Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


(PRAKERIN)
TEKNIK SISTEM PELUMASAN MESIN TOYOTA
KIJANG SERI-5K PADA BENGKEL JAIS
DI BAKUNG LOR – CIREBON

Laporan ini ditunjukan sebagai salah satu syarat mengikuti


Ujian Sidang Prakerin

DISUSUN OLEH :
NAMA LENGKAP : ILHAM MAULANA
NIS : 21221010
KELAS : XI TKR

BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN RAKAYASA


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK OTOMOTIF
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SMK ISLAMIYAH WERU
STATUS : TERAKREDITASI B
Jl. Syekh Datul Kahfi No. 45 Weru – Cirebon 45154 Telp. (0231) 323952

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH


Telah Diperiksa dan Disahkanoleh Pembimbing Laporan
Pada Tanggal .... Bulan ..................... Tahun 2023

Ketua Prakerin, Pembimbing,

Mohamad Sodikin, S.Kom Rike Andriani, SE.MM

H. MITJANG SUMITRA, SE DWI CAHYANI, S.Pd., Gr

Megetahui,

Kepala SMK Islamiyah Weru

MOH. LUKMAN, SE
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

BENGKEL JAIS

Jl. Lemah Tamba Bakung lor Kec. Jamblang Kab. Cirebon

Telah Diperiksa dan Disahkan oleh Pembimbing Laporan


Pada Tanggal .... Bulan ..................... Tahun 2023

Pemimpin, Pembimbing,

JAIS HADI JAIS HADI

Suheri Aris
IDENTITAS SISWA

NAMA SISWA : ILHAM MAULANA


NIS : 21221010
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : CIREBON, 13 APRIL 2006
ALAMAT : JL. NYI GEDE CANGKRING, BLOK
KARANG ANYAR, CANGKRING, RT
11 RW 04 KEC, PLERED KAB,
CIREBON

RIWAYAT PENDIDIKAN
a. SD/MI/Sederajat : SDN 1 CANGKRING
b. SMP/MTs/Sederajat : SMP ISLAMIYAH WERU
NAMA ORANG TUA
a. AYAH : KADINA
b. IBU : KARNITI
HOBI : MEMANCING
NO. TELEPON : 082117508755
Keberhasilan tidak akan dinikmati tanpa
MOTTO :
usaha dan pengorbanan.

Cirebon, 15 Juli 2023

3X4

ILHAM MAULANA

ii
IDENTITAS DUNIA USAHA / DUNIA INDUSTRI

NAMA PERUSAHAAN : BENGKEL JAIS


PIMPINAN PERUSAHAAN : JAIS HADI
ALAMAT PERUSAHAAN : JL. LEMAH TAMBA BAKUNG LOR
KEC. JAMBLANG KAB. CIREBON
TAHUN DIDIRIKAN : 2015
PEMIMPIN BENGKEL : JAIS HADI
PEGAWAI : -

Cirebon, 15 Juli 2023

Pimpinan Bengkel

JAIS HADI

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat melaksanakan praktek kerja industri (prakerin) yang
bertempat di bengkel Ridho Jaya Lasselama satu bulan setengah dengan baik dan
juga penulis dapat menyusun laporan ini sebagai kewajiban pelaksanaan praktek
kerja industri.
Pada kesempatan ini saya selaku penulis ingin mengucapkan terima kasih atas
bantuan yang telah di berikan baik moril maupun spiritual kepada :
1. Bapak Moh. Lukman, SE selaku Kepala Sekolah SMK Islamiyah Weru
2. Bapak Mohamad Sodikin, S.Kom, selaku Ketua Prakerin
3. Ibu Rike Andriani, SE, MM selaku Pembimbing Sekolah
4. Bapak JAIS HADI selaku pimpinan bengkel
5. Keluarga Besar BENGKEL JAIS
6. Keluarga Besar SMK Islamiyah Weru
Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.

Cirebon, 15 Juli 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

IDENTITAS SISWA...........................................................................................................ii
IDENTITAS DUNIA USAHA / DUNIA INDUSTRI......................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................v
BAB I...................................................................................................................................6
PENDAHULUAN...............................................................................................................6
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................6
1.3. Maksud dan Tujuan..............................................................................................7
1.5. Sistematika Laporan.............................................................................................7
BAB II..................................................................................................................................8
PELAKSANAAN KEGIATAN..........................................................................................8
2.1Landasan Teori............................................................................................................8
2.2 Profil Bengkel............................................................................................................9
BAB III..............................................................................................................................10
PEMBAHASAN................................................................................................................10
3.1 Deskripsi Kegiatan...................................................................................................10
3.2 Pembahasan Praktek Kerja.......................................................................................10
3.3. Teknik Pembuatan kursi las....................................................................................11
BAB IV..............................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelaksanaan praktik kerja indrustri (PRAKERIN) Adalah sebuah
pelatihan dan pembelajaran yang di laksanakan di dunia usaha atau dunia
indrustri yang relawan dengan komputensi ke ahlian yang di miliki
masing-masing dalam upaya meningkatkan mutu sekolah menengah
kejuruan (SMK) Dan juga menambah bekal untuk masa-masa mendatang
guna memasuki kerja yang semakin banyak serta ketat dalam persainganya
seperti saat ini selain ini dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi banyak peralatan baru yang di ciptakan guna
menunjang banyaknya permintaan produksi barang atau jasa yang
menimbulkan perubahan mendasar untuk mendapat pekerjaan sehingga
tenaga kerja di tuntuk bukan hanya memiliki kemampuan teknisi belaka
tetapi juga harus lebih flacksible dan berwawasan lebih luas,inofatif serta
di dukung dengan ketrampilan yang kompoten.

