas derajat
seperti ini tidak pernah ada di Indonesia sehingga penentuan siapa serang expert
keterangannya diterima atau tidak. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena
perbedaan mendasar dari saksi biasa dan saksi ahli adalah pada boleh tidaknya
memberikan opini dimana saksi biasa tidak diperbolehkan membuat opini terlebih
lebih menyimpulkan.
Pada prinsipnya segala macam surat dapat diajukan sebagai alat bukti asalkan
relevan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa. Berdasarkan ketentuan Pasal
95 | P a g e
187 KUHAP disebutkan bahwa Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1)
huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah :
a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum
tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya
sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu
yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara
d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
Petunjuk
Yang dimaksud dengan alat bukti petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan
yang menunjukan bahwa telah terjadi tindak pidana dan siapa pelakunya. Adapun
alat bukti ini tidak bisa berdiri sendiri karena harus seseuai dengan alat bukti lainya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188 (2) KUHAP. Penilaian atas kekuatan
pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh Hakim
adalah bahwa alat bukti petunjuk tidak boleh disandingkan dengan alat bukti
96 | P a g e
keterangan ahli karena Pasal 188 (2) KUHAP menentukan sangat limitative pada
Keterangan Terdakwa
Berdasarkan ketentuan Pasal 189 (1) KUHAP, Keterangan terdakwa ialah apa yang
terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui
sendiri atau alami sendiri. Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat
didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan
TUGAS :
97 | P a g e
Pertemuan XIII
perkara pidana .
KUHAP mengenal dua jenis putusan yang secara konseptual disebut sebagai Putusan
Formil dan Putusan Materiil. Putusan Formil adalah putusan yang dilakukan oleh
Hakim namun belum menginjak pada pemeriksaan pokok perkara. Sebaliknya jika
putusan tersebut diambil sudah menyangkut pada pokok perkara maka dikenal
Putusan Formil bukan merupakan putusan akhir atau yang lebih dikenal dengan
1. Tidak berwenangnya Pengadilan untuk memeriksa suatu perkara (Ps. 148 ayat 1
KUHAP)
2. Dakwaan batal / batal demi hukum ( 156 ayat 1 jo. 143 ayat 2)
3. Dakwaan tidak dapat diterima ( 156 ayat 1 ) -> ada perdebatan karena sudah
Sedangkan untuk putusan yang berjenis putusan materiil ditegaskan ada tiga jenis
yakni:
98 | P a g e
Putusan Bebas terjadi ketika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana diatur dalam
2. Putusan Lepas dari segala tuntutan Hukum (Onslag van recht vervolging)
Sedangkan untuk Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum terjadi dalam hal.
terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana (Pasal 191 ayat
2 KUHAP), Jika terdakwa ternyata diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan
hukum maka terdakwa yang ada dalam status tahanan diperintahkan untuk
dibebaskan seketika itu juga kecuali karena ada alasan lain yang sah, terdakwa
perlu ditahan.
3. Putusan Pemidanaan.
99 | P a g e
Secara Formal, suatu putusan pemidanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
b. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal, jenis kelamin, kebangsaan,
d. pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta
terdakwa;
j. keterangan bahwa seluruh surat ternyata palsu atau keterangan di mana letaknya
100 | P a g e
k. perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam'tahanan atau dibebaskan;
l. hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama hakim yang memutus dan
nama panitera;
Sedangkan untuk syarat formal putusan yang bukan pemidanaan melihat ketentuan
a. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (1) kecuali huruf e, f
dan h;
b. pernyataan bahwa terdakwa diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan
2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (2) dan ayat (3) berlaku
Surat putusan ditandatangani oleh hakim dan panitera seketika setelah putusan itu
diucapkan menurut ketentuan Pasal 200 KUHAP yang ditujukan untuk member
kepastian bagi terdakwa agar tidak berlarut-larut waktunya untuk mendapatkan surat
TUGAS:
Materiil)!
101 | P a g e
2. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam putusan
pemidanaan!
