DISUSUN OLEH :
NAMA LENGKAP : ILHAM MAULANA
NIS : 21221010
KELAS : XI TKR
Megetahui,
MOH. LUKMAN, SE
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
BENGKEL JAIS
Pemimpin, Pembimbing,
Suheri Aris
IDENTITAS SISWA
RIWAYAT PENDIDIKAN
a. SD/MI/Sederajat : SDN 1 CANGKRING
b. SMP/MTs/Sederajat : SMP ISLAMIYAH WERU
NAMA ORANG TUA
a. AYAH : KADINA
b. IBU : KARNITI
HOBI : MEMANCING
NO. TELEPON : 082117508755
Keberhasilan tidak akan dinikmati tanpa
MOTTO :
usaha dan pengorbanan.
3X4
ILHAM MAULANA
ii
IDENTITAS DUNIA USAHA / DUNIA INDUSTRI
Pimpinan Bengkel
JAIS HADI
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat melaksanakan praktek kerja industri (prakerin) yang
bertempat di bengkel Ridho Jaya Lasselama satu bulan setengah dengan baik dan
juga penulis dapat menyusun laporan ini sebagai kewajiban pelaksanaan praktek
kerja industri.
Pada kesempatan ini saya selaku penulis ingin mengucapkan terima kasih atas
bantuan yang telah di berikan baik moril maupun spiritual kepada :
1. Bapak Moh. Lukman, SE selaku Kepala Sekolah SMK Islamiyah Weru
2. Bapak Mohamad Sodikin, S.Kom, selaku Ketua Prakerin
3. Ibu Rike Andriani, SE, MM selaku Pembimbing Sekolah
4. Bapak JAIS HADI selaku pimpinan bengkel
5. Keluarga Besar BENGKEL JAIS
6. Keluarga Besar SMK Islamiyah Weru
Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
IDENTITAS SISWA...........................................................................................................ii
IDENTITAS DUNIA USAHA / DUNIA INDUSTRI......................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................v
BAB I...................................................................................................................................6
PENDAHULUAN...............................................................................................................6
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................6
1.3. Maksud dan Tujuan..............................................................................................7
1.5. Sistematika Laporan.............................................................................................7
BAB II..................................................................................................................................8
PELAKSANAAN KEGIATAN..........................................................................................8
2.1Landasan Teori............................................................................................................8
2.2 Profil Bengkel............................................................................................................9
BAB III..............................................................................................................................10
PEMBAHASAN................................................................................................................10
3.1 Deskripsi Kegiatan...................................................................................................10
3.2 Pembahasan Praktek Kerja.......................................................................................10
3.3. Teknik Pembuatan kursi las....................................................................................11
BAB IV..............................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................14
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2. Perumusan Masalah
Dari rumusan masalah yang di bahas di atas,penulis mengidentifikasi
masalah dari judul laporan agar lebih terperinci,yaitu :
2 Tujuan
7
BAB II TINJAUAN PUSAKA
Pada bab ini membahas tentang landasan teori dan profile perusahaan
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas mengenai pemasangan head unit android pada
kendaraan mobil avanza
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran hasil praktik Kerja
Industri.
8
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem pelengkap pada suatu kendaraan
dengan tujuan mengatur dan menyalurkan minyak pelumas kebagianbagian mesin yang
bergerak. Minyak Pelumas yang digunakan pada suatu mesin kendaraan mobil adalah oli
mesin. Oli pada suatu kendaraan memiliki beberapa sifat utama yaitu :
a. Sebagai Pelumasan Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam
mesin dengan cara membentuk lapisan oli (oil film). Lapisan ini berfungsi mencegah
kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan dan kehilangan
tenaga yang minim.
Gambar 1 diambil dari New Step 1 Training Manual yang menggambarkan terjadinya
lapisan oli pada suatu persinggungan antara poros dan bearing. Gambar tersebut hanya
dijadikan sebagai contoh tentang fungsi oli sebagai pelumas untuk memperjelas kajian
teoritis.
b. Bersifat Pendingin
9
Pembakaran menimbulkan panas dan komponen mesin akan menjadi panas sekali.
Hal ini akan mengakibatkan keausan yang cepat bila tidak diturunkan temperaturnya.