Dalam upaya untuk mewujudkan visi dan missinya SMK


ISLAMIYAH WERU melaksanakan berbagai kegiatan demi menjadikan
siswa dan siswi yang siap memasuki dunia kerja dan dunia indrustri.
Namun seorang siswa dan siswi SMK ISLAMIYAH WERU harus belajar
mengenai bagaimana lingkungan yang berada di lingkungan kerja dan
bagaimana pekerjaan yang akan di hadapi nanti setelah lulus sekolah.
Penulis sebagai siswa SMK ISLAMIYAH WERU berkesempatan
prakerin di bengkel Jais Bengkel.

Penulis dalam pengambilan judul laporan, sengaja mengambil judul


“TEKNIK SISTEM PELUMASAN” Untuk kendaraan mobil jenis toyota
kijang seri-5k pada bengkel Jais Cirebon, dikarenakan pada umumnya
lebih sering di praktekkan di bengkel dan kami lebih mudah memahami
system ini dari pada system lainnya..

6
1.2. Perumusan Masalah
Dari rumusan masalah yang di bahas di atas,penulis mengidentifikasi
masalah dari judul laporan agar lebih terperinci,yaitu :

1.bagaimana prinsip kerja rem cakram

2.apa saja keuntungan dan kerugian pada system rem cakram

1.3 Identifikasi Masalah

1.apa saja komponen-komponen yang terdapat pada system rem cakram


2.bagaimana cara melepas dan memasang system rem cakram
1.4 Maksud dan Tujuan
1. sebagai bentuk pelaporan tentang apa yang telah di laksanakan dan di peroleh
selama kegiata prakerin

Mengetahui bagaimana langkah/ teknik pembokaran, pemeriksaan rem

2 Tujuan

- Sebagai acuan / pedoman bagi masyarakat dan penyusun dalam melakukan


teknik pembongkaran, pemeriksaan rem
- Memahami wawasan dan pengetahuan tentang system rem kanvas
- Mengetahui hal – hal yang perlu di ketahui pada komponen sister rem
kanvas
-
1.3. Jadwal Waktu Prakerin

Hari Masuk Pulang


Senin 09:00 15:00
Selasa 09:00 15:00
Rabu 09:00 15:00
Kamis 09:00 15:00
Jum’at 09:00 15:00

1.4. Sistematika Laporan


BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat : Latar belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan
Masalah, Maksud dan Tujuan, Jadwal Waktu Prakerin dan Sistematika
laporan.

7
BAB II TINJAUAN PUSAKA
Pada bab ini membahas tentang landasan teori dan profile perusahaan
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas mengenai pemasangan head unit android pada
kendaraan mobil avanza
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran hasil praktik Kerja
Industri.

8
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Landasan Teori


3.1. Pengertian Sistem Pelumas

Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem pelengkap pada suatu kendaraan
dengan tujuan mengatur dan menyalurkan minyak pelumas kebagianbagian mesin yang
bergerak. Minyak Pelumas yang digunakan pada suatu mesin kendaraan mobil adalah oli
mesin. Oli pada suatu kendaraan memiliki beberapa sifat utama yaitu :

a. Sebagai Pelumasan Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam
mesin dengan cara membentuk lapisan oli (oil film). Lapisan ini berfungsi mencegah
kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan dan kehilangan
tenaga yang minim.

Gambar 1 diambil dari New Step 1 Training Manual yang menggambarkan terjadinya
lapisan oli pada suatu persinggungan antara poros dan bearing. Gambar tersebut hanya
dijadikan sebagai contoh tentang fungsi oli sebagai pelumas untuk memperjelas kajian
teoritis.

b. Bersifat Pendingin

9
Pembakaran menimbulkan panas dan komponen mesin akan menjadi panas sekali.
Hal ini akan mengakibatkan keausan yang cepat bila tidak diturunkan temperaturnya.
Untuk melakukan ini oli mesin harus disirkulasi disekeliling komponen-komponen agar
dapat menyerap panas dan mengeluarkannya dari mesin. Peredaran minyak pelumas
(oli) tersebut dengan membawa panas yang bersikulasi kesegala arah sehingga
pendinginan dapat terjadi.

c. Sebagai Perapat
Oli mesin membentuk semacam lapisan antara torak dan silinder. Ini berfungsi sebagai
perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin. Oli mesin menutup
kebocoran yaitu cacat-cacat kecil, lubang berpori-pori sehingga ketidaksempurnaan
pada cincin torak dapat tertutup oleh oli dan tekanan dalam ruang pembakaran dapat
dipertahankan serta tetap berfungsi dengan baik. Sebaliknya apabila ada kebocoran
maka gas campuran yang dikompresikan atau gas pembakaran akan menekan di
sekeliling torak dan masuk ke dalam bak engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga.
d. Sebagai Pembersih Kotoran (lumpur) akan mengendap dalam komponen-komponen
mesin.

Hal ini akan menambah pergerakan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan
membersihkan kotoran yang menempel tersebut untuk mencegah tertimbun di dalam
mesin.

e. Sebagai Penyerap Tegangan

Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal yang bereaksi pada komponen yang
dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak menjadi tajam saat terjadinya
gesekan-gesekan pada bagian-bagian yang bersinggungan.

2. Minyak Pelumas
Mesin bensin adalah salah satu jenis mesin yang menggunakan minyak pelumas
dengan spesifikasi tertentu. Agar diperoleh pelumasan yang baik, maka dibutuhkan
pengetahuan tentang minyak pelumas.

a. Bahan Dasar Minyak Pelumas

10
Bahan dasar minyak pelumas adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses
pelumasan terutama pada komponen-komponen mesin yang bergerak. Bahan dasar
minyak pelumas dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1) Minyak Pelumas Mineral

Minyak ini diperoleh dari hasil pengolahan bahan tambang dengan cara penyulingan.
Minyak ini memiliki harga relatif murah, bahan-bahannya tidak mengandung racun,
waktu pemakaiannya lama dan tidak merusak sekat.

