Anda di halaman 1dari 49

PEDOMAN PELAKSANAAN

PINJAMAN LUAR NEGERI


DI LINGKUNGAN POLRI
Jakarta, Maret 2020
PROLOG
SEJARAH UTANG INDONESIA
Pendanaan dari Bank Pembangunan
Multilateral telah menjadi subyek dari
pengawasan publik selama beberapa
tahun, melihat berbagai masalah dalam
proyek infrastruktur yang didanai oleh
Bank Pembangunan Multilateral dan
berbagai analisis besar risikonya bagi
masyarakat dan lingkungan.
Utang Luar Negeri (ULN) tersebut
sebagian besar berasal dari Pinjaman
Bank Pembangunan Multilateral di dunia,
World Bank, IFC, ADB dan berbagai
pendana bilateral yang memberikan
pinjaman dan investasi.
Dibalik banyaknya dampak proyek
infrastruktur yang dibiayai oleh utang luar
negeri ternyata Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki catatan
panjang tentang utang luar negeri.
(ilustrasi berdasarkan data liputan6.com)

Catatan:
per-bulan Oktober 2019 utang indonesia
mencapai Rp. 4.756 T.

2
Lanjutan …..
10 negara dengan hutang tertinggi:

1. Amerika Serikat
Jumlah utang Amerika mencapai 19,9 triliyun dollar Amerika per Januari
2018. dan jika di rupiahkan berkisar 253.000 triliyun rupiah.

2. Jepang
Jumlah utang Jepang sekitar 11,8 triliun dollar Amerika, dan jika di
rupiahkan kurang lebih 143.000 triliun rupiah.

3. China
Jumlah utang China sekitar 4,9 triliun dollar Amerika atau setara dengan
53.000 triliun rupiah.

4. Italia
Jumlah utang Italia sekitar 2,4 triliun dollar Amerika atau setara 32.000
triliun rupiah.

5. Perancis
Jumlah utang Perancis sekitar 2,3 triliun dollar Amerika atau setara dengan
30.000 triliun rupiah.

3
Lanjutan …..

6. Jerman
Jumlah utang Jerman sekitar 2,4 triliun dollar Amerika atau setara
dengan 32.000 triliun rupiah.

7. Inggris
Jumlah utang Inggris sekitar 2,3 triliun dollar Amerika atau setara
nilainya dengan 30.000 triliun rupiah.
8. Brazil
Jumlah utang Brazil sekitar 1,5 triliun dollar atau setara dengan
20.000 triliun rupiah.

9. India
Jumlah utang India sekitar 1,1 triliun dollar Amerika atau sama
nilainya dengan 14.000 triun rupiah.
10. Kanada
Jumlah utang Kanada sekitar 893 miliar dollar Amerika atau setara
nilainya dengan 11.000 triliun rupiah.

4
Lanjutan …..
Pemanfaatan utang digunakan untuk kegiatan yang bersifat produktif, yaitu
digunakan untuk membangun infrastruktur, menunjang pertumbuhan ekonomi dalam
rangka mengurangi angka kemiskinan di Tanah Air.

Kutipan/Quote Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan):


"Kami mengelola utang dengan menjaga agar rasio pinjaman terhadap GDP selalu
dibawah threshold 30%, walaupun UU Keuangan Negara membolehkan sampai
dengan 60% tapi kita tetap menggunakan threshold jauh di bawah 30%“.
"Dalam rangka mencapai tujuan bernegara mencapai masyarakat yang adil dan
makmur kita perlu untuk terus menjalankan pembangunan. Sumber pembiayaan
pembangunan baik dilakukan melalui pinjaman pemerintah selalu diyakinkan adalah
untuk diinvetasikan pada sektor-sektor produktif sehingga beban generasi yang
datang akan jauh lebih kecil di dalam kemampuan untuk membayar kembali”.
“Ada dua cara mengurangi utang negara, yakni dengan memotong anggaran atau
menaikkan pajak”.

5
PENDAHULUAN
HASIL EVALUASI PENYERAPAN DIPA PLN T.A. 2019

Polri berada di urutan ke-8 dari 19 K/L yang mendapatkan alokasi PLN, berdasarkan data
tersebut Polri termasuk K/L dengan nilai PLN terbesar ke-3 dengan nilai Rp. 5,1 T setelah
KemenPUPera sebesar Rp. 13,6 T dan Kemhan sebesar Rp. 9,2 T.
Sebetulnya pencapaian Polri bisa lebih baik, karena ada beberapa kegiatan yang belum
diterbitkan SP3, jika terealisasi besar kemungkinan Polri berada di urutan 5 besar. 6
SISTEMATIKA