Untuk melakukan ini oli mesin harus disirkulasi disekeliling komponen-komponen agar
dapat menyerap panas dan mengeluarkannya dari mesin. Peredaran minyak pelumas
(oli) tersebut dengan membawa panas yang bersikulasi kesegala arah sehingga
pendinginan dapat terjadi.
c. Sebagai Perapat
Oli mesin membentuk semacam lapisan antara torak dan silinder. Ini berfungsi sebagai
perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin. Oli mesin menutup
kebocoran yaitu cacat-cacat kecil, lubang berpori-pori sehingga ketidaksempurnaan
pada cincin torak dapat tertutup oleh oli dan tekanan dalam ruang pembakaran dapat
dipertahankan serta tetap berfungsi dengan baik. Sebaliknya apabila ada kebocoran
maka gas campuran yang dikompresikan atau gas pembakaran akan menekan di
sekeliling torak dan masuk ke dalam bak engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga.
d. Sebagai Pembersih Kotoran (lumpur) akan mengendap dalam komponen-komponen
mesin.
Hal ini akan menambah pergerakan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan
membersihkan kotoran yang menempel tersebut untuk mencegah tertimbun di dalam
mesin.
Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal yang bereaksi pada komponen yang
dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak menjadi tajam saat terjadinya
gesekan-gesekan pada bagian-bagian yang bersinggungan.
2. Minyak Pelumas
Mesin bensin adalah salah satu jenis mesin yang menggunakan minyak pelumas
dengan spesifikasi tertentu. Agar diperoleh pelumasan yang baik, maka dibutuhkan
pengetahuan tentang minyak pelumas.
10
Bahan dasar minyak pelumas adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses
pelumasan terutama pada komponen-komponen mesin yang bergerak. Bahan dasar
minyak pelumas dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
Minyak ini diperoleh dari hasil pengolahan bahan tambang dengan cara penyulingan.
Minyak ini memiliki harga relatif murah, bahan-bahannya tidak mengandung racun,
waktu pemakaiannya lama dan tidak merusak sekat.
Minyak ini dibuat dari bahan dasar alami yang berasal dari tumbuhtumbuhan seperti:
kelapa sawit, kopra, jarak dan juga ada yang berasal dari lemak hewan.
Minyak pelumas ini dapat dibuat dari minyak mineral atau alami yang sudah
ditambahkan bahan-bahan kimia. Selain minyak pelumas cair, ada juga minyak pelumas
setengah padat. Bahan pelumas ini disebut gemuk yang berasal dari minyak mineral
yang dipadatkan dengan sabun metalic.
Viskositas adalah sifat yang sangat penting dalam minyak pelumas.Viskositas minyak
pelumas menunjukkan kemampuan dan kemudahan minyak pelumas mengalir.
Tantangan minyak pelumas adalah mengalir dengan mudah pada waktu start serta
memberikan perlindungan yang baik terhadap komponen-komponen mesin yang
bergerak terutama pada temperatur operasi yang relatif tinggi.
11
1. ISO VG yaitu alat dalam centistokes (cSt) pada suhu 40ºC
4. Saybolt, unit ini sering dipakai oleh beragam produsen minyak untuk
(1) SAE 10, keadaanya encer dan digunakan untuk minyak pembersih. SAE 20,
keadaannya encer digunakan untuk mengisi bak kopling.
(2) SAE 30, 40, 50, memiliki kekentalan sedang dan biasnya digunakan untuk mesin-
mesin motor atau mobil.
(3) SAE 70, keadaannya sangat kental dan dipakai untuk bak percepatan.
(4) SAE 90, 140, keadaanya paling kental dan banyak digunakan untuk oli gardan.
Angka SAE dalam penggunaan tiap mesin perlu diperhatikan, karena penggunaan oli
mesin dengan angka SAE yang tidak sesuai dapat mempengaruhi kemampuan kerja dan
usia mesin itu sendiri.
12
perubahan viskositas rendah atau stabil viskositas kecil berarti pengaruh temperatur
terhadap viskositas tinggi.
Titik nyala minyak pelumas adalah suhu dimana uap dipermukaan minyak pelumas itu
mulai dapat terbakar. Titik nyala merupakan temperatur minyak pelumas menguap
bercampur udara dan terbakar.