2) Minyak Pelumas Alami

Minyak ini dibuat dari bahan dasar alami yang berasal dari tumbuhtumbuhan seperti:
kelapa sawit, kopra, jarak dan juga ada yang berasal dari lemak hewan.

3) Minyak Pelumas Sintesis

Minyak pelumas ini dapat dibuat dari minyak mineral atau alami yang sudah
ditambahkan bahan-bahan kimia. Selain minyak pelumas cair, ada juga minyak pelumas
setengah padat. Bahan pelumas ini disebut gemuk yang berasal dari minyak mineral
yang dipadatkan dengan sabun metalic.

b. Sifat-sifat Dasar Minyak Pelumas

Sifat-sifat dasar minyak pelumas yang perlu diperhatikan dalam

pemakaian minyak pelumas antara lain:

1). Viskositas Minyak Pelumas

Viskositas adalah sifat yang sangat penting dalam minyak pelumas.Viskositas minyak
pelumas menunjukkan kemampuan dan kemudahan minyak pelumas mengalir.
Tantangan minyak pelumas adalah mengalir dengan mudah pada waktu start serta
memberikan perlindungan yang baik terhadap komponen-komponen mesin yang
bergerak terutama pada temperatur operasi yang relatif tinggi.

Viskositas minyak pelumas diukur pada suhu tertentu untuk menentukan


kemampuan pelumas mengalir melalui alat viskosimeter standar. Terdapat 4 klasifikasi
viskositas utama yaitu :

11
1. ISO VG yaitu alat dalam centistokes (cSt) pada suhu 40ºC

2. AGMA (American Gear Manufacturers Association).

3. SAE (Society of Automotive Engineers, misal SAE 30

4. Saybolt, unit ini sering dipakai oleh beragam produsen minyak untuk

Menetukan viskositas pada 100ºF atau 210ºF.

Minyak pelumas viskositas rendah berarti minyak tersebut encer,


sehingga lapisan minyaknya tipis dan mudah mengalir. Sedangkan minyak
viskositas tinggi berarti minyak tersebut kental, lapisannya sangat tebal dan sulit
mengalir tetapi tahan terhadap beban berat. Viskositas ini dapat bertubah
karena kontaminan, perubahan temperatur dan tekanan.

Jenis minyak pelumas ditentukan menurut kekentalannya menurut angka indeks


yang disebut SAE (Society of Automotive Engineers) yang terdapat di

USA, antara lain:

(1) SAE 10, keadaanya encer dan digunakan untuk minyak pembersih. SAE 20,
keadaannya encer digunakan untuk mengisi bak kopling.

(2) SAE 30, 40, 50, memiliki kekentalan sedang dan biasnya digunakan untuk mesin-
mesin motor atau mobil.

(3) SAE 70, keadaannya sangat kental dan dipakai untuk bak percepatan.

(4) SAE 90, 140, keadaanya paling kental dan banyak digunakan untuk oli gardan.

Angka SAE dalam penggunaan tiap mesin perlu diperhatikan, karena penggunaan oli
mesin dengan angka SAE yang tidak sesuai dapat mempengaruhi kemampuan kerja dan
usia mesin itu sendiri.

2). Indeks Viskositas

Indeks viskositas merupakan konstanta yang menunjukan pengaruh temperatur


terhadap viskositas. Indeks viskositas besar berarti pengaruh temperatur terhadap

12
perubahan viskositas rendah atau stabil viskositas kecil berarti pengaruh temperatur
terhadap viskositas tinggi.

3) Titik Nyala Minyak Pelumas

Titik nyala minyak pelumas adalah suhu dimana uap dipermukaan minyak pelumas itu
mulai dapat terbakar. Titik nyala merupakan temperatur minyak pelumas menguap
bercampur udara dan terbakar.

Minyak pelumas dengan titik nyala rendah menunjukkan banyak komponen-


komponen yang rendah. Minyak pelumas yang baik memerlukan titik nyala yang tinggi
karena jika rendah akan terbakar ketika melumasi mesin.

4) Titik Tuang Minyak Pelumas

Titik tuang minyak pelumas merupakan kemampuan minyak pelumas dalam mengisi
celah-celah yang akan dilumasi. Pada keadaan suhu rendah minyak pelumas tidak dapat
mengalir karena pengaruh densitas. Kondisi ini juga mempengaruhi ketebalan lapisan
minyak pelumas.Diharapkan dalam segala keadaan bagian permukaan yang saling
bergesekan dapat terlumasi.

Sifat ini sangat penting uintuk melindungi permukaan pada saat mulai bergerak
yaitu pada saat minyak pelumas belum cukup banyak saat pompa minyak belum bekerja
sebagaimana mestinya.

Titik tuang merupakan temperatur terendah pada saat yang sama minyak tidak
mengalami kesulitan dapat dituang dari kontainer atau wadah.

5) Kestabilan Minyak Pelumas

Kestabilan minyak pelumas dimaksudkan tidak terjadi perubahan komponenkomponen


pada waktu disimpan lama. Komponen-komponen yang menyebabkan tidak stabil
biasanya senyawa tak jenuh karena bersifat mudah teroksidasi, sehingga menyebabkan
terjadinya gumpalan-gumpalan pada minyak pelumas.