102 | P a g e
Pertemuan XIV
UPAYA HUKUM
Upaya hukum pada dasarnya merupakan suatu alat yang digunakan untuk
melawan putusan pengadilan (vonis) apabila terdakwa atau penuntut umum tidak
menerima putusan pengadilan. Sehingga upaya hukum merupakan hak yang dimiliki
oleh terdakwa atau penuntut umum. Pengertian upaya hukum telah dijelaskan dalam
“upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima
putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak
terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini”
Dari pengertian upaya hukum tersebut dapat diketahui bahwa dasar untuk
hukum yang dapat diaukan oleh terdakwa merupakan suatu upaya untuk
dengan upaya hukum tersebut adalah dengan kesalahan dari instansi sebelumnya
dapat diperbaiki sehingga ada jaminan baik bagi terdakwa maupun masyarakat
bahwa peradilan telah memutus perkara dengan baik dan adil, serta adanya
keseragaman.
103 | P a g e
KUHAP telah mengempokkan upaya hukum menjadi 2 golongan, yang terdiri atas:
hukum tetap.
Upaya hukum verzet sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 214 KUHAP
luar hadirnya terdakwa (vestek). Upaya hukum verzet ini dapat diajukan oleh
terdakwa. Batas waktu untuk diajukannya upaya hukum verzet adalah 7 hari setelah
verzet kepada penidik. Segera setelah pengajuan verzet hakim menetapkan hari
sidang untuk memeriksa kembali perkara tersebut. Namun upaya hukum verzet
gugur jika terdakwa yang mengajukan upaya hukum verzet tidak hadir dalam sidang,
sehingga sidang diputuskan di luar hadirnya terdakwa (Pasal 214 ayat 6). Akibatnya
putusan yang telah dilakukan di luar hadirnya terdakwa menjadi kuat kembali.
Banding merupakan salah satu bentuk dari upaya hukum verzet (perlawanan).
KUHAP telah mengatur tentang upaya hukum banding khususnya dalam Pasal 233
sampai dengan Pasal 243 KUHAP. Dalam pelaksanaannya upaya hukum banding
dilakukan dengan cara memeriksa kembali putusan Pengadilan Negeri (PN) yang
dilakukan oleh Pengadilan Tinggi (PT), khusunya terkait terhadap fakta yang
putusannya diajukan banding. Oleh karena itu PT disebut sebagai “judex facti”.
104 | P a g e
Banding dapat diajukan oleh terdakwa atau kuasa hukumnya, karena banding
Upaya hukum banding diajukan dengan berdasar pada putusan hakim yang
telah berkekuatan hukum tetap. Namun tidak semua putusan hakim dapat dimintakan
banding. Banding hanya dapat diajukan oleh terdakwa atau kuasa hukumnya, jika
1. Pemidanaan
4. Putusan dalam acara lalu lintas yang pidananya berupa pidana kurungan
1. Pembebasan
3. Sahnya penangkapan
5. Sahnya penahanan
7. Sahnya penggeledahan
9. Sahnya penyitaan
11. Putusan dalam perkara lalu lintas yang pidananya berupa pidana denda
105 | P a g e
Upaya hukum banding diajukan oleh terdakwa atau kuasa hukumnya melalui
panitera Pengadilan Negeri, dalam jangka watu maksimal 7 hari setelah putusan
sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi oleh panitera (Pasal 236 ayat 1), yang berupa
terdakwa. Selanjutnya Pasal 236 ayat 2 diatur mengenai hak terdkawa untuk
memepelajarinya adal 7 hari. Dalam ayat 3 Pasal 236 dinyatakan pula untuk
pada :
1. Berkas perkara yang terdiri dari berita acara pemeriksaan penyidik dan berita
yang timbul dari pencabutan permohonan banding tersebut maka terdakwa atau
kuasa hukumnya tidak dapat mengajukan upaya hukum banding untuk yang
kedua kali.
106 | P a g e
a. Menguatkan putusan PN, yang berarti P.T menyetujui dengan segala
b. Mengubah putusan P.N, yang berarti P.T kurang setuju dengan pertimbangan
c. Membatalkan putusan P.N dalam hal P.T membuat putusan sendiri atas kasus
tersebut.
