Anda di halaman 1dari 28

BAB II

ALAT PEMBAYARAN

A. Capaian Pembelajaran

Adapun tujuan atau kompetensi dasar dalam


pembahasan alat pembayaran adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai uang dan
perkembangannya
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kriteria, fungsi dan
jenis-jenis uang
3. Mahasiswa mampu mnjelaskan uang elektronik

B. Materi

1. Pengertian Uang

Pada masa lalu uang mulai dikenal ketika


masyarakat mengalami kesulitan saat melakukan tukar
menukarnya. Kegiatan tukar menukar tersebut dikenal
dengan istilah “sistem barter”. Namun sistem tersebut
menyebabkan beberapa kendala yang dialami. Kasmir
(2020) ada kendala-kendala yang sering terjadi dalam
sistem barter, antara lain:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 27


a. Kesulitan dalam menemukan orang yang mau
menukarkan barangnya dengan barang yang sesuai,
b. Kesulitan dalam mnentukan nilai barang yang akan
ditukarkan,
c. Kesulitan dalam menemukan orang yang mau
menukarkan barangnya dengan jasanya,
d. Kesulitan untuk mnemukan kebutuhan yang bersedia
ditukarkan pada saat yang cepat dan sesuai
keinginan.
Dari beberapa kendala tersebut, menimbulkan
pemikiran bagi para ahli untuk mnciptakan suatu alat
tukar. Alat tukar inilah yang sekarang kita kenal dengan
nama “uang”.
Uang merupakan bagian dari kegiatan ekonomi
kita sehari-hari. Baik dalam lingkup kecil berupa rumah
tangga hingga skala besar atau bisnis perusahaan
membutuhkan uang. Menurut B. Muchtar (2019) uang
tidak terlepas dari denyut kehidupan ekonomi di
masyarakat. Uang bisa dikatakan sebagai karburator
suatu mesin agar bisa dinyalakan.
Kasmir (2020) menyatakan bahwa uang secara
luas merupakan suatu hal yang bisa diterima atau
disepakati oleh masyarakat baik pribadi maupun badan
dalam suatu wilayah baik dijadikan isntrument
pembayaran utang maupun dijadikan alat untuk membeli
barang/jasa. Uang Menurut B. Muchtar (2019) dibagi
menjadi dua definisi yakni menurut hukum dan menurut
fungsinya. Menurut hukum (law) uang merupakan

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 28


ketetapan dalam undang-undang, uang sebagai uang
dan valid atau sah untuk digunakan sebagai alat
transaksi perdagangan. Sedangkan menurut fungsinya,
uang merupakan suatu yang dianggap secara umum
dapat diterima dalam transaksi perdagangan dan
digunakan untuk pembayaran utang atau piutang.
Solikin (2002) dalam seri kebanksentralan
mengemukakan bahwa uang diartikan hal atau benda
yang memiliki fungsi : alat menukar, alat menyimpan
nilai, satuan hitung, dan atuan atau ukuran pembayaran
yang belum terealisasi atau tertunda. Dari beberapa
definisi yang telah disampaikan maka kita dapat menarik
kesimpulan mengenai pengertian uang. Uang
merupakan alat pembayaran yang sah dan diterima
semua dalam dalam transaksi ekonomi baik untuk
perdagangan, pembayaran utang, maupun transaksi
lainnya seperti investasi.
Perkembangan zaman yang semakin modern
kebutuhan uang semakin berkembang, meskipun sistem
barter tidak sepenuhnya lenyap. Namun uang memiliki
peranan yang sangat penting. Hal ini menyebabkan
kebutuhan akan uang terus meningkat.
Pemerintah melalui Bank Sentral berhak
menciptakan uang (terutama uang kartal) sehingga
uang tersebut bisa diedarkan. Peredaran uang
jumlahnya harus dijaga agar nilai uang tetap stabil.
Selain uang kartal, kita kenal juga uang giral. Uang giral

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 29


diciptakan oleh bank-bank umum dan jumlahnya
bisanya melebihi uang kartal.