1 PENGAJUAN RENCANA KEGIATAN YANG DIBIAYAI 2 IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROYEK


MELALUI PINJAMAN LUAR NEGERI PINJAMAN LUAR NEGERI

1. PENGERTIAN-PENGERTIAN 1. PROYEK PRIORITAS PLN


2. DASAR HUKUM 2. PENGADAAN PEMBIAYAAN YANG
3. LATAR BELAKANG BERSUMBER DARI KREDITOR SWASTA
4. JENIS-JENIS UTANG ASING (KSA)
5. PRINSIP-PRINSIP PINJAMAN LUAR 3. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA
NEGERI PHLN
6. PERENCANAAN PINJAMAN LUAR NEGERI
7. DOKUMEN PERENCANAAN PLN
8. PENILAIAN USULAN KEGIATAN

7
PENGAJUAN RENCANA KEGIATAN YANG DIBIAYAI
1
MELALUI PINJAMAN LUAR NEGERI

8
1. PENGERTIAN-PENGERTIAN
a. Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh
Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian
pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali
dengan persyaratan tertentu.
b. Pemberi Pinjaman Luar Negeri adalah kreditor yang memberikan pinjaman
kepada Pemerintah.
c. Perjanjian Pinjaman Luar Negeri adalah kesepakatan tertulis mengenai pinjaman
antara Pemerintah dan Pemberi Pinjaman Luar Negeri.
d. Perjanjian Penerusan Pinjaman Luar Negeri adalah kesepakatan tertulis antara
Pemerintah dan Penerima Penerusan Pinjaman Luar Negeri untuk penerusan
Pinjaman Luar Negeri.
e. Proposal pinjaman (loan proposal) adalah surat penawaran pendanaan untuk suatu
kontrak yang disampaikan oleh Bank atau Lembaga Keuangan bukan bank kepada
Departemen Keuangan yang berisi penawaran jumlah pinjaman, persyaratan
pinjaman dan pendanaannya serta pembayarannya.

9
Lanjutan …..
f. Negosiasi adalah perundingan yang dilakukan antara pihak pembeli dengan pihak
penjual untuk mencapai kesepakatan dalam hal tugas dan kewajiban yang mencakup
ruang lingkup perjanjian tentang jenis, spesifikasi materiil, harga, waktu dan tempat
pendistribusian, jaminan mutu serta ketentuan lain yang terkait dan dituangkan
didalam dokumen perjanjian/kontrak.
g. Negosiasi Inter Kementerian (Interkem) adalah negosiasi antara pihak pembeli
dan penjual, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Pihak pembeli, diwakili oleh Tim negosiasi interkem atas nama Polri dibentuk
berdasarkan Surat Perintah Kapolri dengan anggotanya terdiri para Perwira
berpangkat Pati dan Pamen yang mewakili fungsi Srena Polri, Ssarpras Polri,
Baintelkam Polri, Baharkam Polri, Puslitbang Polri, Divhubinter Polri, Puskeu Polri,
Satker pengguna, perwakilan Kementerian Keuangan dan perwakilan Bank Indonesia
serta tenaga ahli lainnya bila diperlukan.
2) Pihak penjual, diwakili oleh perwakilan/agen supplier di Indonesia dan/atau
perwakilan perusahaan di luar negeri yang telah mendapatkan surat pelimpahan
wewenang atau “Power of Attorney” dan “Security Clearance” dari Baintelkam Polri.

10
Lanjutan …..
h. Freight Forwader (FF) adalah badan usaha yang menyediakan jasa untuk
menyelenggarakan pengiriman/pengangkutan barang dan menyerahkan ke alamat
tujuan sebagaimana kesepakatan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak. Badan
usaha dimaksud adalah Rekanan Mitra Kerja yang ditunjuk oleh Suppllier dengan
persetujuan Polri.
i. Asuradur (Insurance) adalah Badan usaha jasa asuransi kerugian yang telah
menyatakan kesanggupannya untuk menanggung resiko nasabahnya (tertanggung).
Badan usaha dimaksud adalah Rekanan Mitra Kerja yang ditunjuk oleh Suppllier
dengan persetujuan Polri.
j. Konosemen (Bill of Leading/Airway Bill) adalah suatu dokumen pengangkutan
(Shipping document) yang menerangkan bahwa pihak pengangkut telah menerima
barang-barang untuk diangkut ke tempat tujuan yang telah ditentukan dan
menyerahkannya ditempat tujuan kepada orang atau order atas syarat-syarat
penyerahan yang ditentukan

11
Lanjutan …..
k. Free on Board (FoB) adalah ketentuan syarat penyerahan, bahwa barang-barang
dilimpahkan oleh penjual di atas kapal/di pelabuhan pengapalan yang disebut dalam
kontrak jual beli. Resiko kehilangan dan kerusakan atas barang-barang berpindah dari
penjual kepada pembeli pada saat barang melewati pagar lambung kapal.
l. Cost and Freight (C & F) adalah ketentuan syarat penyerahan wajib membayar
ongkos-ongkos angkut yang perlu untuk membawa barang-barang dari kontrak jual
beli tersebut ke tempat tujuan yang ditentukan. Dalam hal ini resiko kehilangan dan
kerusakan barang-barang termasuk kenaikan ongkos berpindah dari penjual kepada
pembeli pada saat barang itu melewati pagar/lambung kapal di pelabuhan pengapalan.
m. Cost Insurance and Freight (CIF) adalah ketentuan syarat penyerahan yang sama
dengan C & F, tetapi dengan tambahan bahwa penjual wajib menyediakan asuransi
angkutan sesuai kontrak jual beli terhadap resiko kehilangan dan kerusakan barang-
barang selama dalam angkutan/perjalanan. Penjual membuat kontrak dengan
perusahaan angkutan dan perusahaan pertanggungan (asuransi) dan membiayai premi
asuransi atas syarat Free From Particular Average (FPA) serta atas syarat warehouse to
wartehouse