TUGAS :
107 | P a g e
Pertemuan XV
Upaya Hukum biasa : Kasasi
TIK:
Setelah Mempelajari Materi ini mahasiswa mampu menjelaskan :
1. Pengertian kasasi
2. Syarat kasasi
Di dalam KUHP upaya hukum kasasi diatur secara tegas dalam ketentuan Pasal 244
sampai dengan Pasal 258 KUHAP, Undang-undang No. 14 Tahun 1985 jo Undang-
undang No. 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung (MA). Upaya hukum kasasi
dilakukan dalam rangka untuk menjamin kesatuan dalam penerapan hukum. Oleh
karena itu upaya yang dilakukan dalam kasasi adalah agar putusan akhir yang
kasasi sangat penting adanya. Karena dengan putusan kasasi ada kemungkinan
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak dapat diteapkan atau diterapkan tidak
sebagaimana mestinya
108 | P a g e
Selain diatur dalam KUHAP, alasan kasasi juga telah diatur dalam Undang-undang
No.14 Tahun 1995 jo Undang-undang No. 5 Tahun 2004 khususnya Pasal 30 yang
bersangkutan
Namun tidak semua putusan dapat dimintakan kasasi seperti putusan praperadilan
dalam bentuk apapun tidak dapat dimintakan kasasi. Adapun jenis putusan yang
dapat diminakan kasasi antara lain : putusan pemidanaan, putusan bebas, lepas dari
segala tuntutan hukum serta putusan dalam perkara lalu lintas yang pidananya berupa
pidana denda.
KUHAP)
kasasi
109 | P a g e
b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan UU
Akibat hukum yang timbul dari adanya syarat formil tersebut, yang
umum tidak dapat mengajukan kasasi. Dengan demikian terdakwa atau kuasa
tidak dapat menyimpulkan bagian dari putusan hakim mengenai penentuan atau
kasasi karena formalitas tidak terpenuhi, permohonan tidak dapat diterima karena
kasasi.
permohonan tersebut dapat dicabut (Pasal 247 KUHAP). Namun dengan adanya
TUGAS :
110 | P a g e
Pertemuan XVI
Tik :
hukum sama dengan alasan permohonan kasasi biassa yakni Pasal 253 ayat 1
KUHAP, yakni :
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak
sebagaimana mestinya
undang
hukum adalah Jaksa Agung melalui panitera pengadilan yang telah memutus
perkara dalam tingkat pertama, disertai dengan risalah yang memuat alasan-
alasan permintaan itu (Pasal 260 Pasal 1). Upaya hukum kasasi demi
111 | P a g e
kepentingan hukum ini dapat diajukan terhadap semua putusan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dari peradilan lain selain dari Mahkamah
hukum adalah supaya hukum diterapkan secara benar sehingga ada kesatuan
dalam peradilan. Karena tujuan kasasi demi kepentingan hukum supaya hukum
dapat diterapkan dengan benar, maka kasasi demi kepentingan hukum tidak
yang tetap
b. Pihak yang dapat mengajukan kasasi demi kepentingan hukum adalah Jaksa
penuntut umum
112 | P a g e
Peninjauan kembali diajukan dapat diajukan terhadap putusan yang telah
ditinjau kembali.
dalam HIR, namun KUHAP telah mengaturnya. Upaya hukum peninjaun kembali
dilatar belakangi oleh kasus Sengkon dan Karta yang terjadi pada tahun 1980.
KUHAP Peninjauan Kembali ini diatur dalam Bab XVIII Bagian Kedua, Pasal
TUGAS :
113 | P a g e
Simulasi Pembuatan Dokumen Hukum
Setiap peserta Hukum Acara Pidana diwajibkan mengikuti simulasi pembuatan
Justice System di Indonesia mulai tataran Law in book sampai Law in action.