2. Sejarah Perkembangan Uang Dunia

Sejarah perkembangan uang dimulai pada saat


pertama kali uang muncul. Uang muncul pertama kali
diciptakan oleh Bangsa Lydia pada abad ke-6 SM. Uang
dibuat dari campuran emas dan perak dengan
perbandingan 75:25 (standar) ditempa dan dibentuk
seprti kacang polong. Sekitar 560-564 masehi, uang
logam telah digunakan oleh Bangsa Yunani. Uang
tersebut diciptakan oleh Croesus. Pada saat inilah
dikenal sebagai bangsa yang pertama kali membuat
uang logam yang mana uang tersebut didesain dengan
gambar dan nilainya ditentukan berdasarkan bahan
pembuatnya.
Pada abad pertama masehi, Dinasti Tang di
Tiongkong menciptakan uang kertas. Penciptaan uang
kertas didasarkan pada kendala yang dialami dalam
pasokan emas dan perak (logam mulia) sebagai bahan
untuk membuat uang logam. Uang kertas yang
diciptakan pada masa ini berhasil diciptakan oleh Ts’ai
Lun dengan berbahan kulit kayu murbei (Sari, 2020).

3. Sejarah Perkembangan Uang di Indonesia

Pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara sudah


mulai dikenal uang. Setiap kerajaan mempunyai mata
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 30
uangnya sendiri. Uang dibuat dari emas dan perak
dengan nilainya bergantung pada beratnya. Namun ada
satu kerajaan yang memiliki uang terbuat dari kain tenun
dan dikenal dengan uang kampua bernilai berdasarkan
coraknya.
Pada masa penjajahan baik Belanda maupun
Jepang, uang yang diterbitkan berbentuk koin dan
kertas. Uang koin terbuat dari alumunium dan timah.
Setelah proklamasi kemerdekaan Munculah Oeang
Republik Indonesia (ORI) yang dibuat oleh Pemerintah
RI. Nilai dan desainnya terus berubah disesuaikan
dengan kepemimpinan pemerintahan. Jadi kegiatan
pencetakan uang dilakukan oleh Pemerintah. Pada
Tahun 1968 diterbitkan UU No. 13 Tahun 1968 yang
memuat pencabutan hak pemerintah dalam mencetak
uang (pasal 26 ayat 1). Sehingga dibentuklah Bank
Sentral (BI) yang memiliki hak dalam mencetak dan
menerbitkan serta mengedarkan uang (Sari, 2020)

4. Otoritas Pencipta Uang

Penggunaan uang apda sejarah tersirat


digambarkan bahwa penguasa di sautau wilayah yang
mempunyai wwennag untuk menciptakan uang. Sebagai
contohnya pada awal abad ke-19, Kaisar Cina pertama
kalinya menciptakan uang kertas.
Pada masa modern, suatu pemerintahan memiliki
struktur kelembagaan, termasuk lembaga yang

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 31


diberikan wewenang dalam menciptakan uang. Hampir
setiap negara memiliki lembaga yang tugasnya
melakukan pelaksanaan fungsi otoritas moneter meliputi
mengeluarkan dan mengedarkan uang. Di Indonesia,
dalam undang-undang ditetapkan bahwa Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral menjalankan fungsi
otoritas moneter tersebut (Sari, 2020).

5. Uang Beredar

Pada defisnis uang di atas, disampaikan bahwa


uang diciptakan dan diedarkan. Bank Indonesia
menciptakan uang (Kartal) dan mengedarkan.
Sedangkan Uang giral diciptakan oleh bank-bank umum
dan diedarkan juga. Solikin (2002) menyampaikan
bahwa semua uang yang diterbitkan dan diedarkan
meruapkan kewajiban lembaga yang menerbitkan dan
mengedarkannya. Sebagai salah satu contoh yang
disampaikan yakni sebuah bank umum mengeluarkan
uang giral sebesar jumlah rekening giro yang disimpan
masyarakat, ditambah dengan kewajiban uang kuasi
(uang dalam tabungan atau deposito). Pnciptaan dan
peredaran uang menunjukkan bahwa lembaga
keuangan termasuk dalam sistem moneter yang
memiliki suatu kewajiban pada sektor swasta lokal
(masyarakat), baik perorangan maupaun badan usaha.
Dengan demikian, menurut Solikin (2002) uang beredar