12
Lanjutan …..
n. Certificate of Final Acceptance (COFA) adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh
Assarpras Kapolri a.n. Kapolri sebagai bukti resmi dan sah bahwa seluruh kewajiban
pihak penjual kepada pihak pembeli telah dilaksanakan. Sertifikat ini dikeluarkan atas
dasar laporan dari Kasatker yang dilampiri Berita Acara setelah habis masa
pemeliharaan.

13
2. DASAR HUKUM

14
Lanjutan …..

15
Lanjutan …..
DIKELUARKAN OLEH LEMBAGA DONOR
1. Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI) → negara + lembaga internasional
Misalnya:
- Pinjaman Bilateral (pinjaman dari negara melalui badan keuangan)
a.l.: Jepang → OECF, Jerman → KFW, USA → USAID, dls.
- Pinjaman Multilateral (pinjaman dari lembaga keuangan)
a.l.: IBRD, IMF, IDA, UNDP, dls.
2. Non IGGI → negara Islam dan Lembaga Internasional
Misalnya:
- Pinjaman Bilateral (pinjaman dari negara melalui badan keuangan)
a.l.: Arab → SFD, Kuwait → KFAED, dls.
- Pinjaman Multilateral (pinjaman dari lembaga keuangan Islam)
a.l.: IDB

3. Negara + Lembaga Keuangan + Supplier


Misalnya:
- Kredit Ekspor/Kreditor Swasta Asing diatur dalam peraturan Organization Economic
for Cooperation and Development (OECD)
- Commercial berupa: Obligasi, Leasing, Cash Loan, dls.

16
3. LATAR BELAKANG
a. Utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN) yang menjadi
bagian dari Kebijakan Pengelolaan Ekonomi secara keseluruhan.
b. Tujuan Pengelolaan Ekonomi adalah:
1) Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:
a) Penciptaan kesempatan kerja.
b) Mengurangi kemiskinan.
c) Menguatkan pertumbuhan ekonomi.
2) Menciptakan keamanan.
c. Utang adalah konsekuensi dari postur APBN (yang mengalami defisit),
dimana Pendapatan Negara lebih kecil daripada Belanja Negara.

17
Lanjutan …..
d. Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan
keuangan negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara:
1) Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit
APBN, dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing);
2) Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan risiko) utang baru
yang lebih baik.
e. Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari:
1) Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang
cukup besar;
2) Dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998:
a) Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing;
b) BLBI dan Rekapitalisasi Perbankan; Sebagian setoran BPPN dari asset-
recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap.™

18
Lanjutan …..
3) Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah
dan DPR-RI antara lain untuk:
a) Menjaga stimulus fiskal melalui misalnya pembangunan infrastruktur, pertanian
dan energi,dan proyek padat karya;
b) Pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat misalnya PNPM, BOS,
Jamkesmas, Raskin, PKH, Subsidi;
c) Mendukung pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak;
d) Mempertahankan anggaran pendidikan 20%;
e) Peningkatan anggaran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dan Alat
Material Khusus (Almatsus);
f) Melanjutkan reformasi birokrasi.
f. Akses terhadap pinjaman luar negeri dengan persyaratan sangat lunak dari
lembaga keuangan multilateral bagi Indonesia dibatasi oleh:
❖ Status Indonesia yang tidak lagi tergolong sebagai low income country;
❖ Batas maksimum pinjaman yang dapat disalurkan ke suatu negara (country limit).

19
Lanjutan …..
Keterangan:
Surat Utang Negara diterbitkan sebagai pinjaman negara yang bersumber dari para
pemodal/investor baik dari dalam maupun luar negeri. Mobilisasi dana melalui pasar keuangan
merupakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat secara optimal dalam program pembiayaan
pembangunan nasional melalui mekanisme pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Penerbitan Surat Utang Negara kepada publik merupakan salah satu potensi pembiayaan untuk
mengurangi beban dan risiko keuangan bagi negara di masa mendatang.
Dalam kegiatan di pasar keuangan, peranan pasar surat utang negara sangat strategis. Artinya,
tingkat keuntungan (yield) dari surat utang negara, sebagai instrumen keuangan yang bebas risiko,
dipergunakan oleh para pelaku pasar sebagai acuan atau referensi dalam menentukan tingkat
keuntungan suatu investasi atau aset keuangan lain. Dengan demikian, penerbitan surat utang
negara secara teratur dan terencana diperlukan untuk membentuk suatu tolok ukur yang dapat
dipergunakan dalam menilai kewajaran suatu harga aset keuangan atau surat berharga.