Dokumen yang dimaksud adalah Legal opinion, Surat Perintah Penangkapan, Surat
Praperadilan, Surat Dakwaan, Eksepsi, Analisa Putusan, dan Upaya Hukum. Asumsi
terkait dokumen yang harus disiapkan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah
Student centered Learning yang memadukan diskusi kelompok dan simulasi. Pada
setiap pertemuan, setelah mahasiswa membaca kasus posisi yang akan dilakukan
diskusi kelompok selama 15 menit untuk mendiskusikan kasus posisi tersebut dan
dilanjutkan dengan penyusunan dokumen hukum. Selain itu, dosen Hukum Acara
menyusun dokumen hukum yang dimaksud pada setiap pertemuan sesuai materi di
Laboratorium Pendidikan Hukum Klinik. Materi secara lengkap dapat dilihat pada
114 | P a g e
Penahanan
115 | P a g e
Magang ( internship dan externship)
Life study dengan melakukan internship selama tiga hari di UKBH (Unit Konsultasi
dan Bantuan Hukum ) ataupun secara externship di Institusi Criminal Justice System
Selain jurnal, mahasiswa juga melampirkan contoh dokumen hukum tergantung pada
tahapan apa mahasiswa mulai magang. Sebagai contoh, draft dokumen surat
dakwaan atas kasus riil yang ditangani jaksa tempat mahasiswa magang harus
dikumpulkan sebagai salah satu bukti pemagangan. Contoh lain, draft surat eksepsi
atas kasus riil yang ditangani kantor pengacara juga dapat dilakukan. Mahasiswa
dapat melakukan pemagangan ini secara berkelompok (2-5 orang) akan tetapi Jurnal
Hasil akhir magang dijilid dalam bentuk laporan magang mahasiswa yang berisi
draft dokumen hukum perkara riil dan jurnal mahasiswa. Adapun mahasiswa yang
pemagangan atau sewaktu-waktu pada dosen pengajar Hukum Acara Pidana jika
dibutuhkan. Pemagangan dimulai setelah materi untuk kelas klasikal sudah selesai
dan sebelumnya harus memperoleh izin tertulis dari Ketua Laboratorium Pendidikan
Hukum Klinik.
Prosedur :
116 | P a g e
2. Mahasiswa mendiskusikan tempat magang dengan dosen Hukum Acara Pidana
magang mahasiswa yang kemudian akan dikumpulkan sebagai hasil akhir proses
magang
117 | P a g e
EVALUASI/PENILAIAN
pemahaman teori dengan bobot 30%, penilaian dokumen hukum yang telah dibuat
mahasiswa sebagai pengganti nilai UAS dengan bobot 50% dan Jurnal Magang
Nilai akhir = UTS (30%) +Dokumen Hukum (50%) + Jurnal Magang Mahasiswa (20%)
118 | P a g e
Langkah Kegiatan Pembelajaran Penyusunan Dokumen Hukum
Pertemuan I
Mahasiswa setelah mengikuti pertemuan ini dapat menganalisa dan menyusun Legal
Kegiatan perkuliahan
5 orang
119 | P a g e
3. Mahasiswa menyampaikan hasil diskusi kelompok dan dosen memberikan
feedback
posisi
120 | P a g e
Kasus Posisi
Kasus A
Polisi menahan seorang wanita yang berinisial AH (15th) karena diduga melakukan
Sabtu, 12 September 2010 jam 01:24 pagi. Menurut saksi AG (46th), pedagang mie
tok-tok yang biasa keliling didaerah tersebut menerangkan bahwa dia melihat korban
menarik keluar tersangka dengan cara menarik rambut tersangka sampai didepan
pintu dan beberapa kali memukul kepala tersangka hingga terbentur tembok. Saksi
AG juga menerangkan bahwa dia melihat tersangka menarik pisau yang ada
disangkur milik korban dan kemudian menusukkan pisau tersebut di perut korban.
Lebih lanjut saksi menjelaskan, korban tidak langsung meninggal karena setelah
bahwa dia melihat peristiwa penusukan tersebut namun dari kejauhan dan tidak
mampu menolong korban karena terlalu mabuk minuman keras sebelum menemani
korban datang ke tempat tersangka. Namun dia memaksakan diri mendekati korban
terakhir. Lima saksi lain ( AC 33th, DC 33th, FR36th, CC 26th dan IF 48th) juga
menerangkan hal yang serupa seperti yang di ceritakan oleh AG karena kebetulan
mereka adalah tetangga tersangka AH. Setelah kejadian tersebut Polisi menetapkan
dua tersangka pelaku tindak pidana atas peristiwa tersebut dengan inisial AH(15th)
dan AR(20th) dan mengamankan barang bukti pisau serta bercak darah pada celana
121 | P a g e
Perintah
Kasus B
Polisi menahan seorang wanita yang berinisial AH (15th) karena diduga melakukan
Sabtu, 12 September 2010 jam 01:24 pagi. Menurut saksi AG (46th), pedagang mie
tok-tok yang biasa keliling didaerah tersebut menerangkan bahwa dia melihat korban
menarik keluar tersangka dengan cara menarik rambut tersangka sampai didepan
pintu dan beberapa kali memukul kepala tersangka hingga terbentur tembok. Saksi
AG juga menerangkan bahwa dia melihat tersangka menarik pisau yang ada
disangkur milik korban dan kemudian menusukkan pisau tersebut di perut korban.