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 32


didefinisikan sebagai kewajiban sistem moneter
terhadap sektor swasta domestik.
Dalam laman situ BI mengenai laporan nusantara
terdapat informasi mengenai evolusi uang beredar.
Uang Beredar merupakan keharusan Bank (Sentral,
Umum, BPR) terhadap sektor swasta domestik. Adapun
kewajiban yang dimaksud di sini merupakan bagian dari
uang beredar meliputi uang kartal, giral, kuasi yang
sektor swasta domestik miliki serta surat berharga di
luar saham. Instrumen tersebut diterbitkan oleh Bank
dalam jangka waktu paling lama satu tahun.
Dari halaman situs by tersebut kita juga bisa
melihat definisi jumlah uang yang beredar di mana
penjelasan itu ada dalam arti sempit yang dikenal
dengan M1 atau secara luas yang dikenal dengan M2.
Jadi apa yang dimaksud M1 itu? M1 itu merupakan
Uang kartal yang dimiliki oleh masyarakat dan uang giral
atau giro yang memiliki nilai (denom) rupiah.
Lalu apa yang dimaksud dengan M2. M2 itu
sendiri meliputi M1 tadi sudah disampaikan bahwa M1
merupakan uang kartal dan uang giral kemudian ada
uang kuasai seperti tabungan simpanan terbentuk di
posisi atau simpanan berjangka kemudian ada giro
dalam mata uang asing dan surat berharga yang
diterbitkan oleh lembaga-lembaga sektor swasta
domestik dalam suatu sistem moneter dengan jangka
waktunya itu paling lama 1 tahun.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 33


Dewasa ini uang yang beredar di Indonesia juga
terdapat uang elektronik. Dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik
yang telah mengalami tiga kali perubahan dan PBI
terbaru yakni Peraturan Bank Indonesia Nomor
20/6/PBI/2018 Tahun 2018, Uang elektronik atau
electronic money bisa dijadikan alat untuk membayar
asalkan memenuhi elemen-elemen atau unsur-unsur
meliputi: Pertama nilai yang diterbitkannya itu harus
sama dengan uang yang telah disetorkan oleh pemilik
uang elektronik tersebut ke penerbitnya. Maksudnya
misalkan kalian memiliki go-pay nilai yang tertera atau
saldo go-pay yang tertera harus sesuai dengan jumlah
uang yang diisikan/di topup ke gopay tersebut. Nah
yang kedua uang elektronik Itu disimpan bisa di server
atau Chip. Misalkan untuk jenis server itu seperti gopay,
link aja, ovo, dana. Uang uang elektronik yang masuk
chip itu seperti kartu-kartu bank, contohnya e-money
(mandiri), brizzi (BRI), Flazz Card (BCA) dan masih
banyak contoh lainnya. Yang ketiga yakni mengenai
pengelolaan atas saldo di dalam uang elektronik
tersebut di mana menurut (PBI 11/12/PBI/2009, 2019)
dari sini jelaskan bahwa uang elektronik yang dikelola
penerbit bukan merupakan simpanan seperti di bank.
Iadi baik server maupun chip hanya sebagai tempat
menyimpan uang tersebut, layaknya seperti dompet.
Beda dengan simpanan atau tabungan kalian ketahui
bahwa tabungan dan simpanan itu nanti akan ada

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 34


bunga dan biaya admin. Tapi untuk uang elektronik
dikelola oleh penerbit hanya sebagai wadah atau tempat
atau dompet digital baik dalam bentuk server (ssoftware
atau aplikasiI) maupun dalam bentuk kartu.
S. Hidayatai, dkk (2016) dalam kajian operasional
e-money menyampaikan bahwa, issuer (Penerbit)
melakukan pemeliharaan float yang dana atau nilai uang
(monetary value) yang tertera dalam kartu e-money dan
belum atau sudah digunakan untuk pembayaran tapi
belum masuk ke merchant. Float merupakan kewajiban
penerbit atas uang elektronik yang diterbitkannya. Jadi
float adalah dana milik customer dan bisa digunakaan
kapan dan dimanapun artinya float ini sangat likuid.
Maka dari itu uang elektronik ini bisa disejajarkan
dengan giro atau uang tunai. Sehingga float ini masuk
kategori uang beredar M1.
Dengan demikian kita bisa mengetahui bahwa
peredran uang baik dalam arti sempit maupun arti luar,
uang beredar meliputi dari janis uang kartal, uang giral
maupun tambahan dari uang kuasi dan uang elektronik
yang merupakan kewajiban terhadap sektor swasta
publik domestik atau masyarkat.

6. Kriteria Uang

Kasmir (2020) sesuatu yang dianggap sebagai


uang harus memenuhi beberapa kriteria. Adapun
kriteria-kriterianya meliputi:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 35


