Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aditia Karsa Ginting

NPM : 18400066
Kelas : Reguler VII C Hukum Bisnis / Sore

UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA


Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah : Hukum Kepailitan


Semester : VII C Hukum Bisnis
Hari/Tanggal : Rabu, 1 Desember 2021

Jam : 16.30 – 19.30 WIB


Dosen : Dr.Sufiarina,SH.,Mhum.

1. Hukum acara kepailitan yang berlaku di Pengadilan Niaga adalah hukum acara perdata,
sepanjang tidak ditentukan lain dalam UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU.
Tentukan beberapa kekhususan Hukum Acara kepailitan beserta landasan hukumnya

Jawab : kompetensi atau kewenangan lembaga peradilan dalam memeriksa mengadili dan memutus
perkara ada dua yaitu kompetensi absolut dan kompetensi relatif. Kompentensi absolut adalah
kewenangan lembaga peradilan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang secara mutlak
tidak dapat digantikan oleh lembaga peradilan yang lain baik dalam lingkungan peradilan yang berbeda
maupun lingkungan peradilan yang sama. Sesuai Undang Undang Kekuasaan Kehakiman, ada empat
lingkungan perdailan, yaitu lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer dan lingkungan peradilan tata usaha negara. Pengajuan permohonan pailit sesuai dengan
ketentuan Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 1 angka 7 UU Kepailitan dan PKPU, bahwa permohonan pernyataan
pailit diajukan pada pengadilan niaga. Kewenang absolut pengadilan niaga bukan saja memeriksa
mengadili dan memutus perkara-perkara kepailitan melainkan juga mengenai perkara-perkara lain yang
ditentukan di dalam Undang Undang, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 300 (ayat 1) UU Kerpailitan
dan PKPU. yang menentukan Pengadilan sebagaimana dimaksudkan dalam undang undang ini selain
memeriksa dan memutus permohonan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran utang, berwenang
pula memeriksa dan memutus perkara lain di bidang perniagaan yang penentapannya dilakukan dengan
undang undang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengadilan niaga adalah pengadilan khusus
yang mempunyai kewenagan untuk memeriksa mengadili dan memutus perkara kepailitan dan PKPU
serta sengketa lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pangadilan niaga adalah merupakan
pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan umum. Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 5
Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menentukan, yang dimaksud
dengan pengadilan khusus adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa, mengadili
dan memutus perkara tertentu yang hanya dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan peradilan yang
berada dibawah Mahkamah Agung yang diatur dengan undang undang. Dari ketentuan tersebut yang
menjadi unsur-unsur pengadilan khusus adalah: 1. Pengadilan yang berwenang untuk memeriksa,
mengadili dan memutus perkara tertentu; (hanya perkara tertentu); 2. Dibentuk dalam salah satu
lingkungan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung; 3. Pembentukannya diatur dengan
undang-undang;

2..Bagi kreditor separatis sesungguhnya kepailitan debitor tidaklah berpengaruh pada pemenuhan
piutangnya. Jelaskan maksud kepailitan debitor tak berpengaruh bagi pemenuhan piutang
kreditor separatis?

Jawab : Kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas
kebendaan lainnya atau kreditor dengan jaminan, disebut kreditor separatis, karena, berdasarkan pasal 55
ayat 1 UU No. 37/2004,[6] kreditor tersebut berwenang untuk mengeksekusi haknya seolah-olah tidak
terjadi kepailitan. Separatis di sini berarti terpisahnya hak eksekusi atas benda-benda yang dijaminkan
dari harta yang dimiliki debitor yang dipailitkan. Dengan begitu, kreditor separatis mendapatkan posisi
paling utama dalam proses kepailitan, sehubungan dengan hak atas kebendaan yang dijaminkan untuk
piutangnya. Sepanjang nilai piutang yang diberikan oleh kreditor separatis tidak jauh melampaui nilai
benda yang dijaminkan dan kreditor berkuasa atas benda itu, maka proses kepailitan tidak akan banyak
berpengaruh pada pemenuhan pembayaran piutang kreditor tersebut. Apalagi, kalau pembayaran cicilan
utang secara berkala juga telah dipenuhi oleh debitor.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan paritas creditorum, dasar hukumnya serta berikan
contohnya?

Jawab : paritas creditoriummengandung makna bahwa semua kekayaan debitor baik yang berupa
barang bergerak ataupun barang tidak bergerak maupun harta yang sekarang telah dipunyai debitor
dan barang-barang di kemudian hari akan dimiliki debitor terikatkepada penyelesaian kewajiban debitor

Dalam hal debitor mempunyai banyak kreditor dan harta kekayaan debitor tidak cukup untuk
membayar lunas semua kreditor, maka para kreditor akan berlomba dengan segala cara baik
secarahalal maupun tidak halal untuk mendapatkan pelunasan tagihannya terlebih dahulu.

