OLEH:
Nurul Aifaa Nazihah Binti Mohd Zin
C014172165
RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Andi Rahmayanti
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Rudy B. Leonardy, Sp.OG (K)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
ii
SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT
Benar telah membacakan referat dengan judul “Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Dan
Manajemen Laktasi” pada:
Hari/tanggal :
Tempat :
Konsulen :
Minggu dibacakan :
Nilai :
iii
DAFTAR HADIR PEMBACAAN REFARAT
iv
DAFTAR ISI
v
BAB 1
PENDAHULUAN
pembangunan nasional di segala bidang. Status gizi menjadi salah satu faktor
yang sangat berperan penting pada kualitas SDM terutama yang terkait dengan
multifaktor. Gizi pada masa anak perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh
terhadap tumbuh kembang bahkan sejak masih dalam kandungan sekalipun, gizi
memegang peranan penting. Apabila ibu hamil mendapat makanan yang adekuat,
maka bayi yang dikandungnya akan lahir dengan berat lahir normal. Sedangkan
ibu yang kurang gizi, akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Nutrisi
terpenting yang diperoleh pertama kali saat bayi lahir adalah ASI. ASI merupakan
makanan paling ideal baik secara fisiologis maupun biologis yang harus diberikan
kepada bayi di awal kehidupannya. Hal ini dikarenakan selain mengandung nilai
gizi yang cukup tinggi, ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang akan
bayi tersebut. Pemberian ASI dimulai sejak bayi dilahirkan selama 6 bulan, tanpa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. (Aisyah
dkk, 2015)
1
Masalah gizi kurang menjadi salah satu masalah gizi yang belum
dari 31% pada tahun 1989 menjadi 17,9% pada tahun 2010. Sementara itu,
prevalensi masalah gizi lebih yang tidak hanya dialami anak-anak namun juga
pada dewasa meningkat hampir satu persen tiap tahunnya. Prevalensi gizi lebih
pada anak-anak dan dewasa, masing-masing 14,4% pada tahun 2007 dan 21,7%
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Payudara (buah dada) atau kelenjar mammae adalah salah satu organ reproduksi
pada wanita yang berfungsi mengeluarkan air susu. Payudara terdiri dari lobules-
lobulus yaitu kelenjar yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang
menghantarkan ASI dari kelenjar sampai pada puting susu (nipple). Kelenjar
Mammae terletak pada hermithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang
3
Pada kelenjar mammae terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus
Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma,
2. Areola
4
bawah areola terisi dengan susu dan menjadi lebih lebar saat
3. Papilla.
lateral, kuadran supero medial, kuadran infero lateral, dan kuadran infro
yang lebih banyak atau langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat
neoplasia. Pada kuadran superomedia atas dan lateral bawah, jaringan kelenjarnya
lebih sedikit jumlahnya, dan yang paling minimal adalah yang di kuadran medial
bawah.
Jaringan kelenjar terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi
sesampainya di belakang areola. Pada retro areolar ini, duktus yang berdilatasi itu,
menjadi lembut, kecuali saat dan selama ibu menyusui, duktus ini akan
mengalami distensi. Masing-masiang duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu
bukaan ke arah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus dibagi menjadi 50-57
lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam
duktus askretorius lobulus itu. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok alveolus
yang bermuara ke dalam laktiferus (saluran air susu) yang bergabung dengan
duktus-duktus lainnya, untuk membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir ke
5
dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-saluran ini mendekati puting, saluran-
saluran ini akan membesar, untuk menjadi tempat penampungan air susu (yang
Di antara kelenjar laktiferus dan fasia pektrolis, juga di antara kulit dan
kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut, ada
jaringan ikat yang disebut Ligamentum Cooper yang merupakan tonjolan jaringan
payudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi
sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara. (Allen, 2016)
Gambar 2. Gambaran
transversal
6
B. Fisiologi Laktasi
kelenjar payudara yang sudah terbentuk saat ibu hamil trimester III. Pada masa ini
peningkatan yang jelas dari duktus yang baru, percabangan dan lobus yang
dipengaruhi oleh hormon plasenta dan korpus luteum. Pada masa ini pengeluaran
area payudara menjadi lebih gelap, pembuluh darah vena disekitar payudara
tampak menonjol, dan ukuran areola menjadi lebih lebar. Kadar prolaktin saat
kehamilan ini sangat tinggi karena menjelang minggu kelima kehamilan, tingkat
atau produksi Air Susu Ibu. (Amalina, 2016) Setelah melahirkan, tahapan
7