a. Ada jaminan
Jaminan pada uang sangat diperlukan agar dapat
dipercayai penggunaannya oleh masyarakat.
Penjaminan dilakukan oleh pemerintah.
b. Disukai Umum
Maksud disukai umum yakni uang tersebut dapat
diterima secara umum baik sebagai alat tukar,
penimbun kekayaan maupun pembayaran cicilan
utang.
c. Nilai yang stabil
Kestabilan nilai uang diperlukan agar masyarakat
percaya dalam menggunakannya.
d. Mudah disimpan
Uang harus fleksibel sehingga bisa disimpan
diberbagai tempat termasuk tempat yang kecil namun
memiliki nilai yang besar.
e. Mudah dibawa
Uang harus bisa dibawa ke mana-mana, karena uang
akan dilakukan pemindahan melalui tangan satu ke
tangan yang lain.
f. Tidah mudah rusak
Uang harus memiliki kualitas fisik yang baik sehingga
bisa digunakan dalam waktu lama dan masyarakat
tidak merasa dirugikan.
g. Mudah dibagi
Uang harus dibentuk dalam nominal yang beragam
sehingga memudahkan dalam bertransaksi.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 36


h. Suplai harus elastis
Jumlah uang harus disesuaikan dengan kondisi yang
ada, maka dari itu peredarannya harus dijaga
sehingga tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan.
Menurut B. Muchtar (2019) uang harus memiliki
karakterisasi yang khas sehingga bisa memerankan
fungsinya dalam transaksi. Kriteria-kriterianya meliputi:
a. Disuki dan diterima umum (acceptability and
cognizability), karena melibatkan masyarakat luas.
b. Nilainya stabil (stable in valu), karena diperunakan
untuk mengukur nilai barang dibandingkan barang
lainnya.
c. Mudah disimpan dan tahan lama (durable), karena
akan digunakan untuk mendorong aktivitas ekonomi
kapan saja.
d. Mudah dibawa-bawa (portable), karena diguankan
kapan dan di mana saja.
e. Mudah dibagi-bagi ke dalam satuan-satuan yang
lebih kecil (sivisibl into small unit), kelancaran
transaksi dalam berbagai skala dan ukuran
kebutuhan masyarakat dalam aktivitas ekonomi.
f. Mencukupi kebutuhan dunia usaha (elasticity of
supply), karena mendkukung kebutuhan transaksi
ekonomi kapan saja dibutuhkan sehingga jumlah dan
nilainya harus memenuhi kebutuhan perdagangan
yang terus berkembang baik jumlah maupun
jenisnya.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 37


7. Manfaat dan Fungsi Uang

Kasmir (2020) menyampaikan bahwa keberadaan


uang akan memberikan banyak manfaat baik bagi
pembayar, maupun penerima uang. Adapun manfaat
uang meliputi:
a. Mudah dan cepat dalam memperoleh dan memilih
barang dan jasa yang dibutuhkan.
b. mudah dalam melakukan penilaian (harga) dari
barang dan jasa
c. Proses perdagangan semakin lancar dan luas
d. Digunakan sebagai media dalam menyimpan
kekayaan.
Selain manfaat uang juga memiliki fungsi.
Beberapa ahli telah menyampaikan fungsi dari uang
tersebut. Menurut Kasmir (2020), fungsi uang meliputi:
a. Alat tukar dan menukar
b. Satuan hitung
c. Penimbun Kekayaan
d. Standar pencicilan utang
Menurut B. Muchtar (2019), dengan adanya uang
akan mempermudah trannsaksi perdagangan dan
menjadi lebih efisien. Fungsi uang dalam perekonomian
meliputi:
a. Alat tukar perdagangan
b. Satuan hitung
c. Alat penyimpanan nilai
d. Standar pembayaran yang ditangguhkan

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 38


8. Jenis-jenis Uang

Seperti kita ketahui bahwa uang tidak terlepas


dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk dan jenis-jenis
uang memiliki perkembangan mengikuti perkembangan
zaman itu sendiri. Adapun untuk melihat jenis-jenis
uang, kita bisa melihat mengklasifikasikannya menjadi
beberapa kelompok berdasarkan dimensi tertentu,
antara lain: bahan, nilai, lembaga dan area atau
kawasannya.
Kasmir (2019) membagi jenis-jenis uang
berdasarkan bahan, berdasarkan nilai, berdasarkan
lembaga dan berdasarkan kawasan. Menurut B.
Muchtar (2019) klasifikasi uang ditentukan beradsarkan
faktor-faktor: ciri-ciri fisik bahan untuk membentuk uang,
badan atau lembaga yang mengeluarkannya, dan kaitan
antara uang sebagai alat tukar dengan sebagai
komoditas. Adapun pembgaian jenis-jenis uang sebagai
berikut:
a. Berdasarkan Bahan Pembuat Uang
Adapun pembgaian jenis-jenis uang
berdasarkan jenis bahan pembuatnya meliputi:
1) Uang Logam
Kasmir (2020) uang logam merupakan uang
dalam bentuk koin yang terbuat dari baik
alumunium, kuronikel, bronze, emas, perak atau
perunggu dan bahan lainnya. Untuk lebih jelas
mengenai uang logam bisa dilihat pada gambar
berikut:
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 39
Gambar 7. Uang Koin