Lebih lanjut saksi menjelaskan, korban tidak langsung meninggal karena setelah
bahwa dia melihat peristiwa penusukan tersebut namun dari kejauhan dan tidak
mampu menolong korban karena terlalu mabuk minuman keras sebelum menemani
korban datang ke tempat tersangka. Namun dia memaksakan diri mendekati korban
terakhir. Lima saksi lain ( AC33th, DC33th,FR36th, CC26th dan IF48th) juga
menerangkan hal yang serupa seperti yang di ceritakan oleh AG karena kebetulan
mereka adalah tetangga tersangka AH. Setelah kejadian tersebut Polisi menetapkan
dua tersangka pelaku tindak pidana atas peristiwa tersebut dengan inisial AH(15th)
122 | P a g e
dan AR(20th) dan mengamankan barang bukti pisau serta bercak darah pada celana
Petunjuk
Selain peraturan yang terkait dengan kasus posisi yang disampaikan, hal‐hal apa saja
yang perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum menyusun Legal pinion?
123 | P a g e
Pertemuan II
dan penahanan
Kegiatan perkuliahan
5 orang
feedback
124 | P a g e
4. Mahasiswa secara individu menyusun dokumen hukum sesuai dengan kasus
posisi
Kasus Posisi
disangka melakukan penggelapan atas uang senilai 6 juta milik SA(18th). Duduk
uang pada AN sebesar 6 juta tanpa bukti tertulis apapun, dengan janji akan dibayar
tanggal 29 Januari 2011 dirumah AN di jalan Melati desa Sambi Lodoh, Pacitan.
Pada hari yang ditentukan ternyata AN tidak dapat mengembalikan uang tersebut
karena belum punya uang dan janji tanggal 7 Februari 2011 akan dibayar. Pada
tanggal tersebut, ternyata AN juga belum bisa mengembalikan. Karena takut ada niat
6000,- dengan saksi bapak (RD 52 th) dan ibu (S 49th) dari AN. Karena hari-hari
Polsek Sambi Lodoh dan tempat tanggal 23 Maret 2011 kemarin AN dinyatakan
tersebut dibutuhkan minimal 2 hari perjalanan karena susahnya akses jalan dan letak
Perintah
AN!
125 | P a g e
Petunjuk
1. Jika penyidik mengalami kesulitan untuk menghadirkan /membawa tersangka
dalam penangkapan karena lewatnya waktu 1 X 24 jam, langkah apa yang
dapat ditempuh seorang penyidik?
2. Syarat‐syarat apa yang harus diperhatikan dalam penahanan?
Pertemuan III
rasional.
126 | P a g e
4. Mahasiswa mampu membedakan produk hukum hasil dari surat permohonan
Kegiatan perkuliahan
5 orang
feedback
posisi
Kasus Posisi
Polisi telah melakukan penangkapan serta penahanan atas AN (15th) karena disangka
pada penyidik bahwa yang terjadi pada dirinya adalah sebuah ketidak adilan karena
yang dilakukannya hanyalah belum mampu bayar hutang dan masih bersedia
membayar dengan bunganya jika SA mau. Selain itu, AH minta dengan sangat pada
penyidik agar tidak menahan dirinya karena dia satu-satunya tulang punggung
keluarga meski masih muda karena bapaknya sudah tidak bekerja dan ibunya
127 | P a g e
tersebut,penyidik tetap mengeluarkan Surat Perintah Penahanan dengan No
Perintah
Pengalihan Penahanan!
Petunjuk
1. Sebutkan dasar hukum penangguhan penahanan dan pengalihan penahanan!
2. Sebutkan alas an‐alasan yang dapat digunakan untuk mengajukan
permohonan pengalihan maupun penangguhan penahanan!
128 | P a g e
Pertemuan IV
dan Penyitaan
Kegiatan perkuliahan
5 orang
feedback
posisi
129 | P a g e
Kasus Posisi
juta), ternyata digunakan oleh AN untuk kredit sepeda motor merek Y dengan uang
muka 500 ribu, dibelikan 2 ekor kambing senilai 1,7 juta dan 30 ekor ayam petelor
senilai 1,5 juta, sisanya dimasukkan celengan Panda dibawah tempat tidur yang
berada dirumah saudaranya (SS 45 tahun) di jalan Ambeng Wetan, Desa Srumpi,
penyitaan.