laktogenesis berkembang menjadi laktogenesis I. Produksi ASI yang sudah
dimulai saat kehamilan bergerak melalui membrana sel dan masuk ke duktus. Air
susu ini dapat mengalir dengan bantuan hormon oksitosin yang mulai muncul
prolaktin, estrogen dan progesteron juga sedikit meningkat. (BC Campus, 2019)
untuk memeras susu dari alveoli sehingga dapat mengalir ke saluran laktiferosa,
kurang dari 1 menit dari saat bayi mulai menyusu (periode laten) sampai ASI
8
Gambar 3. Refleks Let-Down. Lingkaran umpan balik positif memastikan
Pada masa ini ASI mulai lancar karena penurunan cepat hormon progesterone dan
9
meningkatnya hormon oksitosin. Kelelahan, mobilisasi yang kurang dan adanya
Sintesis susu yang dimediasi prolaktin berubah seiring waktu. Pengeluaran ASI
prolaktin yang bersirkulasi tinggi selama beberapa bulan. Namun, bahkan dengan
menyusui terus, prolaktin awal akan menurun dari waktu ke tingkat sebelum
memfasilitasi transportasi asam amino ibu, asam lemak, glukosa, dan kalsium ke
penghambat umpan balik laktasi, atau FIL (feedback inhibitor of lactation), yang
membuat ASI sementara payudara lainnya berlanjut, misalnya jika bayi menyusu
hanya pada satu sisi. Ini karena kontrol lokal terhadap produksi susu secara
payudara dari efek berbahaya karena terlalu penuh. Jika ASI dikeluarkan,
inhibitor juga dikeluarkan, dan sekresi dilanjutkan. Jika bayi tidak bisa menyusu,
banyak yang dibutuhkan bayi, dan oleh karena itu seberapa banyak kebutuhan
10
bayi. Mekanisme ini sangat penting untuk peraturan dekat yang sedang
berlangsung setelah laktasi didirikan. Pada tahap ini, prolaktin diperlukan untuk
memungkinkan sekresi susu terjadi, tetapi tidak mengontrol jumlah susu yang
Refleks bayi penting untuk pemberian ASI yang tepat. Refleks utama
adalah rooting, menyusu dan menelan. Ketika sesuatu menyentuh bibir atau pipi
bayi, bayi itu berbalik untuk menemukan rangsangan, dan membuka mulutnya,
meletakkan lidahnya ke bawah dan ke depan. Ini adalah refleks rooting dan ada
bayi, ia mulai mengisapnya. Ini adalah refleks mengisap. Ketika mulut bayi penuh
dengan susu, dia menelan. Ini adalah refleks menelan. Bayi prematur dapat
memegang puting susu dari usia kehamilan sekitar 28 minggu, dan mereka dapat
menelan dan bernapas muncul antara 32 dan 35 minggu kehamilan. Bayi hanya
bisa menyusu dalam waktu singkat pada usia itu, tetapi mereka dapat mengambil
Ketika mendukung seorang ibu dan bayi untuk memulai dan menetapkan
pemberian ASI eksklusif, penting untuk mengetahui tentang refleks ini, karena
tingkat kedewasaan mereka akan memandu apakah bayi dapat menyusui secara
11
a. Rangsangan, yaitu sebagai respon dari pengisapan yang memacu pembentukan
air susu yang lebih banyak. Dan apabila bayi tidak dapat menyusu sejak awal
maka ibu dapat mmemeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau
memberikan rangsangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedua cara
yang kedua, maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara kedua ini
yang diberikan pertama kali. Apabila diinginkan agar bayi benar-benar puas
(kenyang), maka bayi perlu diberikan air susu pertama (fore-milk) dan air susu
kedua (hind-milk) untuk sekali minum. Hal ini hanya dapat dicapai dengan
kolostrum, zat kental, kekuningan yang tinggi protein tetapi mengandung lebih
sedikit lemak dan glukosa daripada ASI dewasa (Tabel 1). Sebelum melahirkan,
ASI dewasa tidak bocor selama kehamilan dan tidak dikeluarkan sampai beberapa
12
Tabel 1 Komposisi Colostrum Manusia, ASI Matang, dan Susu Sapi (g / L) 6
manusia
Total protein 23 11 31
Imunoglobulin 19 0,1 1
Lemak 30 45 38
Laktosa 57 71 47
periode 24 jam — tetapi itu cukup untuk bayi baru lahir dalam beberapa hari
kekebalan saluran pencernaan, dan juga kekebalan sistemik karena bayi baru lahir
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak steril. Setelah sekitar hari ketiga
ASI matang dan kolostrum. Ini diikuti oleh susu matang dari sekitar postpartum
hari 10 (lihat Tabel 1). Seperti yang dapat Anda lihat di tabel terlampir, ASI
bukan pengganti ASI. Ini mengandung lebih sedikit laktosa, lebih sedikit lemak,
dan lebih banyak protein dan mineral. Selain itu, protein dalam susu sapi sulit
13
bagi sistem pencernaan bayi yang belum matang untuk melakukan metabolisme
rasa sakit, dan periode pembengkakan ASI saat hubungan antara pasokan susu dan
permintaan bayi menjadi mapan. Setelah periode ini selesai, ibu akan
menghasilkan sekitar 1,5 liter susu per hari untuk satu bayi, dan lebih banyak lagi
jika ia memiliki anak kembar atau kembar tiga. Saat bayi mengalami
minggu, susu yang tersisa akan diserap kembali; dalam banyak kasus, tidak akan
diproduksi lagi, bahkan jika menyusu atau memompa dilanjutkan. (BC Campus,
2019)
Susu matang berubah dari awal hingga akhir menyusui. Susu awal,
disebut foremilk, berair, tembus cahaya, dan kaya akan laktosa dan protein.