Sumber : bi.go.id

2) Uang Kertas
Kasmir (2020) uang kertas didefinisikan sebagai
uang yang dibuat dari bahan kertas atau bahan
sejenisnya. Uang jenis ini biasanya nilainya lebih
besar dibandingkan uang logam. Selain itu jenis
ini akan mempermudah untuk dibawa ke mana
saja. Untuk lebih jelas mengenai uang kertas
bisa dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8. Uang Kertas

Sumber : bi.go.id
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 40
b. Beradsarkan Nilai Uang
Adapun pembgaian jenis-jenis uang
berdasarkan nilainya meliputi:
1) Uang Bernilai Penuh
Kasmir (2020) Uang bernilai penuh atau full
bodied money merupakan uang yang nilai
intrinsiknya sama dengan nominal yang tertera di
uang tersebut. Artinya bahan yang digunakan
dalam pembuatan uang tersebut senilai dengan
nilai nominal yang tertera pada uang tersebut.
Contohnya uang logam.
2) Uang tidak Bernilai Penuh
Kasmir (2020) Uang tidak bernilai penuh atau
representatif full bodied money diartikan sebagai
uang yang nilai intrinsiknya berbeda dengan nilai
bahan untuk pembuatan uang tersebut. Biasanya
nilai bahan pembuatnya lebih rendah daripada
dengan nilai nominal. Contohnya uang kertas.
c. Berdasarkan Lembaga atau Institusi yang
Menerbitkannya
Adapun pembgaian jenis-jenis uang
berdasarkan lembaga atau institusi pembuatnya
meliputi:
1) Uang Kartal
Kasmir (2020) uang kartal didefinisikan sebagai
uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
sebagai bank sentral yang menciptakan dan
mengedarkan uang baik logam maupun kertas.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 41


2) Uang Giral
Kasmir (2020) uang giral merupakan uang yang
diciptakan dan diedarkan oleh bank umum.
Contoh jenis uang giral yakni cek, bilyet giro, cek
wisata, kartu kredit dan sejenisnya.
a) Cek
Sekarang kita pahami Apa itu cek. Menurut
Kasmir (2020) cek diartikan sebagai
perintah ke bank dari nasabah pemilik
rekening untuk memberikan sejumlah yang
yang tercantum dalam cek tersebut dan
biasanya tanpa ada persyaratan.
b) Bilyet Giro
Sekarang kita harus ketahui Apa itu bilyet
giro jadi bilyet giro juga merupakan perintah
nasabah kepada bank yang mengelola
rekening gironya mentransfer sejumlah uang
sesuai cek pada nasabah yang namanya
tertera di cek tersebut.
Selain fisiknya, untuk melihat perbedaan antara
uang kartal dan giral bisa dilihat pada tabel berikut:

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 42


Tabel 1. Tabel Perbedaan uang kartal dan Giral

Indikator Uang Kartal Uang giral

Penggunaan Digunakan di Digunakan


seluruh dan berlaku
lapisan dikalangan
masyarakat masyarakat
tertentu

Nominal Nominal Ditulis sesuai


tertera dan kebutuhan
terbatas dan tidak
terbatas

Penjamin Dijamin oleh Dijamin oleh


Pemerintah bank penerbit
tertentu

Kepastian Tertera pada Disesuaikan


Pembayaran nominal Kebijakan
dan bank
penerbitnya

Sumber : kamir (2020)

Selain jenis uang tersebut sekarang kita juga


mengenai uang elektronik pada saat ini. Jenis uang
ini bisa diterbitkan oleh bank dan lembaga selain
bank. Adapun contoh uang eletronik yang diterbitkan
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 43
oleh bank yakni Flazz BCA (Bank BCA), E-Money
Mandiri (Bank Mandiri), Brizzi (BRI) dan lainnya.
Contoh lembaga selain bank yang menerbitkan uang
elektronik yakni GoPay (PT Aplikasi Karya Anak
Bangsa), Ovo (PT Visionet Internasional) dan
sejenisnya.
d. Berdasarkan Kawasan Berlaku Uang
Adapun pembgaian jenis-jenis uang
berdasarkan kawasan berlakunya meliputi:
1) Uang Lokal
Kasmir (2020) uang lokal dapat dairtikan sebagai
uang yang hanya bisa digunakan di suatu negara
penerbitnya. Misalnya, Rupiah di Indonesia,
Ringgit di Malaysia, Bath di Thailand dan lainnya.
2) Uang Regional
Kasmir (2020) uang regional di atas uang lokal,
berarti lebih dari satu negara. Jadi uang ini bisa
digunakan untuk menukar atau membayar di
kawasan tertentuseperti benua. Misalnya Euro
yang berlaku di benua Eropa.
3) Uang Internasional
Kasmir (2020) uang internasional ini tentunya di
atas uang regional. Jadi uang ini bisa digunakan
di lintas benua. Seperti yang diketahui bahwa US
Dollar menjadi standar pembayaran secara
internasional.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 44