Perintah
penyitaan di rumah SS !
Petunjuk
1. Apakah penggeledahan maupun penyitaan dapat dilakukan seorang penyidik
di yuridiksi luar kewenangan penyidik?
2. Barang‐barang apa yang boleh dilakukan penyitaan oleh penyidik?
130 | P a g e
Pertemuan V
Penyusunan Permohonan
Praperadilan
Kegiatan perkuliahan
5 orang
feedback
131 | P a g e
4. Mahasiswa secara individu menyusun dokumen hukum sesuai dengan kasus
posisi
Kasus Posisi
juta), ternyata digunakan oleh AN untuk kredit sepeda motor merek Y dengan uang
muka 500 ribu, dibelikan 2 ekor kambing senilai 1,7 juta dan 30 ekor ayam petelor
senilai 1,5 juta, sisanya dimasukkan celengan Panda dibawah tempat tidur yang
berada dirumah saudaranya (SS 45 tahun) di jalan Ambeng Wetan, Desa Srumpi,
penyitaan.
Pada waktu menggeledah, salah satu penyidik secara tidak sengaja memecahkan
gelas keramik berbentuk cawan suci Bunda Maria yang bernilai +/- 300 juta rupiah
yang ditunjukan dengan sertifikat International atas pelestarian benda bernilai seni
tinggi. Karena takut ketahuan maka benda tersebut ikut disita oleh penyidik dan
dibawa sebagai barang bukti. Dalam perjalanan menuju Polsek Genteng Surabaya,
132 | P a g e
Perintah
Petunjuk
1. Sebutkan alas an‐alasan apa yang dapat digunakan sebagai dasar pengajuan
praperadilan!
2. Siapa subyek yang dapat di Praperadilan kan, individu Aparat Penegak Hukum atau
Institusi?
133 | P a g e
Pertemuan VI
Penyusunan
Surat Dakwaan
Kegiatan perkuliahan
5 orang
134 | P a g e
3. Mahasiswa menyampaikan hasil diskusi kelompok dan dosen memberikan
feedback
posisi
Kasus Posisi
AN (15th) ditahan karena disangka melakukan penggelapan dan penipuan atas uang
senilai 6 juta milik SA(18th). Duduk perkaranya adalah sebagai berikut, pada tanggal
23 januari 2011 SA meminjamkan uang pada AN sebesar 6 juta tanpa bukti tertulis
apapun, dengan janji akan dibayar tanggal 29 Januari 2011 dirumah AN di jalan
Sidosermo Airdas Surabaya. Pada hari yang ditentukan ternyata AN tidak dapat
mengembalikan uang tersebut karena belum punya uang dan janji tanggal 7 Februari
2011 akan dibayar. Pada tanggal tersebut, ternyata AN juga belum bisa
secara dibawah tangan dengan materai 6000,- dengan saksi bapak (RD 52 th) dan ibu
(S 49th) dari AN serta dua orang teman AN bernama BP(27th) dan SN(18th).
(17th) dan PW (13th) namun juga tidak pernah dibayar olehnya meskipun sudah
135 | P a g e
dilakukan penahanan terhadap tersangka AH di Rutan 23 Maret 2011 sampai 3 April
2011 kemudian dilanjutkan penahanan oleh Kejaksaan di Rutan tanggal 3 April 2011
Perintah
Buatlah surat dakwaan atas peristiwa diatas, jika anda ditunjuk sebagai Jaksa
Penuntut Umumnya!
Petunjuk
1. Sebutkan dasar hukum surat dakwaan!
2. Jelaskan syarat sahnya surat dakwaan!
136 | P a g e
Pertemuan VII
Eksepsi
diberikan
eksepsi
Kegiatan perkuliahan
5 orang
137 | P a g e
3. Mahasiswa menyampaikan hasil diskusi kelompok dan dosen memberikan
feedback
posisi
Kasus Posisi
“UNTUK KEADILAN”
__________________SURAT DAKWAAN__________________
A. IDENTITAS TERDAKWA
Kebangsaan : Indonesia.