akhir menyusui. Ini buram, lembut, dan kaya lemak, dan berfungsi untuk
meconium untuk dikeluarkan dari usus dan agar bilirubin tetap rendah dalam
sirkulasi. Ingat bahwa bilirubin, produk pemecahan eritrosit, diproses oleh hati
dan dikeluarkan dalam empedu. Memasuki saluran pencernaan dan keluar dari
14
mekonium dari usus dan membersihkan bilirubin melalui ekskresi empedu.
Beberapa derajat ikterus normal pada bayi baru lahir, tetapi kadar bilirubin yang
baru lahir, yang belum memiliki sawar darah-otak yang berfungsi penuh, sangat
yang paling umum yang memerlukan perhatian medis pada bayi baru lahir. Bayi
Kondisi fisik yang sehat akan menunjang kepada produksi ASI yang optimal baik
kualiti maupun kuantiti. Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi
hambatan dari let down reflex sehingga air susu tidak mengalir dan mengalami
bendungan ASI. Hormon prolaktin dan oksitosin berperan untuk memproduksi serta
15
dipengaruhi oleh kondisi ibu seperti tingkat kebugaran, keadaan stress, jumlah jam
Untuk menyiapkan kondisi psikologis ibu diperlukan dukungan dari keluarga dan
pemberian ASI. Hal tersebut akan mendorong refleks kimiawi tubuh untuk terus
memproduksi ASI sehingga bayi mendapatkan ASI dalam jumlah yang cukup.
(Enok, 2010)
Jumlah dan kualitas ASI dipengaruhi oleh nutrisi dan masukan cairan ibu. Selama
mineral. Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan oleh ibu menyusui pada enam
bulan pertama adalah 700 kalori per hari. Untuk menjaga produksi ASI dibutuhkan
juga asupan cairan yang memadai. Kebutuhan air ibu menyusui 8-12 gelas (2-3
liter) per hari. Makanan yang dimakan oleh ibu tidak secara langsung
mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI. Dalam tubuh ibu terdapat berbagai zat
makanan yang diperlukan untuk produksi ASI. Akan tetapi apabila ibu kekurangan
nutrisi dalam jangka waktu yang cukup lama maka produksi ASI akan berkurang
3) Pemakaian Kontrasepsi
dengan penurunan volume dan durasi ASI. Jika pil hanya mengandung progestin
maka tidak ada dampak terhadap volume ASI. Berdasarkan hal ini, WHO
16
merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil
Merawat payudara yang baik selama masa kehamilan maupun setelah bersalin akan
lain: ASI tidak lancar, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit mengisap,
produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi. Perawatan payudara
sangat penting untuk produksi ASI, karena kegiatan perawatan payudara berguna
untuk meningkatkan produksi ASI ,dapat melenturkan dan menguatkan puting susu
sehingga memudahkan bayi untuk menyusu pada ibu. Kebiasaan ibu yang baik
payudara akan memberikan dampak yang buruk terhadap kecukupan ASI untuk
bayinya.
Bentuk puting tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi. Pada ujung puting susu
berfungsi sebagai kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap
17
lunak dan lentur. Di bawah areola saluran yang besar melebar, disebut sinus
yang bila berkontraksi memompa ASI keluar. Bila payudara terlalu penuh hingga
mengeras, puting susu akan melesak masuk sehingga bayi tidak dapat mengisap
secara benar. Ibu harus menyusui bayinya sesering mungkin atau tanpa
payudara. Bentuk puting inverted dan flat pula menyebabkan kesulitan untuk bayi
Menurut kajian oleh Indrawara, ibu menyusui perlu istirahat cukup untuk menekan
stress yang akan menghambat produksi ASI. Relaks dan percaya diri akan
melancarkan produksi ASI. Faktor lain yang mempengaruhi produksi ASI yaitu
status pekerjaan. Ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu yang banyak untuk
beristirahat, sehingga ibu tidak terlalu capek dan akan mempengaruhi pada
payudara sehingga semakin sering bayi menyusu semakin banyak prolaktin yang
diproduksi sehingga makin banyak produksi ASI. Kemampuan isapan dan menelan
dapat merangsang produksi ASI sehingga membantu bayi mendapatkan ASI yang
cukup.