9. Electronic Money (E-Money) atau Uang Eletronik

Uang elektronik telah diatur oleh Bank Indonesia


dengan Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik.
Peraturan tersebut merupakan prubahan ketigas atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009
tanggal 13 April 2009 tentang Uang Elektronik. Dengan
demikian uang elektronik sudah menjadi alat
pembayaran yang sah dengan ketentuan pada
peraturan tersebut. Untuk lebih menenai uang elektronik
kita bisa meninjau definisi, dasar hukum, manfaat, risiko,
Jenis dan batas nilai uang eketronik serta pihak-pihak
penyelenggaranya (PBI 11/12/PBI/2009, 2019).
a. Pengertian Uang Elektronik dan Nilai Uang Elektronik
Menurut S. Hidayati, dkk (2016) pengertian e-
money didasarkan pada pengertian yangg yang
dikemukakan oleh Bank for International Settlement
(BIS) pada salah satu artikel yang ditayangkan
berjudul “Innovations in retail payments and the BIS
statistics on payment and settlement systems”, e-
money didefinisikan sebagai:
“stored-value or prepaid products in which a record of
the funds or value available to a consumer is stored
on an electronic device in the consumer’s
possession”
Dari pengertian tersebut jadi e-money bisa dikatakan
sebagai merupakan media penyimpanan nilai uang
secara elektronik.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 45


Dalam PBI Nomor (PBI NOMOR
20/6/PBI/2018, 2018) BAB I Pasal 1 no 3, Uang
Elektronik diartikan sebagai suatu instrumen atau alat
untuk melakukan pembayaran. Alat tersebut harus
yang memenuhi unsur berikut:
1) Penerbitan uang elektronik atas dasar uang
deposit yang disetorkan;
2) Penyimpanan nilai uang dilakukan secara
elektronik pada media chip; dan
3) Pengelolaannya bukan merupakan
simpanan/tabungan atau dana yang dihimpun
oleh bank sebagaimana diatur dalam perundang-
undangan perank.
Dengan demikian uang elektronik merupakan
uang yang dikeluarkan berdasarkan nilai uang yang
simpan pada media elektronik dan tidak merupakan
simpanan (dana yang dihimpun) oleh penerbit uang
eletronik.
Sedangkan yang dimaksud nilai uang elektronik
berdasarkan PBI Nomor 20/6/PBI/2018, Nilai Uang
Elektronik diartikan sebagai nilai uang yang
ditempatkan secara elektronik dalam suatu media
berbentuk server atau chip dan bisa dialihkan baik
untuk membayar atau mentransfer dana.
b. Dasar Hukum
Seperti kita ketahui bahwa Bank Indonesia
telah uang elektronik merupakan salah satu bagian
dari sistm pembayran, Bank Indonesia telah

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 46


menerbitkan beberapa regulasi mengenai uang
elektronik. Adapun peraturannya adalah sebagai
berikut:
1) Peraturan BI No. 11/12/PBI/2009 Tahun 2009
tentang Uang Elektronik (Electronic Money)
2) Peraturan BI No. 16/8/PBI/2014 Tahun 2014
tentang Perubahan Pertama atas Peraturan
Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang
Uang Elektronik (Electronic Money)
3) Peraturan BI No. 18/17/PBI/2016 Tahun 2016
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang
Elektronik (Electronic Money)
4) Peraturan BI No. 20/6/PBI/2018 Tahun 2018
tentang Uang Elektronik
c. Manfaat Uang Elektronik
Departemen Komunikasi BI (2020) memuat
manfaat e-money. Adapun manfaat atas pembayaran
dengan menggunakan e-money yakni sebagai
berikut:
1) Transkasi pembayaran dapat dilakukan dengan
mudah dan cepat tanpa harus membawa uang.
2) Membantu mengurangi kesulitan pembeli untuk
mencari uang recehan sebagai kembalian,
sehingga diganti dengan permen..
3) Transaksi masal untuk frekuensi kecil sangat
bisa diaplikasikan. Misalnya KRL, Tol, dan
sejenisnya.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 47


