Anda di halaman 1dari 7

Athiyyah

HOYRUN ANISA
Pengertian
Secara etimologis 'athiyyah menurut al-Jauhari berarti sesuatu yang
diberikan. Jamaknya 'athaya. Adapun 'athiyyah secara terminologis
berarti mendermakan harta ketika dalam kondisi sakit kritis yang
mengakibatkan meningal dunia. Ia lebih khusus daripada hibah
karena hibah mendermakan harta pada saat apa pun. Oleh karena
itu, hukum 'athiyyah pada sebagian waktu berbeda dengan hibah
yang diberikan ketika dalam keadaan sehat.
Pembagian Athiyyah

01
Athiyah Orang Sakit Yang Tidak Mempunyai Hutang
Jika orang sakit yang tidak mempunyai hutang memberikan sebagian hartanya, ada dua kemungkinan.
a) orang yang diberi adalah bukan ahli warisnya dan
b) orang yang diberi adalah ahli warisnya.
Pertama, Jika orang yang diberi bukan ahli warisnya dan orang yang sakit tidak mempunyai hutang dan barang yang
diberikan ada padanya, dalam hal ini fuqaha membedakan apakah orang yang memberikan 'athiyyuh itu mempunyai ahli
waris atau tidak.
Orang yang sakit tidak
Jika ia mempunyai ahli waris, fuqaha dari kalangan Hanafiyyah, Syafi'iyyah, Malikiyyah, dan Hanabilah sepakat bahwa
meninggalkan hutang
pemberiannya itu berlaku bila tidak melebihi sepertiga hartanya. Jika melebihi sepertiga hartanya, kelebihannya itu
bergantung pada izin ahli warisnya. Jika mereka mengizinkan, maka sah, dan jika tidak, maka batal.
Jika orang sakit yang memberikan 'athiyyah itu tidak mempunyai ahli waris, pemberian itu sah dan berlaku meskipun
semua hartanya diberikan dan tidak bergantung pada izin siapa pun. Demikian ini menurut Hanafiyyah. Malikiyyah dan
Syafi'iyyah berpendapat bahwa pemberian orang yang sakit yang melebihi sepertiga hartanya adalah batal karena
harta yang melebihi sepertiga diwarisi oleh kaum muslimin dan tidak seorang pun dari kaum muslimin yang mengizinkan
untuknya.
Pembagian, Athiyyah

Athiyyah Orang Sakit Yang Mempunyai Hutang


Jika pemberi yang sakit itu mempunyai hutang, dalam hal ini ada dua kemungkinan sebagai

02 berikut.
1. jika hutangnya menghabiskan seluruh hartanya, kemudian ia memberikan sebagian
hartanya dan telah diterima oleh orang yang diberi, maka pemberian itu tidak berlaku,
baik pemberian itu kurang dari sepertiga atau lebih, baik yang diberi itu orang lain atau
ahli warisnya. Pemberian itu harus mendapat izin dari orang yang menghutanginya.
2. jika hutangnya tidak akan menghabiskan seluruh hartanya, kemudian ia memberikan
sebagian hartanya dan orang yang diberi telah menerima pem- beriannya, dalam kasus
seperti ini harus dikeluarkan dari harta pusaka sebesar hutangnya. Kemudian,
kelebihannya dapat diberikan seperti halnya jika harta pusaka tersebut tidak terkena
Hadist tentang Athiyyah
H‫حدثنا عبد هلال بن يوسف اخ ينامالك بن شهاب عن محمد بن عبد الرحمان ومحمد‬
‫ ان اباه ا ن هذا‬: ‫ب به ایل رسول هلالربن النعمان بن بشْي انهما حدثه عن النمان بن بشْي‬
‫ ا‬:‫ اكل ولدك نحلتب نحلت اب ّص ل هلال عليه وسلم فقال‬: ‫ فقال‬،‫غالما‬
‫ فارجعه‬:‫ ال‬:‫مثله؟ قال‬

Artinya: Dari Nu'man Ibn Basyir Radhiyallahu Anhu bahwa ayahnya menghadap
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam bersama dia, lalu berkata: "Saya berikan
seorang budak kepada anakku ini. Maka Rasulullah bersabda: "Apakah semua
anakmu kau beri seperti ini? dia menjawab: "tidak Rasulullah bersabda "Ambillah ia
kembali H,R Tirmidzi
Asbabul wurud Hadist
diriwayatkan dari al-Nu man Ibn Basyir dan ayahnya tergambar dengan
jelas dengan alur cerita yang dapat dipahami pada matan hadis
tersebut. Diskusiantara Nabi dengan ayah Nu man terjadi ketika Nu'man
diajak ayahnya menghadap nabi untuk meminta nasihat berkaitan.
dengan niat ayah Nu man yang hendak memberikan seorang budak
sahaya kepada Nu'man. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
melarang Ayah Nu'man memberikan budak kepada Nu'man. Larangan
Nabi yang demikian atas dasar bahwa ayah Nu man tidak memberikan
budak atau hamba sahaya juga kepada anak-anak yang lain. Hal ini
diketahui oleh nabi ketika Nabi bertanya kepada ayah
Nu'man.Mendengar jawaban ayah Nu man, Nabi langsung mengambil
kesimpulan bahwa kebijakan ayah Nu man ini menurut Rasulullah
Shallallahu Allaihi wa Sallam dianggap tidak adil terhadap anak-
anaknya. Perbuatan adil adalah perintah agama Islam termasuk adil
dalam kehidupan keluarga.
hank You
T

Anda mungkin juga menyukai