Anda di halaman 1dari 17

LITERATURE REVIEW : PERAN PELAKSANAAN INISIASI

MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF DI INDONESIA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

Nadifak Sabilah
J 310 170 120

PROGAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

LITERATURE REVIEW : PERAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU


DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI INDONESIA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NADIFAK SABILAH
J 310 170 120

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen
Pembimbing

Siti Nurokhmah, S.Gz,. M.Sc.


NIK/NIDN: 1934/0608059101

i
HALAMAN PENGESAHAN

LITERATURE REVIEW : PERAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU


DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI INDONESIA

OLEH:
NADIFAK SABILAH
J 310 170 120

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu, 12 Januari 2022
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Siti Nurokhmah, S.Gz., M.Sc (……………….)


(Ketua Dewan Penguji)
2. Muwakhidah, SKM. M. Kes (……………….)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Luluk Ria Rakhma, S. Gz., M gizi (……………….)
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Umi Budi Rahayu. S.Fis., Ftr., M.Kes


NIDN: 0620117301

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 16 Oktober 2021

Penulis

Nadifak Sabilah
J 310 170 120

iii
LITERATURE REVIEW : PERAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU
DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI INDONESIA

Abstrak
Menyusui secara eksklusif memberikan banyak manfaat bagi bayi dan ibunya.
Meskipun demikian, capaian pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih rendah.
Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif salah satunya yaitu pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD). IMD termasuk ke dalam salah satu variabel yang
sering dianalisis sebagai salah satu determinan yang terbukti meningkatkan
keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Tujuan pada penelitian ini untuk menganalisis
hubungan pelaksanaan IMD dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di
Indonesia. Metode yang digunakan adalah literature (narrative) review pada artikel
jurnal dengan desain penelitian cross-sectional dan case control dalam kurun waktu
10 tahun terakhir yang terindeks Sinta (minimal Sinta 4) melalui database Google
scholar dan Perpustakaan Nasional. Kriteria inklusi yang digunakan berupa artikel
jurnal dengan full text ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dan subjek
penelitian ibu dengan bayi usia < 24 bulan. Berdasarkan kelengkapan artikel yang
direview (n=8) ditemukan 5 artikel yang mencantumkan dua abstrak berbahasa
Indonesia dan Inggris, menuliskan kriteria eksklusi (n=2), menuliskan besaran
populasi (n=2), dan menjabarkan rumus sampel (n=1). Seluruh artikel yang direview
(n=8) menyatakan adanya hubungan yang signifikan pada kedua variabel. Artikel
dengan analisis multivariat (n=2) menyatakan bahwa IMD merupakan faktor yang
paling dominan dalam mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Oleh
karena itu disimpulkan bahwa IMD secara langsung dapat mempengaruhi pemberian
ASI eksklusif sehingga diperlukan program untuk meningkatkan pelaksanaan IMD
sebagai salah satu metode untuk meningkatkan capaian pemberian ASI Ekslusif di
Indonesia.
Kata Kunci: ASI eksklusif, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dan Indonesi

Abstract
Exclusive breastfeeding provides many benefits for the baby and the mother.
Nevertheless, the achievement of exclusive breastfeeding in Indonesia is still low.
One of the factors that influence exclusive breastfeeding is the implementation of
Early Initiation of Breastfeeding (EIBF). EIBF is one of the variables that is often
analyzed as one of the determinants proven to increase the success of exclusive
breastfeeding. The purpose of this study was to analyze the relationship between
EIBF implementation and the success of exclusive breastfeeding in Indonesia. The
method used is a literature (narrative) review of journal articles with a cross-sectional
and case-control research design in the last 10 years indexed by Sinta (at least Sinta