d. Risiko uang Elektronik
Selain manfaat yang dirasakan dengan adanya
uang elektronik, tentu akan ada risiko yang terjadi
ketika menggunakannya. Departemen Komunikasi BI
(2020) menyampaikan bahwa uang elektronik juga
memilikit risiko yang perlu disikapi dengan kehati-
hatian dari para penggunanya, seperti :
1) Hilang dan dipergunakan orang lain. Seperti
halnya uang tunai, uang elektronik pun bisa
hilang dan dipergunakan orang lain. Misalnya,
seseoarng memiliki kartu Flazz, ketika kartu
tersebut hilang dan terdapat saldo, maka saldo
tersebut juga akan hilang dan tidakbisa diklaim
pada issuer atau penerbitnya, dalam hal ini BCA.
2) Transaksi double bisa terjadi karena kurangnya
pemahman dalam pemakian uang elektronik,
sehingga pada saat melakukan tap (tempel) bisa
terjadi dua kali atau lebih sehingga saldonya
berkurang lebih besar.
e. Lingkup Penyelenggaraan Uang Elektronik
Dalam PBI Nomor 20/6/PBI/2018 pasal 13
memuat lingkup penyelenggaraan Uang Elektronik
yang dibedakan menjadi:
1) closed loop
closed loop merupakan Uang Elektronik yang
penggunaannya hanya bisa kepada merchant
yang merupakan Penerbit Uang Elektronik
tersebut. Artinya tidak bisa digunakan untuk

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 48


merchant lainnya. Mekanismenya seperti pulsa di
GSM, hanya bisa operator tersebut.
2) open loop,
open loop merupakan Uang Elektronik yang
penggunaannya bisa digunakan untuk
membayar merchan baik penerbit maupun yang
bukan merupakan Penerbit Uang Elektronik
tersebut. Artinya bisa dipergunakan untuk issuer
lain. Contohnya seprti dana.
f. Pengelompokan Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran Uang Elektronik
Beradasarkan PBI No. 20/6/PBI/2018 pasal
Bab III Pasal 5 mengelompokan dua penyelenggara
yakni:
1) kelompok penyelenggara front end, terdiri atas
izin sebagai:
a) penerbit,
b) acquirer,
c) penyelenggara payment gateway,
d) penyelenggara dompet elektronik, dan
e) penyelenggara transfer dana; dan
2) kelompok penyelenggara back end, terdiri atas
izin sebagai:
a) prinsipal,
b) penyelenggara switching,
c) penyelenggara kliring, dan
d) penyelenggara penyelesaian akhir.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 49


g. Jenis Uang Elektronik dan Batas Nilai Uang
Elektronik
Untuk mengetahui jenis uang elektronik,
Departemen Komunikasi BI (2020) membedakan
jenis uang elektronik berdasarkan tercatat atau
tidaknya data identitas pemegang pada penerbit
Uang Elektronik. Adapun jenis-jenisnya sebagai
berikut:
1) Uang Elektronik registered,
Jenis ini merupakan Uang Elektronik yang
identitas pemiliknya telah dicatat, terdaftar dan
terverifikasi pada penyedia Uang Elektronik
tersebut. Prinsipnya, penerbit ingin mengetahui
penggunanya. Batas maksimum nilai Uang
Elektronik yang tersimpan pada media chip atau
server untuk jenis registered adalah
Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah). Namun
setiap penerbit akan menentukan batas yang
berbeda-beda. Contohnya Gopay, Link, Ovo,
Dana dan sejenisnya.
2) Uang Elektronik unregistered,
Jenis ini merupakan Uang Elektronik kebalikan
dari registered yang identitas pemiliknya tidak
dicatat, terdaftar dan tidak terverifikasi pada
penyedia uang elektronik. Batas maksimum nilai
Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip
atau server untuk jenis unregistered adalah
Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah). Contohnya