Titik tuang minyak pelumas merupakan kemampuan minyak pelumas dalam mengisi
celah-celah yang akan dilumasi. Pada keadaan suhu rendah minyak pelumas tidak dapat
mengalir karena pengaruh densitas. Kondisi ini juga mempengaruhi ketebalan lapisan
minyak pelumas.Diharapkan dalam segala keadaan bagian permukaan yang saling
bergesekan dapat terlumasi.
Sifat ini sangat penting uintuk melindungi permukaan pada saat mulai bergerak
yaitu pada saat minyak pelumas belum cukup banyak saat pompa minyak belum bekerja
sebagaimana mestinya.
Titik tuang merupakan temperatur terendah pada saat yang sama minyak tidak
mengalami kesulitan dapat dituang dari kontainer atau wadah.
Nilai karbon pada minyak pelumas menjelaskan jumlah karbon yang terbentuk
pada saat dipanaskan pada suhu tinggi. Semakin banyak jumlah karbon yang terbentuk
13
dari hasil pembakaran, menandakan minyak pelumas tersebut kurang baik. Hal ini
disebabkan banyaknya karbon hasil pembakaran menyebabkan terhambatnya saluran
pelumasan dan dapat berakibat kemacetan pada komponen-komponen yang bergerak.
Minyak pelumas yang baik adalah minyak pelumas yang sedikit terjadinya pembentukan
karbonnya.
c. Klasifikasi Minyak Pelumas Macam dan jenis miyak pelumas dapat digolongkan
berdasarkan:
14
mengklasifikasikan minyak pelumas menurut sifat-sifat kinerjanya serta berkaitan
dengan jenis tugas yang dimaksud.
(b).SB digunakan untuk motor bensin dengan tugas ringan (jarang digunakan).
Minyak pelumas untuk motor diesel diberi kode C (commercial atau compression)
dengan diikuti isecara alphabetis.
(a) CA digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan lagi).
(b) CB digunakan untuk motor diesel dengan tugas ringan (tidak digunakan lagi).
(c) CC digunakan untuk motor diesel dengan tugas sedang sampai berat.
(d) CD digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat yang dilengkapi dengan
”supercharger” atau ”turbocharger”.
(f) CE digunakan untuk motor diesel dengan tugas berat dengan ”turbo/super charger”
(tidak digunakan lagi).
15
(h) CF-2 digunakan untuk motor diesel dua langkah.
(i) CF-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan tahun
1990 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi.
(j) CG-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat buatan tahun
1994 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi serta beban berat.
(k) CH-4 digunakan untuk motor diesel kecepatan tinggi buatan tahun 1998 ke atas
(l) CI-4 digunakan untuk motor diesel empat tugas berat yang memenuhi standar emisi
gas buang.
5W-50 adalah minyak pelumas yang dipakai pada waktu musim dingin, ekuivalen
dengan API CC-SE.
16
4)Penggunaan Minyak pelumas
Minyak ini digunakan untuk melumasi bagian mesin yang bergerak satu sama lain dalam
mesin itu sendiri
Minyak pelumas ini memiliki viskositas yang cukup tinggi karena menerima beban yang
cukup berat.
c. Minyak Hidrolik Peralatan hidrolik memerlukan minyak pelumas yang tidak stabil,
bersih, tahan korosi dan tidak terlalu kental.
yaitu:
17
kering..Pada sistem ini oli mengalir dari bak minyak pelumas yang berada diluar mesin
kemudian mengalir ke bagian-bagian yang perlu dilumasi dengan memanfaatkan pompa.
Sistem pelumasan ini digunakan untuk memberikan suplai oli kebagianbagian yang
bergerak. Sistem ini terdiri dari komponen : karter, pompa oli, saringan oli, dan bagian-
bagian luar lainnya yang mensuplai oli kebagian mesin yang bergerak. Sirkuit aliran oli
dimulai dari karter yang selanjutnya dipompa kebagian atas oleh sebuah pompa oli.