1
4) through the Google Scholar database and the National Library. The inclusion
criteria used were journal articles with full text written in Indonesian or English and
the research subjects were mothers with infants aged < 24 months. Based on the
completeness of the articles reviewed (n=8) found 5 articles that included two
abstracts in Indonesian and English, wrote the exclusion criteria (n=2), wrote down
the population size (n=2), and described the sample formula (n=1). All reviewed
articles (n=8) stated that there was a significant relationship between the two
variables. The article with multivariate analysis (n=2) stated that BMI was the most
dominant factor in influencing the success of exclusive breastfeeding. Therefore, it is
concluded that EIBF can directly affect exclusive breastfeeding so that a program is
needed to improve the implementation of EIBF as a method to increase the
achievement of exclusive breastfeeding in Indonesia.
Keywords: exclusive breastfeeding, Early Initiation of Breastfeeding (EIBF), and
Indonesia

1. PENDAHULUAN
ASI merupaan makanan dengan sumber nutrisi yang direkomendasikan untuk bayi
selama 2 tahun pertama kelahiran yang memiliki banyak manfaat (Alimoradi, 2014;
Hamidah, 2019).Pemberian ASI selama 6 bulan atau disebut ASI eksklusif mampu
memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi. Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi
risiko kelebihan berat badan atau obesitas, diabetes tipe 2, dan mengurangi kejadian
sindroma kematian bayi mendadak. Manfaat lain dari ASI eksklusif yaitu mampu
meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Hal tersebut dikarenakan kandungan antibody
dalam ASI yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit. Dalam penelitian
selama 6 bulan, anak-anak yang mendapat ASI eksklusif menunjukkan fungsi
kognitif yang lebih tinggi (Victora et al, 2016).
Di Indonesia, cakupan ASI eksklusif tahun 2013 adalah 30,2% dan
mengalami peningkatan di tahun 2018 menjadi 37,3% (Riskesdas, 2018). Dengan
demikian, prevalensi ASI eksklusif masih berada dibawah target capaian RPJMN
tahun 2021 (45%) (Kemenkes RI, 2020).
Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif umumnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya kurangnya keberhasilan langkah menyusui salah
satunya pada bayi yang tidak mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). IMD

2
merupakan proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran, dimana bayi
akan mencari sendiri puting ibu setelah merasa tenang dan tanpa bantuan dari ibu
untuk memasukkan puting susu ke mulut bayi (Widiartini, 2017). Selain itu, IMD
juga berperan sebagai faktor pelindung melawan penyakit (WHO, 2018).
Pada tahun 2018, cakupan IMD sebesar 58,2% atau, meningkat dibanding
lima tahun sebelumnya yaitu 34,5% (Riskesdas, 2013 & 2018). Target cakupan IMD
menurut Gizi Masyarakat (2019) adalah 50%, yang artinya, secara nasional target
IMD telah tercapai. Terlebih lagi, jika melihat target global 70%, upaya peningkatan
cakupan IMD di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
Dalam penelitian Patel (2015) rendahnya pelaksanaan IMD merupakan salah
satu faktor yang berkaitan dengan kegagalan ASI eksklusif. Menurut Mashudi
(2014), bayi yang begitu lahir dilakukan teknik IMD seelama 50 menit akan mampu
menyusui lebih baik. Hal ini didukung juga oleh penelitian Kitano et al., (2016)
dimana manfaat IMD terbukti meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
sampai bayi berusia 6 bulan.
Meskipun demikian, terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan hasil
berbeda. Misalnya pada Sari (2012) dan Yuliana (2019) yang tidak ada perbedaan
pemberian ASI Eksklusif antara pelaksanaan ibu IMD dan yang tidak IMD.
Berdasarkan penulusuran penulis saat ini belum ada kajian literature yang
khusus menganalisis kaitan antara IMD dengan ASI eksklusif di Indonesia sehingga,
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan metode kajian literature review. Kajian
literatur review untuk mengetahui sejauh mana hasil kajian literature dapat
diimplikasikan sebagai dasar pengambil kebijakan dan memberikan gambaran di
Indonesia sebagai upaya dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif secara optimal.