20
4. JENIS-JENIS UTANG
a. Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh
Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu
perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara. Yang harus
dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, dan menurut jenisnya terdiri dari:
1) Pinjaman Tunai:
Pinjaman Luar Negeri dalam bentuk devisa dan/atau rupiah yang digunakan
untuk pembiayaan defisit APBN dan pengelolaan portofolio utang.
2) Pinjaman Kegiatan:
Pinjaman Luar Negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu.

21
Lanjutan …..
Keterangan:
Pinjaman Luar Negeri bersumber dari:
Kreditor Multilateral: lembaga keuangan internasional dari berbagai negara yang memberi
pinjaman kpd Pemerintah (misal: IBRD, IMF, UNDP, ADB, dls.).
Kreditor Bilateral: pemerintah negara asing atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah
negara asing atau lembaga yang bertindak untuk pemerintah negara asing yang memberikan
pinjaman kepada Pemerintah (misal: Jepang melalui OECF, Jerman melalui KFW, USA melalui
USAID, Arab melalui AFD, Kuwait melalui KFAED, dls.).
Kreditor Swasta Asing: lembaga keuangan asing, lembaga keuangan nasional, dan lembaga
non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara
Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah berdasarkan perjanjian
pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin Kredit Ekspor.
Lembaga Penjamin Kredit Ekspor: lembaga yang ditunjuk negara asing untuk
memberikan jaminan, asuransi, pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan
untuk meningkatkan ekspor negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana
tersebut dipergunakan untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang
berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia.

22
Lanjutan …..
b. Pinjaman Dalam Negeri adalah setiap pinjaman oleh Pemerintah yang
diperoleh dari Pemberi Pinjaman Dalam Negeri yang harus dibayar kembali
dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya.
Keterangan:
1) Dasar hukum menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008
Tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh
Pemerintah ;
2) PDN Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah, dan
Perusahaan Daerah;
3) PDN dipergunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan
industri dalam negeri dan dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan
umum; kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

23
Lanjutan …..
c. Surat Berharga Negara (SBN) merupakan Salah satu bentuk pinjaman negara
yang berupa surat utang, yang terdiri dari:
1) Surat Utang Negara (SUN), merupakan surat pengakuan utang dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh
Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya (diterbitkan untuk
membiayai defisit APBN).
2) Obligasi Negara Ritel (ORI), adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi
kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi
dari pemberi pinjaman (pemodal), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN
namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel.

24
Lanjutan …..
3) Surat Perbendaharaan Negara (SPN), adalah Surat Utang Negara [SUN] yang
berjangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran bunga
secara diskonto diterbitkan untuk membiayai defisit APBN, perhitungan Diskonto
SPN:
a) Selisih lebih antara nilai nominal pada saat jatuh tempo dengan harga perolehan di pasar
(perdana atau sekunder).
b) Selisih lebih antara harga jual di pasar sekunder dengan harga perolehan di pasar
perdana atau pasar sekunder (selisih lebih antara harga perolehan dengan harga jual).
4) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Sukuk negara/obligasi syariah, adalah
surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia
berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini adalah
perusahaan yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini
(special purpose vehicle-SPV). SBSN atau sukuk negara ini adalah suatu instrumen
utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, di mana sukuk ini
diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.
(diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah)

25
5. PRINSIP-PRINSIP PINJAMAN LUAR NEGERI

transparan akuntabel tidak


tidak memiliki
disertai muatan
ikatan yang dapat
politik mengganggu
stabilitas
efisien dan kehati- keamanan
efektif hatian Negara

Efisien: tidak membuang waktu, tenaga, tepat sesuai dengan rencana dan tujuan.
Efektif: kegiatan tersebut mempunyai pengaruh akibatnya

26
6. PERENCANAAN PINJAMAN LUAR NEGERI
a. Perencanaan pembiayaan
KEMENTERIAN/
LEMBAGA

MENNEG PPN, MASUK


BATAS MAX PERSETUJUAN
MENKEU DAN KERANGKA
GUB BI
PINJAMAN RAPBN DPR

PRESIDEN
Keterangan:
a. Pertimbangan batas maksimal pinjaman: Merupakan alat pengendali PLN yang
Kebutuhan riil pembiayaan, kemampuan membayar kembali, batas berupa perkiraan besaran kebutuhan
maksimal kumulatif utang, kapasitas sumber PLN dan resiko utang. pembiayaan APBN melalui PLN
b. Alokasi PHLN Polri akan dimaksudkan ke dalam DIPA Polri setiap termasuk untuk pembiayaan
tahunnya (baik menyangkut uang muka maupun pinjaman). penerusan pinjaman yang
c. Alokasi PHLN tersebut bertanda bintang (*) dan apabila ingin berdasarkan proyeksi rencana
dicairkan, maka perlu ada persetujuan dari DPR, setelah ada penarikan pinjaman periode 3 – 5
keputusan MK (khusus pencabutan tanda bintang) tidak melalui tahun.
persetujuan DPR.