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 50


kartu Flazz card BCA, BNI Tap-Cash, Brizzi dan
sejenisnya.
Selain berdasarkan identitas pemegang pada
penerbit, jenis uang elektronik juga bisa ditinjau
berdasarkan media penyimpan Nilai Uang Elektronik.
Adapun jenisnya meliputi:
1) server based, yaitu Uang Elektronik dengan
media penyimpan berupa server; dan
2) chip based, yaitu Uang Elektronik dengan media
penyimpan berupa chip
h. Contoh Uang Elektronik dan Cara Penggunaannya
a. LinkAja
LinkAja merupakan salah satu aplikasi layanan
keuangan digital berupa uang elektronik. LinkAja
diterbitkan oleh PT. Fintek Karya Nusantara
dengan kepemilikan sebagai berikut:
Telkomsel (25%), Bank Mandiri (20%), Bank
Negara Indonesia (20%), Bank Rakyat Indonesia
(20%), Bank Tabungan Negara (7%), Pertamina
(7%), Asuransi Jiwasraya (1%) Danareksa (1%).
Transakasi yang bisa dilakukan dengan LinkAja
yakni: Pembayaran dibeberapa merchant seperti
lawson, Pembelian pulsa/paket data,
Pembayaran Tagihan, Pembayaran Belanja
Online, Pengiriman Uang.
b. GoPay
Dalam situs gojek.com disampaikan bahwa
GoPay is electronic money for any payment and

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 51


financial transaction that you can use in the
Gojek app. Dari dfinisi tersebut, GoPay dapat
diartikan uang elektronik untuk pembayaran dan
transaksi keuangan apa pun yang dapat
digunakan di aplikasi Gojek (Gojek.com, n.d.).
c. Dana
Dalam situsnya, DANA diartikan sebagai dompet
digital Indonesia yang didesain untuk menjadikan
setiap transaksi nontunai dan nonkartu secara
digital, baik online maupun offline dapat berjalan
dengan cepat, praktis dan tetap terjamin
keamanannya (DANA, n.d.)
d. Flazz BCA
Flazz BCA merupakan jenis uang elektronik
dalam mdia penyimpanan chip. Dalam situs
Bca.co.id flazz merupakan Kartu transaksi
multifungsi dengan teknologi chip RFID (Radio
Frequency Identification) yang memudahkan dan
mempercepat proses pembayaran secara non-
tunai (Bank Central Asia, n.d.).
e. Brizzi
Dalam situs BRIagro, mendefinsiikan BRIZZI
adalah uang elektronik pengganti uang tunai
yang berfungsi sebagai alat pembayaran yang
bisa dipakai untuk membayar transaksi belanja
(purchase) atau transaksi lainnya yang dilakukan
di penyedia barang atau jasa (Bank Rakyat
Indonesia, n.d.).

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 52


C. Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan uang dan bagaimana


perkembangannya? Jelaskan!
2. Bagaimana kriteria, fungsi dan jenis-jenis uang yang ada
di masyarakat?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan uang elektronik
dan apa saja jenisnya?

D. Referensi

Bank Rakyat Indonesia. (n.d.). BRIZZI. BRI. Retrieved July


27, 2021, from https://briagro.co.id/briproduct/brizzi/

D. Komisioner OJK. (2015). Otoritas jasa keuangan republik


indonesia.

DANA. (n.d.). Tentang DANA. Dana. Retrieved July 27,


2021, from https://www.dana.id/about

Departemen Komunikasi BI. (2020). APA ITU UANG


ELEKTRONIK. BI.
https://www.bi.go.id/id/edukasi/Pages/Apa-itu-Uang-
Elektronik.aspx

Gojek.com. (n.d.). What is GoPay? Gojek. Retrieved July 27,


2021, from https://www.gojek.com/help/gopay/apa-
itu-go-pay/

Kasmir. (2020). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya


(Revisi 14). RajaGrafindo Persada.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 53


Muchtar, B. (2016). Bank & Lembaga Keuangan Lain
(Pertama). Kencana

Sari, V. N. (2020). Revolusi Uang Digital Era. 5.0 Transaksi


Digital (Pertama). Insan Cendekia Mandiri.

Solikhin. (2002). Kebanksentralan-UANG, Seri (Issue 1).

Sugiyanto, & Lestari, E. P. (2014). Peranan Uang Dalam


Perekonomian. 1–32.
http://fajriarifwibawa.blogspot.co.id/2015/04/makalah-
peranan-uang-dalam-perekonomian.html

PBI 11/12/PBI/2009. (2019). Uang Elektronik. 42.

PBI NOMOR 20/6/PBI/2018. (2018). Peraturan Bank


Indonesia tentang Uang Elektronik. 81

UU No 7 TH 2011. (2011). MATA UANG. In RI.


http://ridum.umanizales.edu.co:8080/jspui/bitstream/6
789/377/4/Mu�oz_Zapata_Adriana_Patricia_Art�cul
o_2011.pdf

Hidayati, S. dkk. (2016). Kajian Operasional E-Money. In


Bank Indonesia (p. 60).

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 54

Anda mungkin juga menyukai