2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode telaah pustaka atau literature (narrative) review.
Metode yang dilakukan pada literature review melalui pendekatan sistematik untuk
melakukan analisis data secara simplified approach. Langkah-langkah melakukan

3
analisis yaitu artikel ditelaah secara bersamaan untuk melihat hubungan antara satu
literature dengan literature yang lainnya, mengidentifikasi tema dari hasil setiap
penelitian dalam literature yang dapat mencerminkan hasil pertanyaan penelitian,
mengembangkan dan mengabungkan tema yang sama dengan bukti yang kuat.
Penelusuran dilakukan secara manual dengan menulis kata kunci pada data
base. Sumber database jurnal nasional dari Google Scholar dan Perpustakaan
Nasional. Kata kunci yang digunakan dalam penelusuran menggunakan 2 bahasa
yaitu bahasa Inggris di Google Schoolar yaitu “EIB” or “EIBF” and “Exclusive
Breastfeeding” sedangkan, bahasa Indonesia di Perpustakaan Nasional menggunakan
“IMD” dan “Asi Eksklusif”. Artikel menggunakan desain case-control dan cross-
sectional, artikel berbahasa Indonesia atau bahasa inggris yang berindeks minimal
SINTA 4. Menganalisis pada sejumlah artikel jurnal nasional yang terbit dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir mulai Januari 2011.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Penulis memilih 8 artikel dengan desain penelitian cross sectional dan case control
yang diterbitkan pada tahun 2011-2020
Tabel 1. Hasil Ekstraksi Artikel Jurnal Peran Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
dengan Keberhasilan ASI Eksklusif di Indonesia
No Judul Subjek Hasil Kesimpulan
1. Hubunganinisiasi Menyusu Dini Subjek sebanyak Hasil penelitian Ada hubungan
Dengankeberhasilan Pemberian 64 ibu dengan menunjukkan signifikan antara
Asi Eksklusif di Puskesmas bayi usia 6-12 terdapat 64,1% IMD dengan
Mergangsan Yogyakarta bulan bayi diberikan asi keberhasilan
eksklusif dan pemberian ASI
Peneliti: Evi Nuryuliana, Endah 65,6% ibu eksklusif .
Puji Astute, Ari Sulistyawati melakukan IMD
Jurnal Media Ilmu Kesehatan dengan hasil uji
Vol. 04, No. 01, April 2015 terdapat
hubungan antara
IMD dengan
pemberian ASI
eksklusif (p-
value<0,000)
2. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Subjek sebanyak Hasil penelitian Ada hubungan