27
PERENCANAAN PINJAMAN LUAR NEGERI (lanjutan…..)
b. Perencanaan Pinjaman Kegiatan

• Paparan oleh Asrena


USER/ RAKORTAS Kapolri.
ASRENA
DIPIMPIN OLEH • Ditanggapi oleh
SATKER KAPOLRI WAKAPOLRI pejabat/KPA di tingkat
Mabes Polri.
• Grand Strategi • Direkomendasi
Evaluasi usulan:
• Renstra Polri
• Rapat Koordinasi (Skala
• Kebijakan Kapolri
prioritas);
• Kirka Intel
• Rencana usulan disusun
• Peraturan Per-UU
per Renstra (5 tahun);
KAPOLRI
• Dls.
• Usulan dituangkan dalam
Daftar Usulan Perincian
Kegiatan dan Daftar • Produk perencanaan
Usulan Kegiatan (tujuan, telah disetujui;
ruang lingkup, SD yang • Dokumen-dokumen
dibutuhkan, rencana perencanaan dilengkapi
peralatan, dls.)

28
Lanjutan …..

MENNEG
USULAN PPN/KEPALA KONSEP
POLRI BAPPENAS DRPHLN-JM

Dikoordinasikan ke Menko
a. Melaksanakan Rakor Perekonomian/Kemenkeu
b. Melaksanakan penilaian: dan BI
- Kelayakan Teknis
• Kesesuaian dgn RPJM
• Usulan tersebut merupakan tugas, fungsi dan kewenangan
instansi pengusul
• Kesesuaian dgn lokasi kegiatan
• Kemampuan penyediaan dana pendamping
- Keselarasan dgn Perencanaan
• RPPLN
• Ketersebaran kegiatan di wilayah
• Keterkaitan dgn instansi lain
• Kinerja atas rencana pelaksanaan kegiatan

29
Lanjutan …..
• Blue Book (umum)
• Daftar Kegiatan/Daftar Rencana Prioritas
Pinjaman Luar Negeri (DRPPLN)/Green Book

Sidang Rapat Dikembalikan ke


DRPHLN Kabinet Disepakati Menneg
-JM Terbatas oleh Presiden PPN/Kepala
Bappenas
Indikasi Pembiayaan (Khusus Polri)
→ sesuai PP Nomor 10 Tahun 2011 • Dikeluarkan
rekomendasi per
• Kredit Ekspor tahun untuk Green
• Kreditor Swasta Asing Book
• Kreditor Multilateral • Ditawarkan ke negara
• Kreditor Bilateral asing untuk
• Dls. mendapatkan
pendanaan
Catatan:
DRPHLN-JM = Daftar Rencana Pinjaman Hibah Luar Negeri-Jangka Menengah.

30
PENJELASAN TERHADAP DRPPLN/DAFTAR KEGIATAN/GREEN BOOK:

Melaksanakan Rakor:
• Menetapkan KPA
dan metode
pengadaannya
Direkomendasi oleh Dikirim ke
DRPPLN/DAFTAR Menneg PPN/Ka Kemenkeu untuk Green Book
KEGIATAN/GREEN Bappenas setiap ditetapkan
BOOK diterima
tahun alokasinya oleh Polri

Melalui Rakortas: • Penetapan alokasi oleh Menkeu tsb


• Menetapkan setiap merupakan alokasi komitmen yang
tahun alokasinya dilaksanakan oleh K/L
• Batasan alokasi tersebut bukan per
tahun, melainkan per Renstra
• Alokasi tersebut disesuaikan dengan
kemampuan keuangan negara

31
PENJELASAN TERHADAP BLUE BOOK (UMUM):

2
MENNEG PPN/KA NEGARA/
BAPPENAS (BLUE 1 LEMBAGA
BOOK) DONOR
5

3 4 Melaksanakan koordinasi,
dengan menghasilkan dokumen
adm. berupa:
• Feasibility Study (FS)
6
POLRI • Appraisal
• Minutes of Meeting (MoM)
• Minutes of Discussion (MoD)
• Terms Of Reference (TOR) • Penandatanganan Loan
• Feasibility Study (FS) Agreement oleh Kemenkeu
• Dokumen perencanaan lainnya

32
7. DOKUMEN PERENCANAAN PLN

Rencana Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri (RPPLN) memuat indikasi kebutuhan dan
rencana penggunaan Pinjaman Luar Negeri dalam jangka menengah

Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat
DRPLN-JM/Bluebook adalah daftar rencana kegiatan yang layak dibiayai dari Pinjaman
Luar Negeri untuk periode jangka menengah

Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat


DRPPLN,/Greenbook adalah daftar rencana kegiatan yang telah memiliki indikasi
pendanaan dan siap dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri untuk jangka tahunan

Daftar Kegiatan adalah daftar rencana kegiatan yang telah tercantum di dalam DRPPLN
dan siap untuk diusulkan kepada dan/atau dirundingkan dengan calon Pemberi
Pinjaman Luar Negeri.
Keterangan:
Dokumen PLN tersebut harus disiapkan oleh Satker pengusul kegiatan dengan dilengkapi dokumen lain,
yaitu: DUK/TOR, DIPK, FS, Dokumen Kriteria Kesiapan Kegiatan/Readiness Criteria, dls.