6) Nilai Karbon pada Minyak Pelumas

Nilai karbon pada minyak pelumas menjelaskan jumlah karbon yang terbentuk
pada saat dipanaskan pada suhu tinggi. Semakin banyak jumlah karbon yang terbentuk

13
dari hasil pembakaran, menandakan minyak pelumas tersebut kurang baik. Hal ini
disebabkan banyaknya karbon hasil pembakaran menyebabkan terhambatnya saluran
pelumasan dan dapat berakibat kemacetan pada komponen-komponen yang bergerak.
Minyak pelumas yang baik adalah minyak pelumas yang sedikit terjadinya pembentukan
karbonnya.

7) Daya Emulsi Minyak Pelumas

Daya emulsi minyak pelumas merupakan suatu kemampuan minyak pelumas


untuk memisahkan diri (tidak tercampur) dengan air. Semakin tinggi daya emulsi
semakin baik kualitas minyak pelumas.

c. Klasifikasi Minyak Pelumas Macam dan jenis miyak pelumas dapat digolongkan
berdasarkan:

1). Standar Asosiasi

SAE (Society of Automative Engineers) mengklasifikasikan minyak pelumas menurut


tingkat kekentalannya (viskositas) pada temperatur 40º C, 100ºC dan beberapa
temperatur rendah (dibawah 0ºC). Minyak pelumas dengan SAE 20W-50 berarti minyak
pelumas tersebut mudah mengalir dan tertuang seperti pelumas encer dengan tingkat
kekentalan SAE 20W pada temperatur rendah, namun kekentalannya tetap terjaga
seperti tingkat kekentalan SAE 50 pada temperatur operasi mesin yang relatif tinggi.

API (American Petrolium Instute) membuat klasifikasi untuk menunjukkan kinerja


minyak pelumas berdasarkan atas penggunaan dan beban. Motor bensin diberi kode S
(singkatan dari Service atau Spark). Huruf awal tersebut diikuti dengan huruf alphabet
yang dimulai berurutan dengan huruf A untuk spesifikasi minyak pelumas awal (SA).
Tingkat kinerja minyak pelumas mesin bensin terakhir saat ini adalah SL.

API (American Petroleum Instute),ASTM (American Society for Testing and


Materials) dan SAE (Society of Automative Engineers) membentuk sistem klasifikasi
pelumas API sebagai usaha bersama. Sistem klasifikasi itu merupakan metode

14
mengklasifikasikan minyak pelumas menurut sifat-sifat kinerjanya serta berkaitan
dengan jenis tugas yang dimaksud.

Klasifikasi ”S” service station/mesin pengapian busi :

(a).SA spesifikasi kuno (tidak digunakan lagi)

(b).SB digunakan untuk motor bensin dengan tugas ringan (jarang digunakan).

(c).SC digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1964-1967.

(d).SD digunakan untuk mesin kendaraan buatan antara tahun 1968-1790.

(e).SE digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1971 ke atas.

(f).SF digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1980 ke atas.

(g).SG digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1989 ke atas.

(h).SH digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1993 ke atas.

(i).SJ digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1997 ke atas.

(j).SL digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 2001 ke atas.

Minyak pelumas untuk motor diesel diberi kode C (commercial atau compression)
dengan diikuti isecara alphabetis.

(a) CA digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan lagi).

(b) CB digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan lagi).

(c) CC digunakan untuk motor diesel dengan tugas sedang sampai berat.

(d) CD digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat yang dilengkapi dengan
”supercharger” atau ”turbocharger”.

(e) CD-II digunakan untuk motor diesel dua langkah.

(f) CE digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat dengan ”turbo/super charger”
(tidak digunakan lagi).

(g) CF digunakan untuk motor diesel buatan 1994 ke atas.

15
(h) CF-2 digunakan untuk motor diesel dua langkah.

(i) CF-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan tahun
1990 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi.

(j) CG-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan tahun
1994 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi serta beban berat.

(k) CH-4 digunakan untuk motor diesel kecepatan tinggi buatan tahun 1998 ke atas

(l) CI-4 digunakan untuk motor diesel empat tugas berat yang memenuhi standar emisi
gas buang.

2) Standar Pabrik Minyak pelumas selain dicantumkan standar pabriknya, juga


dicantumkan standar SAE dan API. Misalkan minyak pelumas Mesran F-1 dengan SAE

5W-50 adalah minyak pelumas yang dipakai pada waktu musim dingin, ekuivalen
dengan API CC-SE.

3) Peringkat Minyak Pelumas

Minyak pelumas dibedakan menurut peringkatnya menjadi :

(a) Minyak pelumas Peringkat Tunggal (single grade)

Minyak pelumas ini mempunyai karakteristik viskositas tunggal seperti minyak


pelumas dengan SAE 10, SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan sebagainya. Minyak
pelumas ini digunakan untuk peralatan mesin yang rentang temperatur lingkungan
operasinya relatif pendek.

(b) Minyak Pelumas Peringkat Ganda (multi grade)

Minyak pelumas ini mempunyai karakteristik viskositas ganda seperti minyak


pelumas dengan SAE 10W-30, SAE 15W-40, dan sebagainya. Minyak pelumas ini
digunakan untuk mesin dengan rentang suhu operasi lingkungan

16
4)Penggunaan Minyak pelumas

Minyak pelumas dapat dibedakan menurut penggunaannya menjadi :

a. Minyak Pelumas Mesin

Minyak ini digunakan untuk melumasi bagian mesin yang bergerak satu sama lain dalam
mesin itu sendiri

b. Minyak Pelumas Transmisi.

Minyak pelumas ini memiliki viskositas yang cukup tinggi karena menerima beban yang
cukup berat.

c. Minyak Hidrolik Peralatan hidrolik memerlukan minyak pelumas yang tidak stabil,
bersih, tahan korosi dan tidak terlalu kental.

d. Minyak Pelumas Transformer Minyak ini digunakan secara khusus untuk


mendinginkan peralatan mesin.