18
8) Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama masa laktasi harus terukur dan hati-hati. Obat yang
dikonsumsi ibu dapat diekskresikan dalam cairan ASI, meskipun yang akan
termakan oleh bayi hanya 0,001-0,5% dari dosis obat yang dimakan ibu. Obat-
9) Gaya Hidup
Pada ibu yang merokok, asap rokok menghambat kerja prolaktin dan oksitosin
sehingga mengganggu produksi ASI. Menurut kajian dalam waktu tiga bulan
berat badan bayi yang menyusu dari ibu yang merokok tidak meningkat dengan
optimal. Pada ibu yang mengonsumsi alkohol, etanol yang terkandung bisa
19
E. IMD
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia juga
dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera
setelah lahir. Cara melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast
crawl atau merangkak mencari payudara sendiri. Pada hari pertama sebenarnya
bayi belum memerlukan cairan atau makanan, tetapi pada usia 30 menit harus di
susukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar
mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI. Apabila bayi tidak menghisap
puting susu pada setengah jam setelah persalinan, Prolaktin (hormon pembuat
ASI) akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar
(Hilmy,2015)
mengurangi angka kematian bayi. Menurut The World Health Report pada 2005,
angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan penelitian WHO pada 2000 di enam negara berkembang yakni Brazil,
Ghana, India, Oman Norwegia dan Amerika Serikat, resiko kematian bayi antara 9-
12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia
dibawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48%. Sekitar 40%
20
kematian balita terjadi di usia bayi baru lahir (di bawah satu bulan). Jika bayi
menyusu sejak dini, maka akan mengurangi 22% kematian bayi 28 hari. Hal ini
berarti inisiasi menyusu dini mampu mengurangi 8,8% angka kematian balita.
(Roesli,2008)
1. Manfaat IMD
nutrisi bayi karena ASI merupakan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang
optimal; memberi kekebalan pasif kepada bayi melalui kolostrum sebagai imunisasi
hisap, telan dan nafas; meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi; mencegah
inisiasi menyusu dini bagi ibu adalah: merangsang produksi oksitosin dan prolaktin;
Manfaat kontak kulit antara ibu dan bayi adalah dada ibu mampu
maupun bayi akan merasa lebih tenang, pernapasan dan detak jantung bayi lebih
stabil dan bayi akan jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. Saat
merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya melalui
jilatan dan menelan bakteri menguntungkan dikulit ibu sehingga bakteri ini akan
21
berkembang biak membentuk koloni disusu dan kulit bayi, menyaingi bakteri yang
merugikan.
Bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena
pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga dan setelah itu bayi akan tidur
dalam waktu yang lama; makanan yang diperoleh bayi dari ASI sangat diperlukan
bagi pertumbuhan bayi dan kemungkinan bayi menderita alergi dapat dihindari
lebih awal; bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusu
eksklusif dan lebih lama disusui, hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan
bayi di puting susu ibu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu
pertama kali keluar, cairan ini kaya akan zat yang meningkatkan daya tahan tubuh,
hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi usus bayi yang
Saat inisiasi menyusu dini, dimana bayi baru lahir langsung dikeringkan, diletakkan
di perut ibu (kontak kulit) kemudian dibiarkan setidaknya satu jam/sampai bayi
berhasil menyusu, semua bayi akan mengalami beberapa tahapan perilaku (pre-
feeding behaviour). Perilaku bayi saat inisiasi menyusu dini terdiri dari 5 tahap.
(Roesli, 2008)
1) Dalam 30 menit pertama yang dikenali dengan stadium istirahat atau diam dan
siaga. Bayi diam tidak bergerak sesekali matanya terbuka lebar melhat ibunya.
22
Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan
ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini meningkatkan
seperti mau minum, mencium dan menjilat tangan.. Bayi mencium dan merasakan
cairan ketuban yang ada ditangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang
dikeluarkan dari payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk
3) Pengeluaran air liur. Saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya, bayi
mengeluarkan air liurnya. Bayi mulai mencari arah ke payudara yang mengeluarkan
4) Bayi mulai bergerak kearah payudara ibu, dengan kaki menekan perut ibu.
menoleh kekanan dan kekiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan
sekitarnya dengan tangannya yang mungil. Sesekali bayi akan menjilat kulit ibunya
yang mengandung bakteri baik yang bagus untuk sistem pencernaan bayi.
5) Bayi mulai menemukan puting ibu, menjilat, mengulum dan membuka mulut
23
3. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini
keluarga tentang asuhan yang akan diberikan, suami atau keluarga dianjurkan untuk
mendampingi ibu saat persalinan, biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang
diinginkan (normal, dengan posisi jongkok atau melahirkan di dalam air) dan
hindari penggunaan obat kimiawi saat persalinan dapat diganti dengan cara non-
Setelah bayi lahir, keringkan seluruh badan dan kepala bayi (kecuali kedua tangan)
secepatnya, biarkan lemak putih (vernix) karena dapat menyamankan kulit bayi.
dada atau perut ibu dan biarkan kulit bayi melekat diperut ibu, posisi kontak kulit
dengan kulit ini dipertahankan minimal satu jam atau setelah menyusu awal selesai.