33
8. PENILAIAN USULAN KEGIATAN
Kelengkapan Usulan 1 Kelayakan Teknis 3
Penilaian kelayakan dilakukan atas dasar 1. Kesesuaian dengan program dan
dokumen persyaratan usulan kegiatan: prioritas dalam RPJMN;
1) DIPK Pinjaman 2. Usulan kegiatan merupakan tugas,
2) DUK Pinjaman fungsi, dan kewenangan Instansi
Pengusul Kegiatan, termasuk
penugasan yang diberikan;
Keselarasan Perencanaan Kegiatan 2 2. kelayakan nilai kegiatan;
1. keselarasan dengan RPPLN;
3. kemampuan pengelolaan kegiatan oleh
2. ketersebaran kegiatan antar wilayah Instansi Pelaksana;
yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri;
4. keterkaitan dengan kegiatan lain dari
3. keselarasan dengan kegiatan yang terkait Instansi Pengusul Pinjaman;
langsung dari instansi lain; dan
5. kesesuaian lokasi kegiatan;dan
4. kinerja atas pelaksanaan kegiatan yang
6. kemampuan penyediaan dana
dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri yang
pendamping.
sedang berjalan pada Instansi Pengusul
Pinjaman dan Instansi Pelaksana;

34
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROYEK
2 PINJAMAN LUAR NEGERI

35
1. PROYEK PRIORITAS PINJAMAN LUAR NEGERI (MELALUI KE DAN KSA)

a. Mekanisme Penunjukan KPA dan Implementasinya

PA/ Aturan yang digunakan untuk pelelangan:


Kapolri PA menetapkan KPA • Perpres Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya
melalui Rakortas • Skep Nomor 418/VIII/2007
dipimpin oleh
Wakapolri Keterangan:
• Pelelangan K.E. dan KSA dilaksanakan dengan
menggunakan 2 (dua) peraturan tersebut;
Melaksanakan • Kedua peraturan tersebut masih
KPA Pelelangan dibenarkan/dinyatakan valid oleh BPK/BPKP dan LKPP,
mengapa?
✓ Dalam Perpres 54/2010 beserta perubahannya
Menetapkan PPK, tidak mengatur secara jelas dan detail terhadap
kemudian PPPK menunjuk ketentuan Pinjaman Luar Negeri.
dan menetapkan Tim ✓ Ketentuan PLN juga mempedomani ketentuan2
Pengadaan dari negara/lembaga donor.

36
lanjutan …..
b. Mekanisme Pengelolaan
Tahapan proses pengadaan melalui pendanaan K.E. dan KSA
a. Tahap Persiapan
Tim Pengadaan menyusun dokumen administrasi, antara lain: menyiapkan pengumuman lelang,
sun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKSS), pendaftaran para penyedia barang/jasa, dls.
b. Tahap Pemberian Penjelasan/Aanwijzing
Tim memberikan penjelasan terhadap proses pelelangan terhadap peserta lelang.
c. Tahap Prakualifikasi
Tim melakukan evaluasi (terhadap aspek hukum, sertifikasi, permodalan, kemampuan), dan
mengevaluasi pelaksanaan prakualifikasi.
d. Tahap Pranego Teknis
Tim melakukan penilaian dari aspek teknis (memeriksa kesiapan dari penyedia barang/jasa
berdasarkan dokumen administrasi yang telah diserahkan).
e. Tahap Penilaian Loan Proposal
Tim pengadaan mengajukan loan proposal kepada Asrena Kapolri untuk diteruskan kepada
Kemenkeu guna dilakukan penilaian aspek keuangan terhadap calon pemberi donor (term loan
dinilai oleh Kemenkeu sesuai dengan ketentuan), hasil penilaian dikirimkan kepada Asrena
Kapolri untuk diteruskan kepada KPA/Tim Pengadaan.