3. Macam Macam Sistem Pelumas


Sistem pelumasan pada suatu kendaraan mobil dibagi menjadi dua macam,

yaitu:

a. Sistem Pelumasan Kering Sistem ini merupakan sistem pelumasan dengan


penempatan tangki diluar mesin sehingga ruang karter selalu dalam keadaan

17
kering..Pada sistem ini oli mengalir dari bak minyak pelumas yang berada diluar mesin
kemudian mengalir ke bagian-bagian yang perlu dilumasi dengan memanfaatkan pompa.

Gambar 3. Sistem pelumasan kering

b. Sistem Pelumasan Basah

Sistem pelumasan basah merupakan suatu sistem pelumasan yang menggunakan


tangki oli pada bak engkol sehingga ruang bak engkol selalu basah. Proses pelumasan ini
lebih baik dari sistem pelumasan kering, karena di dalam tangki oli selalu basah oleh oli
dan pada bak engkol selalu terkena oli sehingga proses kerja mesin lebih baik. Sistem ini
banyak digunakan pada mobil karena proses pelumasannya sudah cukup baik.

Sistem pelumasan basah dibagi menjadi beberapa macam sistem pelumasan :

1) Sistem Pelumasan Tekan (pressure feed system).

Sistem pelumasan ini digunakan untuk memberikan suplai oli kebagianbagian yang
bergerak. Sistem ini terdiri dari komponen : karter, pompa oli, saringan oli, dan bagian-
bagian luar lainnya yang mensuplai oli kebagian mesin yang bergerak. Sirkuit aliran oli
dimulai dari karter yang selanjutnya dipompa kebagian atas oleh sebuah pompa oli.
Setelah melewati saringan oli, kemudian oli dimasukkan kedalam lubang pada poros
engkol dan blok silinder. Setelah melewati blok silinder dan sudah melakukan fungsi
pelumasannya, oli kembali ke karter oleh beratnya senderi. Untuk mesin Toyota kijang
seri-5k menggunakan

18
2) Sistem Percikan

Sistem ini menggunakan penggerak piston yang mempunyai sebuah sendok untuk
memercikan oli. Tetapi sebelumnya oli ditempatkan pada sebuah cawan yang kemudian
disendok oleh sendok yang terdapat pada batang penggerak piston yang kemudian
melumasi bearing poros engkol dan dipercikan ke dinding silinder kemudian diteruskan
ke poros bubungan. Sistem pelumasan ini jarang dipakai karena pembagian minyak
pelumas yang tidak sama banyaknya.

penjelasan sistem pelumasan dengan menggunakan sistem percik.

19
3) Sistem Kombinasi Tekanan dan Percikan

Sistem ini dengan menggunakan kombinasi antara sistem tekan dan percikan.
Pelumasan pada poros engkol, poros roker arm dilakukan dengan memanfaatkan sistem
pelumasan tekan oleh sebuah pompa oli. Sedangkan untuk dinding silinder dengan
menggunakan sistem percikan. Sistem ini banyak digunakan pada mobil-mobil yang
memilki langkah torak yang panjang.

B. Prinsip Kerja Pelumasan pada Mesin Toyota Kijang Seri-5K

Mesin terdiri dari bagian-bagian logam (metal parts) yang


bergerak seperti poros engkol, batang torak, dan bagian mekanisme
katup. Untuk menghindari terjadinya kontak langsung maka perlu
diberikan sistem pelumasan. Pelumasan pada mesin sangat penting,
karena tanpa pelumasan komponen-komponen mesin akan mengalami
gesekan secara langsung, sehingga menimbulkan panas dan
mengakibatkan kerusakan berupa keausan yang akhirnya umur mesin
dan komponen-komponennya tidak tahan lama.

Tujuan yang ingin diperoleh dalam penulisan laporan proyek akhir


adalah untuk mengetahui fungsi minyak pelumas pada sistem
pelumasan, komponen-komponen pada sistem pelumasan, cara kerja
sistem pelumasan, gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem

20
pelumasan, dan cara mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi pada
sistem pelumasan. Komponen sistem pelumasan pada Toyota Kijang
terdiri dari karter, oil strainer, pompa oli, alat pengatur tekanan oli,
indikator tekanan oli, filter oli, bypass valve, dan alat pengukur
ketinggian oli. Cara kerja sistem pelumasan adalah dengan cara
mensirkulasikan minyak pelumas ke seluruh bagian-bagian mesin yang
membutuhkan pelumasan. Gangguan sistem pelumasan yang terjadi
pada sistem pelumasan adalah tekanan oli rendah, tekanan oli terlalu
tinggi, pemakaian oli boros, oli berubah encer, dan filter oli tersumbat.

Cara mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi adalah dengan


menganalisa kemungkinan kerusakan sehinggga dapat mengatasi
gangguan-gangguan yang terjadi secara efektif. Berdasarkan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa fungsi minyak pelumas adalah
mengurangi terjadinya keausan, sebagai pendingin, membersihkan
kotoran-kotoran, dan meredam getaran. Komponen-komponen sistem
pelumasan Toyota Kijang adalah karter, oil strainer, pompa oli, alat
pengatur tekanan oli, indikator tekanan oli, filter oli, bypass valve, dan
alat pengukur ketinggian oli. Gangguan-gangguan yang terjadi antara
lain tekanan oli rendah, tekanan oli terlalu tinggi, pemakaian oli boros,
oli berubah encer, tidak ada aliran minyak pelumas sama sekali, oli
cepat kotor, dan filter oli tersumbat.