Selimuti ibu dan bayi, jika perlu gunakan topi bayi. Biarkan bayi mencari sendiri
puting ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak boleh
memaksakan bayi ke puting susu. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa menit
dukungan ini akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi
kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia
telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting
payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan
24
kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama. Kesempatan kontak kulit dengan
kulit juga dianjurkan pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi
caesar.
Bayi hanya boleh dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah
satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan
vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda. Rawat gabung ibu dan bayi dalam
satu kamar selama satu jam, bayi tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan
ibu. Hindari pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI
Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat dilakukan
pada persalinan operasi caesar. Namun, jika diberikan anastesi spinal atau epidural,
ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respon pada bayi. Bayi
dapat segera diposisikan sehingga terjadi kontak kulit ibu dan kulit bayi. Usahakan
menyusu pertama dilakukan dikamar operasi. Jika keadaan ibu dan bayi belum
memungkinkan, bayi diberikan pada ibu pada kesempatan yang tercepat. Jika
dilakukan anestesi umum, kontak dapat terjadi diruang pulih saat ibu sudah dapat
merespon walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. (Roesli,
2008)
Inisiasi menyusu dini tetap dapat dilakukan pada persalinan caesar, namun perlu
dukungan ekstra, yaitu harus ada tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.
Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20-50 oC, sediakan selimut untuk menutupi
25
punggung bayi dan badan ibu, siapkan topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas
dari kepala bayi. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang
bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
Biarkan bayi dalam posisi sulit, bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama
satu jam.
Jika inisiasi menyusu dini belum terjadi di kamar bersalin atau kamar operasi, atau
bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan didada ibu, ketika
Menurut Roesli , praktek inisiasi menyusu dini selama ini kurang tepat, dimana
penanganan bayi baru lahir sebagai berikut: begitu lahir bayi diletakkan diperut ibu
yang sudah dialasi kain kering; bayi segera dikeringkan dengan kain kering, tali
pusat dipotong lalu diikat; karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong)
dengan selimut bayi, kemudian diletakkan didada ibu (tidak terjadi kontak kulit
antara bayi dan ibu). Bayi dibiarkan didada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-
diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting ibu ke mulut
bayi; setelah itu bayi dibawa ke kamar transisi, atau kamar pemulihan (recovery
room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin
26
Inisiasi Menyusu Dini Yang Dianjurkan
Keberhasilan inisiasi menyusu dini, sangat tergantung pada petugas kesehatan yang
menanganinya. Karena petugaslah yang akan membimbing ibu dan bayi melakukan
langkah –langkah sebagai berikut: begitu lahir bayi diletakkan diperut ibu yang
sudah dialasi kain kering; keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala
secepatnya, kecuali kedua tangannya; vernix (zat lemak putih) yang melekat
ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan, karena zat ini membuat nyaman kulit
bayi; tali pusat dipotong lalu diikat; tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan
didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi
menyusu dini, baik kondisi ibu maupun kondisi bayi. Namun biasanya kondisi
seperti ini hanya ditemui di Rumah Sakit karena kondisi ini merupakan kondisi
Ibu dengan fungsi kardio respiratorik yang tidak baik, penyakit jantung
klasifikasi II
27
Dianjurkan untuk sementara tidak menyusu sampai keadaan jantung cukup baik.
Bagi pasien jantung klasifikasi III tidak dibenarkan untuk menyusu. Penilaian
akan hal ini harus dilakukan dengan hati-hati. Jika penyakit jantungnya
merangsang otot polos. Sementara organ jantung bekerja dibawah pengaruh otot
terpacu hingga kerja jantung jadi lebih keras sehingga bisa timbul gagal jantung.
Keadaan ibu biasanya tidak baik dan dipengaruhi obat-obatan untuk mengatasi
betul. Tidak diperbolehkan ASI dipompa dan diberikan pada bayi. Sebaiknya
pemberian ASI dihentikan meski tetap perlu dimonitor kadar gula darahnya.
Bahaya penularan pada bayi sangat dikhawatirkan. Tuberkulosis paru yang aktif
aktif tetap boleh menyusu karena kuman penyakit ini tak akan menular lewat
ASI, agar tak menyebarkan kuman ke bayi selama menyusu, ibu harus
menggunakan masker. Tentu saja ibu harus menjalani pengobatan secara tuntas.
Pada sepsis keadaan ibu biasanya buruk dan tidak akan mampu menyusu.
tidak. Ibu yang positif mengidap AIDS belum tentu bayinya juga positif AIDS.