37
lanjutan …..
f. Tahap Nego Teknis
Tim pengadaan melaksanakan penilaian dari aspek teknis, harga, financing, kemudian
menetapkan pemenang lelang.
g. Tahap Nego Inter Departemen
Tim melaksanakan negosiasi ulang (khususnya masalah harga) dengan calon supplier yang
dinyatakan menjadi pemenang lelang (dalam proses nego interdep harga kontrak tidak berubah,
tetapi komponen kontrak dapat ditambahkan) dan tim menyusun draft Kontrak Jual Beli yang
akan ditandatangani antara Penjual dan Pembeli.
h. Tahap Penandatanganan Kontrak
Pelaksanaan penandatanganan kontrak antara pihak penjual (seller) dan pembeli (buyer) setelah
terjadi kesepakatan dari kedua belah pihak.
Keterangan:
• Perbedaan K.E. dan KSA terletak pada dokumen pelelangan, pada proyek K.E. loan proposal pendanaan
diikutkan dalam proses pelelangan untuk kemudian dinilai oleh Kemenkeu, namun untuk KSA dokumen
loan proposal tidak diperlukan, karena sesuai dengan ketentuan Kemenkeu bertanggungjawab
mencarikan sumber pendanaan/pemberi donor.
• Dalam proses pelelangan proyek PLN, khusus untuk pinjaman lunak (Soft Loan), terdapat 3 (tiga) opsi:
Mengikuti dan menggunakan ketentuan yang berlaku di Indonesia, Menggunakan peraturan yang
terdapat di negara/lembaga donor, atau Menggabungkan beberapa peraturan yang terdapat di
Indonesia dan negara/lembaga donor.

38
Lanjutan …..

Tim Manajemen Pengelolaan Proyek Pinjaman Luar Negeri setelah


penandatanganan Kontrak Jual Beli:
1. Tim Penyusun Kontrak Jual Beli
2. Tim Inspeksi
3. Tim Technical Representative
4. Tim Angkutan dan Asuransi
5. Tim Anname dan Inname
6. Tim Penerima hasil Installasi
7. Tim Training
8. Tim Monitoring dan Pengawasan
9. Tim Uji Fungsi
10. Tim Penerimaan Akhir/Final Acceptance
Keterangan:
Tim lain dapat dibentuk sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli, disamping hal
tersebut juga dilakukan pengawasan melekat oleh Pimpinan/atasan dan fungsional oleh Irwasum
Polri, BPK/BPKP.

39
lanjutan …..
c. Proses Penyusunan Kontrak Jual Beli
1) CARA MENENTUKAN HARGA KONTRAK
HPS
NEGO INTEREDEP
( HARGA PERKIRAAN
SENDIRI ) PROTECTION
UTK HINDARI
DITENDERKAN POLRI TUDUHAN MARK
DEPKEU UP
BI, DLS

* TIM ADA MENANDA


TANGANI PAKTA
PROFORMA DPT DIPEROLEH INTEGRITAS
NEGO TEKNIS
INVOICE DARI • JAMINAN
KONTRAK KEUNTUNGAN TDK
LEBIH DARI 10 %
* HARGA DARI * HARGA KONTRAK a. ASPEK TEKNIS * DITUANGKAN DLM
PABRIKAN/ PRINCIPAL MASA LALU b. ASPEK HARGA KONTRAK JUAL BELI,
* HARGA DARI YAITU :
PEMERINTAH c. ASPEK LOAN PENJUAL MENJAMIN
* DIENDORS OLEH HARGA YG TERTUANG
* HARGA DARI TIM DLM KONTRAK TIDAK
KEDUTAAN : APPRAISAL/ MELEBIHI HARGA
- MAT BUKAN BLACK AUDITING DLS EKSPOR / IMPORT THDP
MARKET * HARGA PEMBANDING BARANG TSB DAN
APABILA DIKEMUDIAN
- BERBADAN HUKUM DARI SUPPLIER KEPUTUSAN HARI TERNYATA
* HARGA INTERNET DITEMUKAN OLEH TIM
PEMENANG
* HARGA PASAR INDEPENDEN BAHWA
WAJAR DLS TENDER HARGA TDK WAJAR MAKA
MEMBENARKAN PEMBELI
UTK MEMINTA UANGNYA
KEMBALI
Lanjutan …..

2) MATERI YANG TERTUANG DALAM KONTRAK JUAL BELI


a. PERSYARATAN UMUM n. PEMBATALAN KONTRAK
- PENGERTIAN, MIS. PEMBELI, PENJUAL DLS o. JAMINAN PELAKSANAAN
- ALAMAT SRT MENYURAT p. JAMINAN PEMBAYARAN UANG MUKA
- HUKUM & PERATURAN q. PEMERIKSAAN SEBELUM PENGAPALAN
b. MATERIIL KONTRAK YG DISERAHKAN r. PELATIHAN
c. HARGA KONTRAK s. HAL2 LAIN
d. SYARAT PEMBAYARAN t. TGL KONTRAK EFEKTIF & BERAKHIR
e. PENGAPALAN u. TANDA TANGAN
f. PENGEPAKAN & TANDA2 v. LAMPIRAN-LAMPIRAN
g. PENYERAHAN - URAIAN MATERIIL DAN SPEKTEK
h. DENDA & KADAAN KAHAR - JADWAL PEKERJAAN
i. KEWAJIBAN PEMBELI - BAP, DLS.
j. JAMINAN
k. HAK PATEN
l. HAK CIPTA & KERAHASIAAN
m. PERSELISIHAN PAHAM

41
lanjutan …..
d. Loan Agreement/Perjanjian Pinjaman (Kewenangan Kemenkeu)

Salah satu pertimbangan


utama dalam memilih suatu
Loan Agreement adalah:
pembiayaan adalah bahwa
Kesepakatan/perjanjian tertulis perjanjian pinjaman tersebut
mengenai pinjaman yang dilaksanakan tidak merugikan negara.
oleh Pemerintah yang diwakili oleh
Kemenkeu dengan pihak donor (lembaga Mempunyai aspek benefit bagi
keuangan/badan/negara asing).
Kementerian/Lembaga (secara
khusus) dan bagi negara
(secara umum).