Cara melakukan pemeriksaan dan mengatasi gangguan-gangguan


yang terjadi pada sistem pelumasan adalah dengan menganalisa
kemungkinan kerusakan sehinggga dapat mengatasi gangguan-
gangguan yang terjadi secara efektif. Saran yang disampaikan adalah
lakukan pengecekkan volume minyak pelumas dalam karter, karena

21
jumlah minyak pelumas yang kurang dari batas yang ditentukan akan
mengakibatkan mesin mengalami over heating. Ganti komponen-
komponen sistem pelumasan yang tidak dapat diperbaiki, misalnya oil
filter 10.000 km. Ganti minyak pelumas secara teratur sesuai jangka
waktu yang ditentukan yaitu setiap 5000 km.

C. Komponen Sistem Pelumasan Toyota Kijang Seri-5K

1.Bak Penampung Oli

Bak penampung oli (Oil pan) berfungsi sebagai penampung oli yang terletak dibagian
bawah mesin tepatnya dibawah poros engkol. Baut pembuangan terdapat pada oil pan
yang berfungsi sebagai tempat pembuangan oli saat akan mengganti oli yang lama
dengan yang baru. Pengencangan baut ini memiliki momen pengencangan tersendiri
agar dalam sirkulasi pelumasannya tidak mengalami kebocoran.

2.Pompa Oli

Pompa oli berfungsi dengan mengisap atau mendistribusikan oli pada mesin.kinerja
komponen ini bergantung pada putaran mesin camshaft,crankshaft, atau timing
belt.pompa oli akan menyuplai oli sesuai dengan kebutuhan mesin.

22
3.Filter Oli

Sebagai mana namanya, komponen ini berfungsi untuk memfilter kotoran, sehimgga oli
tidak muudah kotor ketika melumasi komponen mesin.Hal ini dapat membuat komponen
mesin menjadi lebih awet dan tidak mudah aus.

4.Strainer
Komponen ini berfungsi untuk menyempurnakan kerja filter oli. Strainer
akan bekerja dengan menyaring kotoran pada oli meski kotoran
tersebut berukuran satu milimeter. Alhasil oli yangi digunakan pada
sistem pelumasan mobil dapat bekerja dengan baik, karena tidak
terdapat kotoran yang dapat mengganggu kinerja system pelumasan.

5.Pressure Valve

Pressure valve bekerja dengan mengatur tekanan pelumas agar terus


stabil.Komponen ini akan membantu kinerja saluran oli dalam
menyuplai oli ke seluruh komponen mesin mobil. Ketika mesin berputar
tinggi, volume oli yang bergerak dari pompa akan bertambah. Oleh
sebab itu, pengaturan tekanan pelumas dibutuhkan agar tekanan oli ini
tetap stabil.

6.Switch Oli

Switch oli merupakan sensor tekanan oli yang berfungsi sebagai


indikator kinerja dan tekanan. pompa oli, sehingga Anda bisa
mengetahui pasokan oli tersebut sudah cukup atau belum untuk
melumasi komponen mesin.

23
7.Oil Gallery

Komponen ini berfungsi sebagai jalur masuk pelumas menuju blok


mesin, sehingga komponen mesin dapat dilumasi dengan baik. Oil
gallery berbentuk lubang yang terletak pada blok mesin. Lubang ini yang
kemudian akan mengantarkan pelumas pada komponen mesin.

8.Oil Jet

Oil jet terletak di bawah silinder mesin. Komponer ini bertugas untuk
menyemburkan oli atau pelumas pada bagian piston mesin. Selalu
rawat komponen ini secara berkala supaya sistem pelumasan mobil
selalu bekerja dalam keadaan optimal.

9.PCV Valve

Komponen PCV valve merupakan bagian dari saluran mesin yang


berfungsi mengeluarkan gas sisa pembakaran mesin. Bentuk dari
komponen inf berupa saluran ventilasi udara yang terdapat pada ruang
engkol mesin. Kinerja PCV valve ini dapat menjaga kestabilan tekanan
pada mesin.

D. Komponen Sistem Pelumasan Toyota Kijang Seri-5K

Sistem pelumasan memegang peranan yang penting dalam proses kerja mesin,
apabila terjadi kerusakan pada sisitem pelumasan maka kerja mesin akan terganggu.
Dalam proses kerjanya komponen-komponen dalam sistem pelumasan dapat
mengalami gangguan-gangguan atau masalah setelah digunakan dalam waktu yang
lama. Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada sistem pelumasan diantaranya :

24
1.Tekanan Oli Rendah

Pelumas (oli) masuk kedalam komponen-komponen mesin dengan mendapatkan


tekanan oleh sebuah pompa oli. Tekanan pada oli menyebabkan oli dapat masuk
kedalam saringan oli, lalu masuk ke saluran utama kemudian menuju ke kepala silinder,
jurnal poros hubungan, mekanisme katup kemudian minyak pelumas menuju kembali ke
karter. Tekanan minyak pelumas yang diberikan haruslah kuat karena hal ini sangat
menentukan mengalirnya minyak pelumas ke komponen-komponen mesin yang
memerlukan pelumasan. Tekanan oli yang rendah menyebabkan aliran minyak pelumas
tidak seluruhnya dapat melumasi komponen-komponen mesin yang bergerak, akibatnya
komponen-komponen tersebut akan mengalami kerusakan.

Prosedur pemeriksaan penyebab gangguan dan cara mengatasi gangguan tekanan


oli yang rendah adalah sebagai berikut :

25
2.Tekanan Oli Terlalu Tinggi

Tekanan oli terlalu tinggi dapat disebabkan oleh kerusakan pada saluran katup relief.
Hal ini dapat menyebabkan oli yang seharusnya ke katup relief diteruskan ke saringan oli
dan ini dapat menyebabkan kerusakan dan terjadinya penyumbatan pada saringan oli.