Setelah melewati saringan oli, kemudian oli dimasukkan kedalam lubang pada poros
engkol dan blok silinder. Setelah melewati blok silinder dan sudah melakukan fungsi
pelumasannya, oli kembali ke karter oleh beratnya senderi. Untuk mesin Toyota kijang
seri-5k menggunakan
18
2) Sistem Percikan
Sistem ini menggunakan penggerak piston yang mempunyai sebuah sendok untuk
memercikan oli. Tetapi sebelumnya oli ditempatkan pada sebuah cawan yang kemudian
disendok oleh sendok yang terdapat pada batang penggerak piston yang kemudian
melumasi bearing poros engkol dan dipercikan ke dinding silinder kemudian diteruskan
ke poros bubungan. Sistem pelumasan ini jarang dipakai karena pembagian minyak
pelumas yang tidak sama banyaknya.
19
3) Sistem Kombinasi Tekanan dan Percikan
Sistem ini dengan menggunakan kombinasi antara sistem tekan dan percikan.
Pelumasan pada poros engkol, poros roker arm dilakukan dengan memanfaatkan sistem
pelumasan tekan oleh sebuah pompa oli. Sedangkan untuk dinding silinder dengan
menggunakan sistem percikan. Sistem ini banyak digunakan pada mobil-mobil yang
memilki langkah torak yang panjang.
20
pelumasan, dan cara mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi pada
sistem pelumasan. Komponen sistem pelumasan pada Toyota Kijang
terdiri dari karter, oil strainer, pompa oli, alat pengatur tekanan oli,
indikator tekanan oli, filter oli, bypass valve, dan alat pengukur
ketinggian oli. Cara kerja sistem pelumasan adalah dengan cara
mensirkulasikan minyak pelumas ke seluruh bagian-bagian mesin yang
membutuhkan pelumasan. Gangguan sistem pelumasan yang terjadi
pada sistem pelumasan adalah tekanan oli rendah, tekanan oli terlalu
tinggi, pemakaian oli boros, oli berubah encer, dan filter oli tersumbat.
21
jumlah minyak pelumas yang kurang dari batas yang ditentukan akan
mengakibatkan mesin mengalami over heating. Ganti komponen-
komponen sistem pelumasan yang tidak dapat diperbaiki, misalnya oil
filter 10.000 km. Ganti minyak pelumas secara teratur sesuai jangka
waktu yang ditentukan yaitu setiap 5000 km.
Bak penampung oli (Oil pan) berfungsi sebagai penampung oli yang terletak dibagian
bawah mesin tepatnya dibawah poros engkol. Baut pembuangan terdapat pada oil pan
yang berfungsi sebagai tempat pembuangan oli saat akan mengganti oli yang lama
dengan yang baru. Pengencangan baut ini memiliki momen pengencangan tersendiri
agar dalam sirkulasi pelumasannya tidak mengalami kebocoran.
2.Pompa Oli
Pompa oli berfungsi dengan mengisap atau mendistribusikan oli pada mesin.kinerja
komponen ini bergantung pada putaran mesin camshaft,crankshaft, atau timing
belt.pompa oli akan menyuplai oli sesuai dengan kebutuhan mesin.
22
3.Filter Oli
Sebagai mana namanya, komponen ini berfungsi untuk memfilter kotoran, sehimgga oli
tidak muudah kotor ketika melumasi komponen mesin.Hal ini dapat membuat komponen
mesin menjadi lebih awet dan tidak mudah aus.
4.Strainer
Komponen ini berfungsi untuk menyempurnakan kerja filter oli. Strainer
akan bekerja dengan menyaring kotoran pada oli meski kotoran
tersebut berukuran satu milimeter. Alhasil oli yangi digunakan pada
sistem pelumasan mobil dapat bekerja dengan baik, karena tidak
terdapat kotoran yang dapat mengganggu kinerja system pelumasan.
5.Pressure Valve
6.Switch Oli
23
7.Oil Gallery
8.Oil Jet
Oil jet terletak di bawah silinder mesin. Komponer ini bertugas untuk
menyemburkan oli atau pelumas pada bagian piston mesin. Selalu
rawat komponen ini secara berkala supaya sistem pelumasan mobil
selalu bekerja dalam keadaan optimal.
9.PCV Valve
Sistem pelumasan memegang peranan yang penting dalam proses kerja mesin,
apabila terjadi kerusakan pada sisitem pelumasan maka kerja mesin akan terganggu.