4
Dengan Pemberian Asi Ekslusif 50 ibu dengan menunjukkan signifikan antara
Pada Bayi bayi usia 7-12 terdapat 62% IMD dengan
bulan bayi diberikan asi keberhasilan
Peneliti: Sofia Mawaddah eksklusif dan pemberian ASI
Jurnal Info Kesehatan Vol 16, 52% ibu eksklusif .
No. 2, Desember 2018 melakukan IMD
dengan hasil uji
terdapat
hubungan antara
IMD dengan
pemberian ASI
eksklusif (p-
value=0,001)
3. Hubungan antara Pengetahuan Subjek sebanyak Hasil penelitian Ada hubungan
Ibu dan IMD dengan Praktik Asi 61 ibu dengan menunjukkan signifikan antara
Eksklusif bayi usia 6-11 terdapat 55,7% IMD dengan
bulan bayi diberikan asi keberhasilan
Peneliti: Zuhud Nur Rosyid, Sri eksklusif dan pemberian ASI
Sumarmi, 47,5% ibu eksklusif .
Jurnal Amerta Nutrition Vol. 01, melakukan IMD
No. 04, Desember 2017 dengan hasil uji
terdapat
hubungan antara
IMD dengan
pemberian ASI
eksklusif (p-
value=0,025)
4. Analisis Hubungan Inisiasi Subjek sebanyak Hasil penelitian Ada hubungan
Menyusu Dini terhadap 110 Ibu yang menunjukkan signifikan antara
Pemberian memiliki bayi terdapat 21,8% IMD dengan
Asi Eksklusif di Wilayah Kerja berusia ≥ 7 bulan bayi diberikan asi keberhasilan
Puskesmas Makrayu eksklusif dan pemberian ASI
Kota Palembang 25,5% ibu eksklusif .
melakukan IMD
Peneliti: Nina Deslima, dengan hasil uji
Misnaniarti, HM. Zulkarnain terdapat
Jurnal JUMANTIK Vol. 4, No. hubungan antara
1, Mei 2019 IMD dengan
pemberian ASI
eksklusif (p-
value<0,001)
5. Hubungan Pelaksanaan Subjek sebanyak Hasil penelitian Ada hubungan
Menyusui Dini Dengan 110 ibu dengan menunjukkan signifikan antara
Pemberian Asi Eksklusif bayi usia 6-12 terdapat 58,2% IMD dengan
diwilayah Kerja Puskesmas bulan bayi diberikan asi keberhasilan
Tanah Garam Kota Solok eksklusif dan pemberian ASI
6,3% ibu eksklusif .
Peneliti: Vetty Priscilla, Elmatris melakukan IMD
Sy dengan hasil uji
Jurnal Kesehatan Masyarakat terdapat
Vol. 6, No. 1, Maret 2011 hubungan antara

5
IMD dengan
pemberian ASI
eksklusif (p-
value=0,045)
6. Peran Bidan dalam Asi Eksklusif Subjek sebanyak Hasil penelitian Ada hubungan
di Kabupaten Cilacap 220 Ibu yang menunjukkan signifikan antara
memiliki bayi terdapat 28,2% IMD dengan
Peneliti: Majestika Septikasari berusia 6-12 bayi diberikan asi keberhasilan
Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu bulan eksklusif dan pemberian ASI
Kesehatan Vol. 3, No. 2, 9,1% ibu eksklusif .
Desember 2018 melakukan IMD
dengan hasil uji
terdapat
hubungan antara
IMD dengan
pemberian ASI
eksklusif (p-
value<0,001)
7. Hubungan antara Kondisi Subjek sebanyak Hasil penelitian Ada hubungan
Kesehatan Ibu, Pelaksanaan 110 Ibu yang menunjukkan signifikan antara
IMD, dan Iklan Susu memiliki bayi terdapat 37,3% IMD dengan
Formula dengan Pemberian Asi usia 0-6 bulan bayi diberikan asi keberhasilan
Eksklusif eksklusif dan pemberian ASI
29,1% ibu eksklusif .
Peneliti: Dedi Alamsyah, melakukan IMD
Marlenywati, Hasti Ruthayana dengan hasil uji
Jurnal IKESMA Vol. 13, No. 1, terdapat
Maret 2017 hubungan antara
IMD dengan
pemberian ASI
eksklusif (p-
value=0,047)
8. Determinan Perilaku Menyusui Subjek sebanyak Hasil penelitian Ada hubungan
dengan Keberhasilan Asi 105 Ibu yang menunjukkan signifikan antara
Eksklusif di Wilayah Kerja memiliki bayi terdapat 39% IMD dengan
Puskesmas Menteng Kota berusia 6-12 bayi diberikan asi keberhasilan
Palangka Raya bulan eksklusif dan pemberian ASI
75,20% ibu eksklusif .
Peneliti: Greiny Arisani, melakukan IMD
Wahidah Sukriani dengan hasil uji
Jurnal Kesehatan Vol. 3, No. 2, terdapat
April 2020 hubungan antara
IMD dengan
pemberian ASI
eksklusif (p-
value=0,017)