28
Itu sebabnya ibu yang mengidap AIDS, sama sekali tak boleh memberi ASI pada
bayi.
menyusu, ditakutkan adanya sel - sel karsinoma yang terminum si bayi. Kalau
sitostatik yang prinsipnya mematikan sel. Jika obat-obatan ini sampai terserap
bayi.
Keadaan jiwa si ibu tidak dapat dikontrol bila menderita psikosis. Meskipun
pada dasarnya ibu sayang pada bayinya, tetapi selalu ada kemungkinan penderita
ASI dihentikan. Dikhawatirkan obat yang menekan kelenjar tiroid ini akan
Bila ibu terkena hepatitis selama hamil, biasanya kelak begitu bayi lahir akan
ada pemeriksaan khusus yang ditangani dokter anak. Bayi akan diberi antibodi
untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya agar tidak terkena penyakit yang
29
sama. Sedangkan untuk ibunya akan ada pemeriksaan laboratorium tertentu
tersebut baru bisa ditentukan, boleh-tidaknya ibu memberi ASI. Bila hepatitisnya
Bayi kejang.
Kejang - kejang pada bayi akibat cedera persalinan atau infeksi tidak
memungkinkan untuk menyusu. Ada bahaya aspirasi, bila kejang timbul saat
bayi menyusu. Kesadaran bayi yang menurun juga tidak memungkinkan bayi
untuk menyusu.
Bayi dengan penyakit jantung atau paru-paru atau penyakit lain yang
setelah keadaan membaik tentu dapat disusui. Misalnya bayi dengan kelainan
lahir dengan Berat Badan Lahir Sangat Rendah (Very Low Birth Weight) .
Refleks menghisap dan refleks lain pada BBLSR belum baik sehingga tidak
cacat. Cacat bawaan yang mengancam jiwa si bayi merupakan kontra indikasi
30
mutlak. Cacat ringan seperti labioskhisis, palatoskisis bahkan labiopalatoskisis
Bayi kedinginan
Bergman pernah menjelaskan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan satu derajat
lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang
diletakkan didada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun satu derajat dan
jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat dua derajat untuk
Suntikan vitamin K dan tetes mata harus segera diberikan setelah lahir.
selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
badan bayi. Selain itu kesempatan vernix meresap, melunakkan dan melindungi
kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan
Pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu bayi
tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang di asup ibu,
31
kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih
untuk bonding.
Hal ini tidak benar, kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi.
Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir,
Hal ini tidak benar, seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya
segera setelah lahir karena keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta
Hal tidak jadi masalah, karena saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat
ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada
ibu.
32
Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.
Hal ini juga tidak masalah, karena dengan bayi di dada ibu, ibu dapat
dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi
F. Manajemen Laktasi
dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap, yaitu pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada
adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu ibu harus sudah siap
baik secara psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat
menyusu. Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500 –
ASi, manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak negative
33
2) Ibu memeriksakan kesehatan tubuh pada saat kehamilan, kondisi puting
hingga ibu siap untuk menyusui, ini bermaksut agar ibu mampu
agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai meyusui
bayi. Karena pada saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap
2) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam
3) Bayi harus disusui dengan cara yang benar, baik posisi maupun cara
34
1) Bayi hanya diberi ASI saja (Secara ekslusif) selama 6 bulan pertama
usia bayi
3) Bila bayi terpaksa dipisah dari ibukarena indikasi medik, bayi arus tetap
hari. Ibu menyusui harus makan 1 ½ kali lebih banyak dari biasanya
1 Manfaat menyusui
Jika seorang ibu memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayinya, hal ini dapat
35
3) Melindungi anak dari serangan alergi.
3) Menjarangkan kehamilan
4) Mengecilkan rahim
36
iii. Manfaat ASI bagi Lingkungan:
asap
menyusui
1) Aspek ekonomi: ASi tidak perlu dibeli dan membuat bayi jarang sakit
37
3. Teknik menyusui yang benar
air susu. Petugas kesehatan perlu memberikan bimbingan pada ibu dalam
berikut ini:
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini bermanfaat
1) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih santai lebih baik
menggunakan kursi yang lebih rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
2) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pasa lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah
3) Posisi tangan bayi diletakkan dibelakang ibu dan yang satu di depan
4) Perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap payudara
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
38
Gambar 4 .Cara meletakkan bayi Gambar 5 .Cara memegang payudara
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
2) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga
lagi. -
39
Gambar 7. Teknik menyusui yang benar
f. Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa
kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas
isapan bayi:
dihisap terakhir)
udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-Jawa) setelah menyusui.