Cara mengatasi masalahtekanan oli terlalu tinggi ini adalah dengan mengganti katup
relief.

3.Pemakaian Oli Boros

Kurangnya oli pada suatu mesin dapat disebabkan oleh beberapa kebocoran dari
bagian-bagian mesin yang kurang rapat saat pemasangan. Kemungkinan terjadinya
kebocoran dapat dipariksa pada beberapa komponen-komponen pelumasan
diantaranya :

a. Oli keluar dari kepala dan tutup silinder

Keluarnya oli dari kepala dan tutup silinder dapat disebabkan oleh kurang kencangnya
baut pengikat kepala dan tutup silinder. Keadaan paking yang sudah rusak juga dapat
memungkinkan terjadinya kebocoran oli pada kepala dan tutup silinder. Kebocoran oli
ini dapat diatasi dengan cara mengencangkan baut pengikat dan mengganti paking bila
telah mengalami kerusakan.

b. Kebocoran pada saringan oli

Pemasangan saringan oli harus dilakukan dengan tepat dan kencang. Hal ini
dikarenakan pemasangan yang kurang kencang dan tidak tepat dapat menyebabkan
terjadinya kebocoran pada saringan oli. Kencangkan saringan oli dan gantilah seal oli
yang rusak apabila terjadi kebocoran pada saringan oli.

c. Kebocoran pada baut pembuangan oli

Kebocoran pada baut pembuangan dapat disebabkan oleh kurang kencangnya saat
pemasangan setelah melakukan pembuangan oli. Kencangkan baut sesuai spesifikasi
agar tidak terjadi kebocoran pada baut oli.

26
d. Kebocoran oli ke ruang bakar

Komponen-komponen mesin seperti dinding silinder, torak, dan cincin torak suatu
saat akan mengalami keausan akibat adanya gesekan. Keausan tersebut dapat
menyebabkan oli masuk ke ruang bakar. Hal ini mengakibatkan tenaga mesin yang
dihasilkan menjadi berkurang dan menimbulkan kerak pada torak dan kepala silinder.
Langkah yang diambil dalam mengatasi hal ini adalah dengan mengganti torak, cincin
torak dan dinding silinder.

Berikut adalah ringkasan dalam mengatasi beberapa masalah apabila pemakaian oli
yang terlalu boros.

27
4.Oli Berubah Menjadi Encer

Pada umumnya minyak pelumas setelah mengalami beberapa kali pemakaian maka
akan berubah menjadi encer.Tetapi apabila oli encer dan batang pengukur oli berada
diatas tanda “F” maka pada sistem pelumasan terdapat beberapa kemungkinan
masalah. Penyebab terjadinya hal ini diantaranya :

28
E. Pemeliharaan Sistem Pelumasan

Pemeliharan sistem pelumasan diperlukan agar komponen-komponen sistem


pelumasan tidak cepat mengalami kerusakan. Pemeliharaan sistem pelumasan dapat
dilakukan dengan cara :

1.Pemeriksaan Kualitas Oli

Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa oli dari berubah warna atau sudah encer
sekali. Bila kualitas oli buruk maka gantilah oli sesuai dengan spesifikasi oli.

Beberapa langkah dalam penggantian oli adalah :

a. Hidupkan mesin dan biarkan hingga mencapai suhu kerja normal.

b. Matikan mesin.

c. Lepaskan tutup lubang pengisian oli dan drain plug (pada oil pan). Keluarkan oli.

d. Pasang drain plug kembali dan kencangkan hingga sesuai dengan momen
pengencangan.

29
e.Isilah ruang crankcase dengan oli yang baru melalui lubang pengisian oli. Pengisian oli
dengan melihat standar pengisian oli yaitu :

no Kondisi penggantian kapasitas

1. Oli mesin tanpa oli filter 4 liter

2. Dengan oli filter 4,3 liter

Data diatas menunjukkan bahwa pengisian oli pada mesin Toyota Kijang Seri-5K

30
2.Pemeriksaan Ketinggian Oli

Pemeriksaan ketinggian oli mesin dilakukan dengan memanaskan mesin terlebih dahulu
hingga mencapai suhu normal. Setelah mencapai suhu normal periksalah ketinggian oli
dengan melihat dipstick. Ketinggian oli harus berada antara L dan F pada tangki
pengukur (dipstick) oli. Bila terlalu rendah, periksa dan perhatikan kemungkinan terjadi
kebocoran atau tidak. Tambahkan oli jika tidak terjadi kebocoran oli.

2.Pemeriksaan Saringan Oli

Periksalah saringan oli dari terjadinya penyumbatan. Bersihkan saringan oli atau bila
perlu gantilah saringan oli dengan yang baru bila terjadi penyumbatan.

3.Pemeriksaan Pompa Oli

Pompa minyak pelumas yang rusak dapat dikarenakan oleh adanya endapan kotoran
yang mengumpul pada bagian bawah dari penampung minyak. Cara mengatasinya
adalah dengan memeriksa pompa minyak pelumas dengan membuka oil pan terlebih
dahulu sebelum memeriksa komponen-komponen pada pompa minyak pelumas.