Berdasarkan hasil review berdasarkan kedelapan artikel, 5 artikel


menggunakan teknik sampling non-probability sampling dan 3 artikel menggunakan

6
teknik sampling probability sampling dengan analisis bivariat dan multivariat. Dalam
analisis multivariate variabel-variabel yang dikontrol antara lain pendidikan,
pendapatan, inisiasi menyusu dini/riwayat IMD, umur, sikap, pengetahuan, penolong
persalinan, tempat persalinan, dan dukungan keluarga. Hasil uji statistik dari
kedelapan artikel jurnal menunjukkan nilai p-value <0.05. Seluruh artikel jurnal yang
direview menyimpulkan adanya hubungan positif antara pelaksanaan IMD dengan
keberhasilan ASI eksklusif.
3.2 Pembahasan
Pemberian ASI selama 6 bulan pertama sejak kelahiran tanpa menambah atau
mengganti makanan dan minuman lain disebut sebagai ASI eksklusif (Kemenkes RI,
2018). Rekomendasi menurut UNICEF dan WHO dalam pemberian ASI eksklusif
diberikan selama 6 bulan, setelah bayi berusia 6 bulan diperkenalkan dengan
makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Adapun
upaya pemerintah dalam mendukung ibu menyusui agar bayi usia < 6 bulan mendapat
ASI eksklusif dengan ditetapkannya peraturan perundang-undangan terkait ASI
ekskusif. Kebijakan tentang pemberian ASI Eksklusif tertuang dalam UU nomor 33
tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif, dan Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 15 tahun 2013 tentang tata cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau
memerah ASI (Kemenkes RI, 2021).
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif
adalah kemampuan untuk melakukan penyusuan segera (immediate breastfeeding)
atau IMD. IMD dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau
perut ibu sehingga kulit bayi bersentuhan pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-
kurangnya satu jam segera setelah lahir. IMD memiliki peranan penting agar bayi
dapat diberikan ASI eksklusif. Kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan ibunya
setelah lahir mampu meningkatkan kesempatan bayi untuk menyusu di jam pertama
kehidupan dan dalam jangka panjang (Agudelo et al., 2016). Menurut Maryunani
(2015), penting melakukan IMD adalah ketika bayi dapat menyusu segera setelah
lahir, maka kolostrum makin cepat keluar sehingga bayi akan lebih cepat

7
mendapatkan kolostrum, yaitu cairan pertama yang kaya akan antibody dan sangat
penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang dibutuhkan
bayi demi kelangsungan hidupnya.
Bedasarkan kajian yang dilakukan pada 8 artikel jurnal didapatkan prevalensi
tertinggi ASI eksklusif di wilayah Kalimantan Tengah daerah Puskesmas Kereng
Pangi Kabupaten Katingan dengan sampel sejumlah 50 ibu dan sebanyak 31 ibu
memberikan ASI eksklusif pada bayinya dengan persentase 62% yang diteliti pada
artikel 2. Prevalensi terendah terdapat di wilayah Sumatera Selatan daerah
Palembang (21,8%) dalam artikel jurnal yang diteliti pada artikel 4 dengan sampel
sebanyak 110, dan hanya 24 ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Adapun prevalensi pelaksanaan IMD dimana prevalensi tertinggi di wilayah
Kalimantan Tengah daerah Palangkaraya yaitu 75,2% (artikel 8), sedangkan
prevalensi terendah terdapat di wilayah di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Selatan I
Kabupaten Cilacap (9,1%) (artikel 6).
Literature review ini mengkaji 8 artikel jurnal mengenai hubungan peran
pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan keberhasian pemberian ASI eksklusif di
Indonesia. Seluruh artikel jurnal yang direview menyimpulkan adanya hubungan
positif antara pelaksanaan IMD dengan keberhasilan ASI eksklusif.
Pada 2 artikel jurnal yang menggunakan analisis multivariat diperoleh hasil
bahwa variabel IMD merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
keberhasilan pemberian ASI eksklusif (artikel 4 dan 8). Variabel yang dikontrol
meliputi variabel pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan keluarga, umur,
sikap, pengetahuan, penolong persalinan, dan tempat persalinan. Bedasarkan hasil
multivariat dengan niai OR= 4,05 yang artinya ibu yang melakukan IMD berpeluang
4,05 kali lebih tingggi untuk memberikan ASI eksklusif (artikel 4), sedangkan pada
artikel 8 nilai OR nya jauh lebih tinggi yaitu= 16,62 yang artinya ibu yang
melakukan IMD berpeluang 16,62 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif.
Kesimpulan hasil review artikel ini sejalan dengan penelitian Kitano et al.,
(2016) yang menyebutkan manfaat dari pemberian inisiasi menyusui dini pada jam