Ketika menyusui bayi ikut menelan udara yang dapat membuat perutnya penuh
sangat penting dan merupakan bagian dari proses menyusui. Lakukan setidaknya
setidaknya setelah lima menit bayi menyusui atau paling sedikit saat bayi
40
berpindah payudara. Ada tiga cara umum menyendawakan bayi : 1) gendong
bayi dengan kuat di pundak, wajah bayi menghadap ke belakang, beri dukungan
dengan satu tangan pada bokongnya, tepuk atau usap punggungnya dengan
kaki, kepalanya menyandar di salah satu kaki lainnya. Satu tangan memegangi
tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain menepuk atau mengusap punggungnya
41
4. Perbedaan tanda-tanda pemberian ASI yang efektif dan pemberian ASI
baik
Position bayi
Badan bayi dekat, menghadap Badan bayi jauh dari badan ibu
payudara
payudara
ditopang) ditopang)
payudara)
lidah menyusu
payudara
Emotional Pelukan yang mantap dan Pelukan tidak mantap dan gugup
42
Perhatian terhadap muka dari Tidak ada kontak mata ibu-bayi
si ibu
bayi
menyusui
memanjang
mengarah ke depan
payudara
43
Mengisap pelan dan dalam, Dapat mengisap cepat, Dapat
tegukannya
payudara
44
5. Posisi Menyusui
payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi
posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat . Posisi yang
nyaman untuk menyusui sangat penting. Ada banyak cara untuk memposisikan
diri dan bayi selama proses menyusui berlangsung . Lecet pada puting susu dan
payudara merupakan kondisi tidak normal dalam menyusui tetapi penyebab lecet
yang paling umum adalah posisi perlekatan yang tidak benar pada payudara.
Posisi ibu harus adekuat di atas kursi atau tempat tidur. Tidak ada satu posisi pun
menyilang dan football sering kali bermanfaat bagi ibu baru. Akan tetapi tidak
perlu menyesuaikan posisi jika ibu dan bayi nyaman dan jika transfer air susu
adekuat. Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan,
a. Posisi berdiri
45
Bila ingin menyusui dengan posisi berdiri diusahakan bayi merasa nyaman
2) Saat menyusui sebaiknya tetap disangga dengan lengan ibu agar bayi merasa
3) Lekatkan badan bayi ke dada ibu dengan meletakkan tangan bayi di belakang
atau samping ibu agar tubuh ibu tidak terganjal saat menyusu. (Perinasia, 2004)
b. Posisi rebahan
1) Ibu dapat duduk di atas tempat tidur dan punggung bersandar pada sandaran
4) Ibu menyangga bayi secara merata dari kepala, bahu hingga pantatnya
46
5) Posisikan paha ibu turut membantu menyangga tubuh bayi, namun kalau
c. Posisi duduk
Posisi menyusui dengan duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan tegak
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung
ibu bersandar pada sandaran kursi. Adapun cara menyusui dengan posisi duduk
yaitu
1) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas
pangkuan ibu
2) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau
3) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan
47
d. Posisi Madonna (menggendong) / The Cradle Hold
Posisi ini disebut juga dengan posisi menyusui klasik. Posisi ini sangat baik
untuk bayi yang baru lahir secara persalinan normal. Adapun cara menyusui bayi
2) Jika bayi menyusu pada payudara kanan, letakkan kepalanya pada lekuk siku
3) Arahkan badan bayi sedemikian rupa sehingga kuping bayi berada pada satu
garis lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (berbaring menyamping dengan
muka, perut dan lutut menempel pada dada dan perut ibu)
4) Tangan bayi yang lain (yang ada dibawah tubuhnya) dibiarkan seolah-olah
48
e. Posisi menggendong menyilang/transisi (The Cross Cradle Hold)
Posisi ini dapat dipilih bila bayi memiliki kesulitan menempelkan mulutnya ke
puting susu karena payudara ibu yang besar sementara mulut bayi kecil. Posisi
ini juga baik untuk bayi yang sedang sakit. Cara menyusui bayi dengan posisi
menggendong menyilang
1) Pada posisi ini tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk siku, melainkan
2) Jika menyusui pada payudara kanan maka menggunakan tangan kiri untuk
memegang bayi
3) Peluk bayi sehingga kepala, dada dan perut bayi menghadap ibu
4) Lalu arahkan mulutnya ke puting susu dengan ibu jari dan tangan ibu
49
f. Posisi football atau mengepit
Posisi ini dapat dipilih jika ibu menjalani operasi caesar (untuk menghindari bayi
berbaring di atas perut). Selain itu posisi ini juga bisa digunakan jika bayi lahir
kecil atau memiliki kesulitan dalam menyusu, puting susu ibu datar (flat nipple)
atau ibu mempunyai bayi kembar . Adapun cara menyusui bayi dengan posisi
dilakukan dengan hati-hati, jika ibu mendorong bayinya dengan keras kearah
4) Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan ia menggunakan tangan
50
g. Posisi berbaring miring (Reclining Position)
Posisi ini baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasakan
lelah atau nyeri. Ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan
melalui operasi caesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah
pertahankan jalan nafas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena
itu harus didampingi oleh orang lain ketika menyusui . Pada posisi ini kesukaran
perlekatan yang lazim apabila berbaring adalah bila bayi terlalu tinggi dan
berbaring miring juga berguna pada ibu ingin tidur sehingga ia dapat menyusui
bahu, serta diantara lutut. Hal ini akan membuat punggung dan panggul pada
3) Muka ibu dan bayi tidur berhadapan dan bantu menempelkan mulutnya ke
puting susu
51
4) Jika perlu letakkan bantal kecil atau lipatan selimut dibawah kepala bayi agar
bayi tidak perlu menegangkan lehernya untuk mencapai puting dan ibu tidak
Ada posisi menyusui secara khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu
seperti menyusui pasca operasi caesar, menyusui pada bayi kembar dan meyusui
Posisi football atau mengepit sama dengan ibu yang melahirkan melalui seksio
caesaria, posisi football juga tepat untuk bayi kembar, di mana kedua bayi
memegang bola
52
4) Untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang datar yang
5) Dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja
6) Cara lain adalah dengan meletakkan bantal di atas pangkuan ibu . gambar :
Pada ibu-ibu yang memiliki ASI berlimpah dan memancar (penuh) dan alirannya
deras, terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi tidak tersedak dengan
cara: ibu tidur telentang lurus, sementara bayi di atas perut ibu dalam posisi
tengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi. Dengan
Semua posisi menyusui tersebut dapat dicoba sehingga dapat menemukan posisi
yang paling nyaman sesuai kondisi ibu dan bayi. Namun dianjurkan untuk
berganti-ganti posisi secara teratur. Setiap posisi menyusui akan menekan bagian
yang berbeda pada payudara (bagian payudara yang lebih mendapatkan perahan
53
adalah yang terdapat antara bibir dan lidah). Tindakan berganti-ganti posisi ini
baru. Dan untuk saat ini, posisi menyusui yang paling baik yaitu dengan posisi
duduk. Selain posisi menyusui, bra dan pakaian yang dirancang khusus dapat
Proses menyusui dapat terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai
berikut
2) Perawatan medis bagi ibu atau bayi setelah kelahiran yang dapat menunda
3) Beberapa obat penghilang rasa sakit yang digunakan saat melahirkan bisa
kurang menyenangkan
5) Hanya sedikit ibu yang pernah melihat bayi disusui, sehingga mereka kurang
6) Menyusui yang dianggap sulit dan sikap negatif ini dapat menghilangkan rasa
54
8) Kurangnya dorongan dan dukungan membuat seorang ibu kehilangan
keberanian
9) Praktek di Rumah Sakit yang secara efektif tidak mendukung kondisi untuk
10) Gagasan tentang perawatan bayi yang merupakan pekerjaan rutin mungkin
55
DAFTAR PUSTAKA
1. Aisyah N, Selfi RR, Yusri DJ.(2015). Hubungan status gizi bayi dengan
pemberian asi ekslusif, tingkat pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga di
wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir. Padang: Universitas Andalas . Tersedia
dari URL: HYPERLINK http://jurnal.fk.unand.ac.id [diunduh 16 Juni 2019].
2, Amalina TS, Hari K. (2016). Pemberian jintan hitam (nigella sativa) dalam
peningkatan kadar hormon produksi asi (prolaktin dan oksitosin) serta jumlah
neutrofil neonatus dari ibu post seksio sesaria di Yogyakarta. Indonesia: Jurnal
Permata Indonesia. Halaman 1-14
4. Bergman N, Moore ER, Anderson GC. (2012) Early Skin-to-skin Contact for
Mothers and Their Healthy Newborn Infants. Cochrane Database of Systematic
Reviews. Issue 5.
5. Enok N.(2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan produksi air susu ibu
pada pasien post sesaria di kota dan wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. halaman 33-35
.7. Hilmy DW, Pertiwi F. (2015). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap
Kejadian Hipotermia Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Sumbersari Kabupaten
Jember. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Halaman 35
56
8. Kristiyanasari, W. (2011). ASI, menyusui & sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.
12. Nyqvist KH, Sjoden PO, Ewald U.(1999). The development of preterm
infants' breastfeeding behaviour. Canada: Early Human Development. Halaman
247–264. Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://PubMed [diunduh pada 18
Juni 2019].
13. Perinasia. (2004). Manajemen Laktasi; Menuju Persalinan Aman dan Sehat.
Edisi 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
14. Roesli, Utami. (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta :
Pustaka Bunda. Halaman 3-37
15. Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika. Halaman 54 -56
16. Wilde CJ, Prentice A, Peaker M. (1995). Breastfeeding: matching supply and
demand in human lactation. US: Proceedings of the Nutrition Society. Halaman
401–406. Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://PubMed [diunduh pada 17
Juni 2019].
57