42
lanjutan …..
e. Komponen Evaluasi Pendanaan

1. Biaya Pinjaman
Interest Rate (tingkat suku Currency Other fees and
bunga) expenses
Pinjaman kapan harus
• Plafon yang digunakan 0% dibayar kembali dan Biaya-biaya tambahan
s.d. 7% berapa banyak uang lain, misalnya:
• Bunga bersifat tetap (fixed) lokal dipergunakan commitment fee,
atau mengambang untuk membeli valuta accountants and lawyers
(floating) asing (nilai tukar rupiah fee, travel expenses and
sangat berpengaruh) printing costs, dls.
• Apabila memilih bunga
mengambang harus diteliti
betul

43
lanjutan …..

2. Masa Jatuh Tempo (Maturity)


• Masa jatuh tempo mempunyai dampak mayoritas terhadap besarnya pembayaran cicilan pokok dan
besarnya pinjaman tahunan, sehingga diperlukan untuk menganalisa dampak dari metode pembayaran
pinjaman
• Masa jatuh tempo yang panjang akan lebih menguntungkan dibandingkan masa jatuh tempo yang
pendek

3. Metode Pembayaran (Methods of Repayment)


Misalnya:
Pembayaran cicilan pokok dan bunga dibayar kapan? Atau bunga dibayar secara periodik.

44
lanjutan …..

4. Pengadaan Barang/Jasa (Procurement)


• Biasanya pinjaman bersifat mengikat termasuk pengadaannya (sehingga harus disesuaikan dengan
peraturan di Indonesia)
• Peminjam kehilangan kebebasan untuk melaksanakan pelelangan

5. Persyaratan-persyaratan lain:
• Pernyataan dan laporan informasi keuangan peminjam
• Pilihan hukum menyelesaikan perselisihan
• Penggunaan pinjaman
• Dimana proyek kegiatan dilaksanakan

45
lanjutan …..

6. Konsep lain untuk evaluasi proposal


a. Cash flow
Penilaian investasi yang didasarkan pada aliran kas masuk (in flow) dan kas keluar (out flow) pada
suatu proyek dalam waktu tertentu
b. Time Value of Money
Berapa nilai uang pada saat kita terima dengan dikonversi nilai tingkat suku bunga menghasilkan
nilai berapa
Misalnya:
Nilai USD = 110 akan kita terima satu tahun yang akan datang, jika tingkat inflasi sebesar 10%
per-tahun dan discount rate sebesar 7,5 per-tahun.
Hitungannya adalah sbb:
USD 110 / (1+inflation) x (1+discount rate)
USD 110 / (1,10 x 1,075)
USD 110 / 1,1825 = USD.93,02

46
lanjutan …..

6. Konsep lain untuk evaluasi proposal (lanjutan…..)


c. Discount rate/Discount factor
1) Biaya modal yang harus ditanggung oleh peminjam (risk fee)
2) Discount factor dapat menggunakan hal-hal sebagai berikut:
a) Commercial Interest Reference Rate (CIRR’s);
b) Differentiated Discount Rates (DDR’s)

d. Present value
Nilai sekarang dari suatu proceed/cash flow yang akan diterima/dikeluarkan pada tahun tertentu
dengan menggunakan Time Value of Money.

47
2. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA PHLN
Pemantauan dan evaluasi kinerja dilakukan berdasarkan:
1. Pelaporan pelaksanaan kegiatan pinjaman luar negeri dan/atau hibah dari instansi
pelaksana (Kementerian/Lembaga/Pemda/BUMN) dalam bentuk LPK-PHLN secara
triwulanan;
2. Rapat koordinasi pemantauan dan evaluasi secara triwulanan; dan
3. Kunjungan lapangan.

Pemantauan dan evaluasi kinerja mencakup:


1. Perkembangan realisasi penyerapan dana;
2. Perkembangan pencapaian pelaksanaan fisik;
3. Perkembangan proses pengadaan barang dan jasa;
4. Permasalahan/kendala yang dihadapi dan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

Keterangan:
Pemantauan dan Evaluasi terhadap proyek PHLN dilaksanakan setiap Triwulan oleh
Bappenas, Kemenkeu dan UKP4, dan setiap Semester dilaksanakan audit oleh Itwasum
Polri, BPK dan BPKP.

48
Terima Kasih

49

Anda mungkin juga menyukai