Dalam proses kerjanya komponen-komponen dalam sistem pelumasan dapat
mengalami gangguan-gangguan atau masalah setelah digunakan dalam waktu yang
lama. Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada sistem pelumasan diantaranya :
24
1.Tekanan Oli Rendah
25
2.Tekanan Oli Terlalu Tinggi
Tekanan oli terlalu tinggi dapat disebabkan oleh kerusakan pada saluran katup relief.
Hal ini dapat menyebabkan oli yang seharusnya ke katup relief diteruskan ke saringan oli
dan ini dapat menyebabkan kerusakan dan terjadinya penyumbatan pada saringan oli.
Cara mengatasi masalahtekanan oli terlalu tinggi ini adalah dengan mengganti katup
relief.
Kurangnya oli pada suatu mesin dapat disebabkan oleh beberapa kebocoran dari
bagian-bagian mesin yang kurang rapat saat pemasangan. Kemungkinan terjadinya
kebocoran dapat dipariksa pada beberapa komponen-komponen pelumasan
diantaranya :
Keluarnya oli dari kepala dan tutup silinder dapat disebabkan oleh kurang kencangnya
baut pengikat kepala dan tutup silinder. Keadaan paking yang sudah rusak juga dapat
memungkinkan terjadinya kebocoran oli pada kepala dan tutup silinder. Kebocoran oli
ini dapat diatasi dengan cara mengencangkan baut pengikat dan mengganti paking bila
telah mengalami kerusakan.
Pemasangan saringan oli harus dilakukan dengan tepat dan kencang. Hal ini
dikarenakan pemasangan yang kurang kencang dan tidak tepat dapat menyebabkan
terjadinya kebocoran pada saringan oli. Kencangkan saringan oli dan gantilah seal oli
yang rusak apabila terjadi kebocoran pada saringan oli.
Kebocoran pada baut pembuangan dapat disebabkan oleh kurang kencangnya saat
pemasangan setelah melakukan pembuangan oli. Kencangkan baut sesuai spesifikasi
agar tidak terjadi kebocoran pada baut oli.
26
d. Kebocoran oli ke ruang bakar
Komponen-komponen mesin seperti dinding silinder, torak, dan cincin torak suatu
saat akan mengalami keausan akibat adanya gesekan. Keausan tersebut dapat
menyebabkan oli masuk ke ruang bakar. Hal ini mengakibatkan tenaga mesin yang
dihasilkan menjadi berkurang dan menimbulkan kerak pada torak dan kepala silinder.
Langkah yang diambil dalam mengatasi hal ini adalah dengan mengganti torak, cincin
torak dan dinding silinder.
Berikut adalah ringkasan dalam mengatasi beberapa masalah apabila pemakaian oli
yang terlalu boros.
27
4.Oli Berubah Menjadi Encer
Pada umumnya minyak pelumas setelah mengalami beberapa kali pemakaian maka
akan berubah menjadi encer.Tetapi apabila oli encer dan batang pengukur oli berada
diatas tanda “F” maka pada sistem pelumasan terdapat beberapa kemungkinan
masalah. Penyebab terjadinya hal ini diantaranya :
28
E. Pemeliharaan Sistem Pelumasan
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa oli dari berubah warna atau sudah encer
sekali. Bila kualitas oli buruk maka gantilah oli sesuai dengan spesifikasi oli.
b. Matikan mesin.
c. Lepaskan tutup lubang pengisian oli dan drain plug (pada oil pan). Keluarkan oli.
d. Pasang drain plug kembali dan kencangkan hingga sesuai dengan momen
pengencangan.
29
e.Isilah ruang crankcase dengan oli yang baru melalui lubang pengisian oli. Pengisian oli
dengan melihat standar pengisian oli yaitu :
Data diatas menunjukkan bahwa pengisian oli pada mesin Toyota Kijang Seri-5K
30
2.Pemeriksaan Ketinggian Oli
Pemeriksaan ketinggian oli mesin dilakukan dengan memanaskan mesin terlebih dahulu
hingga mencapai suhu normal. Setelah mencapai suhu normal periksalah ketinggian oli
dengan melihat dipstick. Ketinggian oli harus berada antara L dan F pada tangki
pengukur (dipstick) oli. Bila terlalu rendah, periksa dan perhatikan kemungkinan terjadi
kebocoran atau tidak. Tambahkan oli jika tidak terjadi kebocoran oli.