Agama :Katholik
Pekerjaan : Pelajar
B. PENAHANAN
138 | P a g e
- Kejaksaan – Tidak ditahan
Dakwaan
bersama-sama dengan Sanusi Nuri/ Bapak Ari Hanggara(dalam berkas terpisah) pada
hari Senin tanggal 26 November 2010 bertempat di kota Surabaya yang berdasarkan
dengan sengaja mengambil barang milik orang lain, yang dilakukan terdakwa dengan
- Bahwa terdakwa Ari Hanggara mengambil barang milik orang lain yang
- Bahwa berdasarkan keterangan Saksi Ali (teman bermain Ari Hanggara), alas
an Terdakwa Ari Hanggara mengambil barang milik orang lain adalah untuk
kepadanya
139 | P a g e
- Hal serupa juga disampaikan Paimatun Pii bahwa dia juga pernah diminta
Antisahari, SH. MH
NIP. 230116855
140 | P a g e
Perintah
Petunjuk
1. Sebutkan dasar hukum eksepsi!
2. Sebutkan alas an‐alasan yang dapat
digunakan sebagai dasar eksepsi!
141 | P a g e
Pertemuan VIII
Analisa Putusan
amar putusan
Kegiatan perkuliahan
5 orang
feedback
posisi
142 | P a g e
Kasus Posisi
Putusan
biasa pada tingkat pertama yang bersidang secara majelis telah menjatuhkan putusan
Ari Hanggara
Lahir di Banyuwangi, umur 15 Tahun, tanggal lahir 26 Januari 1996, jenis kelamin
Telah membaca surat-surat dan berkas pemeriksaan pendahuluan dalam perkara ini
(dianggap ada)
…………………………………………………….(dianggap ada)
143 | P a g e
Menimbang bahwa dipersidangan didengar keterangan saksi-saksi dibawah sumpah
sebagai berikut:
1. Saksi korban menyatakan bahwa dia kehilangan alat pemotong kaca senilai
2. Saksi Ali yang menyatakan bahwa alas an Ari mencuri adalah untuk bayar
hutang . Atas alas an ini terdakwa menyanggah karena dia bukan pencuri
3. Saksi Roni menyatakan memang Ari punya hutang pada dirinya sebesar 1
4. Saksi Paimatun Pii menyatakan bahwa dia pernah diminta menjualkan alat
Menimbang eksepsi dari terdakwa dan berpendapat menolak semua alas an eksepsi
terdakwa………………
dakwaan tunggal melanggar Pasal 362 KUHP tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan karena sangatlah mungkin secara tidak sengaja membawa barang milik
………………………………………………..(dianggap ada)
144 | P a g e
Mengingat dan memperhaTujuan Instruksional Khususan hukum yang berlaku
Mengadili
hokum
korban
Jumat, tanggal 16 Juni 2011 dan diucapkan pada persidangan yang terbuka untuk
untuk umum pada hari Senin 19 Juni 2011 oleh kami Rudi Subangun S.H sebagai
Hakim ketua, Djoko W S.H dan Warni AS S.H sebagai Hakim Anggota dibantu oleh
Beni T Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Antisahari Jaksa Penuntut Umum dan
Terdakwa.
Perintah
Petunjuk
1. Apa yang dimaksud ratio decidendi?
2. Sebutkan syarat‐syarat yang harus dipenuhi
dalam sebuah putusan pidana!
145 | P a g e
Pertemuan IX
Pembelaan
ditentukan sebelumnya
Kegiatan perkuliahan
5 orang
feedback
posisi
146 | P a g e
Kasus Posisi
Surat Dakwaan
No.Reg.Perkara:PDM-1299/O.5.11/Ep.4/11/2010
A. Terdakwa:
Dakwaan :
Kesatu:
- Bahwa terdakwa Aliqa Hani pada hari Sabtu, 12 September 2010 jam 01:24
yang ada disangkur milik korban dan kemudian menusukkan pisau tersebut di
perut korban
- Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan visum atas diri Aliqa Hani disebutkan
adanya trauma berat pada kepala karena benda tumpul dibeberapa bagian
kepala, pecahnya gendang telinga sebelah kiri dan memar-memar serta luka
147 | P a g e
- Bahwa Saksi AR menerangkan bahwa dia melihat peristiwa penusukan
tersebut namun dari kejauhan dan tidak mampu menolong korban karena
tersangka
Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana sebagaimana dalam Pasal 338 KUHP
Atau,
Kedua:
Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana sebagaimana dalam Pasal 351
KUHP
fakta sbb:
148 | P a g e
Dalam surat tuntutan berisi yang pada pokoknya sebagai berikut:
MENUNTUT
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili
3. Menyatakan barang bukti berupa pisau yang digunakan sebagai alat untuk
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500, (dua
Perintah
Buat surat pembelaan atas ilustrai diatas jika anda Advokad Aliqa Hani!