8
pertama setelah kelahiran bayi telah terbukti meningkatkan keberhasilan pemberian
ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah
kemampuan untuk melakukan IMD sehingga saat kontak kulit dengan kulit antara
bayi dengan ibunya setelah lahir mampu memberikan kesempatan bayi untuk
menyusu di jam pertama kehidupan. Pada penelitian yang dilakukan di 6 negara
(Kenya, Zambia, India, Pakistan, Argentina, dan Guatemala) dengan penghasilan
rendah dan menengah yang menggunakan studi kohort prospektif menjelaskan
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan untuk mencapai pemberian
ASI eksklusif pada 42 hari pascakelahiran yaitu nulliparitas, BBLR, operasi cesar,
dan kegagalan melakukan IMD (Patel A, et al., 2015).
Penelitian yang dianalisis dari kajian literature review ini terdapat beberapa
perbedaan dalam artikel jurnal yang digunakan dalam penulisan ini yaitu dari aspek
seperti desain penelitian, jumlah sampel, teknik pengambilan sampel, dan metode
penelitian yang dapat mempengaruhi kesimpulan/hasil. Selain itu, penggunaan
definisi operasional (DO) yang berbeda, kriteria inklusi eksklusi, serta tempat
berlangsungnya penelitian yang berbeda-beda. Tidak hanya mempertimbangkan dari
aspek tersebut, ditambah dengan keseluruhan hasil artikel jurnal menyebutkan adanya
hubungan yang juga didukung dengan kerangka teori dan hasil dari penelitian-
penelitian lain (termasuk di luar Indonesia), sehingga peneliti menarik kesimpulan
bahwa peran pelaksanaan IMD menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan ibu
dalam pemberian ASI eksklusif di Indonesia.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil review 8 artikel di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor
penyebab yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah kemampuan untuk
melakukan penyusuan segera (immediate breastfeeding) atau IMD. Gambaran
presentase IMD dalam artikel penelitian berkisar 9,1%-75,2%. Seluruh artikel jurnal

9
yang direview berdasarkan hasil uji analisis menyimpulkan adanya hubungan positif
antara pelaksanaan IMD dengan keberhasilan ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil review tersebut, penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan sehingga diperlukan telaah artikel lebih mendalam untuk penelitian
selanjutnya seperti menjelaskan secara detail terkait durasi IMD dan kelengkapan
artikel jurnal yang akan digunakan. Saran untuk tenaga kesehatan diharapkan kepada
penolong persalinan (bidan) agar memberi kesempatan kepada ibu untuk melakukan
IMD

DAFTAR PUSTAKA

Agudelo, S., Gamboa, O., Rodríguez, F., Cala, S., Gualdrón, N., Obando, E., &
Padrón, M. L. (2016). The effect of skin-to-skin contact at birth, early versus
immediate, on the duration of exclusive human lactancy in full-term newborns
treated at the Clínica Universidad de La Sabana: study protocol for a
randomized clinical trial. Trials, 17(1), 1-9.

Alamsyah, D. (2017). Hubungan antara kondisi kesehatan ibu, pelaksanaan IMD, dan
iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif. IKESMA, 13(1).
Alimoradi, F., Javadi, M., Barikani, A., Kalantari, N., & Ahmadi, M. (2014). An
overview of importance of breastfeeding. Journal of Comprehensive
Pediatrics, 5(2).