Periksalah saringan oli dari terjadinya penyumbatan. Bersihkan saringan oli atau bila
perlu gantilah saringan oli dengan yang baru bila terjadi penyumbatan.
Pompa minyak pelumas yang rusak dapat dikarenakan oleh adanya endapan kotoran
yang mengumpul pada bagian bawah dari penampung minyak. Cara mengatasinya
adalah dengan memeriksa pompa minyak pelumas dengan membuka oil pan terlebih
dahulu sebelum memeriksa komponen-komponen pada pompa minyak pelumas.
31
2.2 Profil Bengkel
B. STRUKTUR PERUSAHAAN
4 1 2 3
32
KETERANGAN :
1. JEMBATAN GEDANGAN
2. JL. RAYA PANGGUL – DONGKO
3. BENGKEL JAIS
4. SUNGAI GEDANGAN
5
3 4 6
1
33
KETERANGAN :
1. RUMAH BAPAK JAIS
2. TEMPAT SERVICE
3. TOKO SPAREPART
4. TEMPAT PERALATAN BENGKEL
5. WC
6. GUDANG
7. WARUNG KOPI / PEKARANGAN
34
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini saya akan menjelaskan kegiatan saya di bengkel. Di bengkel
tersebut terdapat lima siswa yang ada di bengkel yaitu SMK ISLAMIYAH
WERU selama 1 bulan setengah. Saya dan teman saya membantu pegawai-
pegawai tersebut dan Alhamdulillah kami pun banyak belajar di bengkel
tersebut.
Itulah kegiatan kami sehari-hari dalam melakukan kegiatan di bengkel jais.
35
3.3. Langkah kerja
Berikut langkah langkah atau cara bongkar rem cakram mobil untuk ganti kampas rem:
1. Siapkan kampas rem baru atau brake pads dan kendorkan semua mur
roda yang
3. Lepas semua mur roda dengan kunci roda, mobil ada yang
menggunakan 4
5.Gunakan kunci 12 atau 14 untuk buka pen caliper bagian bawah dan
buka pegangan slang minyak rem karena terkadang ada tipe mobil
susah buka caliper tanpa buka pegangan slang minyak rem.
7. Buka dengan tarik kampas rem keluar ke arah samping dan jangan
lupa cek kondisi pelumasan pen caliper, pen caliper harus dengan
mudah bisa ditarik atau didorong. Jika pen caliper terasa keras saat di
tarik atau di dorong kemungkinan pelumasnya kering. Buka pen caliper
bersihkan dengan kain dan beri pelumasan yang tipis.
Perhatikan posisi plat yang ada di belakang kampas rem, kampas rem
ada yang menggunakan wear limit tertanam pada brake pads tetapi ada
juga yang menggunakan plat di belakang kampas rem untuk indikator
wear limit atau indikator ketebalan kampas rem.
36
8. Setelah kampas rem di buka, biar tidak lupa pindahkan plat yang ada
di kampas rem lama ke kampas rem baru.
10. Pasang Brake pad yang baru, langkahnya kebalikan dari saat
melepas pada point no 7 diatas, catatan jika brake pad menggunakan
indikator jadi satu dengan kampas rem, taruh kampas rem dengan
indikator ketebalan ini di bagian dalam. Jika kampas rem tidak terdapat
indikator artinya indikator ketebalan kampas rem ini berupa plat yang di
pasang di belakang kampas rem, bisa di taruh sembarang entah bagian
luar atau bagian dalam.
11. Turunkan caliper atau pasang kaliper dan terakhir adalah memasang
baut pen caliper.
12. Pasang roda dan hidupkan mesin jangan langsung jalankan mobil,
kemudian tekan pedal rem beberapa kali, sampai pedal rem terasa
keras, yang artinya rem sudah bekerja dengan baik. Point ini penting
karena jika mobil langsung di jalankan sebelum pedal rem terasa keras,
kita akan kaget karena rem akan kosong seperti blong.
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
38
DAFTAR PUSAKA
http://kumulanlaporanprakerin.blogspot.com/2018/09laporan-prakerin-perawatan-
dan_16.html?m=1
https://www.qoala.app/id/blog/gaya-hidup/otomotif/cara-pasang-tape-mobil/
39
LAMPIRAN
40