Contoh nya seperti Para Buruh dengan Pihak Perusahaan

Penormaan mengenai prinsip paritas creditoriumdalam UUK terdapat pada pasal 1 ayat (1), pasal 2
ayat (1) dan pasal 21. Pasal 1 ayat (1) UUK menyatakan bahwa kepailitan adalah sita umum atas
semua kekayaandebitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator dibawah
pengawasan hakim pengawas. Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa debitor yang mempunyai dua
atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh

waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan baik dengan

permohonannya maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya. Sedangkan


pasal 21 UUK menyatakan bahwa kepailitan meliputi seluruh kekayaan debitor

pada saat putusan pernyataan pailit diucapkan serta segala sesuatu yang diperoleh

selama kepailitan. Pasal-pasal tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari pasal 1131 dan pasal
1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer)yang menentukan bahwa harta

kekayaan debitor menjadi jaminan untuk pelunasan utang-utangnya kepada para segenap kreditornya.

4. Apakah yang dimaksudkan Pengadilan Niaga sebagai pengadilan khusus, dan tuliskan
keberadaan Pengadilan Niaga serta wilayah hukumnya.

Jawab : pengadilan niaga adalah pengadilan khusus yang mempunyai kewenagan untuk memeriksa
mengadili dan memutus perkara kepailitan dan PKPU serta sengketa lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pangadilan niaga adalah merupakan pengadilan khusus yang berada dalam
lingkungan peradilan umum. Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman menentukan, yang dimaksud dengan pengadilan khusus adalah pengadilan
yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tertentu yang hanya
dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung yang
diatur dengan undang undang. Dari ketentuan tersebut yang menjadi unsur-unsur pengadilan khusus
adalah: 1. Pengadilan yang berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tertentu; (hanya
perkara tertentu); 2. Dibentuk dalam salah satu lingkungan peradilan yang berada dibawah Mahkamah
Agung; 3. Pembentukannya diatur dengan undang-undang;

 Pengadilan niaga memiliki tempat kedudukan terbatas di Indonesia. Hanya ditemukan pada
kota-kota besar, seperti Medan, Jakarta, Makassar, Semarang, dan Surabaya. Setiap pengadilan
niaga memiliki wilayah regional. Contohnya pengadilan niaga Jakarta menangani wilayah
regional Sumatera Utara, Aceh, Jambi, Sumatera Barat, dan Riau.
 Berdasarkan berbagai peraturan perundang-undangan, kewenangan pengadilan niaga memutus
perkara-perkara dalam sengketa:
- Kepailitan dan PKPU, termasuk hal-hal yang berhubungan, kasus-kasus actio pauliana, dan
prosedur renvoi tanpa melihat pembuktiannya sederhana ataupun tidak
- Hak kekayaan intelektual, meliputi sengketa
o Desain Industri
o Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
o Hak Cipta
o Paten
o Merek
 Lembaga Penjamin Simpanan, meliputi :
o Sengketa dalam proses likuidasi
o Tuntutan atas pembatalan semua perbuatan hukum yang dilakukan oleh bank
mengakibatkan berkurangnya aset dan/atau bertambahnya kewajiban bank yang
dilakukan selama jangka waktu 1 tahun sebelum dicabutnya izin usaha.

5. saudara jelaskan urutan peringkat kreditor dalam hal kepailitan berdasarkan dasar hukumnya?

Jawab : Pasal 2 ayat (1) UU 37/2004 berbunyi:

Yang dimaksud dengan "Kreditor" dalam ayat ini adalah baik kreditor konkuren, kreditor separatis
maupun kreditor preferen. Khusus mengenai kreditor separatis dan kreditor preferen, mereka dapat
mengajukan permohonan pernyataan pailit tanpa kehilangan hak agunan atas kebendaan yang mereka
miliki terhadap harta Debitor dan haknya untuk didahulukan.
Bilamana terdapat sindikasi kreditor maka masing-masing Kreditor adalah Kreditor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 angka 2.
Yang dimaksud dengan "utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih" adalah kewajiban untuk
membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu
penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi atau denda oleh instansi yang
berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter, atau majelis arbitrase.

1. Upah pokok pekerja/buruh yang belum dibayarkan;


2. Pajak negara;
3. Kreditur separatis/pemegang hak jaminan kebendaan;
4. Hak-hak pekerja/buruh yang lainnya seperti pemberian uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja, dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana tercantum dalam Pasal
156 ayat (1) UU Ketenagakerjaan.

6. Jelaskan persyaratan yg harus dilengkapi oleh suatu perseroan jika bermaksud mengajukan
pailit untuk dirinya selaku debitor beserta landasan hukumnya!

Jawab :

Menurut Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 8 Ayat (4) UU Kepailitan No 37 Tahun 2004 ada dua syarat :

1. ada dua atau lebih kreditor. Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian
atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan “Kreditor” di sini mencakup baik
kreditor konkuren, kreditor separatis maupun kreditor preferen;
2. ada utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Artinya adalah kewajiban untuk membayar
utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu
penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi atau denda oleh instansi yang
berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter, atau majelis arbitrase; dan
3. kedua hal tersebut (adanya dua atau lebih kreditor dan adanya utang yang telah jatuh tempo dan
dapat ditagih) dapat dibuktikan secara sederhana.

Anda mungkin juga menyukai