Anda di halaman 1dari 3

UAS ETIKA PROFESI HUKUM

Nama : Ni Kadek Evi Saraswati

NIM : 2314101056

Kelas : 1 B

1. Dalam pengertiannya etika adalah sebuah sistem yang mengatur terkait moral yang
nantinya akan menjadi pedoman seseorang atau kelompok bersikap. Dalam matakuliah
etika profesi hukum juga dijelaskan bahwa etika profesi hukum adalah sebuah sistem
yang mengatur terkait perilaku profesi hukum dalam menjalankan tugasnya. Lalu apa
nilai-nilai dasar etika yang terdapat dalam etika profesi hukum. Nilai-nilai tersebut antara
lain integritas, kejujuran dan profesionalisme, nilai integritas dalam profesi hukum
dibentuk dengan menjaga kerahasiaan informasi klien, mematuhi hukum yang ada, dan
menjunjung tinggi prinsip moral dan normatif. Nilai kejujuran memiliki makna bahwa
profesi hukum dalam menjalankan tugasnya harus bertindak jujur dan tulus baik dalam
proses pengadilan, penegakan hukum, maupun pelayanan kepada masyarakat. Dan nilai
profesionalisme, nilai ini memiliki arti bahwa setiap praktisi hukum harus bersikap
profesiona, dimana dalam menjalankan tugasnya seorang profesionalis hukum tidak
boleh memihak kepada salah satu pihak dan memiliki prasangka kepada pihak tertentu
dalam sebuah kasus.

2. Dalam profesi hukum terdapat 5 karakter profesi hukum yang membedakan mereka
dengan profesi lain, antara lain :
a. Thoughfull : kata ini jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia akan berarti
bijaksana, bijaksana merupakan sikap dari seseorang yeng memiliki pola pikir hati-
hati, artinya dalam setiap keputusan diambil dengan cermat atau selalu dengan
penuh pertimbangan, agar keputusan tersebut dapat menjadi keputusan yang
akurat.
b. Knowledge Based : karakter ini mengacu kepada hukum yang berbasis pengetahuan.
Dalam menjalankan tugasnya seorang profesi hukum sangat bergantung pada
pengetahuan, hal ini dikarenakan dalam sebuah kasus yang dihadapinya seorang
peofesi hukum menggunakan sistem identifikasi, menyimpan, memuat profil untuk
dapat memecahkan masalah dari kasus yang sedanng ditanganinya. Melihat hal ini
pengetahuan dalam etika profesi sangat diperlukan untuk mempermudah seorang
praktisi hukum dalam menyiapkan materi untuk kasus-kasus dan memberikan nilai
kepada klien.
c. Kohesiveness : dalam profesi hukum nilai kekompakan akan sangat diperlukan,
mengingat profesi hukum merupakan profesi di bidang sosial yang tentunya akan
sering berinteraksi dan berkolaborasi dengan pihak-pihak lain. Kekompakan dalam
firma hukum dapat menjadi suatu hal penting untuk memastikan bahwa semluruh
anggota dapat berkolaborasi secara efektif dalam memecahkan sebuah kasus.
d. Ethic of conduct : nilai ini mengacu pada prinsip yang memandu perilaku profesional
hukum. Etika perilaku merupakan aspek penting dalam profesi hukum, yang dimana
hal ini sudah dirancang sedemikian rupa agar seorang profesi hukum bertindak
dengan intedritas, kejujuran dan profesionalisme, dalam artian seorang prfesi hukum
dalam menyelesaikan sebuah kasus harus dengan kompeten dan menjaga
kerahasiaan klien serta menghindari konflik dan menjunjung supermasi hukum.
e. Fair reward : nilai ini memiliki makna dalam profesi hukum mendapat penghargaan
atau reward yang adil. Secara keseluruhan, penghargaan yang adil dalam profesi
hukum mencangkup kopensasi finansial dan pengakuan non-moneter, dengan tujuan
mengakui dan memotivasi seorang profesional hukum secara adil.