31
2.2 Profil Bengkel

A. PROFIL SEJARAH PERUSAHAAN

Nama Bengkel : BENGKEL JAIS


Nama Pendiri : JAIS HADI
Berdiri Tanggal :-
Diresmikan Tanggal :-
Kantor Pusat Diresmikan :-
Telepon : 083120886633
Kepala Perusahaan : JAIS HADI
Cabang :-

B. STRUKTUR PERUSAHAAN

Pendiri : JAIS HADI

C. DENAH JALAN MENUJU PERUSAHAAN

4 1 2 3

32
KETERANGAN :
1. JEMBATAN GEDANGAN
2. JL. RAYA PANGGUL – DONGKO
3. BENGKEL JAIS
4. SUNGAI GEDANGAN

D. DENAH LOKASI PERUSAHAAN

5
3 4 6
1

33
KETERANGAN :
1. RUMAH BAPAK JAIS
2. TEMPAT SERVICE
3. TOKO SPAREPART
4. TEMPAT PERALATAN BENGKEL
5. WC
6. GUDANG
7. WARUNG KOPI / PEKARANGAN

34
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Kegiatan

Pada bab ini saya akan menjelaskan kegiatan saya di bengkel. Di bengkel
tersebut terdapat lima siswa yang ada di bengkel yaitu SMK ISLAMIYAH
WERU selama 1 bulan setengah. Saya dan teman saya membantu pegawai-
pegawai tersebut dan Alhamdulillah kami pun banyak belajar di bengkel
tersebut.
Itulah kegiatan kami sehari-hari dalam melakukan kegiatan di bengkel jais.

3.2Pembahasan Praktek Kerja


Pada bab ini saya akan membahas mengenai pemecahan masalah yang
berkaitan dengan perumusan masalah. Sebelum membahas sistem pelumasan pada
kendaraan mobil Toyota Kijang Seri-5k.

Nama alat Spesifikasi Jumlah Satuan


Dongkrak General 1buah
Kunci filter oli General 1buah
Kunci pembuka bergigi General 1buah
Sarung tangan General 1buah
Oli mesin mobil General 1 buah
Mangkuk penampung oli General 1buah

Filter oli baru General 1buah

Seperangkat kunci baut General 1buah

Lap General 1 buah

Corong General 1 buah

Penyangga body mobil General 1 buah

35
3.3. Langkah kerja
Berikut langkah langkah atau cara bongkar rem cakram mobil untuk ganti kampas rem:

1. Siapkan kampas rem baru atau brake pads dan kendorkan semua mur
roda yang

mau di bongkar brake pad atau kampas rem nya.

2. Dongkrak mobil bagian depan, di belakang roda yang mau di buka


kampas rem nya

3. Lepas semua mur roda dengan kunci roda, mobil ada yang
menggunakan 4

atau 5 mur roda

4. Buka roda, lepaskan dari hub roda

5.Gunakan kunci 12 atau 14 untuk buka pen caliper bagian bawah dan
buka pegangan slang minyak rem karena terkadang ada tipe mobil
susah buka caliper tanpa buka pegangan slang minyak rem.

6. Tarik Caliper ke atas setelah baut pen caliper terbuka

7. Buka dengan tarik kampas rem keluar ke arah samping dan jangan
lupa cek kondisi pelumasan pen caliper, pen caliper harus dengan
mudah bisa ditarik atau didorong. Jika pen caliper terasa keras saat di
tarik atau di dorong kemungkinan pelumasnya kering. Buka pen caliper
bersihkan dengan kain dan beri pelumasan yang tipis.

Perhatikan posisi plat yang ada di belakang kampas rem, kampas rem
ada yang menggunakan wear limit tertanam pada brake pads tetapi ada
juga yang menggunakan plat di belakang kampas rem untuk indikator
wear limit atau indikator ketebalan kampas rem.

36
8. Setelah kampas rem di buka, biar tidak lupa pindahkan plat yang ada
di kampas rem lama ke kampas rem baru.

9. Dorong piston kaliper ke belakang, hal ini untuk menyesuaikan


dengan ketebalan kampas rem baru, saat mendorong piston jangan
lupa perhatikan minyak rem yang ada di reservoir minyak rem. Karena
minyak rem akan naik ketika piston rem di dorong ke belakan, bertujuan
agar tidak sampai tumpah supaya tidak merusak cat yang ada di bawah
reservoir minyak rem. Alat untuk mendorong piston rem tidak harus
memakai track seperti gambar dibawah.

10. Pasang Brake pad yang baru, langkahnya kebalikan dari saat
melepas pada point no 7 diatas, catatan jika brake pad menggunakan
indikator jadi satu dengan kampas rem, taruh kampas rem dengan
indikator ketebalan ini di bagian dalam. Jika kampas rem tidak terdapat
indikator artinya indikator ketebalan kampas rem ini berupa plat yang di
pasang di belakang kampas rem, bisa di taruh sembarang entah bagian
luar atau bagian dalam.

11. Turunkan caliper atau pasang kaliper dan terakhir adalah memasang
baut pen caliper.

12. Pasang roda dan hidupkan mesin jangan langsung jalankan mobil,
kemudian tekan pedal rem beberapa kali, sampai pedal rem terasa
keras, yang artinya rem sudah bekerja dengan baik. Point ini penting
karena jika mobil langsung di jalankan sebelum pedal rem terasa keras,
kita akan kaget karena rem akan kosong seperti blong.

37
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat penulisl setelah menyelesaikan kegiatan


praktek kerja industri yaitu :
 Praktik kerja lapangan merupakan praktik kerja nyata yang bermanfaat dan
sebagai pengalaman siswa untuk terjun di masyarakat dan di dunia kerja
pada umumnya.
 Penyusun mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan yang selama
di sekolah belum didapatkan

38
DAFTAR PUSAKA

http://kumulanlaporanprakerin.blogspot.com/2018/09laporan-prakerin-perawatan-
dan_16.html?m=1
https://www.qoala.app/id/blog/gaya-hidup/otomotif/cara-pasang-tape-mobil/

39
LAMPIRAN

40

Anda mungkin juga menyukai