Arisani, G., & Sukriani, W. (2020). Determinan Perilaku Menyusui dengan


Keberhasilan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Menteng Kota
Palangka Raya. Window of Health: Jurnal Kesehatan, 104-115.

Deslima, N., Misnaniarti, M., & Zulkarnain, H. M. (2019). Analisis Hubungan Inisisi
Menyusu Dini (IMD) terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

10
Puskesmas Makrayu Kota Palembang. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian
Kesehatan), 4(1), 1-14.

Gizi Masyarakat, D. (2019). Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018. Jakarta.

Hamidah, S., & Rulihari, S. (2017). Analisis Kinerja Konselor Air Susu Ibu (Asi)
Eksklusif Di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Hospital Majapahit (Jurnal
Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto), 9(2),31-41.

Kitano, N., Nomura, K., Kido, M., Murakami, K., Ohkubo, T., Ueno, M., &
Sugimoto, M. (2016). Combined effects of maternal age and parity on
successful initiation of exclusive breastfeeding. Preventive medicine reports, 3,
121-126.

Maryunani A. (2015). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi.
Jakarta : CV Trans Info Media.

Mashudi, S. (2014). Inisiasi Menyusui Dini Langkah Awal Keberhasilan Program


ASI Ekslusif. Jurnal Florence, 2(4), 2730.

Mawaddah, S. (2018). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Pemberian Asi


Ekslusif Pada Bayi. Jurnal Info Kesehatan, 16(2), 214-225.

Nuryuliyani, E., Astuti, E. P., & Sulistyawati, A. (2015). Hubungan Inisiasi Menyusu
Dini dengan Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif di Puskesmas Mergangsan
Yogyakarta. Media Ilmu Kesehatan, 4(1), 14-19.

Patel, A., Bucher, S., Pusdekar, Y., Esamai, F., Krebs, N. F., Goudar, S. S., &
Hibberd, P. L. (2015). Rates and determinants of early initiation of
breastfeeding and exclusive breast feeding at 42 days postnatal in six low and
middle-income countries: a prospective cohort study. Reproductive
Health, 12(2), 1-11.

11
Priscilla, V., & Sy, E. (2011). Hubungan Pelaksanaan Menyusui Dini dengan
Pemberian Asi Eksklusif Diwilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota
Solok. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 6(1), 16-23.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian RI Tahun 2013.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian & Pengembangan


Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes RI.

Rosyid, Z. N., & Sumarmi, S. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan IMD
Dengan Praktik ASI Eksklusif. Amerta Nutrition, 1(4), 406-414.

Sari, C. M., & Wirawanni, Y. (2012). Perbedaan pola pemberian ASI antara ibu yang
melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini (studi di wilayah kerja
puskesmas margorejo kabupaten pati). Journal of Nutrition College, 1(1), 1-10.

Septikasari M. (2018). Peran Bidan dalam ASI Eksklusif di Kabupaten


Cilacap. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2), 109-114.

Victora, C. G., Bahl, R., Barros, A. J., França, G. V., Horton, S., Krasevec, J., &
Group, T. L. B. S. (2016). Breastfeeding in the 21st century: epidemiology,
mechanisms, and lifelong effect. The Lancet, 387(10017), 475-490.

WHO. (2018). Breast cancer: Early diagnosis and screening. World Health
Organization.

Widiartini, I. A. P. (2017). Inisiasi Menyusui Dini & Asi Ekslusif. Yogyakarta: Darul
Hikmah.

Yuliana, M. L. (2019). Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dengan


Pemberian Asi secara Eksklusif pada Bayi Usia> 6 Bulan di Rumah Bersalin

12
Mulia Kabupaten Kubu Raya Tahun 2019. Jurnal Kebidanan Akbid Panca
Bhakti Pontianak, 9(2), 379-384.

13

Anda mungkin juga menyukai