3. Melihat kasus tersebut, menurut saya tindakan dosen yang melaporkan mahasiswa
tersebut tanpa mengetahui atau menyelidiki kronologis tidak benar. Karena dalam
hukum terdapat asas praduga tak bersalah yang diatur dalam kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP) serta Undang-undang No 48 Tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman, yang dimana asas praduga tak bersalah ini memiliki makna yakni
seorang terdakwa tidak dapat dikatakan sebagai pelaku dan diberi hukuman selama
belum ada keputusan dari peradilan. Dan dalam mengambil keputusan tentunya
peradilan harus menyelidiki terlebih dahulu kronologi dari kasus tersebut, begitu pula
dengan kasus mahasiswa tadi. Seharusnya dosen tersebut menyelidiki terlebih dahulu
kronologi dari permasalahan antara kedua mahasiswa tersebut dan baru mengirim
kedua mahasiswa tersebut ke ruang dekanat.

4. Karakter hakim profesional dalam menjungjung etika profesi antara lain :


a. Independence : karakter ini dalam profesi hakim mengacu pada pengambilan
keputusan dengan tidak adanya paksaan, pengaruh, atau tekanan dari pihak lain,
sehingga memungkinkan hakim untuk mengambil keputusann berdasarkan
pertimbangan profesional mereka dan kepentingan terbaik klien dan masyarakat.
b. Impartiality : nilai ini mengandung makna bahwa seorang hakim dalam mengambil
keputusan tidak boleh berpihak kepada pihak-pihak tertentu dan memperlakukan
semua pihak yang terlibat dalam sebuah kasus dengan adil dan menghindari bentuk
pilih kasih dan prasangka.
c. Integrity : integrasi dalam profesi hakim merupakan sebuah sifat yang mendasar
yang mencangkup kejujuran, prinsip moral yang kuat dan patuh terhadap perilaku,
dan nilai nilai yang baik, serta menjaga prinsip etika dalam semua aspek kehidupan
hakim, hal ini erat kaitannya dengan reputasi hakim dalam membangun
kepercayaan, dan kepatuhan terhadap supermasi hukum.
d. Propriety : nilai kepatuhan dala profesi hakim merujuk kepada ketaatan hakim
terhadap etika profesi, maksudnya seorang hakim harus senantiasa berperilaku
sesuai dengan nilai dan prinsip etika profesi hukum.
e. Equality : nilai kesetaraan merupakan sebuah nilai yang harus dimiliki oleh seorang
hakim, dalam menjalankan tugasnya seorang hakim hendaknya memperlakukan
semua orang setara, tidak pilih kasih dan berprasangka kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam kasus yang sedang ditanganinya.
f. Competence and diligence : kompetensi dan ketekunan juga merupakan nilai
penteng yang harus dimiliki oleh seorang hakim profesional. Hakim yang profesional
diharapkan memberi representasi yang kompeten kepada kilen mereka dan
ketekunan adalah nilai yang mengharuskan para hakim profesional untuk bertindak
dengan ketekunan dan ketepatan waktu dalam mewakili kliennya.

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Standardisasi Advokat. Keharusan


undang-undang ini adalah untuk memastikan bahwa pekerjaan hukum yang dilakukan
oleh advokat mematuhi standar dan etika profesi yang ditetapkan oleh undang-undang.
Standardisasi ini mencakup persyaratan praktik hukum, tata cara penunjukan dan
sertifikasi, pengawasan, dan tindakan terhadap pengacara yang melanggar etika profesi.
Standarisasi profesi advokat juga dapat meningkatkan kualitas layanan hukum yang
diberikan oleh advokat.

6. Dalam menjalankan tugasnya, etika profesi yang harus dimiliki seorang polisi yakni,
pertama seorang polisi hendaknya melakukan atau menjalankan tugasnya seuai visi dan
misi dari lembaga polri serta mematuhi etika profesi, kedua polisi hendaknya
menjunjung tinggi nilai kebangsaan dan kenegaraan sehingga citra dan kehormatan
lembaga polri tetap terjaga, ketiga dalam menjalankan tugasnya seorang polisi
hendaknya menjaga hubungannya dengan masyarakat agar tetap baik dan instansi
kepolisian bisa terukir di hati rakyat, selain itu kepolisisan juga harus membangun dan
menjaga kepercayaan dan harga diri masyarakat terhadap institusi kepolisian.

Anda mungkin juga menyukai