Petunjuk
1. Selain dasar hukum dari argumentasi, hal apa yang yang harus
diperhatikan dalam penyusunan pembelaan?
2. Apakah pembelaan selalu mengharapkan pembebasan/pelepasan
dari segala tuntutan hukum dari terdakwa?
149 | P a g e
Pertemuan X
Upaya Hukum
(Banding)
banding
Kegiatan perkuliahan
5 orang
feedback
posisi
150 | P a g e
Kasus Posisi
Putusan
biasa pada tingkat pertama yang bersidang secara majelis telah menjatuhkan putusan
Asih Nurdin
Lahir di Banyuwangi, umur 15 Tahun, tanggal lahir 26 Januari 1996, jenis kelamin
Telah membaca surat-surat dan berkas pemeriksaan pendahuluan dalam perkara ini
…………………………………………………….(dianggap ada)
sebagai berikut:
151 | P a g e
1. Saksi korban menyatakan bahwa dia merasa ditipu oleh terdakawa dan
uang tersebut dianggap sama dengan perjanjian hutang piutang. Atas alas an
3. Saksi Supriatin ibu terdakwa membenarkan kalau anaknya punya hutang tapi
keseluruhan keterangan.
membenarkan
5. Diperiksa juga keaslian dari Akta Penitipan uang dan semua pihak yang
menandatanganinya.
apapun juga.
Menimbang eksepsi dari terdakwa dan berpendapat menolak semua alas an eksepsi
terdakwa………………
dakwaan tunggal melanggar Pasal 378 KUHP tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan karena yang dilakukan terdakwa adalah wan prestatie dalam dunia
keperdataan………………………………………..…………………………………
………………………………………………..(dianggap ada)
152 | P a g e
Mengingat dan memperhaTujuan Instruksional Khususan hukum yang berlaku
Mengadili
korban dalam tempo maksimum 1 bulan sejak putusan ini diumumkan tanpa
diangsur.
Jumat, tanggal 16 Juni 2011 dan diucapkan pada persidangan yang terbuka untuk
untuk umum pada hari Senin 19 Juni 2011 oleh kami Rudi Subangun S.H sebagai
Hakim ketua, Djoko W S.H dan Warni AS S.H sebagai Hakim Anggota dibantu oelh
Beni T Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Antisahari Jaksa Penuntut Umum dan
Terdakwa
Perintah
Petunjuk
1. Apa dasar hukum upaya banding?
2. Apa beda mendasar Pengadilan tingkat banding dan Pengadilan
Kasasi?
153 | P a g e
MAGANG (INTERNSHIP)
Life study dengan melakukan internship selama tiga hari di UKBH (Unit Konsultasi
mampu membuat kasus posisi serta draft legal opinion terkait permasalahan yang
nyata/langsung.
Tugas XI (Model A)
154 | P a g e
155 | P a g e
Life study dengan melakukan eksternship selama tiga hari di Institusi Criminal
Tugas XI (Model B)
Tugas XI (Model C)
156 | P a g e
PERHATIAN!
Petunjuk
resmi kepada institusi tersebut disertai surat pengantar dari Fakultas Hukum.
2. Penentuan institusi magang tidak boleh lebih dari 2 minggu sejak surat
3. Tentukan segera draft dokumen hukum apa yang akan dibuat setelah
5. Jurnal mahasiswa magang paling tidak berisi jenis kegiatan yang dinarasikan,
157 | P a g e
BAHAN BACAAN
1. John O. Sonsteng with Donna Ward, Colleen Bruce and Michael Petersen, A
4. Bahan Ajar Hukum Acara Pidana, Fakultas Hukum Universitas Airlangga, 2004
5. Michael Cavadino and James Dignan, The Penal System, SAGE, second edition,
1997
7. Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana, suatu tinjauan khusus terhadap Surat
8. Prof. Dr. Didik Endro P. S.H., M.H., Handout Hukum Pidana 2006
158 | P a g e